Abstrak
Penelitian ini mengidentifikasi ragam tipologi bentuk jendela yang digunakan pada rumah-rumah
tradisional suku Bugis yang berada dalam Kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan di Benteng
Somba Opu. Objek yang dikaji adalah sembilan rumah adat tradisional dari etnis Bugis, meliputi
rumah tradisional Bugis, Luwu, Sidrap, Barru, Bone, Pare-Pare, Wajo dan dua rumah tradisional
Soppeng. Tipologi bentuk jendela pada rumah tradisional Bugis di Kompleks Miniatur Sulawesi
Selatan di Benteng Somba Opu Makassar ada lima tipe, yaitu jendela papan, jendela panil, jendela
kombinasi panil dan jalusi/kisi-kisi/krepyak, jendela permanen dengan terali, dan jendela awning
kombinasi kayu dan kaca. Variasi tipologi dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk dasar, bahan,
ukuran, ventilasi dan ornamen. Pada umumnya masih menggunakan bahan dan bentuk tradisional
Bugis, kecuali pada rumah tradisional Wajo yang telah dipengaruhi oleh material modern kaca.
Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Sulawesi Barat, yaitu Makassar, Bugis, Toraja,
Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, dan Mandar. Terdiri dari 23 rumah yang
Sidrap, Pinrang dan Barru. Daerah peralihan dibangun oleh setiap pemerintah daerah dan
antara Bugis dengan Makassar di Kabupaten empat rumah yang dibangun oleh pemerintah
Bulukumba, Sinjai, Maros dan Pangkep. Daerah provinsi.
peralihan Bugis dengan Mandar pada Kabu-
paten Polmas dan Pinrang. Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi
ragam tipologi bentuk jendela yang digunakan
Di dalam masyarakat Bugis, jendela (tellongeng) pada rumah-rumah tradisional suku Bugis yang
mempunyai fungsi untuk memasukkan cahaya berada dalam Kompleks Miniatur Budaya Sula-
dan udara ke dalam rumah tradisional. Fungsi wesi Selatan di Benteng Somba Opu.
jendela dalam rumah tradisional Bugis tertulis
dalam lontara’ Galigo episode Sawerigading Metode
meminang We Cudai, yang menceritakan Istana
Latanete yang mempunyai cukup banyak Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
jendela sebagai sirkulasi efektif bagi cahaya dan dengan cara menguraikan dan menjelaskan
udara (Fauziah, 1998). perihal atau fenomena berdasarkan data obser-
vasi lapangan. Objek yang dikaji adalah sembi-
Jendela (tellongeng) pada rumah tradisional lan rumah adat tradisional dari etnis Bugis yang
Bugis berupa bukaan pada dinding untuk berada dalam Kompleks Miniatur Budaya Sula-
melihat ke luar rumah dan ventilasi udara ke wesi Selatan di Benteng Somba Opu, meliputi
dalam ruangan. Perletakannya pada dinding di rumah tradisional Bugis, Luwu, Sidrap, Barru,
antara dua tiang. Jendela menunjukkan strata Bone, Pare-Pare, Wajo dan dua rumah tradisi-
sosial pemilik rumah, dimana jumlah jendela onal Soppeng.
tiga buah menunjukkan rakyat biasa sedangkan
jumlah jendela tujuh buah menunjukkan bang- Metode analisis data yang digunakan untuk
sawan. Pada jendela biasanya terdapat hiasan mengungkap temuan penelitian berupa analisis
berupa ukiran atau terali dari kayu dengan data kualitatif yang dilakukan saling menjalin
jumlah bilangan ganjil. Jumlah terali 3-5 buah dengan proses pengumpulan data untuk meng-
untuk rakyat biasa sedangkan 7-9 buah untuk identifikasi ragam tipologi bentuk jendela yang
rumah bangsawan (Abidin, 1969). digunakan pada rumah-rumah tradisional suku
Bugis dalam Kompleks Miniatur Budaya Sulawesi
Selatan di Benteng Somba Opu.
Daftar Pustaka