Anda di halaman 1dari 73

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 21%

Date: Wednesday, August 10, 2022


Statistics: 4871 words Plagiarized / 22966 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Tri Astuti 130200760 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Anemia merupakan


adalah kadar hemoglobin atau Hb dalam sel darah kurang dari jumlah normal atau
sedang mengalami penurunan jumlah zat besi (Fe). 1 Fe adalah mikroelemen penting
untuk tubuh. Fungsi dari unsur Fe yaitu sebagai hemopoboesis pembentukan
hemoglobin dalam darah. 1 Anemia dapat disebabkan karena banyak faktor misalnya
kekurangan asupan gizi, penyakit infeksi seperti malaria, mengalami perdarahan saat
melahirkan, kebutuhan tubuh semakin meningkat apabila menderita komplikasi, dan
kehilangan darah akibat pengeluaran darah karena menstruasi ataupun infeksi terhadap
bakteri jamur maupun virus. 1 Karena masyarakat indonesia kurang mengkonsumsi
sayur dan buah seuai dengan anjuran.1

Orang yang mengidap penyakit anemia ini jika tidak disembuhkan maka akan
mengalami komplikasi organ tubuh seperti kelainan pada organ pencernaan penyakit
sistemik seperti pernafasan dan juga jantung. Terganggunya sistem pernafasan yaitu
permasalahan pada paru-paru. Biasanya mengakibatkan hipertensi pada paru-paru,
asma, sesak nafas dan sebgainya. Selain masalah paru-paru, anemia sangat berpengaruh
terhadap bayi yang dilahirkan menjadi BBLR dan kematian pasca bersalin akibat
perdarahan. Sehingga dapat berpengaruh dalam jumlah kematian ibu (AKI).

Penderita anemia juga mudah sekali terjangkit infeksi dan terganggunya tumbuh
kembang anak. 2 Anemia tidak jarang ditemukan pada pederita gagal jantung, namun
penyebabnya juga belum diketahui secara pasti. Istilah lain disebut sebagai komlikasi
penyakit karena lebih dari satu. 2 Meningkatnya kasus angka kematian ibu (AKI) di
seluruh dunia merupakan masalah yang masih menjadi prioritas dibidang kesehatan,
khususnya kesehatan ibu dan anak. Tentunya hal tersebut menjadi masalah yang
menegangkan dan memprihatinkan karena jumlah kasus angka kematian ibu (AKI)
merupakan indikator yang menggambarkan status terjamiya kehidupan di suatu
masyarakat dalam sebuah negara.

Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2019 mengumumkan bahwa jumlah kasus
kematian Ibu (AKI) di Negara berkembang terkait anemia ibu hamil disebabkan oleh
difisiensi besi sebesar 40,3%. Negara-negara di benua Asia dengan prevalensi paling
tinggi anemia wanita hamil ialah Laos (57,1%) dan negara Filiphina (56,2%), sedangkan
di negara-negara di Eropa prevalensi anemia tertinggi adalah negara Spanyol (18,3%)
dan negara Portugal (16,9%). Sebagian besar komplikasi yang menjadi penyebab
meninggalnya ibu hamil , kurang lebih 75% dari jumlah masalah kematian ibu,
diantaranya adalah sebagai berikut, pendarahan pasca salin, infeksi penyakit, hipertensi
saat kehamilan, dan terjadi komplikasi persalinan, serta aborsi yang tidak aman.3 Kasus
kejadian angka kematian Ibu (AKI) di negara Indonesia hingga tahun 2020 masih sangat
tinggi yaitu sebanyak 305 tiap 100.000 KH (kelahiran hidup), sementara target dari AKI
RPJMN 2024 yaitu 183 per 100.000 KH (kelahiran hidup) dan target AKI (angka kematian
ibu) menurut Golbal SDGs 70 tiap 100.000 KH.

Penyebab kasus kematian ibu yang paling tinggi di negara Indonesia antara lain karena
perdarahan post partum 30,3%, hipertensi atau darah tiggi 27,1%, infeksi penyebab
penyakit 7,3% dan inpartu yang terlalu lama atau partus macet sekitar1,8%.3 Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan suatu indikator untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh disetiap 100.000
kelahiran hidup.

Hasil SUPAS Tahun 2015 memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat
dibandingkan target MDGs (Kemenkes RI, 2019). Pada tahun 2015 AKI mencapai 305 per
100.000 kelahiran hidup yang disebabkan karena perdarahan mencapai 38,24% (111,2
per 100.000 kelahiran hidup), preeklampsia berat 26,47% (76,97 per 100.000 kelahiran
hidup), akibat penyakit bawaan 19,41 (56,44 per 100.000 kelahiran hidup), dan infeksi
5,88% (17,09 per 100.000 kelahiran hidup).20 Anemia selama kehamilan berdampak
buruk pada keselamatan ibu dan anak dan meningkatkan risiko kematian maternal dan
perinatal.

Adapun penyebabnya antara lain kelelahan, karena pola kerja yang tidak bak,imunitas
tubuh ibu rendah, resiko penyakit sistemik seperti jantung, serta ketidak selamatan ibu
dari komplikasi. Berbagai penellitian mengungkapkan bahwa anemia pada wanita hamil
sejumlah 23% merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu di negara
berkembang. Anemia selama masa hamil beresiko terhadap lahirnya bayi prematurus,
berat lahir bayi rendah (BBLR). Dan kedua permasalahan tersebut menjadi penyebab
kematian neonatal di negara berkembang.

Selain itu anemia dalam kehamilan juga berdampak pada peningkatan risiko kematian
intrauterine fetal death (IUFD), intrauterine growth restriction (IUGR), asfiksia, stunting,
dan lahir mati.3 Mayoritas meningkatya kejadian anemia ibu hamil disebabkan karena
defisiensi besi, dan ternyata selain defisiensi besi, penyebab lain dari anemia adalah
megaloblastik yang tidak boleh dianggap sepele. Menurut sebuah penelitian Fatmawati
tahun (2019) bahwa, jumlah kasus anemia defisiensi besi sejumlah 60% dan anemia
yang disebabkan megaloblastik sejulah 29%. Hal tersebut menunjukkan jika kejadian
anemia megaloblastik cukup besar.

Anemia yang disebabkan oleh megaloblastik ialah keadaan anemia yang disebabkan
karena produksi sel darah tak sempurana dan hemolisis intrameduler. Paling sering
terjadi anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin folat dan cobalamin.4
Anemia megaloblastik disebabkan oleh gangguan sintesis DNA. Transportasi sel yang
terlalu cepat akan mudah terjangkit anemia, terutama sel-sel prekursor hematopoe dan
sel epitel gastrointes.3 Kejadian anemia kehamilan paling besar penyebabnya adalah
defesiensi Fe, oleh sebab itu pemerintah memprioritaskan pada penanganan anemia
defisiensi besi.

Kementerian Kesehatan RI telah melakukan upaya program diberikanya tablet Fe


kepada setiap kehamilan di Pusat kesehatan masyarakat dan memberikan Fe 300 mg,
50mg asam folat untuk semua ibu hamil dengan cara konsumsi 1 tablet perhari interval
90 hari secara gratis di posyandu. Setiap tablet Fe mengandung 200 mg fero sulfat dan
setiap 0,25 mg asam folat kandunganya setara dengan 60 mg zat besi dan 0,25 mg
asam folat. Setiap ibu hamil, dianjurkan mengkonsumsi tablet Fe dengan dosis satu
tablet per- hari selama kehamilan berlangsung sampai 40 hari setelah melahirkan.
Jumlah tablet Fe yang dikonsumsi ibu hamil adalah minimal 90 tablet selama kehamilan.

3 Dalam prevalensi ibu hamil, anemia di negara kita masih cukup tinggi yaitu 48,9%. Hal
tersebut terjadi karena defisiensi zat besi. Anemia sebagai tolak ukur kualitas kesehatan
gizi yang rendah. Kebutuhan tambahan Fe untuk ibu yang hamil selama kehamilanya
kurang lebih 1000 mg, yang digunakan untuk tumbuh kembang bayi di dalam perut ibu
hamil, sekitar 250cc zat besi dikeluarkan saat persalinan dan pengeluaran
plcenta.kehamilan pada anemia memiliki risiko terjadinya kendala tumbuh kembang
janin oleh sebab itu bayi saat lahir memiliki berat lahir rendah (BBLR), perdarahan saat
bersalin dan bisa berlangsung menjadi perdarahan post partum sehingga
membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Hal tersebut, mempengarui kenaikan jumlah
kasus baik angka kematian ibu (AKI) maupun angka kematian bayi (AKB). Kasus anemia
pada ibu hamil, pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 cenderung fluktuatif.

Terjadi peningkatan di tahun 2018 dibanding tahun 2017, selanjutnya pada tahun 2019
dan 2020 terjadi turun. Kasus anemia di Kota Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan
dengan target Nasional sebesar < 15 %.5 Sepanjang tahun 2017, AKI di DIY sejumlah 34
kasus dari 42.3482 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2018 di DIY mengalami
peningkatan dengan AKI sejumlah 36 kasus dari 43.005 kelahiran hidup. Berdasarkan
Profil Kesehatan DIY tahun 2018, penyebab kematian ibu yang paling banyak ditemukan
di DIY adalah perdarahan.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2020, pada tahun 2019
terdapat 13 kasus kematian ibu dimana 3 kasus disebabkan karena perdarahan.
Prevalensi anemia ibu hamil di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2018 sebesar 15,21%.
Prevalensi anemia Kota Yogyakarta tahun 2018 merupakan yang paling tinggi yaitu
35,49%, sedangkan Kabupaten Kulonprogo 13,65%, Bantul 15,18%, Gunung Kidul
18,26%, dan Sleman 8,90%. Di Kabupaten Bantul, Puskesmas Sewon 2 merupakan
puskesmas dengan prevalensi anemia ibu hamil paling tinggi diantara 27 Puskesmas
yang ada.

Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, kejadian anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Sewon 2 mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu terdapat 174 ibu
hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 826 ibu hamil dengan persentase 21,07%,
tahun 2019 yaitu terdapat 164 ibu hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 553 ibu
hamil dengan persentase 29,66%, dan sampai bulan Juni tahun 2020 terdapat 150 ibu
hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 434 ibu hamil dengan persentase 34,56%./
Asuhan kebidanan komperhensif (Continuity of care) dalam kebidanan adalah
serangkaian kegiatan peladenan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga
berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan
keadaan pribadi setiap individu (Homeret al., 2014).

Kebijakan asuhan maternity didasarkan pada komitmen pelayanan yang berfokus pada
perempuan untuk memastikan perempuan mengetahui apa saja pelayanan terkait
kehamilan dan menerima pelayanan tersebut. Kebijakan tersebut di lakukan dengan
responsibility dan mengalokasikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan, aman dan
efektif berdasarkan identifikasi kebutuhan dan keadaan individu masing-masing . 6
Filosofi model continuity of care, menekankan pada kondisi alamiah, yaitu membantu
perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi minimal dan pemantauan fisik,
kesehatan psikologis, spiritual dan social perempuan dan keluarga .6
Pengertian Anemia secara umum menurut Kadar Hemoglobin adalah kondisi dengan
kadar Hb kurang dari 12 gr/dL, sedangkan anemia fisiologis merupakan istilah yang
sering digunakan untuk menjelaskan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah
yang terjadi pada kehamilan fisiologi. 7 Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil. menurut
WHO, yaitu tidak anemia jika kadar Hb 11 g/dL, anemia ringan jika kadar Hb 9 - 10 g/dL,
anemia sedang ringan jika kadar Hb 7 - 8 g/dL, dan anemia berat jika Hb <7 g/dL.
Klasifikasi anemia menurut Muchlisin Riadi (2017), yaitu ringan sekali jika kadar
hemoglobin 11 g/dL, ringan jika kadar Hb 8 g/dL - <11 g/dL, sedang apabila kadar
hemoglobin 5 g/dL - <8 g/dL, dan berat jika hemoglobin <5 g/dL (Rahmi, 2019).

Klasifikasi anemia menurut Chrisna Phaksi (2014) dalam Rahmi (2019), yaitu tidak
anemia jika Hb 11 g/dL, anemia ringan jika Hb 9 - 10 g/dL, anemia sedang ringan jika
Hb 7 - 8 g/dL, dan anemia berat jika Hb <7 g/dL. Klasifikasi anemia dilihat dari trimester
kehamilan yaitu trimester I dan trimester III apabila <11 gr/dl dan pada trimester II
apabila <10,5 gr/dl. 7 Hemoglobinopathi pada Kehamilan Beberapa penyakit genetik
juga bisa menyebabkan anemia. Jika tubuh memiliki penyakit sel sabit atau talasemia,
tubuh akan mengalami kesulitan memproduksi sel darah merah yang sehat, sehingga
dapat menyebabkan anemia.

Hemoglobinopathi selama kehamilan, khususnya penyakit sel sabit, penyakit Hb S-C,


penyakit talasemia ß-, dan a thalassemia, dapat memperburuk dan perinatal (untuk
screening genetic penyakit sel sabit yang telah ada sebelumnya, terutama jika berat
akan meningkatkan risiko infeksi (pneumonia paling sering), UTI,dan endometritis),
hipertensi yang diakibatkan oleh kehamilan, gagal jantung, dan infark paru. Sedangkan
klasifikasi anemia menurut Sari (2013) antara lain: Normal : Hb 11 gr% Anemia ringan :
Hb 9 – 10 gr% Anemia Sedang : Hb 7 -8 gr% Anemia Berat : Hb kurang 7gr%.

Menurut Sari (2013) penanganan anemia adalah sebagai berikut : Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi, dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari.
Anemia Sedang Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam
folat peroral sekali sehari. Anemia Berat Pemberian preparat parenteral yaitu dengan
fero dextrin sebanyak 1000 mg (20ml) intravena atau 2x10 ml intramuskular. Transfusi
darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan walaupun
sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. Penatalaksanaan
Anemia Ringan.

Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab anemia ringan adalah faktor gizi,
terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi diperlukan oleh ibu
hamil yang mengalami anemia ringan. Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih
dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi, dan
400mg asam folat peroral sekali sehari. Diberikan parenteral apabila penderita tidak
tahan obat besi peroral,
ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan. Besi parental diberikan dalam
bentuk ferri secara intramuskular/intravena.

Diberikan ferum desktran 100 dosis total 1000-2000 mg intravena. Penanganan anemia
defisiensi ialah dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral merupakan cara
pemberian preparat besi: fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian
preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek samping
pada traktus gatrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat
dibandingkan dengan ferosulfat. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50µg asam folat untuk profilaksis anemia.Pemberian preparat parenteral yaitu
dengan ferum dextran sebanyak 1000mg (20 ml) intra vena atau 2x10 ml/im pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2g%.

Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus


gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek utama ialah reaksi
alergi, untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi
dapat di berikan seluruh dosis. 7 Angka kematian ibu juga disebabkan dari banyak hal
selain anemia. Penyebab yang lain juga dapat ditimbulkan karena adanya komplikasi
penyerta selama kehamilan ibu, salah satunya yaitu preeklampsia.

Dari data-data yang tertulis di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah kematian
ibu maupun pergeseran urutan penyebab kematian akibat preeklampsia berat yaitu
yang semula tahun 2012 berada diurutan ke-3 sebanyak 30,7 per 100.000 kelahiran
hidup (10%) menjadi urutan ke-2 yaitu sebanyak 76,97 per 100.000 kelahiran hidup
(26,47%). Preeklampsia berat dan komplikasinya (eklampsia) juga menjadi salah satu
penyebab utama kematian ibu (Kemenkes RI, 2019). Preeklampsia adalah tekanan darah
sekurang kurangya 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang berjarak 4-6 jam
pada wanita yang sebelumnya normotensi setelah kehamian 20 minggu atau pada
periode pasca salin dini disertai dengan proteinuria.

Proteinurin minimal positif 1 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukan hasil >
300 mg per 24 jam.21 Di negara maju angka kejadian preeklampsia berat berkisar 6-7%
dan eklampsia 0,1-0,7%. Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan angka
kejadian preeklampsia berkisar antara 0,51% - 38,4 %, sedangkan angka kejadian di
Indonesia sekitar 3,4% - 8,5%. Angka kejadian preeklampsia di Indonesia berkisar antara
3-10% dari seluruh kehamilan.22 Selain anemia dan preeklampsia menurut Departemen
Kesehatan RI, penyebab obstetrik langsung sebesar 90%, sebagian besar perdarahan
(28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%).

Penyebab tak langsung kematian ibu berupa kondisi kesehatan yang dideritanya
misalnya Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (Hb). 23 Perdarahan bertanggung
jawab atas 28% kematian maternal yang merupakan penyebab kematian maternal
terbanyak. Salah satu penyebab kematian ibu sebagian besar karena kasus perdarahan
dalam masa nifas yang terjadi karena retensio plasenta, sehingga perlu dilakukan upaya
penanganan yang baik dan benar yang dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan
keterampilan tenaga kesehatan khususnya dalam pertolongan persalinan, peningkatan
manajemen Pelayanan Emergensi Dasar Obstetri Neonatus dan Pelayanan Neonatal
Emergensi Obstetri Komprehensif, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan
yang merupakan prioritas dalam pembangunan sektor kesehatan guna pencapaian
target SDG’s (Sustainable Developmental Goals). 24 Rumusan Masalah.

Dari latar belakang tersebut maka, bagaimanakah penulis memberi asuhan kebidanan
tentang kehamilan anemia dengan komperhensif pada kehmilan Ny L Usia 27tahun
G2P1A1AH1 dengan Anemia Gravidarum di PMB Anisa Maulidina Yogyakarta ? Peneliti
dapat Tujuan Penelitian Tujuan umum memberikan asuhan kebidanan tentang
kehamilan anemia dengan komperhensif atau menyeluruh pada kehamilan Ny L usia
27tahun G2P1A1AH1 dengan Anemia Gravidarum di PMB Anisa Maulidina Yogyakarta
Pasca Hamil, melahirkan, nifas, menyusui dan pada bayi lahir serta keluarga berencana.
Tujuan khusus Melakukan pengkajian secara subjektif berupa data diri ibu dan riwayat
kesehatan. Data diri ibu dan suami meliputi identitas seperti nama, usia, Pendidikan
terakhir, pekerjaan dll.

Sedangkan riwayat kesehatan ibu dengan cara anamnesa, menanyakan keluhan, riwayat
pemeriksaan kehamilan, tentang menstruasi ibu dsb. Melakukan interpretasi masalah
yaitu melakukan pemeriksaan antopometri, pemeriksaan kesehatan umum dan
tanda-tanda vital. Pemeriksaan antopometri meliputi berat badan dan tinggi badan ibu.
Tanda vital merupakan hasil pemeriksaan suhu, tekanan darah, nadi dan respirasi.
Pemeriksaan keadaan ibu dengan inspeksi kondisi ibu. Melakukan identifikasi, dengan
melakukan pemeriksaan penunjang pada ibu. Pemeriksan penunjang meliputi
pemeriksaan laboratorium dengan sampel sekresi cairan atau pengambilan sampel
darah.

Contoh memeriksa kadar Hb dalam darah, memeriksa urine protein dan reduksi urine.
Serta melakukan pengukuran lingkar lengan pada ibu. Menentukan diagnosa atau
menentukan masalah potensial dari hasil identifikasi masalah. Menyimpulkan hasil
pemeriksaan sebelumnya, khususnya hasil pemeriksaan Hb ibu, jika masih 11.5gr/dL
maka masih dinyatakan anemi. Merencanakan asuhan yaitu melakukan persiapan
penanganan untuk menanggulangi masalah potensial yang terjadi. Membuat materi KIE
tentang asupan nutrisi dan cara pengelolaan makanan yang benar. Serta memberikan
tablet Fe dan asam folat untuk menanggulangi masalah ppotensial tersebut.

Melakukan tindakan yaitu melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara menyeluruh


pada NY “L” G3P1A1AH1 dengan anemia di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta.
Memberikan KIE, pendampingan dan memberikan terapi Fe serta memberi tahu cara
mengkonsumsi Fe yang benar. Melakukan evaluasi dari hasil Asuhan Kebidanan
Komperhensif ibu hamil NY”L”G3PIA1AH1 dengan anemia gravidarm di PMB Anisa
Maulidia Yogyakarta. Melakukan evaluasi dengan tanya jawab dan memeriksa kembali
kadar Hb ibu setelah dilakukan pendampingan dan diberikan KIE. Manfaat penelitian.

Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang ilmu
kebidanan, pengalaman dan wawasan terhadap kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB.
Manfaat praktis Bagi penulis Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu dan wawasan
serta sebagai bekal dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan pada saat di dunia kerja.
Bagi Pasien Pasien mendapatkan asuhan kebidanan yang menyeluruh dan tepat
sehingga mendapatkan pelayanan yg terbaik bagi kesehatannya.

Bagi instansi pendidikan Dari asuhan kebidanan ini mudah-mudahan dapat menjadi
salah satu informasi, referensi dan inspirasi untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan
anemia gravidarum. Bagi masyarakat Sebagai informasi dan edukasi kesehatan tentang
anemia ibu hamil, meliputi tanda-tanda anemia ibu hamil, dampak negatif anemia ibu
hamil, cara penanganan dan cara pencegahannya.
Keaslian Penelitian. No. _Judul dan Tempat Penelitian. _Hasil Studi Kasus. _Persamaan
_Perbedaan. _ _1. _Asuhan Kebidanan Komperhensif, pada kehamilan NY “C” dengan
Anemia Ringan Partus macet dan Breast engorgement di BPM.BD I Desa Sirna Galih,
Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur Tahun 2017 _Asuhan Kebidanan Komperhensif
yang diberikan pada NY”C” terdapat impartu lama dan Bendungan ASI pda Payudara
_Persamaan Studi kasus penelitian ini, dengan Studi Kasus yang dilakukan Peneliti,
adalah Membahas tentang Asuhan Kebidanan Komperhensif pada Ibu Hamil dengan
Anemia ringan. _Perbedaan Studi Kasus ini terdapat kasus selain anemia yakni,
bendungan payudara dan partus lama atau partus macet.

sedangkan yang dilakukan peneliti hanya membahas asuhan kebidanan komperhensif


ibu hamil dengan anemia ringan, preeklampsia ringan, Riwayat autoimun dan
perdarahan postpartum. _ _2. _Asuhan Kebidanan Komperhensif, pada NY “T” dengan
Anemia kelas Ringan, di Kabupaten Subang tahun 2018. _Masalah anemia ditemukan
pada kontak pertama usia 38-39 minggu dengan kadar Hb 9 gr/dL dan dapat tertangani
pada kunjungan 30 hari postpartum kadar Hb meningkat menjadi 11 gr / dL, dan
terdapat beberapa masalah lain yang muncul selama asuhan yaitu nyeri perut bagian
bawah, sering BAK, khawatir dalam menghadapi persalinan.

Dan persalinan berlangsung noramal _Persamaan studi kasus penelitian ini dengan studi
kasus peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang Asuhan kebidanan komperhensif pada
ibu hamil dengan komplikasi anemia ringan. _Perbedaan stuti kasus tersebut dengan
penelitian ini adalah komplikasi yaitu anemia ringan, preeklampsia ringan, Riwayat
autoimun dan perdarahan post partum. _ _3. _Asuhan kebidanan komperhensif pada NY
“D” G2P1A0Ah1 dengan Masalah Anemia kelas Ringan Usia Kehamilan 41Minggu 1Hari
di Wilayah Kerja Puskesmas Baru Ilir Kota Balikpapan Tahun2020.

_Hasil dari studi kasus yang dilakukan kepada Ny “D” umur kehamilan 41 minggu
dengan keputihan patologis tidak ditemukan hambatan pada saat penanganan kasus
ini. _Persamaan studi kasus penelitian ini dengan studi kasus yang dilakukan peneliti
yaitu sama-sama memberikan asuhan kebidanan komperhensif pada ibu hamil dengan
anemia ringan. Dengan teknik pengambilan data primer dan data sekunder. _Perbedaan
studi kasus ini dengan studi kasus peneliti yaitu komplikasi anemia ringan, perdarahan
postpartum, preeklampsia ringan dan Riwayat autoimun. _ _
BAB II TINJAUAN TEORI. TINJAUAN TEORI KLINIS Kehamilan.

Kehamilan merupakan kondisi di dalam uterus dari hasil pertemuan sel telyr dan
sperma. Kehamilan adalah sebuah proses yang alami dan fisiologi.7 Tanda dan gejala
Kehamilan. Tanda – tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 antara lain: Tanda –
tanda Presumtif : Ameneorhea (tidak bisa haid) , Mual dan muntah (nausea gravida dan
emesis gravidarum) , Mengidam, tidak suka dengan sebuah aroma yang menyengat ,
Pingsan, nafsu makan menurun , Lelah , Payudara tegang, poiuri , Konstipasi sering ,
Pigmenrasi kulit. Tanda –tanda tak pasti : Perut membesar, Uterus membesar , Chadwick,
vulva vagina kebiruaan , Kontraksi – kontraksi kecil uterus , Test kehamilan.

Tanda pasti hamil : Gerakan janin , Denyut jantung janin , Terlihat deskripsi tubuh janin
melalui USG. 8 Umur kehamilan yang normal dan sehat adalah selama 280 hari atau 40
minggu, dan dapat di bagi menjadi tiga trimester. Trimester I Kehamilan Trimester
pertama merupakan kondisi ibu mengandung fetus didalam tubuh dari 0 – 14 minggu.
Gejala Mual dan muntah sering dialami pada kehamilan trimester 1. Mual bisa terjadi di
pai dan malam hari. Gejala ini bisa terjadi pada umur kehamilan 6 s/d 10 mingggu . 8
Kondisi mual muntah dapat menjadikan mulut lebih asam. Terjadinya pak pada gigi
karena tidak memperhatikan personal hyhine, hal tersebut dapat mempercepat
kerusakan gigi.

