Anda di halaman 1dari 6

TEMU ILMIAH IPLBI 2013

Tipologi Bentuk Jendela pada Rumah Tradisional Bugis di


Taman Miniatur Sulawesi Selatan, Benteng Somba Opu
Makassar
Dahniar(1), Andi Asmulyani(2)
(1)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
(2)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Abstrak

Penelitian ini mengidentifikasi ragam tipologi bentuk jendela yang digunakan pada rumah-rumah
tradisional suku Bugis yang berada dalam Kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan di Benteng
Somba Opu. Objek yang dikaji adalah sembilan rumah adat tradisional dari etnis Bugis, meliputi
rumah tradisional Bugis, Luwu, Sidrap, Barru, Bone, Pare-Pare, Wajo dan dua rumah tradisional
Soppeng. Tipologi bentuk jendela pada rumah tradisional Bugis di Kompleks Miniatur Sulawesi
Selatan di Benteng Somba Opu Makassar ada lima tipe, yaitu jendela papan, jendela panil, jendela
kombinasi panil dan jalusi/kisi-kisi/krepyak, jendela permanen dengan terali, dan jendela awning
kombinasi kayu dan kaca. Variasi tipologi dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk dasar, bahan,
ukuran, ventilasi dan ornamen. Pada umumnya masih menggunakan bahan dan bentuk tradisional
Bugis, kecuali pada rumah tradisional Wajo yang telah dipengaruhi oleh material modern kaca.

Kata-kunci : Bugis, jendela, tipologi, tradisional

Pengantar budaya suatu etnis di daerah tertentu.


Indonesia dikenal sebagai kepulauan Nusantara
Sejarah arsitektur berkaitan dengan sejarah yang terdiri dari ribuan pulau dan kurang lebih
jendela dan sinar matahari melalui bukaan, 500 kelompok etnis yang memiliki keragaman
memasukkan cahaya dan udara, panas dan budaya dan karakteristik yang khas. Salah satu
hujan. Jendela merupakan bukaan pada sebuah kelompok etnis di Indonesia, yaitu suku Bugis
dinding di sebuah bangunan yang memasukkan dengan wilayah asal Sulawesi Selatan.
cahaya dan udara ke dalam ruang dalam (inte-
rior). Jendela berkembang seiring zaman dan di Dalam wikipedia Indonesia (http://id.wikipedia.
semua daerah, tetapi tujuan utamanya untuk org diakses tanggal 1 September 2013), suku
memasukkan sinar matahari menjadi aturan Bugis tergolong ke dalam suku-suku Melayu
yang utama. Bukaan jendela merupakan elemen Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelom-
yang dapat memodifikasi iklim luar ke dalam bang migrasi pertamadari daratan Asia tepatnya
interior (Philips dan Gardner, 2004). Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata “To Ugi”,
yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi"
Ada banyak tipe dan ukuran jendela, pilihan merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang
mempengaruhi tidak hanya penampilan fisik terdapat di Pamma-na, Kabupaten Wajo saat ini,
bangunan, tetapi juga pencahayaan alami, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattum-
ventilasi, potensi pemandangan dari ruang pugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk
interior bangunan (Ching dan Adams, 2001). pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya
sebagai “To Ugi” atau orang-orang atau
Penggunaan jendela juga terjadi pada rumah pengikut dari La Sattumpugi.
tradisional yang merupakan bentuk kekayaan

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | F - 7


Tipologi Bentuk Jendela pada Rumah Tradisional Bugis di Taman Miniatur Sulawesi Selatan, Benteng Somba Opu Makassar

Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Sulawesi Barat, yaitu Makassar, Bugis, Toraja,
Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, dan Mandar. Terdiri dari 23 rumah yang
Sidrap, Pinrang dan Barru. Daerah peralihan dibangun oleh setiap pemerintah daerah dan
antara Bugis dengan Makassar di Kabupaten empat rumah yang dibangun oleh pemerintah
Bulukumba, Sinjai, Maros dan Pangkep. Daerah provinsi.
peralihan Bugis dengan Mandar pada Kabu-
paten Polmas dan Pinrang. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi
ragam tipologi bentuk jendela yang digunakan
Di dalam masyarakat Bugis, jendela (tellongeng) pada rumah-rumah tradisional suku Bugis yang
mempunyai fungsi untuk memasukkan cahaya berada dalam Kompleks Miniatur Budaya Sula-
dan udara ke dalam rumah tradisional. Fungsi wesi Selatan di Benteng Somba Opu.
jendela dalam rumah tradisional Bugis tertulis
dalam lontara’ Galigo episode Sawerigading Metode
meminang We Cudai, yang menceritakan Istana
Latanete yang mempunyai cukup banyak Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
jendela sebagai sirkulasi efektif bagi cahaya dan dengan cara menguraikan dan menjelaskan
udara (Fauziah, 1998). perihal atau fenomena berdasarkan data obser-
vasi lapangan. Objek yang dikaji adalah sembi-
Jendela (tellongeng) pada rumah tradisional lan rumah adat tradisional dari etnis Bugis yang
Bugis berupa bukaan pada dinding untuk berada dalam Kompleks Miniatur Budaya Sula-
melihat ke luar rumah dan ventilasi udara ke wesi Selatan di Benteng Somba Opu, meliputi
dalam ruangan. Perletakannya pada dinding di rumah tradisional Bugis, Luwu, Sidrap, Barru,
antara dua tiang. Jendela menunjukkan strata Bone, Pare-Pare, Wajo dan dua rumah tradisi-
sosial pemilik rumah, dimana jumlah jendela onal Soppeng.
tiga buah menunjukkan rakyat biasa sedangkan
jumlah jendela tujuh buah menunjukkan bang- Metode analisis data yang digunakan untuk
sawan. Pada jendela biasanya terdapat hiasan mengungkap temuan penelitian berupa analisis
berupa ukiran atau terali dari kayu dengan data kualitatif yang dilakukan saling menjalin
jumlah bilangan ganjil. Jumlah terali 3-5 buah dengan proses pengumpulan data untuk meng-
untuk rakyat biasa sedangkan 7-9 buah untuk identifikasi ragam tipologi bentuk jendela yang
rumah bangsawan (Abidin, 1969). digunakan pada rumah-rumah tradisional suku
Bugis dalam Kompleks Miniatur Budaya Sulawesi
Selatan di Benteng Somba Opu.

Gambar 1. Bentuk dan penempatan jendela pada


rumah tradisional Bugis (Sumber : Data survei, 2013)

Aplikasi penggunaan jendela pada rumah tradi-


sional Bugis dapat kita lihat pada rumah-rumah
adat tradisional yang berada pada Kompleks
Miniatur Budaya Sulawesi Selatan di Benteng Gambar 2. Letak objek penelitian rumah tradisional
Bugis dalam Kompleks Miniatur Budaya Sulawesi
Somba Opu. Kompleks miniatur ini memiliki Selatan di Benteng Somba Opu
koleksi 27 bangunan rumah tradisional yang (Sumber: Data survei, 2013)
mewakili empat etnis di Sulawesi Selatan dan