8 Adapun cara pencegahanya yaitu : Pada saat mual, jangan mengkonsumsi permen
karena dapat mengakibatkan kerusakan / karies gigi da menambah kerusakan gigi yang
sudah ada. jika terjadi kumurlah dengan larutan sodium bikarbonat dan gosok gigi ah
setelah 1jam. tidak disarankan mengkonsumsi obat-obatan anti muntah, jamu anti nyeri
tanpa persetujuan dari dokter, karena ada terapi obat yang dapat mengakibatkan cacat
bawaan. 8 kehamilan Trimester II. Masa kehamilan ibu hamil mengandung fetus dalam
tubuh 14- 28 minggu. Ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram tanpa gangguan. Ini
merupaka waktu dimna fetus menuju kematangannya.

Sehingga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat-obatan seperti antibiotika dan


jamu-jamuan. Karena dianggap akan mengganggu pertumbuhan janin pada masa ini.
(Wardani, 2012). Pada umur kehamilan ini biasanya terjadi perubahan hormonal salah
satunya timbul plak pada gigi dapat menimbulkan berbagai kelainan dalam rongga
mukosa, diantaranya adalah : terjadi peradangan pada gusi , dengan warna kemerahan
dan perdarahan pada gusi pada saat ibu hamil menyikat gigi. Bila terjadi edema maka
dapat pula dengan rasa nyeri. Benjolan pada gusi diantara gigi-gigi yang Epulis, terlebih
pada sisi yang hadap-hadapan dengan pipi.

Lalu gusi menjadi merah keungu-unguan bahkan sampai kebiru-biruanan,mudah terjadi


perdarahan usi dan gigi mudah copot atau tidak kokoh lagi. Benjolan ini dapat
membesar sampai menutupi gigi. 7 Kehamilan Trimester III. Pada kehamilan trimester
ibu hamil mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh pada 28 – 40 minggu.
Kehamilan merupakan masa yang didalamnya terjadi perubahan kebutuhan nutrisi demi
kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan nutrisi meningkat selama kehamilan untuk menjaga
metabolisme ibu dan pertambahan jaringan serta pertumbuh kembangan janin.

Oleh karena itu, asupan makanan yang buruk atau kurangnya gizi seimbang dapat
berdampak besar pada hasil kehamilan dan kesehatan neonatal .7 Salah satu sebab
perdarahan, yang menjadi penyebab utama kematian ibu adalah anemia dalam
kehamilan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menginformasikan bahwa terdapat 52%
kehamilan dengan anemia di negara berkembang. Di negara Indonesia sendiri pada
tahun 2018 dilaporkan kasus anemia kehamilan adalah sebesar 48,9% . 6 Anemia
kehamilan adalah kondisi kadar hemoglobin (Hb) ibu yang kurang dari 11,0 gram/dl.
Menurut studi kasus sebelumnya pada tahun 2019, kasus anemia defisiensi Fe adalah
sejumlah 60% dan anemia megaloblastik kemudian sejumlah 40%.

Hal tersebut menunjukkan apabila kasus anemia megaloblastik ternyata lumayan besar.
Namun, dalam hal ini pemerintah memukul rata program untuk mengatasi anemia.
Dikatakan anemia jika jumlah hemoglobin dalam sel darah kurang dari batas normal.
Berbeda kadar hemoglobin antara laki-laki dan perempuan. Jika pria memiliki kadar
hemoglobin <13.5gr/dL dan wanita pada wanita <12.00gr/dL. Pada wanita usia subur
(PUS) Hb < 12,0 g/dl dikatakan anemia, namun pada wanita dengan masa kehamilan
dikatakan anemia jika hemoglobin < 11,0 g/dl. Disebut anemia keamilan jika tejadi
peningkatan sel plasma darah (hemodilusi.

Anemia kehamilan yang amat sering ditemukan adalah anemia defisiensi besi. 7 Di
Indonesia kasus anemia kehamilan masih begitu tinggi. Dari hasil pengkajian data
Riskesdas 2018, meningkatnya jumlah dalam prosentase ibu hamil selama 5 tahun
terakhir, dari tahun 2013 sampai tahun 2018. Pada penelitian Riskesdas tahun 2013
sebanyak 37,15% dikutip dari Riskesdas 2018 telah mencapai 48,9% sehingga dapat
disimpulkan selama kuranng lebih 5 tahun terakhir kasus anemia kehamilan telah
meningkat sebesar 11,8%.

Dari hasil pengkajian data tahun 2018, kejadian anemia kehamilan kebanyakan terjadi
pada wanita usia 15-24 tahun, sebanyak 84,6%, umur 25-34, tahun sebanyak 33,7%,
umur 35-44 tahun sebanyak 33,6%, dan umur 45-54 tahun sebanyak 24%. Prevalensi
anemia dan KEK (kekurangan energi kronis) jug beresiko terhadap bayi yang dilahirkan ,
pada saat dilahirkan termasuk berpotensi terjadinya berat bayi, lahir rendah. 7 Kasus
anemia kehamilan dapat terjadi akibat banyak faktor, salah satunya adalah usia ibu
hamil.

Umur ideal untuk hamil yaitu sekitar umur 20hingga 35 tahun pada usia tersebut kurang
berisiko terhadap terjadiya komplikasi kehamilan, serta memiliki status kesehatan
reproduksi yang baik. Hal tersebut sesuai dengan kondisi biologis yaitu kesehatan
reproduksi belum optimal. Selain itu,terjadinya kehamilan pada seorang wanita 35 tahun
adalah kehamilan yang sngat beresiko terhadap keselamatan ibu. Kehamilan dengan
usia 35 tahun juga riskan terhadap anemia (Suyani, 2017) .(7).Hal itu menjadi penyebab
turunya inunitas tubuh dan riskan dari berbagai infeksi selama masa kehamilan.

7 Penanggulangan anemia dengan cara pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dalam
waktu singkat merupakan salah satu metode yang efektif. Pelayanan seorang bidan
untuk mengantisipasi kejadian anemi a adalah, dengan melakukan pemeriksaan
antenatal care (ANC) kepada setiap ibu hamil. Peran bidan jug mendukung peningkatan
konsumsi tablet Fe. Tetapi, Kenyataannya pemberian tablet Fe belum efektif
menurunkan prevalensi anemia. Alasan utama kurang efektif adalah ketidakkurangnya
kedisiplinan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.

Sehingga sebagai bidan mendapatkan tantangan yang lebih untuk meningkatkan


kepercayaan ibu hamil, dalam mengonsumsi tablet zat besi, bidan harus mampu
memberikan motivasi dan mengurangi efek samping yang dapat terjadi pada ibu hamil
jika tidak mengkonsumsi tablet Fe dengan baik sesuai anjuran pelayanan kesehatan. 8
Persalinan. Persalinan merupakan suatu peristiwa membuka dan menipisnya mulut
rahim sebagai jalan lahir janin. Insiden ini normalnya terjadi pada umur kehamilan yang
sudah cukup yaitu antara 37-42 minggu, dengan persalinan secara spontan presentase
kepala, tidak ada komplikasi antara ibu maupun janin. 9 Adapun langkah persalinan ini
dibagi menjadi empat yakni.

Kala 1(pembukaan) mulut rahim akan membuka sebagai jalan lahir dengan kapasitas 0
sampai dengan 10cm..Kala II(pembukaan) adalah peistiwa lahirnya bayi, karena kekuatan
his dan dorongan untuk lahir. Kala III (kala Uri) adalah peristiwa lahirnya placenta yang
terjadi karena plasenta tersebut lepas dari cavum uteri, atas kontraksi uterus. Kala IV
(observasi) dari lahirnyaplacenta hingga 2jam setelah plasenta lahir untuk mengamati
adakah perdarahan post partum atau tidak. Kala I Persalinan atau pembukaan mulut
rahim dai 0-10cm normalnya selama 8-24 jam.

Selam 8-24 jam ini terdapat 2 fase, yakni fase laten dan aktif. Fase laten merupakan
pembukaan 0-3cm dengan his yang teratur selama kurang lebih 8 jam. Dan fase laten
merupakan pembukaan dari 3-10cm selama kurang lebih 7 jam. Fase aktif masih
dibedakan menjadi 3 yaitu akselerasi, dilatasi maksimal dan deselerasi. Akselerasi artinya
pembukaan 3-4cm hanya butuh waktu 2jam. Dilatasi maksimal artinya pembukaan yang
berlangsung begitu sangt cepat yakni dari pembukaan 4-9cm hanya butuh waktu 2jam
saja. Sedangkan deselerasi berarti pembukaan menjadi lambat kembali.

Kala II (proses pengeluaran) pada tahap kala ini dimulai ketika pembukaan sudah
lengkap (10cm) hingga lahirnya bayi. Kala ini biasanya his lebih kencang sekitar
2-3menit sekali. Dan biasanya terjadi 1jam pada kehamilan pertama (primiravida) dan 30
menit pada kehamilan lebih dari 1 (multigravida) Kala III (Pelepasan Uri) segera setelah
bayi lahir yakni pelepasan placenta dari cavum uteri hingga lahirnya placenta. Dalam
proses pengeluaran placenta ini kontaksi harus bagus, teraba keras uterusnya dan
uterus juga teraba setinggi pusat. Proses pengeluaran placenta ini relatif lebih cepat
antara 20-30menit. d.

Kala IV (Observasi) adalah tahap observasi kebidanan dari lahirnya pacenta dan uteus
dalam kontraksi bagus teraba keras hingga 2jam setelah terlahirya placenta untuk
memastikan tidak adanya komplikasi akibat perdarahan. Observasi pada Kala IV adalah:
1) Tingkat kesadaran ibu 2) Pemeriksaan vital sign seperti Tekanan darah, suhu, respirasi,
dan saturasi Oksigen. 3) Kontraksi uterus (harus teraba keras) 4) observasi jumlah
perdarahan harus kurang dari 500cc. Apabila lebih dari 500cc maka harus dilakukan
tindakan segera, rujukan ataupun kolaborasi dengan dokter, spesialist obsgyn dan
gynekologi atau tenaga kesehatan lainnya yang lebih berwenang.

10 Jumlah kematian ibu dengan kehamilan anemia disebabkan karena buruknya status
gizi ibu hamil karena faktor ekonomi, sumber daya manusia (SDM), kurangnya
kesadaran ibu dan keluarga pada masyarakat untuk memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan yang disediakan pemerintah. Sehingga ibu hamil tersebut tidak dapat
terdeteksi oleh pemerintah.11 Jumlah kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan kesehatan di Indonesia. Sekitar 70% Kematian ibu dapat terjadi
karena anemia. sekiatar 19,7% disebabkan karena komplikasi yang lain.meninggalnya
ibu hamil sekitar 15-20 secara langsung dan tidak langsung ada kaitanya dengan
anemia. Anemia kehamilan dikategorikan sebagai kesakitan ibu.11 Program
Perencanaan Persalinan dalam Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu program
yang dijalankan untuk akselerasi penurunan AKI. Program ini menitikberatkan pada
pemberdayaan masyarakat guna pemantauan ibu hamil dan bersalin.

Melalui kegiatan P4K ibu hamil, keluarga dan masyarakat diharapkan dapat lebih
berperan dalam perencanaan persalinan dan pemantauan ibu hamil untuk mencegah
komplikasi kehamilan dan persalinan. Pemantauan ibu hamil menjadi salah satu upaya
deteksi dini untuk menghindarkan risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan.12
Pemeriksaan kadar hemoglobin dalam sel darah berdasarkan rekomendasi badan
kesehatan dunia (WHO) adalah dengan menggunakan pemeriksaan darah lengkap.
Diagnosis anemia paling sering menggunakan konsentrasi hemoglobin (Hb) yang
rendah atau hematokrit rendah.

Selain itu, anemia juga dapat didiagnosis menggunakan hitung sel darah merah, mean
corpuscular volume, hitung 12 retikulosit darah, blood film analysis, atau Hb
elektroforesis Nifas.12 3. Nifas Masa nifas atau Post Partum di mulai setelah melahirkan
plasenta dan berakhir saat alat kandungan kembali semula. Masa nifas dimulai dari hari
ke 6 sampai dengan hri ke 42 secara pengetahuan umum. Jika menurut pengetahuan
agama terjadi sampai dengan hari ke-60. Pada masa nifas ini terjadi pengeluaran darah
yang berbeda-beda sesuai dengan tahapanya. Hal ini normal terjadi atau kejadian
disebut fisiologis. Dengan perawatan yang baik.

Jika tidak dengan perawatan baik makan bisa menjad patofisiologi (tidak normal). 6 Ada
beberapa tahapan yang di alami oleh wanita selama masa nifas, yaitu sebagai berikut
Immediate puerperium, dimulai dari 0-24 jam setelah melahirkan. ibu telah di
perbolehkan berdiri atau jalan-jalan. Early puerperium, dimulai dari 1-7 hari pemulihan
setelah melahirkan. Pemulihan alat-alat reproduksi berlangsung sekitar 1-6 minggu
setelah melahirkan, inilah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk pemulihan. Waktu sehat
bisa berminggu-minggu, bulan dan tahun.6 Berikut ada 3 tahap penyesuaian psikologis
ibu dalam masa post partum: Fase Talking In (Setelah melahirkan sampai hari ke-2)
Perasaan ibu berfokus pada dirinya sendiri.

Ibu masih bergantung dengan orang lain dan belum bisa mandiri. khawatir dengan
perubahan tubuhnya. Mengulangi pengalaman pengalaman waktu melahirkan.
membutuhkan istirahat tidur yang cukup untuk pemulihan tubuhnya. Nafsu makan
bertambah karena butuh asupan nutrisi yang lebih. jika nafsu makan ibu menurun maka
ada tanda-tanda pemulihan ibu nifas yang tidak normal. Gangguan psikologi yang
dirasakan ibu pada fase ini adalah sebagai berikut: Fase Taking Hold dimulai dari Hari
ke-3 sampai 10. kekhawatiran ibu tentang tidak mampunya mengasuh bayi, muncul
perasaan sedih (baby blues).

Ibu memperhatikan kemampuan men jadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab
akan bayinya. ibu terfokus pada fungsional rgan tubuh ibu, seperti BAK, BAB dan daya
tahan tubuh. 9 Ibu berupaya untuk mempelajari sklill merawat bayi seperti bedon bayi,
gendong bayi, menyusui, memandikan, dan mengganti popok. tebuka dan mudah di
nasehati. Kemungkinan ibu juga dapat mengalami gejala depresipostpartum. Biasanya
ibu merasa tidak mampu membesarkan bayinya. pada masa ini biasanya ibu nifas lebih
sensitif, mudah tersenggung, apalagi yang berkaitan dengan ketidaknyamanan dan
keidakmampuan ibu tentang merawat bainya.
Fase Letting Go (Hari ke-10sampai akhir masa nifas) Ibu merasa percaya diri untuk
merawat dirinya dan bayinya. Setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga serta masyaakat sekitar. Ibu sudah mengambil
tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayinya. 6 Perubahan
fisiologis ibu nifas atau Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah
melahirkan antara lain sbb : Sistem reproduksi yang berubah. Involusi adalah suatu
proses kembalinya bentuk rahim seperti semula. Indikator kembalinya ukuran rahim
yaitu dengan pemeriksaan atau pegukuran tinggi fundus utei. Lokhea adalah sekresi
cairan darah kotor dari cavum uteri pasca persalinan.

Lokhea dari setiap ibu postpartum berbeda-beda. Lokhea ini berbau anyir dengan warna
yang tidak sama tergantung perbedaan orang dan perbedaan waktu.. Lokhea memiliki
perubahan warna maupun volume karena terjadinya proses involusi. Lokhea ada 4 jenis
berdasarkan warna dan waktu keluarnya, antara lain sebagai berikut : Lokhea rubra
sekresi cairan ini berlngsing selama 4hari, dari hari pertama hingga hari keempat
pospartum. Ciri-cirinya bewarna merah karena beirisi darah segar, jaringan sisa-sisa dari
placenta, dinding rahim, lemakdan rambut bayi serta mekonium. 10 Lokhea
sanguinolenta sekresi cairan ini meneruskan dari sekresi se belumnya (lokhea rubra).

Berlangsung dari hari keempat hingga ketujuh pospartum. Dengan ciri-ciri warna merah
kecokelatan terdapat lendir dan darah. Lokhea serosa sekresi cairan iniberlangsung dari
hari ke tujuh sampai dengan hari ke 14 post partum dengan ciri-ciri warna kuning
kecokelatan. Sekresi cairan ini menandung serum, sel darah putih, dan laserasi sisa-sisa
placenta. Lokhea alba sekresi cairan ini berlangsung dari minggu ke dua hingga minggu
keenam pospartum. Sekresi ini ciri mengandung seldarah putih, desidua, epitel,dan
selaput ledir serviks serta jaringan-jaringan mati. berubahnya bagian organ yaitu vulva
vagina.

Kondisi mengendurnya vulva vaina akibat tekanan kontraksi pada saat meneran saat ibu
mengeluarkan bayi. Sehingga dalam waktu ini vulv vagina akan kembali seperti semula,
seperti saat tidak hamil tetapi dengan waktu yang bertahap. Meskipun biasanya labia
minora akan tetap cenderung menonjol. bagian perubahan pada perenium
Pengenduran juga terjadi pada perenium akibat dorongan kepala bayi saat melahirkan.
Akan tetapi pada hari ke5 tonus otot perenium sudah mulai membaik. Sistem
pencernaan ibu postpartum berubah karen mungkin ibu mengalami konstipasi pada
saat melahirkan. Dengan tekanan yang begitu besar terhadap organ-organ pencernaan
saat mengeluarkan bayinya.

Dengan pengeluaran tenaga yang begitu besar maka mengeluarkan sekresi cairan yang
banyak. Serta kurangnya asupan saaat persalinan mengakibatkan usus menjadikosong.
Sistem perkemihan berubah Meningkatnya kadar hormon estrogen yang berfungsi
mengikat air. Biasanya disebut dengan diuresis dalam 24jam pertama ibu post partum.
Sehingga dalam sehari semalam ibu post partum akan mengalami kesulitan buang sir
kecil. Penyebabnya adalah kondisi edema pada leher kandung kemih dan spasme
sfinkter akibat kompersi kepala janin dengan tulang pubis. Berubahnya tonus otot intra
maskular Pemulihan tonus otot akan kembali pada 6-8 minggu ibu postpartum.

Karena pembuluh darah yang ada disekitar anyama otot-otot akan terjepit sehingga
berfungsi untuk menghentikan perdarahan. Berubhnya Sistem Kardiovaskuler Volume
darah akan bertambah, sehingga menimbulkan dekompensasi kordis pada ibu
pospartum pada hari ketiga sampai hari kelima postpartum. Perubahan Vital sign Pada
ibu post partum, vital sign yang harus dikaji antara lain sebagai berikut : Suhu tubuh
pada 24 jam pertama post partum akan mengalami kenaikan. Kisaran suhu normal pada
postpartum aitu 37.5-38 derajad celsius.

Pada jam ke 36 postpartum, suhu akan kembali naik lagi karena terjadinya
pembentukan ASI. nadi dewasa normalnysa 60-80 kali per menit. Denyut nadi ibu nifas
biasanya relatif lebih cepat. Jika terjadi komplikasi seperti dehidrasi atau perdarahan
postpartum biasanya ditandai dengan nadi lebih dari 100x/menit. Pada kondisi tersebut
petugas kesheatan harus waspada. pada ibu postpartum teknan darah tidak akan
mengalami perubahan apalagi perubahan yang signifikan. Tekanan darah pada ibu
postpartum biasanya lebih ke tensi yang cenderung rendah kaena proses persalinan.

Akan tetapi jika tekanan darah berangsur naik maka harus waspada terjadinya
eklampsia. respirasi tidak jauh dengan tekanan darah nadi dan suhu. Jika terdapat
kenaikan atau penurunan maka kemungkinan ada tanda-tanda syok. 13 4. Bayi Baru
Lahir (BBL). Bayi baru lahir adalah kelahiran dari umur kehamilan cukup bulan. Antara 37
minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat lahir 2500 - 4000 gram (Indriasari,
2012).(6) Seedangkan neonatal adalah bayi berusia 0 hingga 28 hari. 6 Faktor yang
berpengaruh terhadap Berat Lahir Bayi : Faktor Lingkungan Internal , yaitu meliputi usia
ibu hamil , jarak kelahiran , paritas, kada r hemoglobin , status kesehatan gizi ibu hamil ,
dan penyakit penyerta pada saat kehamilan .

Faktor Lingkungan Ekstemal , yaitu meliputi kondisi lingkungan , dan tingkat sosial
ekonom ibu hamil. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).14 5. Keluarga Berencana (KB).
Berbagai jenis alat kontrasepsi : Kondom Kondom merupakan jenis kontrasepsi yang
mudah digunakan dan mudah didapatkan sewaktu-waktu. Efektivitas tinggi dan
melindungi dari penularan IMS atau infeksi menular seksual. Kontasepsi ini juga aman
terhadap gangguan sistem hormonal. Akan tetapi 2-15% wanita masih hamil meskipun
pasanganya sudah menggunakan kondom. Dan kebanyakan pria juga kurang puas saat
berhubungan seksual dengan istrinya jika menggunakan kondom.

Karena terbuat dari bahan latex dan mengurangi kenyamanan saat berhubungan
seksual. Diafragma seefektif kondom, namun dapat dicuci dan digunakan lagi selama
satu sampai dua tahun.Kekurangannya, Akseptor kb ini harus menempatkan
diafragmanya, sebelum melakukan hubungan seksual ( hingga 1hari sebelumnya) dan
melepasnya setelah enam jam.Beberapa wanita mungkin merasa terlalu repot dan
kurang praktis serta alergi terhadap bahanya (lateks). Pil KB Akseptor pil KB tidak ribet
tidak perlu menggunakan jasa atau tindakan tenaga kesehatan seperti AKDR suntik stiril.
Hanya perlu disiplin mengkonsumsibya setiap hari di jam yang sama. Akan tetapi tidak
boleh lupa sekalipun.

Akseptor pil KB tidak terlindungi dari tertularnya infeksi menular seksual. Bersifat
hormonal, menggangu hormon tubuh. Membuat jerawat pada wajah, menstruasi tidak
teratur. Beresiko terhadap trombosis, kenaikan berat badan, sakit kepala dan mual. Pil
kB tidak boleh utuk penderita sistemik seperti ula dan darah tinggi. Susuk (Implan)
Susuk KB dengan harga terjangkau dan pemakaian praktis adalah keunggulan lain susuk
KB. Kekurangannya, bisa mengakibatkan pusing, dapat menimbulkan jerawat pada
beberapa akseptor kb ini, , tidak melindungi terhadap penularan IMS dan kurang lebih
20% wanita menstruasinya tidak teratur.

Kontrasepsi suntik Kelebihan dari kontrasepsi ini sama dengan pil KB dan susuk atau
implant. Tapi harus melakukan kontrasepsi setiap 3 bulan sekali.Kelemahannya, tidak
terlindungi terhadap IMS dan mendapatkan hormon. Untuk mengembalikan kesuburan
perlu waktu yang lama, karena kinerja hormon akan terus berlangsung. Alat kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Keunggulan AKDR adalah berjangka panjang dari 3tahun sampai
dengan 10tahun. Alat kontrasepsi dalam rahim tidak mengganggu hormon dan relatif
lebih murah jika dikalkulasi selama bertahun-tahun. Apabila perhitunganya
dibandingkan dengan kontrasepsi yang lain. Karena harus beberapa waktu ke pelayanan
kesehatan.

Kekurangan dari alat kontrasepsi ini diantaranya dapat menimbulkan kehamilan anur
atau kehamilan diluar rahim atau ektopik. Sakit kepala dan jerawat. Harus membayar
banyak diawal. Tidak nyaman untuk berhubungan seksual di awal pemasangan. Dan bisa
menyebabka perdarahan atau kram pasca pemasangan. Serta tidak melindungi dari
penularan infeksi seksual.. Sterilisasi Sterilisasi sudah tidak perlu lagi berKB seumur
hidup. Tidak melindungi dari IMS infeksi menular seksual. Biayanya mahal dan harus
melalui pembedahan. Tidak bisa dibatalkan karena sifatnya permanen. Ada
kemungkinan 1% kegagalan stirilisasi wanita masih hamil walaupun sudah dilakukan
pembedahan. Walaupun sudah bertahun-tahun dilakukan pembedahan. 15 6.

Pelayanan kebidanan Semalama Masa Pandemi Covid Pelayanan Antenatal di Masa


Pandemi COVID-19 1. Rekomendasi Pelayanan KIA dan KB pada PMB Selama Masa
Pandemi COVID-19 Menyediakan washtafel untuk cuci tangan dengan air mengalir
untuk pengunjung memastikan ulang bahwa semua peralatan telah dilakukan
desinfektan dengan benar. segala sesuatu yan berkaitan dengan pelayanan kesehatan
harus on call, membuat janji terlebih dahulu melalui aplikasi chat, telephone, whatsap
dll.

Lakukan pengkajian komperhensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan


dengan kewaspadaan panularan COVID-19, jika diperlukan bidan dapat berkoordinasi
dengan RT/RW/Kades/Lurah setempat khususnya untuk informasi tentang status ibu
apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP/COVID +)X Bidan harus menerapkan
prokes demi menghidari dan memutus penularan ratai COVID-19 : mencuci tangan
pakai sabun dengan air mengalir, jaga jarak minimal 1 meter, semua pasien,
pendamping dan tim kesehatan menggunakan masker (Tim kesehatan 20 menggunakan
masker medis kecuali pada APN Bidan menggunakan masker N-95) Pastikan bidan dan
tim keseharan yang bertugas selalu mengenakan APD sesuai kebutuhan pelayanan
kesehatan.

menerapkan cara pemasangan dan pelepasan APD yang benar selalu bersiap dengan
APD untuk melakukan pelayanan, segera lakukan kolaborasi dan merujuk pasien baik ke
puskesmas maupun rumah sakit. Lakukan skrining terhadap factor risiko termasuk risiko
infeksi COVID-19 , apabila ditemukan factor risiko, segera dirujuk ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat sesuai standar Pelayanan ANC, bersalin, nifas, BBL serta KB pada
masa pandemi COVID-19 mengacu pada panduan dari Kemenkes, PB, POGI, PP, IDAI
dan PP.IBI, (Kemenkes RI, 2020). Perdarahan Post Partum. Definisi Perdarahan
postpartum adalah perdarahan pervaginam lebih dari 500 cc setelah kala III selesai
setelah plasenta lahir).

Fase dalam persalinan dimulai dari kala I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm
sampai penurunan kepala dimulai, kemudian kala II dimana serviks sudah membuka
lengkap sampai 10 cm atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan
kala III persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran
plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai. 14
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu yang tidak lama dapat menyebabkan syok, ataupun
merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga
berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan
wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok.14 Jenis perdarahan postpartum Jenis
Perdarahan Perdarahan postpartum terbagi menjadi dua, yaitu PPP primer (dini) dan
PPP sekunder/lanjut.

PPP yaitu perdarahan postpartum yang terjadi 24 jam pertama pasca bersalin. Penyebab
utama PPP primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan
lahir, dan inversio uteri. PPP sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi setelah
24 jam pertama pasca bersalin. PPP sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim
yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal. 14 Faktor penyebab PPP primer
dibagi menjadi empat kelompok utama: Hipertonic his (Atonia Uteri) Atonia uteri
menjadi penyebab pertama perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum bisa
dikendalikan melalui kontraksi dan retraksi serat-serat miometrium.

Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya pembuluh-pembuluh darah


sehingga aliran darah ke tempat plasenta menjadi terhenti. Kegagalan mekanisme
akibat gangguan fungsi miometrium disebut dengan atonia uteri. 14 Diagnosis
ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir perdarahan masih ada dan mencapai
500-1000 cc, tinggi fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang
lembek 14 Pencegahan atonia uteri adalah dengan melakukan manajemen aktif kala III
dengan sebenar-benarnya dan memberikan misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600
mcg) segera setelah bayi lahir. 14 Trauma Laserasi (robekan jalan lahir).

Perdarahan dengan volume banyak dapat terjadi karena robekan saat inpartu baik
normal maupun dengan Tindakan. Sehingga inspeksi harus selalu dilakukan sesudah
proses persalinan selesai sehingga sumber PPP terkendali dengan baik. Tempat-tempat
perdarahan dapat terjadi pada bagian genetalia seperti vulva, vagina, servik, porsio dan
uterus. 14 Placenta yang tertinggal (Retensio sisa Plasenta) Retensio sebagian atau
seluruh plasenta dalam rahim akan mengganggu kontraksi dan retraksi, sinus-sinus
darah tetap terbuka, sehingga menimbulkan perdarahan postpartum.

Perdarahan terjadi pada bagian plasenta yang terlepas dari dinding rahim. Bagian
plasenta yang masih melekat merintangi retraksi miometrium dan perdarahan
berlangsung terus sampai sisa organ tersebut terlepas serta dikeluarkan. 14 Retensio
plasenta, seluruh atau sebagian, lobus succenturiata, sebuah kotiledon, atau suatu
fragmen plasenta dapat menyebabkan perdarahan plasenta akpostpartum. Retensio
plasenta dapat disebabkan adanya plasenta akreta, perkreta dan inkreta. Faktor
predisposisi terjadinya plasenta akreta adalah plasenta previa, bekas seksio sesarea,
pernah kuret berulang, dan kehamilan multiparita. 14 c.
Thrombophilia atau disebut dengan Kelainan Perdarahan)Afibrinogenemia/
hipofibrinogenemia bisa terjadi setelah abruption placenta, retensio placenta, janin mati
yang lama di dalam rahim dan pada emboli cairan amnion. Kegagalan mekanisme
pembekuan darah menyebabkan perdarahan yang tidak bisa dihentikan dengan
tindakan yang biasanya dipakai untuk mengendalikan perdarahan. Secara etiologi bahan
thromboplastik yang timbul dari degenerasi dan autolisis 14 decidua serta placenta
dapat memasuki sirkulasi maternal dan menimbulkan koagulasi intravaskuler serta
penurunan fibrinogen yang beredar.

14 Gejala Klinis PPP Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah sebelum
hamil, derajat hypervolemia terinduksi kehamilan, dan derajat anemia saat persalinan.
Gambaran PPP yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan darah
untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak.
Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok dengan gejala
penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin,
dan lain-lain.15 Gambaran klinis pada hipovolemia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.

Gambaran klinis perdarahan obstetri Volume darah yang hilang _Tekanan darah (sistolik)
_Tanda dan gejala _Derajat syok _ _500-1000 mL (<15- 20%) _Normal _Tidak ditemukan
_- _ _1000-1500 mL (20- 25%) _80-100 mmHg _Bradikardi (<100 kali per menit)
Berkeringat Lemah _Ringan _ _1500-2000 mL (25- 35%) _70-80 mmHg _Takikardi
(100-120 kali/menit) Oliguria
Gelisah _Sedang _ _2000-3000 mL (35- 50%) _50-70 mmHg _Takikardi (>120 kali/menit)
Anuria _Berat _ _Sumber : B-Lynch (2006) Diagnosis Perdarahan Postpartum Tabel
Diagnosis perdarahan postpartum No. _Gejala dan tanda yang selalu ada _Gejala dan
tanda yang kadang- kadang ada _Diagnosis kemungkinan _ _1.

_Uterustidak berkontraksi dan lembek Perdarahansegerasetelah anak lahir (Perdarahan


Pascapersalinan Primer atau P3) _Syok _Atonia Uteri _ _2. _Perdarahan segera(P3) Darah
segar yang mengalir segera setelah bayi lahir (P3) Uterus kontraksi baik Plasenta
lengkap _Pucat Lemah Menggigil _/ Robekan jalan lahir _ _3. _Plasenta belum lahir
setelah 30 menit Perdarahan segera (P3) Uterus kontraksi baik _Tali pusat putus akibat
traksi berlebihan Inversio uteri akibat tarikan Perdarahan lanjutan _Retensio Plasenta _
_4.

_Plasentaatausebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap


Perdarahan segera (P3) _Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang
_Tertinggalnya sebagian plasenta _ _5. _Uterus tidak teraba Lumen vagina terisi massa
Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir) Perdarahan segera (P3) Nyeri sedikit atau
berat _Syok neurogenik Pucat dan limbung _Inversio uteri _ _6. _Sub-involusi uterus
Nyeri tekanperut bawah Perdarahan lebih dari 24 jam setelah persalinan. Perdarahan
sekunder atau P2S.

Perdarahanbervariasi (ringan atau berat, terus menerus atau tidak teratur) dan berbau
(jika disertai infeksi) _Anemia - Demam _Perdarahan terlambat Endometritis atau sisa
plasenta (terinfeksi atau tidak) _ _7. _Perdarahansegera(P3) (Perdarahan intraabdominal
dan atau vaginum) Nyeri perut berat _Syok Nyeri tekan perut Denyut nadi ibu cepat
_Robekan dinding uterus (ruptura uteri) _ _Sumber : Saifuddin, 2014 f. Penatalaksanaan
Penanganan pasien dengan PPP memiliki dua komponen utama yaitu resusitasi dan
pengelolaan perdarahan obstetri yang mungkin disertai syok hipovolemik dan
identifikasi serta pengelolaan penyebab dari perdarahan.

Keberhasilan penanganan PPP mengharuskan kedua komponen secara simultan dan


sistematis ditangani. 16 Penggunaan uterotonika (oksitosin sebagai pilihan pertama)
memainkan peran sentral dalam penatalaksanaan PPP. Pijat rahim disarankan segera
setelah diagnosis dan resusitasi cairan kristaloid isotonik juga dianjurkan. Penggunaan
asam traneksamat disarankan pada kasus perdarahan yang sulit diatasi atau perdarahan
tetap terkait trauma. Jika terdapat perdarahan yang terus menerus dan sumber
perdarahan diketahui, embolisasi arteri uterus harus dipertimbangkan sebaik-baiknya.

Jika kala tiga berlangsung lebih dari 30 menit, peregangan tali pusat terkendali dan
pemberian oksitosin 10 IU (international unit) secara IV/IM (Interavena/interamuskular)
dapat digunakan untuk menangani retensio sisa plasenta. Jika perdarahan berlanjut,
meskipun penanganan dengan uterotonika dan intervensi konservatif lainnya telah
dilakukan, intervensi bedah harus dilakukan tanpa penundaan.16 Pencegahan Klasifikasi
kehamilan risiko rendah dan risiko tinggi akan memudahkan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat perawatan
antenatal dan melahirkan.

Akan tetapi, pada saat inpartu, setiap kehamilan memiliki risiko untuk terjadinya
patologi persalinan, salah satunya adalah PPP. 16 Pencegahan PPP dapat dilakukan
dengan manajemen aktif kala III. Manajemen aktif kala III adalah kombinasi dari
pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat terkendali, dan
melahirkan plasenta. Setiap komponen dalam manajemen aktif kala III mempunyai
peran dalam pencegahan perdarahan postpartum. 16 Semua wanita melahirkan harus
diberikan uterotonika selama persalinan kala III persalinan untuk mencegah PPP.
Pemberian oksitosin secara IM/IV 10 IU (interamuscular/interavena 10 international unit)
direkomendasikan sebagai uterotonika pilihan.
Uterotonika injeksi lainnya dan misoprostol direkomendasikan sebagai alternatif
pencegahan PPP ketika oksitosin tidak tersedia. Peregangan tali pusat terkendali harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dalam menangani persalinan. Peregangan
tali pusat lebih awal yaitu kurang dari satu menit setelah bayi lahir tidak disarankan. 16
Faktor Predisposisi yang mempengaruhi perdarahan post partum adalah: 1) Usia
wanita yang melahirkan anak pada usia > 35 tahun merupakan faktor predisposisi
terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian maternal.

Hal ini dikarenakan pada usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah
mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal. 16 2) Paritas juga
menjadi penyebab perdarahan postpartum adalah multiparita. Paritas menunjukan
jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas anak yang telah
dilahirkan. Primipara adalah seorang yang pernah melahirkan sekali satu janin atau lebih
yang telah mencapai batas viabilitas, oleh sebab itu berakhirnya setiap kehamilan
melewati tahap abortus memberikan paritas pada ibu.

Seorang multipara adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan dua atau lebih
kehamilan hingga viabilitas. Hal yang menentukan paritas adalah jumlah kehamilan
yang mencapai viabilitas, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih besar
jika wanita yang bersangkutan melahirkan satu janin, janin kembar, atau janin kembar
lima, juga tidak lebih rendah jika janinnya lahir mati. Uterus yang telah melahirkan
banyak anak, cenderung bekerja tidak efisien dalam semua proses persalinan.

16 3) Anemia dalam kehamilan Anemia merupakan keadaan yang ditandai dengan


penurunan kadaar hemoglobin dalam sel darah dibawah nilai normal, seseorang
dikatakan anemia jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11g/dL. Kekurangan
hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius bagi ibu baik
dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Oksigen yang kurang pada uterus akan
menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat (hypotonic his)
sehingga terjadi atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan post partum.

16 4) Riwayat inpartu dimasa lampau juga erat kaitanya dengan hasil kehamilan dan
persalinan berikutnya. Jika Riwayat masa lampau buruk petugas harus waspada
terhadap terjadinya komplikasi selama persalinan yang akan berlangsung. Riwayat
persalinan buruk tersebut dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan
preeklampsi, sectio caesarea, partus lama, makrosomia, infeksi dan pernah mengalami
perdarahan antepartum dan postpartum. 5) Makrosomia (bayi besar) adalah bayi lahir
yang beratnya >4000 gram. Menurut kepustakaan, bayi besar dapat menimbulkan
dystosia kalau beratnya melebihi 4500 gram.
Kesulitan yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala janin atau
besarnya bahu janin. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat
menimbulkan inertia uteri dan kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum lebih
besar. 6) Gemeli (Kehamilan ganda) dapat menyebabkan uterus terlalu meregang,
dengan overdistensi tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau perdarahan yang
berasal dari letak plasenta akibat ketidak mampuan uterus berkontraksi dengan normal.

preeklampsia Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah usia kehamilan 20


minggu disertai dengan proteinuria dan jarang timbul sebelum 20 minggu kehamilan
kecuali jika terdapat penyakit ginjal ataupun penyakit trofoblastik. Preeklampsia
merupakan penyakit sistemik yang tidak hanya ditandai oleh adanya tekanan darah
tinggi, namun juga disertai dengan peningkatan resistensi pembuluh darah, disfungsi
endotel yang difus, proteinuria, dan koagulopati. Preeklampsia ringan ditandai dengan
tekanan darah = 140/90 mmHg, tetapi kurang dari 160/110 mmHg disertai proteinuria
= 300 mg/24 jam atau = 1 + dipstick.

Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan gejala satu atau lebih dari tekanan
darah sistolik = 160 mmHg dan tekanan darah diastolik = 110 mmHg; proteinuria lebih
dari 5 gr/24 jam atau 4 + dipstick, oligouri, peningkatan serum kreatinin, gangguan
visus dan serebral, nyeri epigastrium, edema paru atau sianosis, hemolisis
mikroangiopatik, trombositopenia berat <100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit
dengan cepat, peningkatan kadar alanin dan aspartate aminotransferase, pertumbuhan
janin intrauterin yang terhambat; dan atau Sindrom HELLP.

17 Kondisi preeklampsia dapat berlanjut menjadi eklampsia yaitu terjadinya kejang


karena terganggunya aktivitas otak dan merupakan komplikasi berat preeklampsia bila
tidak mendapatkan penanganan adekuat. Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan
eklampsia masih berupa teori yang meliputi kelainan vaskularisasi plasenta, iskemia
plasenta, radikal bebas, disfungsi endotel, intoleransi imunologik antara ibu dan janin,
adaptasi kardiovaskular, genetik dan defisiensi gizi stimulus inflamasi.

17 Pemeriksaan protein urine dapat dilakukan pada ibu hamil merupakan salah satu
jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi ginjal selama masa kehamilan
dan mengidentifikasikan adanya preeklampsia baik ringan, maupun berat yang dapat
mengarah pada keadaan eklampsia. Deteksi proteinuria sangat penting dalam diagnosis
dan penanganan hipertensi dalam kehamilan. Proteinuria merupakan gejala yang
terakhir timbul pada pasien preeklampsia. Akan tetapi, eclampsia juga bisa terjadi tanpa
proteinuria. Proteinuria pada preeklampsia merupakan indikator adanya bahaya pada
janin, berat badan lahir rendah (BBLR), dan meningkatnya risiko kematian perinatal.
17 Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia diantaranya,
primigravida, hiperplasentosis, usia <20 tahun atau >35 tahun, riwayat keluarga pernah
mengalami preeklampsia atau eklampsia, Riwayat penyakit ginjal dan hipertensi baik
diderita ibu sebelum hamil maupun factor genetic dan obesitas. Penelitian Karkata
menunjukan bahwa faktor risiko yang paling memungkinkan terjadinya preeklampsia
dan eklampsia adalah usia (3:1), status paritas (3:1), dan hipertensi (10:1). Untuk itu
diperlukan penelitian mengenai gambaran kadar protein urine berdasarkan distribusi
penyakit preeklampsia dan eklampsia, distribusi usia, distribusi status paritas, dan
distribusi tekanan darah pada ibu hamil preeklampsia dan eklampsia untuk menambah
informasi, edukasi dan menunjang data bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya. 17 Preeklampsia merupakan suatu penyakit kehamilan yang
ditandai dengan hipertensi dan proteinuria.

Penyebab preeklampsia sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti sehingga
preeklampsia disebut sebagai “the disease of theories”. Pada beberapa penelitian yang
sudah ada, dikemukakan bahwa terjadi peningkatan risiko yang merugikan dari keluaran
persalinan pada wanita yang mengalami hipertensi dalam kehamilan yang kronik. 15
Preeklampsia terjadi melalui beberapa mekanisme yang mendasar, yaitu iskemik
plasenta, disfungsi endotel dan proses imunologis. Disfungsi endotel perantaranya dari
penurunan dan gangguan endotel pembuluh darah.

Sedangkan iskemik plasenta dan proses imunologis perantaranya dari adanya sel
trofoblas yang tidak menginvasi pembuluh arteri spiralis pada miometrium. Keadaan
tersebut mengakibatkan suplai darah ke plasenta terhambat dan berlanjut menjadi
iskemik pada plasenta. Plasenta yang iskemik akan menghasilkan lipid peroksida. Lipid
peroksida akan menghambat sintesis prostasiklin dan meningkatkan produksi
tromboksan A2. Keadaan tersebut secara langsung akan menyebabkan vasospasme
sistemik.

Selain itu, lipid peroksida juga mempengaruhi permeabilitas kapiler pembuluh darah
terhadap protein sehingga terjadi proteinuaria. 16 Vasospasme sistemik akan
berpengaruh pada seluruh organ dalam tubuh seperti jantung, paru, hati, ginjal, otak,
dan darah. Peningkatan resistensi pembuluh arteri hepatika dapat menyebabkan
perubahan fungsi hati dan iskemia hati. Keterlibatan hati pada preeklampsia sering
disertai hemolisis dan trombositopenia. Makna klinis trombositopenia selain jelas
mengganggu pembekuan darah adalah bahwa hal tersebut mencerminkan keparahan
proses patologis. Trombositopenia dan gangguan pembekuan darah tersebut menjadi
salah satu penyebab PPP.

17 Autoimun Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh


secara keliru menyerang sel sehat dalam tubuh. Sistem kekebalan biasanya melindungi
dari kuman seperti bakteri dan virus. Ketika merasakan serangan asing, sistem daya
tahan tubuh akan mengirimkan pasukan sel tempur untuk melawan. Biasanya sistem
kekebalan dapat membedakan antara sel asing dan sel alami dalam tubuh. Cara
meningkatkan daya ingat secara alami pada penyakit autoimun, sistem kekebalan salah
menganggap bagian tubuh, seperti persendian atau kulit, sebagai benda asing.

Kesalahan ini kemudian medorong tubuh melepaskan protein yang disebut


autoantibodi yang menyerang sel sehat. Beberapa penyakit autoimun hanya
menargetkan satu organ. Misalnya, diabetes tipe 1 merusak pankreas. Sementara, jenis
penyakit autoimun lainnya bisa memengaruhi seluruh tubuh, seperti lupus eritematosus
sistemik (LES) atau systemic lupus erythematosus (SLE). Menurut sebuah studi yang
diterbitkan dalam Jurnal Autoimmunity Reviews pada Agustus 2012, wanita
mendapatkan penyakit autoimun pada tingkat sekitar 2 banding 1 dibandingkan pria,
yakni 6,4 persen wanita, sementara 2,7 persen pria.

Beberapa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu.
Misalnya, lupus memengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin,
sementara diabetes tipe 1 pada umumnya menimpa orang Eropa. Selain itu, pnyakit
autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus, diturunkan dalam keluarga
(faktor riwayat keluarga). Tidak setiap anggota keluarga pasti mengidap penyakit yang
sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi tersebut. Karena kejadian
penyakit autoimun meningkat, para peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi
dan paparan bahan kimia atau pelarut (solvent) mungkin juga terlibat.

Diet kurang sehat merupakan faktor risiko lain yang dicurigai untuk mengembangkan
penyakit autoimun. Perbedaan Diabetes Tipe 1, dan Diabetes Tipe 2. Makan makanan
tinggi lemak, tinggi gula, dan makanan olahan diduga berkaitan dengan peradangan
yang dapat memicu respon imun. Namun, hal ini belum terbukti. Sementara itu, sebuah
studi yang diterbitkan dalam Jurnal Immuno Targets and Therapy pada Juli 2015
berfokus pada teori lain yang disebut “hipotesis kebersihan”.

Di mana, karena telah tersedia vaksin dan antiseptik, anak-anak saat ini tidak terpapar
kuman sebanyak sebelumnya. Kurangnya paparan bisa membuat sistem kekebalan
anak-anak ini cenderung bereaksi berlebihan terhadap zat yang tidak berbahaya. Para
ahli pada dasarnya tidak tahu persis apa yang menjadi penyebab penyakit autoimun.
Faktor genetika, diet atau pola makan, infeksi, dan paparan bahan kimia mungkin
terlibat. Jenis penyakit imun yang umum terjadi Melansir Health Line, sebenarnya ada
lebih dari 80 penyakit autoimun yang dapat menimpa seseorang. Namun, berikut ini
adalah 14 jenis penyakit autoimun yang paling umum terjadi : 1. Diabetes tipe 1.
Pankreas adalah organ yang salah satunya berfungsi untuk menghasilkan hormon
insulin. Hormone tersebut membantu mengatur kadar gula dalam darah. Kadar gula
darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ
seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. 2. Rheumatoid arthritis (RA) Pada RA, sistem
kekebalan menyerang persendian. Serangan ini dapat menyebabkan gejala kemerahan,
rasa hangat, nyeri, dan kaku pada persendian. Tidak seperti osteoarthritis yang biasanya
menyerang orang seiring bertambahnya usia, RA dapat dimulai sejak usia 30-an atau
lebih cepat. 3.

Psoriasis/psoriatic arthritis merupakan sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian


terlepas saat tidak lagi dibutuhkan. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang
begitu cepat. Sel ekstra kemudian menumpuk dan membentuk bercak merah dan tejadi
peradangan, biasanya dengan sisik putih dari plak pada kulit. Hingga 30% penderita
psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian. 4.
Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi
sel saraf, di sistem saraf pusat.

Kerusakan pada selubung mielin kemudian memperlambat kecepatan transmisi pesan


antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh. Kerusakan ini
dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, kelemahan masalah keseimbangan dan
kesulitan berjalan. Menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Pharmacy and
Therapeutics pada 2012, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan
untuk berjalan dalam waktu 15 tahun setelah penyakit dimulai. 5. Systemic lupus
erythematosus (SLE). Para dokter pada tahun 1800-an pertama kali menggambarkan
lupus sebagai penyakit kulit, karena ruam yang biasa ditimbulkannya. Sebenarnya lupus
eritematosus sistemik (LES) dapat memengaruhi banyak organ tubuh, termasuk
persendian, ginjal, otak, dan jantung.

Gejala lupus yang paling umum, di antaranya yaitu nyeri sendi kelelahan dan ruam. 6.
Penyakit radang usus Inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada lapisan dinding usus. Setiap jenis IBD memengaruhi bagian saluran
pencernaan yang berbeda. Penyakit Crohn dapat meradang di bagian mana pun dari
saluran pencernaan, dari mulut hingga anus. Sementara, kolitis ulserativa hanya
memengaruhi lapisan usus besar (kolon) dan rektum.

7. Penyakit Addison Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang


menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen. Kekurangan
kortisol sendiri dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan
karbohidrat dan gula (glukosa). Sementara, kekurangan aldosteron akan menyebabkan
kehilangan natrium dan kalium berlebih dalam aliran darah. Gejala penyakit Addison di
antaranya dapat berupa: Kelemahan Kelelahan Penurunan berat badan Gula darah
rendah 8. Penyakit Graves Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher,
menyebabkannya memproduksi terlalu banyak hormon. Hormon tiroid sendiri berfungsi
salah satunya untuk mengontrol penggunaan energi tubuh, yang dikenal sebagai
metabolisme.

Terlalu banyak hormon ini pada akhirnya pun dapat meningkatkan aktivitas tubuh,
menyebabkan gejala seperti: Kegugupan Detak jantung cepat Intoleransi panas
Penurunan berat badan. 9. Sindrom Sjögren Kondisi ini menyerang kelenjar yang
memberi pelumasan pada mata dan mulut. Gejala khas sindrom Sjögren adalah mata
kering dan mulut kering, tetapi juga dapat memengaruhi persendian atau kulit. 10.
Tiroiditis Hashimoto Pada tiroiditis Hashimoto, produksi hormon tiroid melambat
hingga mengalami defisiensi.

Gejala tiroiditis Hashimoto antara lain dapat berupa: Penambahan berat badan
Kepekaan terhadap dingin Kelelahan Rambut rontok Pembengkakan tiroid (gondok) 11.
Penyakit myasthenia gravis Myasthenia gravis memengaruhi impuls saraf yang
membantu otak mengontrol otot. Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal
tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontraksi. Gejala myasthenia gravis yang paling
umum adalah kelemahan otot yang semakin memburuk saat beraktivitas dan membaik
dengan istirahat. Sering kali otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata terbuka,
menelan, dan gerakan wajah terlibat. 12.

Vaskulitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah.


Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh arteri dan vena. sehingga darah
yang mengalir lebih sedikit pada pembuluh vena maupun arteri. 13. Anemia pernisiosa
menyebabkan kekurangan protein yang dibuat dalam sel-sel pada lapisan perut yang
dibutuhkan agar usus halus dapat menyerap vitamin B-12 yang diperoleh dari makanan.
Tanpa cukup vitamin tersebut, seseorang akan mengembangkan anemia, dan
kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan berubah menjadi tidak tepat.
Anemia pernisiosa sering terjadi pada kelompok lansia. 14.

Penyakit celiac Orang dengan penyakit celiac tidak dapat makan makanan yang
mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan
produk biji-bijian lainnya. Ketika gluten ada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang
bagian saluran pencernaan ini dan menyebabkan peradangan. 13 B. TINJAUAN TEORI
MANAJEMEN. Metode pelaksanaan kebidanan adalah ssolusi yang dianggap sebagai
cara untuk menyusun pola pikir dan tindakan sesuai dengan teori ilmiah,
penelitian-penelitian, ketrampilan ataupun perihal yang logis untuk sebuah keputusan
yang berfokus pada klien (Varney, 1997).