F - 8 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013


Dahniar dan Andi Asmulyani
Analisis dan Interpretasi Berdasarkan bentuk dasarnya, tujuh rumah
tradisional Bugis (Luwu, Soppeng, Bone, Pare-
Pada umumnya, letaknya jendela pada rumah Pare, Barru dan Sidrap) berbentuk segiempat
tradisional Bugis di Kompleks Miniatur Budaya atau persegipanjang sedangkan dua rumah
Sulawesi Selatan di Benteng Somba Opu terletak lainnya (Bugis dan Wajo) memadukan bentuk
diantara dua kolom pada dinding depan, sam- segiempat dan lengkung setengah lingkaran.
ping kiri, samping kanan dan belakang. Jumlah
Bahan berasal dari kayu, kecuali rumah Wajo
jendela bervariasi, ada yang ganjil, meliputi 7
yang sudah memadukan penggunaan kayu dan
buah (Wajo), 13 buah (Bone dan Sidrap), 15
kaca serta Bola Soba Soppeng yang memadukan
buah (Bola Soba Soppeng) dan ada yang genap,
kayu dengan bambu pada teralinya. Ada lima
meliputi 10 buah (Soppeng dan Barru), 12 buah
tipe jendela yang digunakan, yaitu tipe jendela
(Luwu), 18 buah (Bugis), 20 buah (Pare-Pare).
papan (rumah Sidrap), jendela panil (rumah
Barru dan Pare-Pare), jendela kombinasi panil
dan jalusi/kisi-kisi/krepyak (rumah Luwu, Bone
dan Soppeng), jendela kombinasi kayu dan kaca
(Wajo) serta jendela tanpa daun dan hanya
berupa terali kayu (rumah Bugis dan Bola Soba
Soppeng).
Jika dilihat dari jenis bukaannya, ada tiga tipe
jendela yang digunakan yaitu jendela permanen
dengan terali kayu (rumah Bugis, Bola Soba
Soppeng dan Pare-Pare), jendela ayun dengan
dua buah daun jendela (rumah Luwu, Bone,
Soppeng, Pare-Pare, Barru dan Sidrap) dan
jendela awning dengan tiga buah daun jendela
(rumah Wajo).

Gambar 4. Jendela ayun dari papan dipasang vertical


dan miring 45o pada rumah Sidrap
(Sumber : Data survei, 2013)

Gambar 3. Objek penelitian rumah tradisional Bugis


dalam Kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan di
Benteng Somba Opu (Sumber : Data survei, 2013)

Gambar 5. Jendela ayun dari panil pada rumah Barru


dan Pare-Pare (Sumber : Data survei, 2013)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | F - 9


Tipologi Bentuk Jendela pada Rumah Tradisional Bugis di Taman Miniatur Sulawesi Selatan, Benteng Somba Opu Makassar

Bentuk dan besar jendela sama pada tiap


rumah, kecuali pada rumah Bugis dan Bola Soba
Soppeng. Pada rumah Bugis terdapat lima jenis
jendela, yaitu jendela persegipanjang (3 buah
pada bagian depan dan 2 buah di belakang),
jendela persegipanjang dengan model sama
dengan bagian depan tetapi lebih lebar dan
mempunyai dua lengkungan di atas (1 buah di
kamar belakang), jendela persegipanjang de-
ngan model sama dengan bagian depan tetapi
lebih pendek ukuran tingginya (5 buah di sam-
ping kiri), jendela segiempat (4 buah di samping
kanan dan belakang) dan jendela kombinasi
persegipanjang dan lengkung pada sisi kiri dan
kanan (1 buah di samping kanan dan 2 buah di
belakang).

Gambar 6. Jendela ayun kombinasi panil dan


jalusi/kisi-kisi/krepyak pada rumah Luwu, Bone dan
Soppeng (Sumber : Data survei, 2013)

Gambar 7. Jendela awning kombinasi kayu dan kaca


pada rumah Wajo (Sumber : Data survei, 2013)

Gambar 8. Jendela permanen dengan terali vertikal


pada rumah Bugis dan Bola Soba Soppeng (Sumber : Gambar 9. Lima tipe jendela pada rumah Bugis
Data survei, 2013) (Sumber : Data survei, 2013)

F - 10 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013


Dahniar dan Andi Asmulyani
Sedangkan pada Bola Soba Soppeng terdapat
dua jenis jendela, yaitu tipe jendela segiempat
(di depan, samping kanan dan belakang) dan
jendela persegi panjang (di samping kiri bela-
kang).