Adapun manajemen kebidananyang sudah dirumuskan permanen oleh Hellen Varney


diantaranya sebagai berikut : Sekumpulan data dasar yang mana data tersebut
benar-benar valid, dan terjamin kelengkapanya guna memudahkan tahapan manajemen
selanjutnya Pengkajian data harus ada baik itu subyektif maupun obyektif. Data
subyektif bersumber dari anamnesa kepada klien. Berisi kan hasil wawancara terhadap
klien, seperti keluhan klien. Kemudian sumber data obyektif adalah dari hasil
pemeriksaan antopometri, vital sign, inspeksi kondisi klien dll. Data obyektif juga
membantu menentukan diagnosa potensial.

Karena pada hasil pemeriksaan tersebut menjadi bukti dan alasan yang kuat terhadap
suatu diagnosa potensial. Tahap berikutnya ialah pengelolahan data. Dalam
pengelolahan data ini, kita mengabungkan kedua data tersebut baik obyektif maupun
subyektf guna menguatkan kondisi klien. Dan setelah menggabungkan, kita harus
mengkaji ulang agar mantap dalam tahapan manajemen selanjutnya. Melakukan
Interprestasi data untuk mengidentifikasi diagnose masalah potensial , pokok data yang
sudah ada dan diinterprestasikan. Sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah
potensial yang lebih spesifik.

Diagnosa kebidanan merupakan masalah potensial yang ditentukan oleh seorang bidan
dalam praktek kebidanan dan sesuai dengan kriteria nomen klatur (tata nama) diagnosa
kebidanan. Rumus msalah potensial dan masalah keduanya difungsikan karena masalah
itu tidak dapat diartikan seperti diagnose saja tetapi tetap memerlukan sebuah tindakan.
Adapun masalah yang di temukan yaitu terkait dengan wawancara atau interpetasi data
yang teridentifikasi bidan. Masalah sering juga menjadi penyerta dalam diagnose
potensial. Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial.

Pada tahapan ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa/
masalah yang teridentifikasi. Tahapan ini merupakan antisipasi bidan, guna
mendapatkan asuhan yang aman. Pada langkah ini bidan harus waspada dan bersiaga
mencegah diagnosa/potensial terjadi. Memutuskan kebutuhan apa tindakan yang harus
dilakukan dan berkonsultasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainsesuai
kebutuhan pasien. Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi dan penetapan
kebutuhan tindakan segera berdasarkan diagnosa/ masalah yang sudah ditegakkan.
Kegiatan bidan pada lang kah ini adalah berkonsultasi, berkolaborasi, dan melakukan
rujukan jika dipelukan.

Pada tahap ini seorang bidan harus melakukan tindakan segera jika kondisinya
emergency. Contoh melakukan KBI-KBE pada perdarahan postpartum, meminta batuan
asisten untuk pasang infus dan drop oksitosin 1000IU serta berkonsultasi dengan dokter
spesialis obsyn dan ginekoloi untuk melakukan rujuk Menyusun rencana asuhan
kebidanan komperhensif. Setelah diagnose dan masalah ditetapkan maka langkah
selanjutnya adalah menusun rencana suhan secara menyeluruh. Rencana menyeluruh ini
meliputi seala sesuatu yang sudah diidentifikasi dari kondisi pasien.

Jika ingin mengantisipasi masalah pasien, bidan juga dapat memberikan KIE, informasi
dengan media seperti leaflet serta melakukan semua tidakan kepada pasien dengan
melakukan inform konsent terlebih dahulu. Supaya tindakan berlangsung aman tanpa
hambatan Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman. Pada langkah ini
semua perencanaan asuhan dilaksanakan oleh bidan baik secara mandiri ataupun
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Mengevaluasi. Merupakan langkah terakhir
dalam manajemen kebidanan. Pada tahapan ini melakukan evaluasi apakah asuhan yang
telah diberikan bidan evektif atau tidak. Jika pelaksanaanya evektif biasanya hasilnya
juga efektif begitu juga sebaliknya.

Adapun manajemen kebidanan menurut SOAP, yaitu sbb : S (Data Subjektif) Data
subketif (S), adalah dokumentasi manajement kebidanan menurut Helen Varney. Pada
langkah ini merupaka langkah awal yakni pengumpulan data subyektif biasanya melalui
wawancara atau tanya jawab. Contoh seperti identitas klien meliputi nama, tanggal lahir
atau umur klien, alamat dsb. Selain itu biasanya pengkajian data ini juga menanyakan
keluhan utama yang dirasakan klien pada saat itu. Pengkajian data subyekti ii bisa
dilakukan ketika pertama kali berjumpa dengan klien,.

Sehingga bidan juga bisa menilai mimik-pantomimik yang mendukung ekspressi kondisi
klien pada saat itu. O (Data Objektif) Data Objektif (O) yaitu pendokumentasian dengan
melakukan pengkajian data dari hasil pemeriksaan kondisi klien saat itu. Seperti
pemeriksaan keadaan umum pasien, pemeriksaan antopometri, vital sign dan
pemeriksaan penunjan lainya guna memperoleh diagnosa potensial klien pada saat itu.
A (Assessment) A (analysis/assessment), yaitu dokumentasi kebidanan yang di dapatkan
dari hasil analisa pengkajian data subyektif dan obyektif sehingga mendapatkan
masalah potensial yang sedang dihadapi klien untuk dilakukan langkah selanjutnya
sesuai dengan kewenangan bidan. Planning Planning/ perencanaan adalah membuat
rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan
hasil analisis dan interpretasi data.

Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien


seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus
bias mencapai criteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan
yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus
sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, dokter. Analisis/assessment adalah
dokumentasi manajemen kebidanan menurut Hellen Varney langkah kedua dan ketiga
serta keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini: diagnosa masalah kebidanan,
diagnosa ,asalah potensial sesuai dengan wewenan kebidanan yang berlaku. Serta
melakukan penanganan dan idetifikasi menngenai tindakan kebutuhan segera yang
merujuk pada klien atau pasien. Planning (merencanakan) adalah membuat suatu
perencanaan guna menginterpretasi data.

Perencanaan ini bertujuan untuk mencapai dan memaksimalkan kesejahteraan pasien


dalam segi kesehatan dan keselamatanya.perencanaan ini harus bisa dicapai dalam
waktu yang sudah ditentukan. Adapun tindakan yang dilakukan harus bisa mencapai
kesejahteraan pasien bagaimanapun caranya. Dengan berkolaborasi dengan dokter
fisioterapi perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam melakukan asuhan
penatalaksanaaan ini wajib di tanda-tangani oleh psien atau keluarga. Atau tindakan
tidak ada inform concent apabila kondisi emergency atau membahayakan keselamatan
klien. Atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kerangka Teori.

(8) Kerangka Asuhan. (10) BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis dan Rancangan
Penelitian Jenis penelitian penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu
dengan cara wawancara/tanya jawb terhadap ibu hamil dan melakukan anamnesa
dengan baik meliputi pemerikasaan antopometri, pemeriksaan keadaan umum dan
riwayat obstetri serta observasi. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : tempat
penelitian dilakukan di klinik swasta Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta .

alamat lengkap tempat penelitian di Jl Kalurahan Candran Sidoarum Kecamatan Godean


Kabupaten Sleman Yogyakarta 55293. Waku : penelitian dilakukan pada tanggal 9 Juli
2022 hingga tanggal 31 Juli 2022. Subyek Penelitian Sampel penelitian telah dilakukan
yaitu Asuhan Kebidanan Komperhensif Ny.L Usia 27 tahun G3P1A1Ah1 dengan Anemia
Berat, preeklampsia ringan, Riwayat autoimun dan perdarahan postpartum. Penelitian ini
dilakukan pendampingan dari hamil trimester III, persalinan, pendampingan BBL dan
pemilihan alat kontrasepsi di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta.

Jenis Data Data Primer (Sumber Langsung) : Data yang dikumpulkan atau diperoleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disbu juga sebagai data baru
yang up to date atau data real life. Unuk memperoleh data primer penelii dapa
mengumpulkanya dengan menggunakan teknik observasi, tanya jawab, diskusi
kelompok terarah dan penyabaran quesioner. Penulis menggunakan sumber langsung
dimana data-data tersebut diperoleh dengan wawancara secara langsung kepada
pemeriksaan fisik (inspeksi, auskulasi, perabaan). Wawancara dan observasi pasien serta
observasi langsung melalui cara anamnesa.

Data sekunder (sumber tidak langsung) : dalah data yang diperoleh peneliti dari
berbagai sumber yang sudah ada. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, buku
Kesehatan ibu dan anak, rejam medis dll. Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun
berdasarkan telaah pustaka yang pembahasanya didapatkan dari sumber-sumber yang
berkaitan dengan judul penulisan mengenai kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB.
Dimana sumber yang didapatkan berasal dari buku KIA, Jurnal dan buku-buku
kebidanan. E.

Instrumen penelitian RM Buku KIA Pemeriksaan antopometri Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan vial sign Lembar perseujuan inform consent Leaflet asuhan kebidanan dari
ibu hamil hingga BBL serta KB Format askeb kehamilan, persalinan, nifas, BBL, KB. F.
Teknik Pengumpulan Data Data Primer : yaitu Teknik pengambilan data yang dilakukan
dengan tanya jawab kepada pasien, menganamnesa menanyakan keluhan saat itu.
Kemudian melakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan tanda-tanda vital pasien seperti
BB, TB, Suhu, Respirasi, Tekanan Darah dan Nadi.

Data sekunder merupakan data yang dipeoleh dari RM pasien, Buku KIA dan Kohort Ibu
hamil saat melakukan pelayanan ANC terpadu. Data ini memuat hasil pemeriksaan
objekif dan keluhan setiap pemeriksaan. Telaah pustaka merupakan sumber dan
informasi penting untuk menyinkronkan latar belakang masalah. Adapun sumber yang
peneliti dapatkan diambil dari jurnal, artikel, penelii sebelumnya, skripsi sebelumnya dan
buku-buku kebidanan. G. Pengolahan dan Analisis Data Melakukan Asuhan Keidanan
Kehamilan Secara Menyeluruh pada ibu Hamil ny L Usia 27 tahun G3P1A1AH1 dengan
Anemia berat, preeklampsia ringan, Riwayat autoimun dan perdarahan postpartum di
PMB Anisa Maulidina Yogyakarta.

Asuhan tersebut di berikan pendampingan dari hamil trimester III Persalinan Nifas BBL
dan Edukasi Keluarga berencana. H. Etika Penelitian Anonim Untuk menjaga privasi
pasien, peneliti hanya menuliskan inisial nama tanpa menyantumkan idenias pasien.
Pengkajian subyektif pada Ny.L usia 27 tahun G3P1A1AH1 dengan anemia berat,
preeklampsia ringan, Riwayat autoimun dan perdarahan postpartum di Bidan Anisa
Maulidina Yogyakarta. Rahasia Pemberian jaminan untuk tidak memberikan informasi
apapun kepada siapapun tentang diagnosa, masalah kesehatan maupun identitas
pasien. Peneliti tidak menginformasikan apapu kecuali yang berhubungan dengan
penelitian.

Lembar persetujuan Membuat kesepakaan kepada pasien dan keluarga agar mengerti
tentang tujuan penelitian ini. Kesepakatan yang telah dibuat dan disetujui oleh pasien
dan keluarga dengan pendampingan selama hamil TM III, melahirkan, BBL, masa nifas
dan memilih alat kontrasepsi. Ethical clearence Merupakan instrumen yang digunakan
unuk menjelaskan status keselarasan bidang kesehatan dengan kode etik
sebaik-baiknya. (nomor : KE/AA/VII/10875/EC/2022). I. Rencana Jalanya Penelitian.

Jalanya penelitiandilakukan dalam beberapa tahap : Tahap persiapan : Konsultasi judul


studi penelitian dengan penguji Studi pustaka untuk menentukan acuan Melakukan
studi pendahuluan Menyusun proposal Memperbaiki proposal Seminar proposal Revisi
hasil seminar proposal Tahap perizinan Mengajukan penelitian dan mengajukan
pengecekan etichal clearance. Tahap penelitian Peneliti melakukan pengkajian dan
idenifikasi data pasien. Menjelaskan maksud dan tujuan akan dilakukan penelitian.
Dimanaakan dilakukan pendampingan dan pemantauan dari hamil TMIII hingga BBL
serta KB. Peneliti melakukan kunjungan kepada pasien selama 4 kali. Hamil trimester III
sebanyak 1kali. Pada saat Persalinan sebanyak 2 kali dan pada saat nifas sebanyak 1 kali.

Serta melakukan follow up untuk KB baik penambahan kunjungan maupun videocall


serta memastikan kesehatanya. Setelah itu peneliti melakukan analisa data,
mengevaluasi dan menyajikan data yang diperoleh. Serta membuat kesimpulan dari
hasil asuhan kebidanan secara komperhensif yang di berikan kepada pasien tersebut.
Tahap laporan Peneliti menyerahkan hasil revisi kepada pembimbing. Melengkapi data
dan membuat presentasi data hasil penelitian kepada pembimbing. Melakukan revisi
ulang jika diperlukan dan merapikan KTI dengan dijilid rapi BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Subyek Studi Kasus Subyek studi
kasus ini adalah Ny.

L umur 27 tahun G3P1A1AH1 UK 39 minggu, pendidikan terakhir S1, agama islam,


bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal di Sidoarum Godean, Sleman dan
suami tinggal di lowanu brontokusuman Yogyakarta. Kondisi rumah ibu sudah baik
namun suami belum siaga dalam penjagaan ibu hamil karena perbedaan wilayah kerja
suami, kebersihan rumah terjaga, sumber mata air ibu berasal dari sumur, kamar mandi
ibu sudah memakai jamban, dan saluran pembuangan limbah terjaga. Ibu mengatakan
ini hamil yang ketiga, sudah pernah keguguran pada tahun 2020 yang merupakan
kehamilan pertamanya dan jumlah anak hidup satu orang berusia 19bulan.

Persalinan pertama abortus pada tahun 2020 saat usia kandungan 5 minggu di tolong
oleh bidan di RS Sardjito kemudian kehamilan kedua pada tahun 2021 dengan usia
kehamilan 38 minggu 1hari, lahir spontan, ditolong oleh bidan, diklinik Bidan Edi,
dengan jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 3100 gram dan tidak terdapat
komplikasi. Kemudian kehamilan ketiga ini dilakukan pengkajian pertama pada tanggal
9 Juli 2022 didapatkan data HPHT 21 Desember 2021, HPL 11 Juli 2022, lingkar lengan
atas 26 cm, tinggi badan 158 cm, golongan darah O, riwayat TT 5, ada riwayat penyakit
menurun, menahun dan Riwayat penyerta yaitu autoimun. Dari keluarga ibu, ayah
kandung menderita hipertensi dan pernah beberapa tahun struk sampai meninggal
dunia. Kemudian dari ibu mertua menderita asma.

Ibu pernah menjadi akseptor KB Pil pada bulan februari tahun 2021 kemudian ibu tidak
melanjutkan menjadi akseptor karna kehamilan yang sekarang dengan alasan gagal KB.
Asuhan Kebidanan Komperhensif Asuhan kebidanan komprehensif mulai dilakukan pada
kehamilan Trimester III sampai dengan pemilihan alat kontrasepsi. Selama dilakukan
pendampingan dan diberikan asuhan kebidanan sebagai berikut: Kehamilan Pada
pengkajian pertama dilakukan pengumpulan data kehamilan pada tanggal 9 Juli 2022,
Ny.

L umur 27 tahun G3P1A1AH1 UK 39 minggu hasil pengkajian data subjektif ibu


mengatakan sering BAB dan kram pada kaki bagian kanan. HPHT 21 Desember 2021,
HPL 11 Juli 2022, siklus menstruasi 28 hari teratur, menarche usia 13 tahun, lama waktu
haid 7 hari. Riwayat perkawinan tercatat di KUA. Riwayat pemeriksaan ANC pertama
pada tanggal 21 desember 2021, pada trimester I sebanyak 2x, trimester II tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan, dan trimester III sebanyak 7x. Pola pemenuhan
kebutuhan sehari-hari atau makan dan minum 3-5x makan dengan porsi sedang dan
minum 12x. Riwayat imunisasi TT5.

Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga dengan riwayat persalinan yang pertama usia
kehamilan 38 minggu lahir spontan di Bidan Edi BBL 3100 gram dan tidak terdapat
komplikasi. Ibu mengatakan pernah menjadi akseptor KB pil pada tahun 2020 selama
kurang lebih setahun, kemudian berhenti dengan alasan sudah hamil karena gagal KB.
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, menaun tetapi ibu
memiliki riwayat sakit autoimun, menurun karena ibu mertua mrnderita asma, Riwayat
penyakit menahun dari ayah kandung menderita hipertensi dan beberapa tahun
menderita struk sampai meninggal dunia. Ibu mengatakan untuk mengatasi anemia
pada trimester I diberikan tablet tambah darah dan asam folat dikonsumsi 1x1 hari
selama kehamilan jika obat habis ibu diminta untuk kunjungan ulang ke bidan.

Ibu mengatakan ini kehamilan karena gagal KB namun ibu dan suami bahagia dengan
kehamilan ini dan keluarga Bahagia dengan kehamilan ini. Ibu mengatakan sering
begadang karena gelisah tidak bisa tidur. Suami sering menginap di rumah ibu
kandungnya. Keluhan lain ibu sering BAK di malam hari dan perutnya tidak nyaman. Dari
data objektif yang didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
tekanan darah 90/60 mmhg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,4?, berat
badan 68 kg, tinggi badan 158cm, LILA 26 cm, hasil pemeriksaan fisik wajah simetris,
pucat, oedema pada kaki, konjungtiva pucat, sklera putih, pupil normal, tidak terdapat
pembengkakan pada kelenjar tiroid, limfe dan pembuluh darah vena jugularis, abdomen
tidak terdapat bekas luka oprasi, TFU 32 cm, DJJ 140x/menit, ada bekas operasi pada
payudara karena pernah menderita tumor payudara. Penatalaksanaan yang dilakukan
peneliti memberi tahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa hasil normal namun
Hb ibu turun menjadi 10.4

gr %, memberitahu ibu tanda-tanda persalinan diantaranya keluar lendir bercampur


darah, kenceng-kenceng yang teratur dan adekuat (semakin lama semakin sering),
menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, makan makanan yang bergizi seperti sayur
hijau, buah, nasi, protein seperti hati ayam, daging, ayam. Prebiotic seperti tempe tahu
susu fermentasi. Memberitahu ibu ketidaknyamanan trimester III meningkatnya
frekuensi BAK, kram pada kaki, merasa gerah, insomnia, nyeri punggung dan cara
mengatasi keluhan sering BAK dengan kurangi konsumsi air pada malam hari.

Kunjungan kedua Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 11 juli 2022 dengan hasil
pengkajian subyektif Ny. L umur 27 tahun G3P1A1AH1 UK 39 minggu hasil pengkajian
data subjektif ibu mengatakan kram pada kaki bagian kanan. HPHT 21 Desember 2021,
HPL 11 Juli 2022, siklus menstruasi 28 hari teratur, menarche usia 13 tahun, lama waktu
haid 7 hari. Riwayat perkawinan tercatat di KUA. Riwayat pemeriksaan ANC pertama
pada tanggal 21 desember 2021, pada trimester I sebanyak 2x, trimester II tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan, dan trimester III sebanyak 7x.

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau makan dan minum 3-5x makan dengan
porsi sedang dan minum 12x. Riwayat imunisasi TT5. Ibu mengatakan ini kehamilan
yang ketiga dengan riwayat persalinan yang pertama usia kehamilan 38 minggu lahir
spontan di Bidan Edi BBL 3100 gram dan tidak terdapat komplikasi. Ibu mengatakan
pernah menjadi akseptor KB pil pada tahun 2020 selama kurang lebih setahun,
kemudian berhenti dengan alasan sudah hamil karena gagal KB.

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, menaun tetapi ibu
memiliki riwayat sakit autoimun, menurun karena ibu mertua mrnderita asma, Riwayat
penyakit menahun dari ayah kandung menderita hipertensi dan beberapa tahun
menderita struk sampai meninggal dunia. Ibu mengatakan untuk mengatasi anemia
pada trimester I diberikan tablet tambah darah dan asam folat dikonsumsi 1x1 hari
selama kehamilan. Jika obat habis ibu diminta untuk kunjungan ulang ke bidan. Ibu
mengatakan ini kehamilan karena gagal KB namun ibu dan suami Bahagia dengan
kehamilan ini dan keluarga Bahagia dengan kehamilan ini. Ibu mengatakan sering
begadang karena gelisah tidak bisa tidur. Suami sering menginap di rumah ibu
kandungnya.
Keluhan lain ibu sering BAK di malam hari danperutnya tidak nyaman. Dari data objektif
yang didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
90/60 mmhg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,4?, berat badan 68 kg, tinggi
badan 158cm, LILA 26 cm, hasil pemeriksaan fisik wajah simetris, pucat, oedema pada
kaki, konjungtiva pucat, sklera putih, pupil normal, tidak terdapat pembengkakan pada
kelenjar tiroid, limfe dan pembulu darah vena jugularis, abdomen tidak terdapat bekas
luka oprasi, TFU 32 cm, DJJ 140x/menit, ada bekas operasi pada payudara karena pernah
menderita tumor payudara. Penatalaksanaan yang dilakukan peneliti memberi tahu ibu
hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa hasil normal namun Hb ibu turun menjadi 10.4

gr %, memberitahu ibu tanda-tanda persalinan seperti keluarnya lendir bercampur


darah, kenceng-kenceng yang teratur dan adekuat (semakin lama semakin sering dan
menetap), menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, makan makanan yang bergizi seperti
sayur hijau, buah, nasi, protein seperti hati ayam, daging, ayam. Prebiotic seperti tempe
tahu susu fermentasi. Memberitahu ibu ketidaknyamanan trimester III meningkatnya
frekuensi BAK, kram pada kaki, merasa gerah, insomnia, nyeri punggung dan cara
mengatasi keluhan sering BAK dengan kurangi konsumsi air pada malam hari.

Kunjungan ketiga Kunjungan ketiga dilakukan pada hari kamis tanggal 14 Juli 2022
pukul 07.00 dengan komunikasi melalui whatsap. Ibu mengatakan sudah merasakan
kontraksi seperti HIS sejak pukul 04.00 WIB. Namun ibu mengatakan bahwa
kontraksinya belum teratur, kadang-kadang menghilang dengan sendirinya. Pada pukul
12.00 WIB ibu mengatakan kontraksinya semakin sering dan semakin teratur. Kemudian
ibu mengatakan sudah mengeluarkan ledir darah. Kemudian peneliti menghubungi
suaminya yang sedang bekerja karena di rumah ibu tidak ada anggota keluarga laki-laki.
Lalu pukul 14.00 WIB tiba di Bidan Anisa Maulidina kemudian dilakukan pemeriksaan.

Hasil pengkajian data subyektif yang dilakukan adalah sebagai berikut. Keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, konjungtiva pucat sklera putih dan bibir agak pucat.
Pada bagian ekstremitas bawah kaki ibu mengalami odema dan ibu mengatakan kram
pada kaki sebelah kanan. Hasil pemeriksaan antopometri ibu tinggi badan 158cm, berat
badan 68kg dan LILA 26cm. Kemudian hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu tekanan
darah 90/60mmHg Nadi 80x permenit suhu 36.7 derajad celcius respirasi 20x permenit.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan kehamilan, usia kehamilan ibu saat itu 39minggu.

Dilakukan pemeriksaan leopold dengan cara Mc Donald, leopold 1 bagian teratas perut
ibu teraba bulat lunak teraba bagian bokong janin dengan pengukuran fundus uteri ibu
27cm menggunakan mateline, kemudian leopold II bagian kanan perut ibu teraba
kecil-kecil bergerak teraba ekstremitas janin sedangkan bagian kiri perut ibu teraba
keras Panjang seperti papan teraba bagian punggung janin. Leopold III bagian terbawah
perut ibu teraba bulat keras dan melenting teraba bagian kepala janin. Leopold IV
dilakukan Osborn test dengan hasil konvergen dan tidak bisa digoyangkan,
kemungkinan kepala janin sudah masuk pintu atas panggul. Kemudian pemeriksaan
dilanjutkan dengan memeriksa kondisi janin dalam perut menggunakan dopler.

Hasilnya denyut jantung bayi terdengar kencang frekuensi 142x pemenit. Kemudian
menanyakan kepada ibu kapan terakhir buang air kecil. Lalu memberitahu kepada ibu
akan dilakukan pemeriksaan dalam (Vaginal Touch) dengan hasil pembukaan sekitar
3-4cm. Setelah mengetahui hasil pemeriksaan tersebut, dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan urine sewaktu dan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan
urine protein +1 dan Hb dalam darah 9.6gr/dL. Lalu bidan merujuk ibu ke ruang
bersalin. Kunjungan keempat Kunjungan keempat dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022
usia kehamilan 39+3 minggu.

Dari data subjektif pada pukul 14:45 WIB hasil pemeriksaan inspeksi keadaan umum
baik kesadaran composmentis ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan
merasakan sangat nyeri pada bagian perut dan pinggang. Pada tgl 14 Juli 2022 pukul
15:00 WIB dilakukan observasi dengan hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 82x/menit, repirasi 20x/menit, posisi janin normal bagian terendah
kepala, sudah masuk panggul, DJJ 132x/menit, jumlah air ketuban cukup. Pukul 14:15
WIB ibu merasa semakin kenceng dan semakin nyeri yang tidak bisa ditahan lagi. Ibu
mengatakan seperti ingin buang air besar lalu pada saat tidak ada kontraksi bidan
menyarakan agar mengosongkan kandung kemih.

Lalu memposisikan ibu di meja obsgyn dengan posisi supinasi kemudian melakukan
vulva hygine dan vaginal touch (VT) dengan hasil pembukaan 7cm, denyut jantung janin
137x permenit, tekanan darah 100/70mmHg, respirasi 20x per menit, suhu 37 derajad
celcius. b. Persalinan. Kunjungan persalinan dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022 usia
kehamilan 39+3 minggu. Dari data subjektif ibu mengatakan jam 04:00 WIB merasakan
kenceng-kenceng bagian perut dan pinggang belakang, namun belum teratur dan
kadang-kadang hilang. Keluhan tersebut dirasakan sampai pukul 11.00 WIB semakin
lama semakin teratur dan sering. Kemudian pada pukul 11.45 WIB sudah mulai
mengeluarkan lendir darah. Kemudian ibu memberitahu dan segera dibawa ke Bidan
Anisa Maulidina pukul 13.30 WIB.

Hasil pemeriksaan antopometri ibu tinggi badan 158cm, berat badan 68kg dan LILA
26cm. Kemudian hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu tekanan darah 90/60mmHg
Nadi 80x permenit suhu 36.7 derajad celcius respirasi 20x permenit. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan kehamilan, usia kehamilan ibu saat itu 39minggu. Dilakukan
pemeriksaan leopold dengan cara Mc Donald, leopold 1 bagian teratas perut ibu teraba
bulat lunak teraba bagian bokong janin dengan pengukuran fundus uteri ibu 27cm
menggunakan mateline, kemudian leopold II bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil
bergerak teraba ekstremitas janin sedangkan bagian kiri perut ibu teraba keras Panjang
seperti papan teraba bagian punggung janin. Leopold III bagian terbawah perut ibu
teraba bulat keras dan melenting teraba bagian kepala janin.

Leopold IV dilakukan Osborn test dengan hasil konvergen dan tidak bisa digoyangkan,
kemungkinan kepala janin sudah masuk pintu atas panggul. Kemudian pemeriksaan
dilanjutkan dengan memeriksa kondisi janin dalam perut menggunakan dopler. Hasilnya
denyut jantung bayi terdengar kencang frekuensi 142x pemenit. Kemudian menanyakan
kepada ibu kapan terakhir buang air kecil. Lalu memberitahu kepada ibu akan dilakukan
pemeriksaan dalam (Vaginal Touch) dengan hasil pembukaan sekitar 3-4cm. Setelah
mengetahui hasil pemeriksaan tersebut, dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan urine sewaktu dan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan urine protein +1
dan Hb dalam darah 9.6gr/dL. Lalu bidan merujuk ibu ke ruang bersalin.

a) Kala 1 Berdasarkan hasil tanya jawab melalui whatsap dengan Ny. L pada tanggal 14
Juli 2022 jam 10.00 WIB ibu mengatakan perut terasa mules-mules, kenceng-kenceng
sudah mulai teratur 2/10/40detik, tekanan darah 120/80mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,4?, kemudian bidan melakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil
pemeriksaan dalam pembukaan 4cm dan selaput amnion utuh. Dari data diatas
didapatkan analisa Ny. L umur 27 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu dengan inpartu kala I
fase laten.

Penatalaksanaan yang diberikan ibu dianjurkan untuk makan dan minum untuk tenaga
saat mengejan pada proses persalinan, memberitahu ibu untuk latihan pernafasan,
memberitahu ibu untuk jalan-jalan jika tidak ada kontraksi atau tidur posisi miring kekiri
agar memperlancar kemajuan persalinan. Kemudian bidan dan tim melakukan
pemeriksaan observasi TTV dan DJJ setiap 15 menit sekali VT 30menit sekali. Pukul 16:00
WIB, ibu mengatakan kenceng-kenceng sudah sering 4/10/35detik. Pukul 16:00 WIB
dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 10cm, selaput amnion utuh
DJJ 138x/menit. Dari data diatas didapatkan analisa Ny. L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK
39+3 minggu dengan inpartu kala I fase aktif.

Maka penatalaksaanaan yang dilakukan bidan ibu dibawa ke ruang bersalin,


memberitahu untuk relaksasi, mempersiapkan persalinan, memberitahu cara mengejan
yang benar b) Kala II Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan dan observasi dengan Ny.
L pukul 16:00 WIB ibu mengatakan dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil
pembukaan 10cm (lengkap), penurunan kepala janin sudah berada di hodge IV. Ibu
mengatakan ingin sekali mengejan seperti ingin buang air besar. Kemudian bidan
melakukan persiapan alat dan obat-obatan. Partus set, APD, Apron, sedot oksitosin 10
IU dll. Analisa Ny.L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK 39+3 minggu dengan inpartu kala II.
Penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan memimpin persalinan.

Pukul 16:15 WIB memposisikan ibu dengan supinasi agar nyaman. Lalu melakukan
Tindakan amniotomy, asisten bidan melakukan pemeriksaan DJJ dan asisten bidan
lainya memasang infus. Kemudian di pimpin mengejan saat ada kontraksi kurang lebih
5-7 menit lahir seorang bayi dengan jenis kelamin perempuan. Berat lahir bayi 3100
gram, bayi lahir spontan dan menangis kuat, kulit putih, nafas lancar setelah di
penghisapan lendir menggunakan delay. Tonus otot baik, segra dilakukan pemotongan
tali pusat dan dilakukan Inisiasi menyusu dini IMD.

c) Kala III Kemudian pada fase ini bidan memastikan tidak adanya janin ke kedua. Lalu
melakukan penyuntikan oksitosin 10IU di paha kanan atas ibu secara intramaskular. Lalu
beberapa saat kemudian terdapat tanda-tanda pengeluaran placenta yaitu uterus
globuler, tali pusat memanjang dan semburan darah secara tiba-tiba. Kemudian bidan
melakukan penegangan tali pusat terkendali. Pada saat placenta sudah berada di
introitus vagina, bidan memberitahu ibu akan dilahirkanya placenta. Penatalaksanaan
bidan yakni penyuntikan oksitosin 10 IU kemudian melakukan peregangan tali pusat
terkendali sampai terlihat bagian placenta.

Kemudian melahirkan placenta, memeriksa kelengkapan placenta menggunakan kasa,


placenta utuh, kotiledonya utuh, selaputnya utuh. Asisten bidan melakukan massasse
uterus sampai memastikan kontraksi dengan baik (teraba keras saat dilakukan palpasi).
d) Kala IV Melakukan observasi perdarahan 24 jam pertama. Melakukan penjahitan, luka
robekan jalan lahir derajad II. Nifas 1 jam pertama aman, hasil pemeriksaan TTV : TD
100/70 N : 86x permenit S : 36.2 derajad celcius R : 18 x permenit. Kontraksi kuat fundus
uteri berada 2jari di bawah pusat. Penatalaksanaan bidan, melakukan jahitan luka
perinium melakukan observasi selama 24jam pertama. Pada pukul 20.00 dilakukan
pemeriksaan HB : 6.1gr % dan perdarahan pervaginam ibu cukup banyak yakni 650cc.
Analisa Ny.L inpartu kala IV dengan riwaryat autoimun, preeklampsia ringan, anemia
berat dan perdarahan post partum. Penatalaksanaan bidan di rujuk ke RS Syakinah
Idaman Sleman Yogyakarta.

Dari hasil wawancara yang saya dapatkan dari keluarga, jam 21.00 langsung
mendapatkan penanganan dan observasi ulang. Analisa penyebab perdarahan adalah
laserasi jalan lahir tepat di otot perenium dan kadar hemoglobin yang sangat rendah
(ibu mengalami anemia berat). c. Nifas. 1. Kunjungan 1 (6 jam-2 hari ) Dari hasil
wawancara yang saya dapatkan dari keluarga, jam 21.00 langsung mendapatkan
penanganan dan observasi ulang oleh dokter spesialis kandungan. Analisa penyebab
perdarahan adalah laserasi jalan lahir, tepatnya luka jaringan otot perenium. Pada saat
itu dilakukan tranfusi darah sebanyak 1 flabot.

Pada tanggal 15 juli 2022 hasil wawancara saya dengan bidan dan dokter yang
menangani ibu mengatakan, telah dilakukan observasi dan skrening penyebab
perdarahan. Dokter akan melakukan observasi lebih dalam mengenai perdarahan ibu.
Selain itu, akan diupayakan perbaikan keadaan umum ibu hingga Hb minimal 10gr/dL.
Penatalaksanaan melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu, tanda-tanda vital dan
pemeriksaan pengeluaran perdarahan pervaginam. Hasil pemeriksaan terdapat laserasi
jalan lahir yaitu robekan otot perenium. Kemudian dokter membuka jahitanya kembali.
Selanjutnya menjahit ulang luka perenium ibu. Pada hari kedua tanggal 15 Juli 2022
pukul 09.00 WIB akan dilakukan tranfusi darah ulang sebanyak 1 flabot. Melakukan
observasi perdarahan, TTV dan KU ibu dengan hasil TD 110/80 mmHg N 86x per menit S
36 derajad R 18x permenit. Keadaan umum ibu semakin membaik.

Analisa yang didapatkan yaitu Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 nifas hari kedua dengan
anemia berat, preeklampsia ringan, Riwayat autoimun danperdarahan postpartum
karena laserasi jalan lahir yaitu robekan otot perenium. Kemudian akan dilakukan
skrening pemeriksaan Hb dan observasi perdarahan. Analisa jika Hb ibu 10 gr % dan
perdarahan berkurang ibu diperbolehkan pulang dan dianjurkan segera rawat gabung
dengan bayi. 2. Kunjungan II ( 3 – 7 hari ) Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 16
juli 2022 pukul 13.00 WIB di RS Syakinah Idaman. Dari hasil tanya jawab peneliti dengan
suami paisen, kondisi ibu semakin membaik. Keadaan umum baik dan kesadaran
composmentis.

Hasil TTV TD 120/80mmHg N 80x permenit S 36.7 derajad celcius R 20x permenit. Bidan
jaga mengatakan perdarahanya normal, pasien mengatakan ganti pembalut 2-4x
perhari. Ibu mengatakan sudah membaik tidak ada keluhan, ibu ingin segera pulang
bertemu dengan anak-anaknya di rumah. Analisa yang didapatkan Ny L usia 27 tahun
P2A1Ah2 nifas hari ketiga dengan perdarahan postpartum karena anemia berat dan
laserasi jalan lahir. Penatalaksanaan bidan melakukan pemeriksaan genetalia dan
mengobservasi perdarahan ibu. Pemeriksaan penunjang dengan sampel darah dengan
hasil test Hb 10.9 gr %. Ibu sudah diperbolehkan pulang dan disarankan untuk
bounding attachment dengan bayi. 3.

Kunjungan III ( 8 hari ) Kunjungan ke III dilakukan pada tanggal 17 Juli 2022 melalui
whatsap dengan ibu. Ketika ditanyakan kabarnya, ibu mengatakan belum pulih, masih
terasa lemas. Ibu menanyakan kapan dilakukan kunjungan ulang ke bidan. Analisa yang
didapatkan Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 nifas 8 hari dengan anemia sedang dan
kurangnya pengetahuan tentang nifas. Penatalaksanaan bidan memberikan KIE tentang
nifas. Menganjurkan ibu untuk segera periksa kembali ke bidan atau RS seminggu
setelah persalinan. 4. Kunjungan IV ( 10 hari ) Kunjungan ini dilakukan pada tanggal 23
Juli 2022 pukul 16.00 WIB. Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.

Ibu bisa merawat bayinya dengan baik. Ibu merawat kedua anaknya dibantu dengan
suami dan keluarganya. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal. TD 100/70 mmHg
N 82x R 18x S 37.0. Ibu mengatakan Lochea semakin sedikit seperti bercak dan
keputihan. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, involusi uterus baik, fundus
uteri sesuai dengan masa nifas ibu, ibu menyusui dengan baik dan benar.
Penatalaksanaan memberikan edukasi kepada ibu agar mengkonsumsi tablet Fe 1x1
sesuai anjuran dokter/bidan. 5. kunjungan BBL a) kunjungan 1 kunjungan BBL pertama
segera setelah nifas kala III setelah IMD selama kurang lebih 1 jam. Melakukan
pemeriksaan antopometri dengan hasil pemeriksaan antopometri BB 3530gr PB 48cm
LILA 10cm LK 32cm LD 32cm.

melakukan pemeriksaan TTV dengan hasil pemeriksaan N 120 S 36.6 R 24x. melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir tidak ada jejas persalinan seperti capput, cepal
hematoma, fraktur klavikula dsb . Analisa by ny L usia 0 hari dengan dengan capput di
bidan anisa. Penatalaksaanaan melakukan perawatan bayi baru lahir dan perawatan tali
pusat. Membersihkan sisa lender dan secret di tubuh bayi dengan kain lembut.
Memberikan minyak telon supaya hangat. Memakaikan baju dan topi. Memberikan
salep mata dan Vitamin Kdengan menyuntikan di paha kanan atas secara IM. b)
kunjungan II Kunjungan BBL ke II dilakukan melalui whatsap pada tanggal 18 Juli 2022
pukul 09.00 WIB melalui whatsap dengan keluarga ibu.

Keluarga mengatakan mata bayi berwarna kuning. Keluarga cemas dengan keadaan
bayinya. Analisa yag didapatkan bayi Ny L usia 4 hari persalinan normal dengan icterus
derajad 1. Penatalaksanaan bidan melakukan pemeriksaan, lalu memberikan konseling
edukasi agar di jemur pada bawah sinar matahari pagi sebelum jam 8 dengan posisi
mata bayi ditutup dengan kain. Kemudian diberikan ASI sesering mungkin minimal 2jam
1x lalu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi. Adapun caranya adalah
memakaikan bedong, memakaikan topi, menggosok lembut kulit bayi dengan telon
segera setelah mandi.

c) kunjungan III kunjungan berikutnya melakukan pemeriksaan antopometri pada BBL


usia 10 hari dengan hasil timbangan BB 3940gr PB 48cm. melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital R 24x N 120x S 36.8. pemeriksaan tali pusat sudah lepas. bayi menyusu
dengan kuat, tidur pulas, tidak rewel. Analisa yang didapat By Ny L usia 10 hari fisiologis
di Bidan anisa maulidina Yogyakarta. Penatalaksanaan melakukan edukasi tentang ASI
eksklusif selama 6 bulan. Menganjurkan ibu untuk tidak memberi makanan dan
minuman lain selain ASI. 6.

kunjungan keluarga berencana (kunjungan KB) Kunjungan ini dilakukan pada tanggal 22
Juli 2022 ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik, hasil pemeriksaan tekanan
darah 120/85 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, luka jahitan masih basah,
tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka perineum, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
keras. Ibu mengatakan pernah menajdi akseptor KB pil namun lalai dalam
mengkosnsumsi pil tersebut. Ibu juga pernah di berikan edukasi macam-macam KB
seblumnya, namun dokter menyarankan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi
dalam Rahim karena ibu memiliki Riwayat anemia dan autoimun. Dari hasil pemeriksaan
maka didapatkan analisa Ny.

L umur 27 tahun P2A1AH2 dengan nifas fisiologis hari ke-10. Penatalaksanaan


memberitahu hasil pemeriksaan dalam batas normal, memberitahu ibu jenis-jenis
kontrasepsi, manfaat serta efek samping setiap kontrasepsi yang dijelaskan. Melakukan
intervensi kepada ibu untuk memilih kontrasepsi yang aman pada kondisi Kesehatan ibu
serta tidak mengganggu produksi ASI. Karena saat ini ibu masih ingin menyusui.
PEMBAHASAN Setelah dilakukan asuhan sejak kehamilan, persalinan, nifas hingga BBL
pada Ny.L umur 27 tahun dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1.

Asuhan Kebidanan Kehamilan S : Ny L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK kehamilan


39minggu di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta. Ibu mengatakan pernah menderita
penyakit gangguan metabolic yaitu autoimun. Ibu mengatakan sering mengalami
anemia akibat kurang istirahat selama hamil. Saat dokter menanyakan keluhan, ibu
mengatakan sering kram pada bagian kaki kanan. O : pada kunjungan pertama
Kehamilan TM III pada tanggal 11 Juli 2022 Ny L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK
kehamilan 39minggu dengan Anemia ringan, Riwayat autoimun. Dilakukan pemeriksaan
Hb dengan hasil 10.4gr %. TTV TD 90/60 BB 68 R 20x N 80x.

Hsil pemeriksaan USG 1. AC : 30.08cm GA : 34w 1d EDD : 21/08/2022 2. BPD : 9.03cm GA


: 36w 4d EDD : 04/08/2022 EFW2 : 2597g range : 2072-3122g GA : 35w 0d EDD :
15/08/2022 A : Ny L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK kehamilan 39minggu dengan Anemia
sedang dan Riwayat autoimun. P : memberikan Pendidikan Kesehatan tentang persiapan
persalinan, memberikan saran untuk senam hamil, memberikan ibu untuk minum susu
hamil dan patuh mengkonsumsi tablet Fe dan cara minum yang benar.

Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual agar memperlancar stimulasi


kontraksi menjelang persalinan. Dokter menyarankan ibu untuk persalinan di Rumah
sakit karena Riwayat autoimun. 2. Asuhan Kebidanan Persalinan S : Ny L usia 27 tahun
P2A1Ah2 UK kehamilan 39 minggu dengan Anemia sedang dan Riwayat autoimun. Ibu
mengtakan kenceng-kenceng semakin teratur sejak pagi dini hari. Ibu mengatakan
sudah mengeluarkan lendir darah pada tanggal 14 Juli 2022 pukul 12.00 WIB. O :
melakukan pemerisaan dalam dan observasi untuk mengetahui kemajuan persalinan.

Pada kala 1 fase laten bidan mengambil sampel urine untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan hasil urine protein +1. Kemudian persalinan ibu berlangsug normal
selama 4jam kala II dan 20menit kala III. Pada fase berikutnya kala III placenta lahir
lengkap tidak ada infeksi. Hasil pemeriksaan TTV TD 110/70 mmHg S 36.5 R 22x N 82
kondisi perenium dijahit kontraksi uterus keras lochea rubra berwarna merah
kecokelatan. Catatan dokter/bdian : mobilitas, rawat gabung, IMD. A : Analisa yang
didapat Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 UK kehamilan 39 minggu dengan Anemia sedang,
Riwayat autoimun, preeklampsia ringan dan perdarahan postpartum.

P : melakukan rujukan ke RS Sakinah Idaman, bidan mengantarkan dan mendampingi


ibu sampai RS. Penatalaksanaan asuhan kebidanan komperhensif yang dilakukan pada
Ny L usia 27 tahun P3A1Ah2 dengan Anemia Berat Preeklampsian ringan dan Riwayat
autoimun di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta. Pada tanggal 14 Juli 2022 observasi kala
1 dilakukan pemeriksaan test urine dengan hasil protein urine +1. Diagnose potensial
ibu juga mengalami preeklampsia ringan meski dengan tekanan darah normal yakni
110/70mmHg.

Hasil penelitian persalinan ini dapat disimpulkan adanya hubungan antara preeklampsia
dengan perdarahan postpartum sesuai jurnal kebidanan tentang analisis faktor risiko
yang memengaruhi terjadinya preeklampsia. Peningkatan kejadian preeklampsia yang
mengalami perdarahan post partum dikarenakan pada ibu dengan preeklampsia
mengalami penurunan volume plasma yang mengakibatkan hemokonsentrasi dan
peningkatan hematokrit maternal. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi
organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah. Keadaan seperti ini menyebabkan
terjadinya hipofibrinogemia (kurangnya zat fibrinogen dalam darah).

Jika fibrinogen dalam darah berkurang cukup banyak, maka perdarahan pada saat
proses persalinan akan sulit dihentikan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan post partum.18 3. Asuhan Kenidanan Nifas S : Asuhan Kebidanan Nifas pada
Ny L usia 27 tahun P3A1Ah2 dengan Anemia Berat Preeklampsian ringan dan Riwayat
autoimun di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta. Ibu mengeluh mengantuk rasanya lemes
ingin tidur. Namun 2 jam setelah kala IV observasi, darah yang keluar semakin banyak
kurang lebih 650cc. Pemeriksaan Hb dengan hasil 6.1gr % KU ibu mengatakan
mengantuk saat itu. Dan saat dilakukan palpasi untuk massase uterus lembek.
Dari hasil penelitian ini ada keterkaitan antara anemia dengan perdarahan postpartum
sesuai dengan teori Varney Helen. (2006) tentang Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Bahwa
anemia merupakan kondisi kurangnya hemoglobin dalam jumlah normal pada sel darah.
Anemia disebabkan karena defisiensi besi, sementara defisiensi besi itu sendiri
disebabkan karena kurangnya kadar oksigen dalam darah. Sehingga mengganggu
metabolisme dalam tubuh. Hal tersebut mengakbatkan kemampuan otot-otot uterus
melemah sehingga kontraksi saat persalinan menjadi tidak adekuat. Kelainan kontraksi
yang lemah (hypotonic) dalam dunia kebidanan disebut dengan athonia uteri sehingga
menyebabkan perdarahan postpartum.

O : Konjungtiva Pucat, tekanan darah 90/60 mmHg N : 100x S 35.5 R 24x, pemeriksaan
HB 6.1gr % kontraksi lembek pengeluaran darah >500cc. A : Asuhan Kebidanan Nifas
pada Ny L usia 27 tahun P3A1Ah2 dengan Anemia Berat Preeklampsian ringan dan
Riwayat autoimun serta perdarahan postpartum. P : Rujuk ke rumah sakit syainah
idaman. Kemudian hasil pengamatan peneliti melalui wawancara dengan dokter
penyakit dalam di Rumah Sakit mengatakan bahwa, hasil laboratorium baik. Dokter
mengatakan test laju endap darah normal.

Pemeriksaan tersebut berguna untuk mengetahui seberapa cepat sel darah merah
berkumpul di dasar tabung reaksi dan membentuk endapan. Jika endapan lama maka
kondisi ibu normal. Namun juga melakukan test ferittin yang merupakan protein
penyimpan zat besi dalam sel darah hasilnya sangat sedikit. Sehingga ada juga kaitan
antara anemia, perdarahan post partum dan penyakit autoimun. Sesuai artikel yang saya
kutip pada Irwan sapto, Adhi. Tentang 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu
Diwaspadai. Salah satu penyakitnya yaitu Anemia pernisiosa.

Anemia pernisiosa menyebabkan kekurangan protein yang dibuat oleh sel-sel lapisan
perut yang dibutuhkan agar usus halus dapat menyerap vitamin B-12 dari makanan.
Adapun makanan yang mengandung vitamin B12 yaitu daging ayam, daging sapi, telur
rebus, susu, yogurt, ikan sarden dan sebagainya. 4. Asuhan Kebidanan BBL (Bayi Baru
Lahir) S : pengamatan subyektif pada By Ny Ny L usia 0 hari P2A1Ah2 di Bidan Anisa
Maulidina. Pada kunjungan pertama, bayi lahir menangis spontan, bernafas normal,
warna kulit kemerahan, tonus otot baik, bayi sudah BAK dan belum mengeluarkan
mekonium, bayi menyusu dengan kuat saat IMD. Berat lahir bayi 3530gr LK
32cm/LD32cm/LILA 10cm PB 48cm.

bayi sudah diberi Vit K, salep mata (tetrasiklin) dan imunisasi HB0 pada tanggal 15 Juli
2022 pukul 09.00 WIB setalah mandi. Pada kunjungan kedua pada tanggal 24 Juli 2022
bayi menyusu dengan kuat. Frekuensi menyusu lebih dari 8x sehari. Bayi suka tidur pulas
jarang rewel. Hasil pemeriksaan berat badan berat bayi 3940gr. Bayi sedikit kuning pada
bagian mata. O : Hasil pemeriksaan berat badan berat bayi 3940gr dilakukan ulang pada
tanggal 24 Juli 2022 pukul 15.00 WIB. Bayi sedikit kuning pada bagian mata. A : hasil
Analisa kebidanan By Ny L usia 27tahun dengan icterus derajad 1. Pada tanggal 14-15
Juli 2022 bayi tidak mendapat ASI karena ibunya sedang dirawat di RS Sakinah.

Sehingga kemungkinan bayi kuning (icterus) mengalami hopotermi dan kurangnya


asupan nutrisi sehingga mengalami kuning. Hal tersebut sesuai dengan teori P :
memberikan KIE tentang ASI Eksklusif, menyarankan untuk jemur bayi pada sinar
matahari pagi sebelum jam 8. Menganjurkan untuk menutup mata bayi saat
penjemuran. Memberikan ASI on demand. 5. Asuhan Kebidanan KB (Keluarga
Berencana) S : Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 UK nifas 8hari dengan perdarahan
postpartum. Lochea sanguenolenta. Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan
perenium. Ibu ingin segera berKB namun ibu baru saja mengalami perdarahan.

O : keadaan umum ibu baik, TD 110/70mmHg N 80x permenit S 37 R 21 A : Ny L usia 27


tahun P2A1Ah2 UK nifas 8hari dengan perdarahan postpartum. P : menjelaskan kepada
ibu tentang metode alat kontrasepsi. Menyarankan ibu untuk menggunakan KB suntik 3
bulan. Karena tidak mengganggu produksi ASI, karena KB suntik 3 bulan indikasi ibu
nifas dengan anemia berat, ppp, autoimun, dan ibu pernah gagal KB. Keterbatasan
Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak boleh mendampingi pasien
saat rujukan di RS. Karena pihak rumah sakit tidak berkenan ada mahasiswa ikut
melakukan observasi perdarahan pasien.

Sehingga saat tindakan-tindakan selama rujukan seperti perbaikan KU, observasi


perdarahan, screening penyebab perdarahan dsb, peneliti tidak mengetahui prosesnya.
Namun peneliti dapat mengambil informasi melalui tanya jawab dengan keluarga dan
suami pasien. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah dilakukan
asuhan kebidanan komperhensif dari hamil trimester III, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan keluarga berencana. Didapatkan hasil frekuensi pendampingan selama hamil
trimester III sebanyak 2x yaitu pada tanggal 9 Juli 2022 pukul 13.00 WIB menemui
pasien di alamat tempat tinggalnya. Kemudian pendampingan kedua dilakukan pada
tanggal 11 Juli 2022 pada pukul 18.30 WIB pada saat pemeriksaan USG dan ANC. Pada
pendampingan asuhan selama kehamilan alhamdulillah lancer tidak ada komplikasi.
Hasil pemeriksaan pasien disarankan untuk meminta rujukan kef askes 1 agar bersalin di
rumah sakit karena anemia dan Riwayat autoimun.