Gambar 10. Dua tipe jendela pada Bola Soba


Soppeng (Sumber : Data survei, 2013) Gambar 11. Ventilasi tambahan pada rumah Barru,
Soppeng dan Pare-Pare (Sumber : Data survei, 2013)
Keberadaan ventilasi yang biasanya menyatu
pada jendela juga terdapat pada kebanyakan Pada rumah adat Barru terdapat pula ornamen
rumah tersebut. Ventilasi rumah Bugis bunga parengreng berwarna emas di bawah dan
berbentuk setengah lingkaran yang terdapat atas jendela. Arti bunga parengreng yaitu
pada jendela di depan, samping kiri dan bunga yang menarik. Bunga ini hidupnya men-
belakang. Jendela rumah Soppeng berbentuk jalar berupa sulur-sulur yang tidak ada putus-
kotak-kotak kecil, jendela rumah Pare-Pare putusnya, bentuknya menjalar kemana-mana
berupa 7 buah terali horizontal dan jendela tidak ada putusnya. Artinya rezeki yang tidak
rumah Wajo berupa kotak miring 45 derajat putus-putusnya seperti menjalarnya bunga
yang penempatannya juga berada memanjang parengreng.
pada dinding yang tidak ada jendelanya. Jendela
rumah Sidrap dan Barru berupa 5 buah jalusi
datar horizontal. Pada rumah Bola Soba
Soppeng dan Barru terdapat pula tambahan
ventilasi terali vertikal yang dipasang meman-
jang pada bagian dapur (dapureng). Pada
rumah Pare-Pare terdapat tambahan 1 buah
bukaan dengan terali kayu (1 buah) pada bagian
dapur (dapureng).

Untuk ornamen, hampir semua jendela meng-


gunakan ornamen berupa terali yang dipasang
vertical dengan tinggi 40-55 cm pada bagian
bawah kusen jendela dan berjumlah tujuh buah
yang menandakan pemilik rumah adalah bang- Gambar 12. Ornamen bunga parengreng pada
rumah Barru (Sumber : Data survei, 2013)
sawan. Pada rumah Bugis dan Bola Soba Sop-
peng, terali dipasang vertical setinggi kusen Kesimpulan
jendela. Untuk rumah Bugis jumlah terali hanya
3-4 buah sedangkan Bola Soba Soppeng ber- Tipologi bentuk jendela pada rumah tradisional
jumlah 8 buah (jendela segiempat) dan 11 buah Bugis di Kompleks Miniatur Sulawesi Selatan di
(jendela persegipanjang) hanya rumah adat Benteng Somba Opu Makassar ada lima tipe,
Wajo yang tidak menggunakan ornamen terali. yaitu jendela papan, jendela panil, jendela
kombinasi panil dan jalusi/kisi-kisi/krepyak,
jendela permanen dengan terali, dan jendela
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | F - 11
Tipologi Bentuk Jendela pada Rumah Tradisional Bugis di Taman Miniatur Sulawesi Selatan, Benteng Somba Opu Makassar

awning kombinasi kayu dan kaca. Variasi tipolo-


gi dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk dasar,
bahan, ukuran, ventilasi dan ornamen. Pada
umumnya masih menggunakan bahan dan ben-
tuk tradisional, kecuali pada rumah Wajo yang
telah dipengaruhi oleh material modern berupa
kaca.

Daftar Pustaka

Abidin, Z. (1969). Filasafat Hidup Sulapa Appaka


Orang-Orang Bugis Makassar (Pandangan Hidup
Segi Empat). Bingkisan Budaya Sulawesi Selatan
Nomor 12 Tahun II. Agustus. Ujung Pandang :
Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan dan
Tenggara
Bubun, M.P dan Manstar, B. (1990). Ungkapan Bentuk
dan Struktur Rumah Tradisional Bugis Makassar
pada Beberapa Bangunan Fungsional di Ujung
Pandang. Ujung Pandang : Jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Ching, F.K dan Adams, C (2001). Ilustrasi Konstruksi
Bangunan. Jakarta : Erlangga
Fauziah (1998). Pengungkapan Nilai Budaya Naskah
Kuno Bugis Episode Sawerigading meminang We
Cudai di Latanete Cina. Ujung Pandang : Balai Kaian
Sejarah dan Nilai Tradisional Ujung Pandang
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Philips, D dan Gardner, C. (2004). Daylighting –
Natural Light in Architecture. Oxford : Architectural
Press
Sutomo, S.T, dkk. (1982). Seminar Pengembangan
Rumah Tradisional Bugis-Makassar. Pekan Arsitektur
1982. Ujung Pandang : Universitas Hasanuddin
Soeroto, M. (2002). Dari Arsitektur Tradisional Menuju
Arsitektur Indonesia. Jakarta : Graha Indonesia

F - 12 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Anda mungkin juga menyukai