Pendampingan persalinan dilakukan pada tanggal 14 Juli 2022 pukul 06.00 WIB melalui
whatsap dengan pasien. Pasien mengatakan bahwa sudah merasakan kontraksi sejak
pukul 04.00 pagi dini hari. Namun kontraksi yang dirasakan masih sering hilang.
Kemudian pasien mengatakan kontraksinya semakin kenceng semakin sering pada
pukul 10.00 WIB. Pada saat itu juga peneliti menyarankan agar pasien segera
memberitahu keluarga dan suami untuk mempersiapkan persalinan bayinya. Peneliti
juga menyarankan pasien untuk mandi, makan siang, buang air kecil dan buang air
besar. Pada pukul 12.00 WIB pasien mengatakan sudah mengeluarkan lender darah dari
jalan lahir.

Kemudian peneliti mendaftarkan pasien dengan meminjam buku KIA dan kartu asuransi
kesehatanya. Pasien tiba di bidan Anisa Maulidina pukul 14.00 WIB dengan hasil
pembukaan 3-4cm. kemudian dilakukan observasi dan pertolongan persalinan pada
pukul 15.30 WIB bayi lahir BB 3530gr LK 32cm LD 32cm LILA 10cm. APGAR SCORE 9,
refleks bayi normal. TFU setinggi pusat TTV KU Baik dan dilakukan IMD. Pendampingan
nifas kala III placenta lahir lengkap, kotiledon dan selaput (+). Kontraksi (+), involusi
uterus keras, TFU 2 jari di bawah pusat. KU ibu baik namun ibu mengatakan ingin tidur
dan terasa ngantuk. Kemudian melakukan pemerikasaan TTV TD 90/60mmHg N 80x R
22x S 36.0. perdarahan 650cc. dilakukan pemeriksaan Hb 6.1gr%, pasien di rujuk ke RS
Sakinah idaman. Penampingan bayi baru lahir nenonatus by ny L usia 0 hari bayi lahir BB
3530gr LK 32cm LD 32cm LILA 10cm. APGAR SCORE 9, refleks bayi normal. TFU setinggi
pusat TTV KU Baik dan dilakukan IMD.

Bayi sehat menyusu dengan kuat dan mendapatkan colostrum. Penatalaksanaan bayi
mendapat injeksi vit K secara IM di paha kanan atas. Bayi mendapatkan salep mata dan
imunisasi Hb 0 pada tanggal 15 Juli 2022. B. SARAN Bagi Mahasiswa Sebaiknya setiap
mahasiswa kebdianan harus menambah ilmu pengetahuan tentang kebidanan
sebanyak-banyaknya. Agar dapat menerapkan pengetahuan dan kehlianya dengan baik
Ketika sudah terjun dalam masyarakat. Bagi Pasien Sebaiknya keluarga pasien terutama
suami, harus siaga pada saat ada anggota keluarga atau istrinya dalam masa kehamilan.
Agar dapat mengetahui (deteksi dini) skrining kondisi ibu hamil an bayinya.

Karena ibu hamil dengan Riwayat penyakit maupun komplikasi bisa menghambat
kelancaran persalinan. Serta berdampak buruk pada Kesehatan ibu dan bayi. Bagi
Institusi Lebih menambah edukasi tentang kehamilan patologis dengan komplikasi. Bagi
Lahan Meningkatkan kualitas pelayanan kliniknya khususnya bagi ibu dan anak sesuai
dengan perkembangan ilmu kebidanan dengan berdasarkan standar pelayanan
kebidanan. Bagi Peneliti Selanjutnya Semoga peneliti selanjutnya lebih baik BAB VI
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF NY L 27 TAHUN G3
P1A1AH1 DENGAN ANEMIA RINGAN, PREEKLAMPSIA RINGAN, RIWAYAT AUTOIMUN
DAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI BIDAN ANISA MAULIDINA YOGYAKARTA
INSTISARI Latar Belakang : Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa anemia pada
wanita hamil sejumlah 23% merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu di
negara berkembang.
Anemia selama masa hamil beresiko terhadap lahirnya bayi prematurus, berat bayi lahir
rendah (BBLR). Adapun penyebab anemia kehamilan antara lain kelelahan, karena pola
kerja tidak baik, imunitas tubuh rendah, resiko penyakit sistemik seperti jantung, serta
ketidak selamatan ibu dari komplikasi. Asuhan kebidanan komperhensif (continuity of
care) adalah serangkaian pemberian asuhan berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB.

Selain anemia, preeklampsia juga menjadi penyebab obstetrick langsung sebesar 90%,
Sebagian besar perdarahan penyebab tak langsung kematian ibu berupa kondisi
Kesehatan yang mempengaruhi anemia dan preeklampsia. Tujuan : Memberikan asuhan
secara komperhensif pada Ny L dengan anemia ringan, preeklampsia ringan, Riwayat
autoimun dan perdarahan post partum mulai masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan
KB. Metode Penelitian : Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, pemeriksaan dan observasi.

Hasil : Hasil penelitian asuhan kebidanan komperhensif G3P1A1Ah1 dengan anemia


berat dan Riwayat autoimun, dilakukan pendampingan sebanyak 8x dari ibu hamil
trimester III sampai dengan nifas dan BBL. Pada kunjungan kedua usia kehamilan 39
minggu ibu mengatakan sudah merasakan kontraksi. Intervensi yang diberikan yaitu
mempersiapkan persalinan dan menyiapkan donor. Kesimpulan : Setelah dilakukan
Asuhan Kebidanan Komprehensif didapatkan hasil bayi lahir spontan, cukup bulan
sesuai usia kehamilan dan ibu mengalami perdarahan postpartum pada kala IV
observasi. Ibu memilih menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.

Kata Kunci : Kehamilan, asuhan kebidanan komperhensif, anemia, preeklampsia,


perdarahan postpartum, autoimun. 1Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Alma
Ata Yogyakarta 2Dosen Prodi DIII Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta 3Dosen
Prodi SI Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta COMPREHENSIVE OBJECTIVE CARE
MRS L 27 YEARS G3 P1A1AH1 WITH MILD ANEMIA, MILD PREECLAMPSIA, HISTORY OF
AUTOIMMUNE AND POSTARTUM BLOODING IN MIDWIFE ANISA MAULIDINA
YOGYAKARTA INSTITUTION Background : Various studies reveal that anemia in
pregnant women is 23% an indirect cause of maternal death in developing countries.

Anemia during pregnancy is at risk for the birth of premature babies, low birth weight
babies (LBW). The causes of anemia in pregnancy include fatigue, poor work patterns,
low immunity, the risk of systemic diseases such as heart disease, and maternal unsafety
from complications. Comprehensive midwifery care (continuity of care) is a series of
providing continuous and comprehensive care starting from pregnancy, childbirth,
postpartum, BBL and family planning.
In addition to anemia, preeclampsia is also a direct cause of obstetrics by 90%. Most of
the bleeding is an indirect cause of maternal death in the form of health conditions that
affect anemia and preeclampsia. Objective: To provide comprehensive care for Mrs. L
with mild anemia, mild preeclampsia, history of autoimmune and post partum bleeding
from pregnancy, childbirth, postpartum, low birth weight and family planning. Research
Methods: The research method used in this research is descriptive qualitative. Data
obtained through interviews, examination and observation.

Results: The results of the G3P1A1Ah1 comprehensive midwifery care study with severe
anemia and a history of autoimmune, assisted 8 times from pregnant women in the
third trimester to postpartum and low birth weight. On the second visit, the mother was
39 weeks pregnant and said she had felt contractions. The interventions provided are
preparing for delivery and preparing donors. Conclusion: After comprehensive obstetric
care was carried out, the results showed that the baby was born spontaneously, at term
according to gestational age and the mother experienced postpartum hemorrhage in
the fourth stage of observation.

Mother chose to be an acceptor for 3-month injections. Keywords: Pregnancy,


comprehensive obstetric care, anemia, preeclampsia, postpartum hemorrhage,
autoimmune. 1Student of DIII Midwifery Study Program, Alma Ata University,
Yogyakarta 2 Lecturer of the DIII Midwifery Study Program, Alma Ata University,
Yogyakarta 3 Lecturer of the Midwifery Study Program, Alma Ata University, Yogyakarta
Pendahuluan Anemia merupakan adalah kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah kurang
dari jumlah normal atau sedang mengalami penurunan jumlah zat besi (Fe). 1 Fe adalah
mikroelemen penting untuk tubuh. Fungsi dari unsur Fe yaitu sebagai hemopoboesis
pembentukan hemoglobin dalam darah.

1 Anemia dapat disebabkan karena banyak faktor misalnya kekurangan asupan gizi,
penyakit infeksi seperti malaria, mengalami perdarahan saat melahirkan, kebutuhan
tubuh semakin meningkat apabila menderita komplikasi, dan kehilangan darah akibat
pengeluaran darah karena menstruasi ataupun infeksi terhadap bakteri jamur maupun
virus.1 Karena masyarakat indonesia kurang mengkonsumsi sayur dan buah seuai
dengan anjuran. 1 Orang yang mengidap penyakit anemia ini jika tidak disembuhkan
maka akan mengalami komplikasi organ tubuh seperti kelainan pada organ pencernaan
penyakit sistemik seperti pernafasan dan juga jantung.

Terganggunya sistem pernafasan yaitu permasalahan pada paru-paru. Biasanya


mengakibatkan hipertensi pada paru-paru, asma, sesak nafas dan sebgainya. Selain
masalah paru-paru, anemia sangat berpengaruh terhadap bayi yang dilahirkan menjadi
BBLR dan kematian pasca bersalin akibat perdarahan. Sehingga dapat berpengaruh
dalam jumlah kematian ibu (AKI). Penderita anemia juga mudah sekali terjangkit infeksi
dan terganggunya tumbuh kembang anak. 2 Anemia tidak jarang ditemukan pada
pederita gagal jantung, namun penyebabnya juga belum diketahui secara pasti.

Biasanya orang awam menyebutnya sebagai komlikasi penyakit karena lebih dari satu. 2
Meningkatnya kasus angka kematian ibu (AKI) di seluruh dunia merupakan masalah
yang masih menjadi prioritas dibidang kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak.
Tentunya hal tersebut menjadi masalah yang menegangkan dan memprihatinkan karena
jumlah kasus angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator yang menggambarkan
status terjamiya kehidupan di suatu masyarakat dalam sebuah negara. Badan kesehatan
dunia (WHO) tahun 2019 mengumumkan bahwa jumlah kasus kematian Ibu (AKI) di
Negara berkembang terkait anemia ibu hamil disebabkan oleh difisiensi besi sebesar
40,3%.

Negara-negara di benua Asia dengan prevalensi paling tinggi anemia wanita hamil ialah
Laos (57,1%) dan negara Filiphina (56,2%), sedangkan di negara-negara di Eropa
prevalensi anemia tertinggi adalah negara Spanyol (18,3%) dan negara Portugal (16,9%).
Sebagian besar komplikasi yang menjadi penyebab meninggalnya ibu hamil , kurang
lebih 75% dari jumlah masalah kematian ibu, diantaranya adalah sebagai berikut,
pendarahan pasca salin, infeksi penyakit, hipertensi saat kehamilan, dan terjadi
komplikasi persalinan, serta aborsi yang tidak aman. 3 Kasus kejadian angka kematian
Ibu (AKI) di negaraIndonesia hingga tahun 2020 masih sangat tinggi yaitu sebanyak 305
tiap 100.000 KH (kelahiran hidup), sementara target dari AKI RPJMN 2024 yaitu 183 per
100.000 KH (kelahiran hidup) dan target AKI (angka kematian ibu) menurut Golbal SDGs
70 tiap 100.000 KH.

Penyebab kasus kematian ibu yang paling tinggi di negara Indonesia antara lain karena
perdarahan post partum 30,3%, hipertensi atau darah tiggi 27,1%, infeksi penyebab
penyakit 7,3% dan inpartu yang terlalu lama atau partus macet sekitar1,8% . 3
Sepanjang tahun 2017, AKI di DIY sejumlah 34 kasus dari 42.3482 kelahiran hidup,
sedangkan tahun 2018 di DIY mengalami peningkatan dengan AKI sejumlah 36 kasus
dari 43.005 kelahiran hidup. Berdasarkan Profil Kesehatan DIY tahun 2018, penyebab
kematian ibu yang paling banyak ditemukan di DIY adalah perdarahan.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2020, pada tahun 2019
terdapat 13 kasus kematian ibu dimana 3 kasus disebabkan karena perdarahan.
Prevalensi anemia ibu hamil di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2018 sebesar 15,21%.
Prevalensi anemia Kota Yogyakarta tahun 2018 merupakan yang paling tinggi yaitu
35,49%, sedangkan Kabupaten Kulonprogo 13,65%, Bantul 15,18%, Gunung Kidul
18,26%, dan Sleman 8,90%.
Di Kabupaten Bantul, Puskesmas Sewon 2 merupakan puskesmas dengan prevalensi
anemia ibu hamil paling tinggi diantara 27 Puskesmas yang ada.

Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, kejadian anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Sewon 2 mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu terdapat 174 ibu
hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 826 ibu hamil dengan persentase 21,07%,
tahun 2019 yaitu terdapat 164 ibu hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 553 ibu
hamil dengan persentase 29,66%, dan sampai bulan Juni tahun 2020 terdapat 150 ibu
hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 434 ibu hamil dengan persentase 34,56%.
Dengan kondisi prevalensi anemia yang cukup tinggi di wilayah Yogyakarta, maka
peneliti tertarik untuk mengambil KTI dengan asuhan kebidanan komperhensif ibu hamil
dengan anemia.

Bahan dan Metode Karya Tulis Ilmiah ini kegiatan pendampingan ilmiah yang
dilaksanakan secara rinci dan intensif pada sebuah peristiwa, aktifitas, dan program baik
pada tingkat perorangan maupun kelompok agar mendapatkan pemahaman yang valid.
Peristiwa yang dipilih disebut kasus yaitu hal yang sedang berlangsung (actual). Jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian diskriptif kualitatif dengan melakukan
pendekatan dan wawancara serta edukasi dengan tujuan utama untuk memberikan
diskripsi tentang keadaan dan kondisi secara obyektif menggunakan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Pendekatan yang akan dilakukan oleh penulis dengan cara langsung komprehensif
melakukan pendekatan kepada ibu hamil trimester III dengan anemia berat,
preeklampsia ringan, Riwayat autoimun dan perdarahan postpartum proses persalinan,
masa nifas, bayi baru lahir, Hasil dan Pembahasan Subyek studi kasus ini adalah Ny. L
umur 27 tahun G3P1A1AH1 UK 39 minggu, pendidikan terakhir S1, agama islam, bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal di Sidoarum Godean, Sleman dan suami
tinggal di lowanu brontokusuman Yogyakarta.

Kondisi rumah ibu sudah baik namun suami belum siaga dalam penjagaan ibu hamil
karena perbedaan wilayah kerja suami, kebersihan rumah terjaga, sumber mata air ibu
berasal dari sumur, kamar mandi ibu sudah memakai jamban, dan saluran pembuangan
limbah terjaga. Ibu mengatakan ini hamil yang ketiga, sudah pernah keguguran pada
tahun 2020 yang merupakan kehamilan pertamanya dan jumlah anak hidup satu orang
berusia 19 bulan. Persalinan pertama abortus pada tahun 2020 saat usia kandungan 5
minggu di tolong oleh bidan di RS Sardjito kemudian kehamilan kedua pada tahun 2021
dengan usia kehamilan 38 minggu 1hari, lahir spontan, ditolong oleh bidan, diklinik
Bidan Edi, dengan jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 3100 gram dan tidak
terdapat komplikasi.

Kemudian kehamilan ketiga ini dilakukan pengkajian pertama pada tanggal 9 Juli 2022
didapatkan data HPHT 10 oktober 2021, HPL 17 Juli 2022 oleh bidan dan HPL 11 Juli
2022 oleh dokter USG, lingkar lengan atas 26 cm, tinggi badan 158 cm, golongan darah
O, riwayat TT5, ada riwayat penyakit menurun, menahun dan Riwayat penyerta yaitu
autoimun. Dari keluarga ibu, ayah kandung menderita hipertensi dan pernah beberapa
tahun struk sampai meninggal dunia. Kemudian dari ibu mertua menderita asma. Ibu
pernah menjadi akseptor KB Pil pada bulan februari tahun 2021 kemudian ibu tidak
melanjutkan menjadi akseptor karna kehamilan yang sekarang dengan alasan gagal KB.

Asuhan Kebidanan Komperhensif Asuhan kebidanan komprehensif mulai dilakukan pada


kehamilan Trimester III sampai dengan pemilihan alat kontrasepsi. Selama dilakukan
pendampingan dan diberikan asuhan kebidanan sebagai berikut: a. Kehamilan Pada
pengkajian pertama dilakukan pengumpulan data kehamilan pada tanggal 9 Juli 2022,
Ny. L umur 27 tahun G3P1A1AH1 UK 39 minggu hasil pengkajian data subjektif ibu
mengatakan sering BAB dan kram pada kaki bagian kanan. HPHT 10 oktober 2021, HPL
17 Juli 2022, siklus menstruasi 28 hari teratur, menarche usia 13 tahun, lama waktu haid
7 hari. Riwayat perkawinan tercatat di KUA.

Riwayat pemeriksaan ANC pertama pada tanggal 21 desember 2021, pada trimester I
sebanyak 2x, trimester II tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, dan trimester III
sebanyak 7x. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau makan dan minum 3-5x
makan dengan porsi sedang dan minum 12x. Riwayat imunisasi TT5. Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga dengan riwayat persalinan yang pertama usia kehamilan 38
minggu lahir spontan di Bidan Edi BBL 3100 gram dan tidak terdapat komplikasi.

Ibu mengatakan pernah menjadi akseptor KB pil pada tahun 2020 selama kurang lebih
setahun, kemudian berhenti dengan alasan sudah hamil karena gagal KB. Ibu
mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, menaun tetapi ibu
memiliki riwayat sakit autoimun, menurun karena ibu mertua menderita asma, Riwayat
penyakit menahun dari ayah kandung menderita hipertensi dan beberapa tahun
menderita struk sampai meninggal dunia. Ibu mengatakan untuk mengatasi anemia
pada trimester I diberikan tablet tambah darah dikonsumsi 1x1 hari selama kehamian
jika obat habis ibu diminta untuk kunjungan ulang ke bidan.

Ibu mengatakan ini kehamilan karena gagal KB namun ibu, suami dan keluarga bahagia
dengan kehamilan ini. Ibu mengatakan sering begadang karena gelisah tidak bisa tidur.
Suami sering menginap di rumah ibu kandungnya. Keluhan lain ibu sering BAK di malam
hari danperutnya tidak nyaman. Dari data objektif yang didapatkan keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 90/60 mmhg, nadi 82x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,4?, berat badan 68 kg, tinggi badan 158cm, LILA 26 cm, hasil
pemeriksaan fisik wajah simetris, agak pucat, oedema pada kaki, konjungtiva pucat,
sklera putih, pupil normal, tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar tiroid, limfe dan
pembulu darah vena jugularis, abdomen tidak terdapat bekas luka oprasi, TFU 32 cm,
DJJ 140x/menit, ada bekas operasi pada payudara karena pernah menderita tumor
payudara. Penatalaksanaan yang dilakukan peneliti memberi tahu ibu hasil pemeriksaan
yang dilakukan bahwa hasil normal namun Hb ibu turun menjadi 9.6

gr %, memberitahu ibu tanda-tanda persalinan keluar lendir bercampur darah,


kenceng-kenceng yang teratur dan adekuat, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup,
makan makanan yang bergizi seperti sayur hijau, buah, nasi, protein seperti hati ayam,
daging, ayam. Prebiotic seperti tempe tahu susu fermentasi. Memberitahu ibu
ketidaknyamanan trimester III meningkatnya frekuensi BAK, kram pada kaki, merasa
gerah, insomnia, nyeri punggung dan cara mengatasi keluhan sering BAK dengan
kurangi konsumsi air pada malam hari.

Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 11 juli 2022 dengan hasil pengkajian subyektif
Ny. L umur 27 tahun G3P1A1AH1 UK 39 minggu hasil pengkajian data subjektif ibu
mengatakan sering BAB dan kram pada kaki bagian kanan. HPHT 10 oktober 2021, HPL
17 Juli 2022, siklus menstruasi 28 hari teratur, menarche usia 13 tahun, lama waktu haid
7 hari. Riwayat perkawinan tercatat di KUA. Riwayat pemeriksaan ANC pertama pada
tanggal 21 desember 2021, pada trimester I sebanyak 2x, trimester II tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, dan trimester III sebanyak 7x.

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau makan dan minum 3-5x makan dengan
porsi sedang dan minum 12x. Riwayat imunisasi TT5. Ibu mengatakan ini kehamilan
yang ketiga dengan riwayat persalinan yang pertama usia kehamilan 38 minggu lahir
spontan di Bidan Edi BBL 3100 gram dan tidak terdapat komplikasi. Ibu mengatakan
pernah menjadi akseptor KB pil pada tahun 2020 selama kurang lebih setahun,
kemudian berhenti dengan alasan sudah hamil karena gagal KB.

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, menaun tetapi ibu
memiliki riwayat sakit autoimun, menurun karena ibu mertua menderita asma, riwayat
penyakit menahun dari ayah kandung menderita hipertensi dan beberapa tahun
menderita struk sampai meninggal dunia. Ibu mengatakan untuk mengatasi anemia
pada trimester I diberikan tablet tambah darah dan asam folat dikonsumsi 1x1 hari
selama kehamilan jika obat habis ibu diminta untuk kunjungan ulang ke bidan. Ibu
mengatakan ini kehamilan karena gagal KB namun ibu, suami dan keluarga Bahagia
dengan kehamilan ini. Ibu mengatakan sering begadang karena gelisah tidak bisa tidur.
Suami sering menginap di rumah ibu kandungnya.

Keluhan lain ibu sering BAK di malam hari danperutnya tidak nyaman. Dari data objektif
yang didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
90/60 mmhg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,4?, berat badan 68 kg, tinggi
badan 158cm, LILA 26 cm, hasil pemeriksaan fisik wajah simetris, agak pucat, oedema
pada kaki, konjungtiva pucat, sklera putih, pupil normal, tidak terdapat pembengkakan
pada kelenjar tiroid, limfe dan pembulu darah vena jugularis, abdomen tidak terdapat
bekas luka oprasi, TFU 32 cm, DJJ 140x/menit, ada bekas operasi pada payudara karena
pernah menderita tumor payudara. Penatalaksanaan yang dilakukan peneliti memberi
tahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa hasil normal namun Hb ibu turun
menjadi 9.6

gr %, memberitahu ibu tanda-tanda persalinan keluar lendir bercampur darah,


kenceng-kenceng yang teratur dan adekuat, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup,
makan makanan yang bergizi seperti sayur hijau, buah, nasi, protein seperti hati ayam,
daging, ayam. Prebiotic seperti tempe tahu susu fermentasi. Memberitahu ibu
ketidaknyamanan trimester III meningkatnya frekuensi BAK, kram pada kaki, merasa
gerah, insomnia, nyeri punggung dan cara mengatasi keluhan sering BAK dengan
kurangi konsumsi air pada malam hari.

Kunjungan ketiga dilakukan pada hari kamis tanggal 14 Juli 2022 pukul 07.00 dengan
komunikasi melalui whatsap. Ibu mengatakan sudah merasakan kontraksi seperti HIS
sejak pukul 04.00 WIB. Namun ibu mengatakan bahwa kontraksinya belum teratur,
kadang-kadang menghilang dengan sendirinya. Pada pukul 12.00 WIB ibu mengatakan
kontraksinya semakin sering dan semakin teratur. Kemudian ibu mengatakan sudah
mengeluarkan ledir darah. Kemudian peneliti menghubungi suaminya yang sedang
bekerja karena di rumah ibu tidak ada anggota keluarga laki-laki. Lalu pukul 14.00 WIB
tiba di Bidan Anisa Maulidina kemudian dilakukan pemeriksaan.

Hasil pengkajian data subyektif yang dilakukan adalah sebagai berikut. Keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, konjungtiva pucat sklera putih dan bibir agak pucat.
Pada bagian ekstremitas bawah kaki ibu mengalami odema dan ibu mengatakan keram
pada kaki sebelah kanan. Hasil pemeriksaan antopometri ibu tinggi badan 158cm, berat
badan 68kg dan LILA 26cm. Kemudian hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu tekanan
darah 90/60mmHg Nadi 80x permenit suhu 36.7 derajad celcius respirasi 20x permenit.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan kehamilan, usia kehamilan ibu saat itu 39 minggu 3
hari.

Dilakukan pemeriksaan leopold dengan cara Mc Donald, leopold 1 bagian teratas perut
ibu teraba bulat lunak teraba bagian bokong janin dengan pengukuran fundus uteri ibu
27cm menggunakan mateline, kemudian leopold II bagian kanan perut ibu teraba
kecil-kecil bergerak teraba ekstremitas janin sedangkan bagian kiri perut ibu teraba
keras Panjang seperti papan teraba bagian punggung janin. Leopold III bagian terbawah
perut ibu teraba bulat keras dan melenting teraba bagian kepala janin. Leopold IV
dilakukan Osborn test dengan hasil konvergen dan tidak bisa digoyangkan,
kemungkinan kepala janin sudah masuk pintu atas panggul. Kemudian pemeriksaan
dilanjutkan dengan memeriksa kondisi janin dalam perut menggunakan dopler.

Hasilnya denyut jantung bayi terdengar kencang frekuensi 142x pemenit. Kemudian
menanyakan kepada ibu kapan terakhir buang air kecil. Lalu memberitahu kepada ibu
akan dilakukan pemeriksaan dalam (Vaginal Touch) dengan hasil pembukaan sekitar
3-4cm. Setelah mengetahui hasil pemeriksaan tersebut, dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan urine sewaktu dan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan
urine protein +1 dan Hb dalam darah 9.6gr/dL. Lalu bidan merujuk ibu ke ruang
bersalin. Persalinan. Kunjungan keempat dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022 usia
kehamilan 39+3 minggu.

Dari data subjektif pada pukul 14:45 WIB hasil pemeriksaan inspeksi keadaan umum
baik kesadaran composmentis ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan
merasakan sangat nyeri pada bagian perut dan pinggang. Pada tgl 14 Juli 2022 pukul
15:00 WIB dilakukan observasi dengan hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 82x/menit, repirasi 20x/menit, posisi janin normal bagian terendah
kepala, sudah masuk panggul, DJJ 132x/menit, jumlah air ketuban cukup. Pukul 14:15
WIB ibu merasa semakin kenceng dan semakin nyeri yang tidak bisa ditahan lagi. Ibu
mengatakan seperti ingin buang air besar lalu pada saat tidak ada kontraksi bidan
menyarakan agar mengosongkan kandung kemih.

Lalu memposisikan ibu di meja obsgyn dengan posisi supinasi kemudian melakukan
vulva hygine dan vaginal touch (VT) dengan hasil pembukaan 7cm, denyut jantung janin
137x permenit, tekanan darah 100/70mmHg, respirasi 20x per menit, suhu 37 derajad
celcius. Kunjungan persalinan dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022 usia kehamilan 39+3
minggu. Dari data subjektif ibu mengatakan jam 04:00 WIB merasakan
kenceng-kenceng bagian perut dan pinggang belakang, namun belum teratur dan
kadang-kadang hilang. Keluhan tersebut dirasakan sampai pukul 11.00 WIB semakin
lama semakin teratur dan sering. Kemudian pada pukul 11.45 WIB sudah mulai
mengeluarkan lender darah. Kemudian ibu memberitahu dan segera dibawa ke Bidan
Anisa Maulidina pukul 13.30 WIB.

Hasil pemeriksaan antopometri ibu tinggi badan 158cm, berat badan 68kg dan LILA
26cm. Kemudian hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ibu tekanan darah 90/60mmHg
Nadi 80x permenit suhu 36.7 derajad celcius respirasi 20x permenit. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan kehamilan, usia kehamilan ibu saat itu 39minggu. Dilakukan
pemeriksaan leopold dengan cara Mc Donald, leopold 1 bagian teratas perut ibu teraba
bulat lunak teraba bagian bokong janin dengan pengukuran fundus uteri ibu 27cm
menggunakan mateline, kemudian leopold II bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil
bergerak teraba ekstremitas janin sedangkan bagian kiri perut ibu teraba keras Panjang
seperti papan teraba bagian punggung janin. Leopold III bagian terbawah perut ibu
teraba bulat keras dan melenting teraba bagian kepala janin.

Leopold IV dilakukan Osborn test dengan hasil konvergen dan tidak bisa digoyangkan,
kemungkinan kepala janin sudah masuk pintu atas panggul. Kemudian pemeriksaan
dilanjutkan dengan memeriksa kondisi janin dalam perut menggunakan dopler. Hasilnya
denyut jantung bayi terdengar kencang frekuensi 142x pemenit. Kemudian menanyakan
kepada ibu kapan terakhir buang air kecil. Lalu memberitahu kepada ibu akan dilakukan
pemeriksaan dalam (Vaginal Touch) dengan hasil pembukaan sekitar 3-4cm. Setelah
mengetahui hasil pemeriksaan tersebut, dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan urine sewaktu dan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan urine protein +1
dan Hb dalam darah 9.6gr/dL. Lalu bidan merujuk ibu ke ruang bersalin.

a) Kala 1 Berdasarkan hasil tanya jawab melalui whatsap dengan Ny. L pada tanggal 14
Juli 2022 jam 10.00 WIB ibu mengatakan perut terasa mules-mules, kenceng-kenceng
sudah mulai teratur 2/10/40detik, tekanan darah 120/80mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,4?, kemudian bidan melakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil
pemeriksaan dalam pembukaan 4cm dan selaput amnion utuh. Dari data diatas
didapatkan analisa Ny. L umur 27 tahun G3P1A1Ah1 UK 39+3 minggu dengan inpartu
kala I fase laten.

Penatalaksanaan yang diberikan ibu dianjurkan untuk makan dan minum untuk tenaga
saat mengejan pada proses persalinan, memberitahu ibu untuk latihan pernafasan,
memberitahu ibu untuk jalan-jalan jika tidak ada kontraksi atau tidur posisi miring kekiri
supaya memperlancar kemajuan persalinan. Kemudian bidan dan tim melakukan
pemeriksaan observasi TTV dan DJJ setiap 15 menit sekali VT 30 menit sekali. Pukul
16:00 WIB, ibu mengatakan kenceng-kenceng sudah sering 4/10/35detik. Pukul 16:00
WIB dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 10cm, selaput amnion
utuh DJJ 138x/menit. Dari data diatas didapatkan analisa Ny. L usia 27 tahun
G3P1A1Ah1 UK 39+3 minggu dengan inpartu kala I fase aktif.

Maka penatalaksaanaan yang dilakukan bidan ibu dibawa ke ruang bersalin,


memberitahu untuk relaksasi, mempersiapkan persalinan, memberitahu cara mengejan
yang benar. b) Kala II Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan dan observasi dengan Ny.
L pukul 16:00 WIB ibu mengatakan dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil
pembukaan 10cm (lengkap), penurunan kepala janin sudah berada di hodge IV. Ibu
mengatakan ingin sekali mengejan seperti ingin buang air besar. Kemudian bidan
melakukan persiapan alat dan obat-obatan. Partus set, APD, Apron, sedot oksitosin 10
IU dll. Analisa Ny.L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK 39+3 minggu dengan inpartu kala II.
Penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan memimpin persalinan.

Pukul 16:15 WIB memposisikan ibu dengan supinasi agar nyaman. Lalu melakukan
Tindakan amniotomy, asisten bidan melakukan pemeriksaan DJJ dan asisten bidan
lainya memasang infus. Kemudian di pimpin mengejan saat ada kontraksi kurang lebih
5-7 menit lahir seorang bayi dengan jenis kelamin perempuan. Berat lahir bayi 3530
gram, bayi lahir spontan dan menangis kuat, kulit putih, nafas lancer setelah di
penghisapan lender menggunakan delay. Tonus otot baik, segra dilakukan pemotongan
tali pusat dan Inisiasi menyusu dini.

c) Kala III Kemudian pada fase ini bidan memastikan tidak adanya janin ke kedua. Lalu
melakukan penyuntikan oksitosin 10IU di paha kanan atas ibu secara intramaskular (IM).
Lalu beberapa saat terdapat tanda-tanda pengeluaran placenta yaitu uterus globuer,
ada semburan darah dan tali pusat memanjang. Kemudian pada saat placenta berada di
introitus vagina, bidan memberitahu ibu akan dilahirkanya placenta. Penatalaksanaan
bidan yakni penyuntikan oksitosin 10 IU kemudian melakukan peregangan tali pusat
terkendali sampai terlihat bagian placenta.

Kemudian melahirkan placenta, memeriksa kelengkapan placenta menggunakan kasa,


placenta utuh, kotiledon utuh, selaputnya utuh. Asisten bidan melakukan massasse
uterus sampai memastikan kontraksi uterus keras. d) Kala IV Melakukan observasi
perdarahan 24 jam pertama. Melakukan penjahitan, laserasi jalan lahir derajad II yaitu
pada otot perenium. Nifas 1 jam pertama aman, hasil pemeriksaan TTV : TD 100/70 N :
86x permenit S : 36.2 derajad celcius R : 18 x permenit. Kontraksi kuat TFU setinggi
pusat. Penatalaksanaan bidan, melakukan jahitan luka perenium melakukan observasi
seama 24jam pertama. Pada pukul 20.00 dilakukan pemeriksaan HB : 6.1gr % lalu
perdarahan 650cc. Analisa Ny.L

post partum 1hari dengan riwaryat autoimun, preeklampsia ringan, anemia berat dan
perdarahan post partum. Penatalaksanaan bidan di rujuk ke RS Syakinah Idaman Sleman
Yogyakarta. Dari hasil wawancara yang saya dapatkan dari keluarga, jam 21.00 langsung
mendapatkan penanganan dan observasi ulang. Analisa penyebab PPP adalah laserasi
jalan lahir otot perenium. Kemudian langsung mendapat penanganan perbaikan KU dan
dilakukan trasnfusi darah. c. Nifas. 1. Kunjungan 1 (6 jam-2 hari ) Dari hasil wawancara
yang saya dapatkan dari keluarga, jam 21.00 langsung mendapatkan penanganan dan
observasi ulang. Analisa penyebab perdarahan adalah laserasi jalan lahir pada otot
perenium.

Pada saat itu dilakukan tranfusi darah sebanya 1 flabot. Pada tanggal 15 juli 2022 hasil
wawancara peneliti dengan bidan dan dokter yang menangani ibu mengatakan, telah
dilakukan observasi dan skrening penyebab perdarahan. Penatalaksanaan melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital dan memeriksa genetalia. Hasil pemeriksaan terdapat
luka laserasi jalan lahir pada otot perenium. Kemudian dokter membuka jahitanya
kembali. Selanjutnya menjahit ulang pada bagian otot perenium ibu. Pada hari kedua
tanggal 15 Juli 2022 pukul 09.00 WIB akan dilakukan tranfusi darah kembali minimal 1
flabot. Melakukan observasi perdarahan, TTV dan KU ibu dengan hasil TD 110/80 mmHg
N 86x per menit S 36 derajad R 18x permenit.

Keadaan umum ibu semakin baik. Analisa yang didapatkan yaitu Ny L usia 27 tahun
P2A1Ah2 nifas hari kedua dengan anemia berat dan perdarahan postpartum karena
laserasi jalan lahir . Kemudian akan dilakukan skrening pemeriksaan Hb dan observasi
perdarahan. Analisa jika Hb ibu 10 gr % dan perdarahan berkurang ibu diperbolehkan
pulang dan dianjurkan segera rawat gabung dengan bayi. 2. Kunjungan II ( 3 – 7 hari )
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 16 juli 2022 pukul 13.00 WIB di RS Syakinah
Idaman. Dari hasil tanya jawab dengan suami paisen, kondisi ibu semakin membaik.
Keadaan umum baik kesadaran composmentis, hasil TTV TD 120/80 mmHg N 80x
permenit S 36.7 derajad celcius R 20x permenit.

Bidan jaga mengatakan perdarahanya normal, psien mengatakan ganti pembalut 2-4x
perhari. Ibu mengatakan sudah enakan tidak ada keluhan, ibu ingin segera pulang
bertemu dengan anak-anaknya. Analisa yang didapatkan Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2
nifas hari ketiga dengan perdarahan postpartum karena anemia berat dan luka jahitan
perenium. Penatalaksanaan bidan melakukan pemeriksaan genetalia dan mengobservasi
perdarahan ibu. Pemeriksaan penunjang dengan sampel darah dengan hasil test Hb
10.9 gr %. Ibu sudah diperbolehkan pulang. 3. Kunjungan III ( 10 hari ) Kunjungan ke III
dilakukan pada tanggal 17 Juli 2022 melalui pean whatsap.

Ketika ditanyakan kabarnya, ibu mengatakan belum pulih, masih terasa lemas. Ibu
menanyakan kapan dilakukan kunjungan ulang ke bidan. Analisa yang didapatkan Ny L
usia 27 tahun P2A1Ah2 nifas 8 hari dengan anemia sedang dan kurangnya pengetahuan
tentang nifas. Penatalaksanaan bidan memberikan KIE tentang nifas. Menganjurkan ibu
untuk segera periksa kembali ke bidan atau RS seminggu setelah persalinan. 4.
Kunjungan IV Kunjungan ini dilakukan pada tanggal 23 Juli 2022 pukul 16.00 WIB. Ibu
mengatakan tidak ada keluhan apapun. Ibu bisa merawat bayinya dengan baik.
Ibu merawat kedua anaknya dibantu dengan suami dan keluarganya. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital normal. TD 100/70 mmHg N 82x R 18x S 37.0. Ibu mengatakan Lochea
semakin sedikit seperti bercak dan keputihan. Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, involusi uterus baik, fundus uteri sesuai dengan masa nifas ibu, ibu
menyusui dengan baik dan benar. Penatalaksanaan memberikan edukasi kepada ibu
agar mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sesuai anjuran dokter/bidan. 5. kunjungan BBL a)
kunjungan 1 kunjungan BBL pertama segera setelah nifas kala III setelah IMD selama
kurang lebih 1 jam. Melakukan pemeriksaan antopometri dengan hasil pemeriksaan
antopometri BB 3530gr PB 48cm LILA 10cm LK 32cm LD 32cm.

melakukan pemeriksaan TTV dengan hasil pemeriksaan N 120 S 36.6 R 24x. melakukan
pemeriksaan fisik BBL tidak ada kelainan kongenital dan tidak ada jejas persalinan pada
bayi. Analisa by ny L usia 0 hari dengan BBL fisiologis . Penatalaksaanaan melakukan
perawatan bayi baru lahir dan perawatan tali pusat. Membersihkan sisa lendir dan secret
di tubuh bayi dengan kain lembut. Memberikan minyak telon supaya hangat.
Memakaikan baju dan topi. Memberikan salep mata dan Vitamin Kdengan menyuntikan
di paha kanan atas secara IM. b) kinjungan II Kunjungan BBL ke II dilakukan pada
tanggal 18 Juli 2022 pukul 09.00 WIB melalui whatsap dengan keluarga ibu. Keluarga
mengatakan mata bayi berwarna kuning.

Keluarga cemas dengan keadaan bayinya. Analisa yag didapatkan bayi Ny L usia 4 hari
persalinan normal dengan icterus derajad 1. Penatalaksanaan bidan melakukan
pemeriksaan, lalu memberikan konseling edukasi agar di jemur pada bawah sinar
matahari pagi sebelum jam 8 dengan posisi mata bayi ditutup dengan kain. Kemudian
diberikan ASI sesering mungkin minimal 2jam 1x lalu menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kehangatan bayi. Adapun caranya adalah memakaikan bedong, memakaikan
topi, menggosok lembut kulit bayi dengan telon segera setelah mandi.

c) kunjungan III kunjungan berikutnya melakukan pemeriksaanantopometri pada BBL


usia 10 hari dengan hasil timbangan BB 3940gr PB 48cm. melakukan pemeriksaan
tanda-tanda Vital R 24x N 120x S 36.8. pemeriksaan tali pusat sudah lepas. bayi
menyusu dengan kuat, tidur pulas, tidak rewel. Analisa yang didapat By Ny L usia 10 hari
fisiologis di bidan anisa maulidina Yogyakarta. Penatalaksanaan melakukan edukasi
tentang ASI eksklusif selama 6 bulan. Menganjurkan ibu untuk tidak memberi makanan
dan minuman lain selain ASI. 6.

kunjungan keluarga berencana (kunjungan KB) Kunjungan ini dilakukan pada tanggal 22
Juli 2022 ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan hasil pemeriksaan
tekanan darah 120/85 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, luka jahitan masih
basah, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka perineum, TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi keras. Dari hasil pemeriksaan maka didapatkan analisa Ny. L umur 27 tahun
P2A1AH2 dengan 8 hari dengan perdarahan postpartum. Penatalaksanaan memberitahu
hasil pemeriksaan dalam batas normal, memberitahu ibu jenis-jenis kontrasepsi jangka
panjang, keuntungan dan kekurangan kontrasepsi jangka panjang, memberitahu teknik
pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang.

Memberitahu ibu jenis alat kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI. Setelah
dilakukan asuhan sejak kehamilan, persalinan, nifas hingga BBL pada Ny.L umur 27
tahun dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Asuhan Kebidanan Kehamilan S :
Ny L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK kehamilan 39minggu dengan Anemia ringan dan
Riwayat autoimun. Ibu mengatakan menderita penyakit gangguan metabolic yaitu
autoimun. Ibu mengatakan sering mengalami anemia akibat kurang istirahat selama
hamil. Saat dokter menanyakan keluhan, ibu mengatakan sering kram pada bagian kaki
kanan.

O : pada kunjungan pertama Kehamilan TM III pada tanggal 11 Juli 2022 Ny L usia 27
tahun G3P1A1Ah1 UK kehamilan 39 minggu dengan anemia ringan dan riwayat
autoimun. Dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 10.4gr %. TTV TD 90/60 BB 68 R 20x
N 80x. Hasil pemeriksaan USG 1. AC : 30.08cm GA : 34w 1d EDD : 21/08/2022 2. BPD :
9.03cm GA : 36w 4d EDD : 04/08/2022 EFW2 : 2597g range : 2072-3122g GA : 35w 0d
EDD : 15/08/2022 A : Ny L usia 27 tahun G3P1A1Ah1 UK kehamilan 39 minggu dengan
Anemia ringan dan Riwayat autoimun.

P : memberikan Pendidikan Kesehatan tentang persiapan persalinan, memberikan saran


untuk senam hamil, memberikan ibu untuk minum susu hamil dan patuh mengkonsumsi
tablet Fe dan cara minum yang benar. Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan
seksual agar memperlancar stimulasi kontraksi menjelang persalinan. Dokter
menyarankan ibu untuk persalinan di Rumah sakit karena Riwayat autoimun. 2. Asuhan
Kebidanan Persalinan S : Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 UK kehamilan 39minggu dengan
Anemia sedang dan Riwayat autoimun. Ibu mengtakan kenceng-kenceng semakin
teratur sejak pagi dini hari.

Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lender darah pada tanggal 14 Juli 2022 pukul
12.00 WIB. O : melakukan pemerisaan dalam dan observasi untuk mengetahui kemajuan
persalinan dengan hasil persalinan ibu berlangsug normal selama 4jam kala II dan
20menit kala III. Pada fase berikutnya kala III placenta lahir lengkap tidak ada infeksi.
Hasil pemeriksaan TTV TD 110/70 mmHg S 36.5 R 22x N 82 kondisi perenium dijahit
kontraksi uterus keras lochea rubra berwarna merah kecokelatan. Catatan dokter/bdian :
mobilitas, rawat gabung, ASI on demand.
A : Analisa yang didapat Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 nifas hari ke-1 dengan Anemia
sedang dan Riwayat autoimun dengan perdarahan postpartum. P : melakukan rujuan ke
RS Sakinah Idaman, bidan mengantarkan sampai RS. Penatalaksanaan asuhan kebidanan
komperhensif yang dilakukan pada Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 dengan Anemia Berat
Preeklampsian ringan dan Riwayat autoimun di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta. Pada
tanggal 14 Juli 2022 observasi kala 1 dilakukan pemeriksaan test urine dengan hasil
protein urine +1. Diagnose potensial ibu juga mengalami preeklampsia ringan meski
dengan tekanan darah normal yakni 110/70mmHg.

Hasil penelitian persalinan ini dapat disimpulkan adanya hubungan antara preeklampsia
dengan perdarahan postpartum sesuai jurnal kebidanan tentang analisis faktor risiko
yang memengaruhi terjadinya preeklampsia. Peningkatan kejadian preeklampsia yang
mengalami perdarahan post partum dikarenakan pada ibu dengan preeklampsia
mengalami penurunan volume plasma yang mengakibatkan hemokonsentrasi dan
peningkatan hematokrit maternal. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi
organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah. Keadaan seperti ini menyebabkan
terjadinya hipofibrinogemia (kurangnya zat fibrinogen dalam darah).

Jika fibrinogen dalam darah berkurang cukup banyak, maka perdarahan pada saat
proses persalinan akan sulit dihentikan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan post partum.18 3. Asuhan Kenidanan Nifas S : Asuhan Kebidanan Nifas pada
Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 dengan Anemia Berat Preeklampsian ringan dan Riwayat
autoimun di Bidan Anisa Maulidina Yogyakarta. Ibu mengeluh mengantuk rasanya lemes
ingin tidur. Namun 2 jam setelah kala IV observasi, darah yang keluar semakin banyak.
Pemeriksaan Hb dengan hasil 6.1gr % KU ibu mengatakan mengantuk saat itu. Dan saat
dilakukan palpasi untuk massase uterus lembek.

Dari hasil penelitian ini sesuai memang ada keterkaitan antara anemia dengan
perdarahan postpartum sesuai dengan teori Varney Helen. (2006) tentang Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Bahwa anemia merupakan kondisi kurangnya hemoglobin dalam
jumlah normal pada sel darah. Anemia disebabkan karena defisiensi besi, sementara
defisiensi besi itu sendiri disebabkan karena kurangnya kadar oksigen dalam darah.
Sehingga mengganggu metabolisme dalam tubuh. Hal tersebut mengakbatkan
kemampuan otot-otot uterus melemah sehingga kontraksi saat persalinan menjadi tidak
adekuat.

Kelainan kontraksi yang lemah ( hypotonic ) dalam dunia kebidanan disebut dengan
athonia uteri sehingga menyebabkan perdarahan postpartum. O : Konjungtiva Pucat,
tekanan darah 90/60 mmHg N : 100x S 35.5 R 24x, pemeriksaan HB 6.1gr % kontraksi
lembek pengeluaran darah >500cc. A : Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny L usia 27 tahun
P3A1Ah2 dengan Anemia Berat Preeklampsian ringan dan Riwayat autoimun serta
perdarahan postpartum. P : Rujuk ke rumah sakit. Kemudian hasil pengamatan peneliti
melalui wawancara dengan dokter penyakit dalam di Rumah Sakit mengatakan bahwa,
hasil laboratorium baik. Dokter mengatakan test laju endap darah normal.

Pemeriksaan tersebut berguna untuk mengetahui seberapa cepat sel darah merah
berkumpul di dasar tabung reaksi dan membentuk endapan. Jika endapan lama maka
kondisi ibu normal. Namun juga melakukan test ferittin yang merupakan protein
penyimpan zat besi dalam sel darah hasilnya sangat sedikit. Sehingga ada juga kaitan
antara anemia, perdarahan post partum dan penyakit autoimun. Sesuai artikel yang saya
kutip pada Irwan sapto, Adhi. Tentang 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu
Diwaspadai. Salah satu penyakitnya yaitu Anemia pernisiosa.

Anemia pernisiosa menyebabkan kekurangan protein yang dibuat oleh sel-sel lapisan
perut yang dibutuhkan agar usus halus dapat menyerap vitamin B-12 dari makanan.
Adapun makanan yang mengandung vitamin B12 yaitu daging ayam, daging sapi, telur
rebus, susu, yogurt, ikan sarden dan sebagainya. 4. Asuhan Kebidanan BBL (Bayi Baru
Lahir) S : pengamatan subyektif pada By Ny Ny L usia 0 hari P2A1Ah2 di Bidan Anisa
Maulidina. Pada kunjungan pertama, bayi lahir menangis spontan, nafas lancar, warna
kulit pucat, tonus otot baik, bayi sudah BAK dan belum mengeluarkan meconium, bayi
menyusu dengan kuat saat IMD. Berat lahir bayi 3530gr LK 32cm/LD32cm/LILA 10cm PB
48cm.

bayi sudah diberi Vit K, salep mata dan HB0 pada tanggal 15 Juli 2022 pukul 09.00 WIB
setalah mandi. Pada kunjungan kedua pada tanggal 23 Juli 2022 bayi menyusu dengan
kuat. Frekuensi menyusu lebih dari 8x sehari. Bayi suka tidur pulas jarang rewel. Hasil
pemeriksaan berat badan berat bayi 3940gr. Bayi sedikit kuning pada bagian mata. O :
Hasil pemeriksaan berat badan berat bayi 3940gr dilakukan ulang pada tanggal 23 Juli
2022 pukul 15.00 WIB. Bayi sedikit kuning pada bagian mata. A : hasil Analisa kebidanan
By Ny L usia 27tahun dengan icterus derajad 1. Pada tanggal 14-15 Juli 2022 bayi tidak
mendapat ASI karena ibunya sedang dirawat di RS Sakinah.

Sehingga kemungkinan bayi kuning (icterus) mengalami hopotermi dan kurangnya


asupan nutrisi sehingga mengalami kuning. Hal tersebut sesuai dengan teori P :
memberikan KIE tentang ASI Eksklusif, menyarankan untuk jemur bayi pada sinar
matahari pagi sebelum jam 8. Menganjurkan untuk menutup mata bayi saat
penjemuran. Memberikan ASI on demand. 5. Asuhan Kebidanan KB (Keluarga
Berencana) S : Ny L usia 27 tahun P2A1Ah2 UK nifas 10 hari dengan perdarahan
postpartum. Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas jahotan perenium. Ibu ingin segera
ber-KB namun ibu baru saja mengalami perdarahan.

O : keadaan umum ibu baik, TD 110/70mmHg N 80x permenit S 37 R 21 A : Ny L usia 27


tahun P2A1Ah2 akseptor KB Suntik 3 bulan. P : menjelaskan kepada ibu tentang
macam-macam alat kontrasepsi serta manfaat dan efek sampingnya. Mengintervensi ibu
untuk memilih KB sesuai dengan kondisi Kesehatan ibu. Selain perihal tesebut, peneliti
juga mengintervensi pemilihan KB yang tidak mengganggu produksi ASI. Karena saat ini
ibu sedang menyusui bayinya secara eksklusif. Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan
kebidanan komperhensif pada Ny L usia 27 tahun P2A1Ah1 dengan anemia ringan,
preeklampsia ringan, Riwayat autoimun dan perdarahan postpartum, dari hamil TM III,
Bersalin, Nifas, BBL dan KB.

Peneliti melakukan pendampingan sebanyak 8x kunjungan ke bidan saat pemeriksaan,


kunjungan rumah dan kunjungan komunikasi via whatsap. Kunjungan pertama
dilakukan pada tanggal 9 Juli 2022 untuk melakukan pendekatan dengan ibu dan
keluarga. Kunjungan berikutnya tanggal 11 Juli 2022 dilakukan pendampingan
pemeriksaan ANC TM III dan pemeriksaan USG peneliti mengkaji data subyektif dan
obyektif kepada ibu dan keluarga. Kunjungan berikutnya peneliti melakukan
pendampingan persalinan pada tanggal 14 Juli 2022 dari pukul 07.00 WIB. Ibu
mengatakan sudah mulai merasakan kontraksi pada perut dan pinggang namun belum
teratur.

Ibu memeritahu peneliti dengan komunikasi melalui whatsap. Kemudian pada hari yang
sama pukul 10.00 WIB ibu mengatakan kontraksinya semakin sering dan semakin
teratur. Kemudian pukul 12.00 WIB ibu mengatakan sudah keluar lender bercampur
dengan darah. Lalu peneliti melakukan pendampingan mengantar ibu ke klinik untuk
melakukan pemeriksaan kemajuan persalinan. Hasil pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan cerviks 3-4cm. Kemudian dilakukan observasi kemajuan persalinan sampai
pembukaan persalinan lengkap 10cm. kemudia pukul 14.40 WIB bayi lahir menangis
spontan, tonus otot baik, bayi bernafas normal, kulit putih. Tidak ada kelainan dan
kegawat daruratan pada bayi.

Kemudian placenta lahir lengkap kontraksi uterus keras. Namun pada 1-2jam persalinan
ibu mengatakan rasanya ngantuk ingin tidur. Keadaan umum ibu pucat, kesadaran
composmentis. Namun darah yang keluar banyak, ibu terlihat lemas. Kemudian
dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 6.1gr/dL. TTV TD 90/60mmHg N : 100x R 24x S
37. Bidan memberikan oksitosin ke-2 lalu merujuk ke RS Sakinah Idaman agar segera
mendapat penanganan oleh dokter.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 545/3/3
<1% - https://pkbi.or.id/kematian-ibu-dan-upaya-upaya-penanggulangannya/
<1% - www.kompasiana.com › maulidhatulafifah9013 › 60d01d
<1% - https://salamadian.com/negara-di-benua-asia/
<1% - https://bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1349/sdgs_3/1
<1% - https://www.coursehero.com/file/62889659/BAB-Idocx/
<1% - https://repository.ummat.ac.id/1574/
<1% -
https://digilib.esaunggul.ac.id/gambaran-umum-sosialisasi-aplikasi-maternal-death-noti
fication-mdn-pada-sistem-pelaporan-kematian-ibu-di-seksi-kesehatan-maternal-kemen
terian-kesehatan-ri-tahun-2019-13958.html
<1% - https://ukinstitute.org/journals/1/makein/article/view/42
<1% - https://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/download/2763/1497
<1% -
http://repository.unas.ac.id/4755/1/Rukma%20Laporan%20Penelitian%20Genap%20202
0%2C2021-3.pdf
<1% - https://id.theasianparent.com/defisiensi-besi-pada-ibu-hamil
<1% -
https://apipah.com/anemia-megaloblastik-epidemiologi-ciri-ciri-penyebab-gejala-patofi
siologi-dan-pengobatannya.html
<1% - https://okkydianhusada.blogspot.com/2014/03/anemia-megaloblastik.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8991/3/4.%20CHAPTER%202.pdf
<1% - https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20359/130100220.pdf
<1% -
https://kemkes.go.id/article/view/793/untuk-menurunkan-angka-kematian-ibu-dan-kem
atian-bayi-perlu-kerja-keras.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8773/3/Chapter%201.pdf
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1381/1/NASKAH%20SKRIPSI%20LENGKAP.pdf
<1% - https://dinkes-arsip.bantulkab.go.id/berita/arsip/2020-01
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6341/2/2.%20Abstract.pdf
<1% -
https://www.antaranews.com/berita/764584/hampir-separuh-ibu-hamil-di-indonesia-ala
mi-anemia
<1% -
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1058228&val=15831&title
=CONTINUITY%20OF%20CARE%20KEBIDANAN
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/8185/11/BAB%201.pdf
<1% - download.garuda.kemdikbud.go.id › article
<1% - www.klinikherbaldunia.com/klasifikasi-anemia-pada-ibu-hamil/
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 2265 › 3
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 6282 › 4
<1% - www.idntimes.com › eliza › anemia-sel-sabit-c1c2
<1% -
https://idoc.pub/documents/klasifikasi-derajat-anemia-menurut-who-yang-dikutip-dala
m-buku-handayani-w-34m78r5yg846
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p33ulmr3/Penanganan-Anemia-Menurut-Arisman-200
7-penanganan-anemia-antara-lain-adalah-a/
<1% -
https://adoc.pub/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan-anemia-sedang-di-bida.ht
ml
<1% -
https://saputrinanda.blogspot.com/2013/10/penyakit-dan-kelainan-hematologi-pada.ht
ml
<1% -
https://cintaeka.blogspot.com/2014/04/proposal-asuhan-kebidanan-anemia-rungan.ht
ml
<1% - jazirahkomputer.blogspot.com › 2022 › 01
<1% - https://wennar.blogspot.com/2014/05/askep-anemia-pada-ibu-hamil_23.html
<1% -
https://www.academia.edu/8511051/HUBUNGAN_ANTARA_STATUS_GIZI_DENGAN_KEJ
ADIAN_ANEMIA_PADA_REMAJA_PUTRI_DI_KELAS_XI_SMA_MUHAMMADIYAH_KOTA_M
ADIUN_PENELITIAN_Oleh_RUMPIATI_FITRIA_ELLA_HIDAYATUL_MUSTAFIDAH_PROGAM_
STUDI_DIII_KEBIDANAN_AKADEMI_KEBIDANAN_MUHAMMADIYAH_MADIUN
<1% - www.slideshare.net › Inmas95 › ppt-bu-ayu-baru
<1% - anisanursapriyani.blogspot.com › 2013 › 10
<1% - core.ac.uk › download › pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/333841668.pdf
<1% -
https://www.e-skripsi.umpp.ac.id/detail/absdownload/e9fb2eda3d9c55a0d89c98d6c54b
5b3e
<1% - https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/814/pdf
<1% -
http://repo.undiksha.ac.id/310/3/1606091079-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf.pdf
<1% -
https://blog.iik.ac.id/wildanakasyah/pengukuran-antropometri-dan-indeks-masa-tubuh/
<1% -
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/pemeriksaan-penunjang-pada-ibu-bersalin
<1% - www.coursehero.com › file › p7bk564s
<1% - http://digilib.unimed.ac.id/37372/9/9.%20NIM%202153111003%20BAB%201.pdf
<1% - www.kompasiana.com › kerti50 › 5b213222dd0fa83e1350
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/3501/3/BAB%20I.pdf
<1% - https://kink.onesearch.id/Record/IOS6083.2706/Holdings
<1% - digilib.unisayogya.ac.id › 1946 › 1
<1% - 123dok.com › article › tinjauan-teori-asuhan
<1% - https://onesearch.id/Record/IOS6083.2702/TOC
<1% - https://repository.poltekkesbdg.info/items/show/2702
<1% -
https://hamil.co.id/pra-hamil/ciri-ciri-orang-hamil/tanda-kehamilan/kram-perut-bagian-
bawah-apakah-tanda-kehamilan
<1% - http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1118/1/LTA%20NURUL%20ANISAH.pdf
<1% - www.coursehero.com › file › p7t8mesg
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/8186/4/BAB%202.pdf
<1% - community.theasianparent.com › q › tanda_gejala
<1% - https://www.pustakasekolah.com/tanda-tanda-pasti-kehamilan.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/711/4/BAB%20II.pdf
<1% -
https://www.popmama.com/pregnancy/first-trimester/dhita-novebrin-nidia/kapan-ibu-h
amil-masuk-trimester-pertama
<1% -
https://islamqa.info/id/answers/212472/hukumnya-mempercepat-masa-iddah-dengan-
cara-mengkonsumsi-obat-obatan-medis
<1% -
https://www.mooimom.id/mamapedia/tanda-lahir-bayi-pahami-penyebab-dan-jenisnya
<1% - https://gizigo.id/apa-itu-gizi/
<1% - http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kreativitas/article/download/3629/pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/72088/3/BAB_2.pdf
<1% - http://diklitrsfatmawati.com/jurnal/blogadmin/images/08749900_1602573643.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/profile/Sudikno-Sudikno/publication/313840694_PREVAL
ENSI_DAN_FAKTOR_RISIKO_ANEMIA_PADA_WANITA_USIA_SUBUR_DI_RUMAH_TANGGA
_MISKIN_DI_KABUPATEN_TASIKMALAYA_DAN_CIAMIS_PROVINSI_JAWA_BARAT/links/59
bfb4310f7e9b48a29b8194/PREVALENSI-DAN-FAKTOR-RISIKO-ANEMIA-PADA-WANITA-
USIA-SUBUR-DI-RUMAH-TANGGA-MISKIN-DI-KABUPATEN-TASIKMALAYA-DAN-CIAMI
S-PROVINSI-JAWA-BARAT.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/54267/3/BAB%20II%20pdf.pdf
<1% -
https://www.cendananews.com/2018/11/riskesdas-2018-hampir-separuh-bumil-indones
ia-alami-anemia.html
<1% -
https://e-skripsi.umpp.ac.id/detail/absdownload/7e3b7a5bafcb0fa8e8dfe3ea6aca9186
<1% - https://anyflip.com/edqmt/pjtb/basic
<1% - http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik/article/download/19/27
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/326756501.pdf
<1% - http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502100018/bab_II.pdf
<1% - https://dikadianhusada.blogspot.com/p/kala-iv-primer-perdarahan.html
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502450036/7._BAB_II__.pdf
<1% - http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/171/2/BAB%20I.pdf
<1% -
https://lppm.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/BUKU-AJAR-Asuhan-Persali
nan-Managemen-Nyeri-Persalinan_NEW_2.pdf
<1% - http://www.sakadoci.com/2018/10/urutan-proses-induk-sapi-akan.html
<1% -
https://komunitas-fikes.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-persalinan-kala-iv.
html
<1% -
https://idoc.pub/documents/24-standar-pelayanan-kebidanan-dan-layanan-kebidanan-
k6nqo02qeqlw
<1% -
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-24-II-P3DI-Desembe
r-2019-177.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/wyeor8weq-pengertian-tujuan-manfaat-penerap
an-p4k.html
<1% - https://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/penmas/article/view/2237
<1% - http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/165/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://www.alodokter.com/darah-nifas-ini-faktanya
<1% - https://poppy-faradina.blogspot.com/2013/01/proposal-kti-bab-1-3.html
<1% -
https://bimbelbrilian.com/soal-mengubah-satuan-hari-minggu-bulan-dan-tahun-level-2
-dan-kunci-jawaban/
<1% -
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14202/2/T1_462011006_BAB%20%20I
I.pdf
<1% - https://dina-healthy.blogspot.com/2012/06/adaptasi-psikologis-dan-faktor.html
<1% - https://ulfidewi.blogspot.com/2015/02/teori-kebidanan-menurut-reva-rubin.html
<1% - https://intanfawfaw.blogspot.com/2015/02/evidance-based-postnatal.html
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502100004/6._BAB_2__.pdf
<1% -
https://www.sehatq.com/forum/apakah-penyebab-keluarnya-cairan-kecoklatan-kekunin
gan-setelah-masa-nifas
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1799/6/BAB%20IV.pdf
<1% -
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/jemima/pendarahan-setelah-melahirkan-a
pakah-berbahaya
<1% -
https://momslyfe.com/lyfestyle/kesehatan/bibir-labia-vagina-membesar-apakah-normal
/
<1% - https://www.academia.edu/15300206/Kardiovaskuler
<1% -
https://masalahkebidanan.blogspot.com/2012/11/tanda-tanda-vital-pada-ibu-nifas.html
<1% -
http://eprints.undip.ac.id/50880/3/Yuniar_Safitri_22010112110030_Lap.KTI_Bab2.pdf
<1% - http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1602100070/BAB_II.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/6zkwwe38z-faktor-yang-mempengaruhi-berat-ba
yi-lahir.html
<1% -
https://favo.id/blogs/baca/5-keunggulan-kondom-dibanding-alat-kontrasepsi-lain
<1% - https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kelebihan-dan-kekurangan-pil-kb/
<1% -
https://nationalgeographic.grid.id/read/131640946/tanpa-disadari-kurang-tidur-bisa-ti
mbulkan-jerawat-pada-wajah
<1% - www.halodoc.com › artikel › cara-mengetahui-tingkat
<1% -
https://srikerniawati.blogspot.com/2014/05/pemakaian-alat-kontrasepsi-dalam-rahim.ht
ml
<1% - www.mas-software.com › blog › bilyet-giro-adalah
<1% - http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/6313
<1% -
https://mediaindonesia.com/humaniora/313123/bkkbn-imbau-tetap-gunakan-alat-kb-s
elama-masa-pandemi-covid-19
<1% -
https://www.sederet.com/tutorial/contoh-percakapan-membuat-janji-bertemu-dokter-d
octor-appointment/
<1% -
https://permibi.id/wp-content/uploads/2020/10/Dr.-Ade-Jubaedah-Tantangan-Profesi-B
idan-saat-ini-dan-Masa-Depanrev.pdf
<1% - https://www.ruparupa.com/blog/isolasi-mandiri/
<1% - dokument.pub › rekomendasi-penanganan-infeksi
<1% - covid19.go.id › storage › app
<1% - https://vdocs.tips/doc/ibu-hj-ilham-autosaved-4w6eepxm53
1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3378/5/Chapter%202.pdf
<1% - www.slideshare.net › WarnetRaha › manajemen-dan-pend
<1% - eprints.umbjm.ac.id › 990 › 4
<1% - www.coursehero.com › file › 77172433
<1% - www.academia.edu › 6581720 › Perdarahan_Post_Partum
3% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 3378 › 5
<1% - m.klikdokter.com › info-sehat › read
<1% - herajuhera.blogspot.com › 2015 › 04
<1% - www.academia.edu › 39054390 › BAB_II_TINJAUAN
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 5003/5/5
<1% -
https://rsud.wonosobokab.go.id/wp-content/uploads/2017/08/PPH-PIT-87-WNSB-1-Eka
-Budi.pptx
<1% - simdos.unud.ac.id › uploads › file_penelitian_dir
<1% - https://ilmukebidananstikeskendedesmalang.blogspot.com/2012/
<1% -
https://123dok.com/article/penanganan-berdasarkan-etiologi-hubungan-usia-ibu-perda
rahan.zpd25d7z
<1% - vdocs.tips › doc › ibu-hj-ilham-autosaved-4w6eepxm53
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 3378 › 4
<1% - dianhusadaulviyati.blogspot.com › p › distosia
<1% - https://www.rspermata.co.id/articles/read/hipertensi-dalam-kehamilan
<1% - www.neliti.com › publications › 398165
<1% -
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f0ff3faa594c0104857be9fd3c8e7
8af.pdf
1% - simdos.unud.ac.id › uploads › file_penelitian_1_dir
<1% - repo.unsrat.ac.id › 1590/1/18
<1% - eprints.undip.ac.id › 32869 › 1
<1% - juke.kedokteran.unila.ac.id › index › majority
<1% - jabar.tribunnews.com › 2021/02/24 › apa-itu-autoimun
1% - health.kompas.com › read › 2021/02/28
<1% -
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5326451/7-jenis-penyakit-autoimun-yang
-umum-ditemui-sehari-hari
1% -
https://health.kompas.com/read/2021/02/28/170800768/14-jenis-penyakit-autoimun-ya
ng-perlu-diwaspadai?page=all
<1% -
https://health.kompas.com/read/2021/02/28/170800768/14-jenis-penyakit-autoimun-ya
ng-perlu-diwaspadai
<1% - tr-ex.me › translation › indonesian-english
<1% - www.honestdocs.id › diabetes
<1% - https://www.sehatq.com/penyakit/arthritis
<1% - m.medcom.id › gaya › fitness-health
<1% - www.halodoc.com › artikel › kelelahan-ekstrem-dan
<1% - https://www.sehatq.com/penyakit/radang-usus
<1% - https://idnmedis.com/penyakit-crohn
<1% - https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/penyakit-addison/
<1% - www.merdeka.com › jabar › 14-jenis-penyakit-autoimun
<1% - https://doktersehat.com/penyakit-a-z/penyakit-autoimun/
<1% -
https://www.idntimes.com/health/medical/indira-swastika/myasthenia-gravis-c1c2
<1% - www.alodokter.com › vaskulitis
<1% - www.gooddoctor.co.id › penyakit-anemia-pernisiosa
<1% - m.brilio.net › creator › 14-jenis-penyakit-autoimun
<1% -
https://www.idntimes.com/health/medical/rifa-2/penyakit-celiac-penyebab-gejala-komp
likasi-dan-penanganan-c1c2
<1% - 123dok.com › article › teori-manajemen-kebidanan
<1% - anyflip.com › lmfqq › qcud
<1% -
https://nindaherukusumawati.blogspot.com/2016/06/model-model-dokumentasi-asuha
n-kebidanan.html
<1% -
https://hack.ac.id/pendidikan/setelah-dilakukan-jurnal-penutup-maka-langkah-selanjutn
ya-adalah/
<1% - adoc.pub › asuhan-kebidanan-pada-ibu-bersalin
<1% -
https://evaluasisecaraterus-menerus.blogspot.com/2012/01/asuhan-kebidanan-masa-nif
as-evaluasi.html
<1% - wawasankoe.blogspot.com › 2019 › 09
<1% -
https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/pemeriksaan-keadaan-umum-pasien
<1% -
https://tentangmidwife.blogspot.com/2015/07/pendokumentasian-asuhan-kebidanan-p
ada.html
<1% - https://idoc.pub/documents/dokumentasi-dengan-metode-soap-9n0kk7530p4v
<1% - https://www.scribd.com/document/245678524/Dokumentasi-Kebidanan-SOAP
<1% -
https://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/07/praktik-keperawatan-profesional.html
<1% - http://repositori.unsil.ac.id/3344/6/BAB%20III.pdf
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 10619 › 5
<1% - http://eprints.ums.ac.id/41287/7/BAB%20III.pdf
<1% - id.wikipedia.org › wiki › Sidoarum,_Godean,_Sleman
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1501/
<1% -
https://francesbauch.blogspot.com/2022/04/sumber-data-primer-dan-sekunder-makala
h.html
<1% -
https://cetakmakalah.blogspot.com/2019/12/data-primer-dan-data-sekunder.html
<1% - https://belajargiat.id/apa-itu-karya-tulis-ilmiah/
<1% -
https://www.jica.go.jp/project/indonesia/021/materials/ku57pq00003thpo2-att/Technica
lBrief_idn_16_fix.pdf
<1% - https://sijai.com/teknik-pengumpulan-data/
<1% - https://doktersehat.com/informasi/kesehatan-umum/tanda-tanda-vital/
<1% - https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/749/4/082411118_Bab3.pdf
<1% -
https://repository.ummat.ac.id/1568/1/HASIL%20KTI%20YULIANTI%20Cover%20-Bab3.p
df
<1% -
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1536/1/Asuhan%20Kebidanan%20Berkesinambungan
%20pada%20Ny%20L%20Usia%2033%20Tahun%20G1P0A0%20UK%2032%2B6%20Min
ggu%20dengan%20KEK%2C%20Panggul%20Sempit%20dan%20Suami%20Pero~1.pdf
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1817/4/BAB%20II.pdf
<1% - https://komerce.id/blog/cara-follow-up-customer/
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1203410032/BAB_IV_hasil_pe
mbahasan2.pdf
<1% - hamil.co.id › usg-kehamilan-5-minggu
<1% - news.detik.com › berita › d-6168720
<1% - www.academia.edu › 83554926 › ASUHAN_KEBIDANAN
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p6pmghe8/6-Pola-pemenuhan-kebutuhan-sehari-hari
-aAktivitas-Istirahat-Letih-Lemah-Sulit/
<1% -
https://www.sehatq.com/artikel/hamil-38-minggu-begini-kondisi-bayi-dan-gejala-yang-
dirasakan-ibu
<1% - https://www.academia.edu/12218698/Role_play_akseptor_kb
<1% -
https://www.carinfomu.com/2016/07/asuhan-kebidanan-ibu-hamil-normal-tm-ii.html
<1% - https://jurnal.institutgrahaananda.ac.id/index.php/mppk/article/download/51/44
<1% - hellosehat.com › kehamilan › melahirkan
<1% - penjagaperpus.com › apakah-isi-materi-pembahasan
<1% -
https://intanmidwife.blogspot.com/2014/06/makalah-psikologi-tentang-asuhan.html
<1% -
https://kejari-kediri.go.id/kamis-07-juli-2022-jam-11-30-14-30-wib-ruang-candra-penga
dilan-tp-korupsi-pada-pengadilan-negeri-surabaya-kelas-1a-khusus-di-surabaya-bidan
g-tindak-pidana-khusus-pada-kejaksaan-negeri-kota-kediri/
<1% - http://repository.unpas.ac.id/28847/3/15%20BAB%20III%20.pdf
<1% -
https://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/SL%201%20PROSEDUR%20PEMERIKSAAN%
20FISIK%20KEPALA%20DAN%20LEHER%20DAN%20TTV(1).pdf
<1% - https://www.biasadisebut.za.com/update/5468/perut-bagian-atas-kanan-keras/
<1% - www.alodokter.com › ketahui-prosedur-pemeriksaan
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/3676/6/BAB%20IV.pdf
<1% -
https://tangerang.tribunnews.com/2022/07/14/siap-siap-hasil-simak-ui-akan-diumumka
n-hari-ini-pukul-1500-wib-sore-berikut-link-ceknya
<1% -
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/44740/MTU5NzM0/Asuhan-Kebidanan-Ibu
-Bersalin-pada-Ny-S-G4p3a0-Umur-36-Tahun-Hamil-384-Minggu-dengan-Preeklamsia-
Berat-di-RSUD-Pandan-Arang-Boyolali-BAB-IV.pdf
<1% - www.blackscripts.net › 2020/10/100-soal-ukom
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1791/6/7.%20BAB%20IV.pdf
<1% - repository.unjaya.ac.id › 4379 › 6
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/9056/3/BAB%20II%20TUGAS%20AKHIR.pdf
<1% - www.coursehero.com › file › p6c77gc5
<1% - monikaayuamelia.blogspot.com › 2016 › 05
<1% - repository.poltekkes-smg.ac.id › index › index
<1% - twitter.com › fishcodisco › status
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 9394/4/4
<1% - www.ibudanbalita.com › forum › diskusi
<1% -
https://123dok.com/article/keadaan-umum-baik-kesadaran-composmentis-catatan-per
kembangan-persalinan.y6ov735y
<1% -
https://www.indozone.id/health/o8sMJ0/simak-tips-cara-berjemur-di-bawah-sinar-mata
hari-yang-aman
<1% - https://www.sehatq.com/artikel/ibu-wajib-tahu-apa-saja-tanda-bayi-cukup-asi
<1% -
https://digstraksi.com/bunda-inilah-manfaat-asi-eksklusif-dan-risiko-yang-terjadi-apabil
a-tidak-mendapatkan-asi/
<1% - 123dok.com › article › asuhan-kebidanan-pada
<1% - www.emingko.com › 2011 › 06
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 1817
<1% - https://www.balkopites.com/2018/11/soal-asuhan-kebidanan-iii.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1480/1/Awal.doc.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/9173/
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5003/7/7.%20Chapter4.doc.pdf
<1% - jik.stikesalifah.ac.id › index › jurnalkes
<1% - http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/jurnalkes/article/download/291/pdf
<1% - oasis.iik.ac.id › repo › items
<1% - https://ai-care.id/laju-endap-darah
<1% - https://hellosehat.com/sehat/tes-kesehatan/tes-autoimun/
<1% -
https://www.merdeka.com/jabar/10-makanan-yang-mengandung-vitamin-b12-bisa-dari
-ikan-dan-organ-hewan-kln.html
<1% - www.coursehero.com › file › p3sp7qal
<1% -
https://www.academia.edu/37270933/Asuhan_kebidanan_keluarga_berencana_varney
<1% - dktindonesia.org › articles › mengenal-perbedaan-kb
<1% - http://eprints.undip.ac.id/44650/8/Hamim_Tohari_22010110110013_Bab7KTI.pdf
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/4354/7/Bab%20V.pdf
<1% -
https://manado.tribunnews.com/2022/07/14/kecelakaan-maut-pukul-0600-wib-pemoto
r-ninja-tewas-seketika-tabrakan-dengan-truk-lalu-terlempar
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/9197/4/Chapter%202.pdf
<1% - https://alqolam.web.id/adab-adab-buang-air-kecil-dan-buang-air-besar/
<1% - https://dinas.id/soal-asuhan-keperawatan-ibu-nifas-fisiologis/
<1% - ejournal2.litbang.kemkes.go.id › index › kespro
<1% - indomediapustaka.com › asuhan-kebidanan
<1% - digilib.unisayogya.ac.id › 1925
<1% -
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/trimester-2/perkembangan-janin-39-min
ggu-kehamilan/
<1% - repository.poltekkes-kaltim.ac.id › 1002 › 1
<1% - jogja.tribunnews.com › 2021/12/13 › universitas-alma
<1% - pubmed.ncbi.nlm.nih.gov › 16219519
<1% - www.webmd.com › baby › guide
<1% - nursekey.com › midwifery-continuity-of-care-what
<1% - www.coursehero.com › tutors-problems › Nursing
<1% -
https://journal.ugm.ac.id/TradMedJ/search/authors/view?firstName=Annisa&middleNa
me=&lastName=Fatmawati&affiliation=Pharmaceutical%20Study%20Program%2C%20
Alma%20Ata%20University%2C%20Yogyakarta&country=ID
<1% - lifestyle.kompas.com › read › 2012/01/20
<1% - http://scholar.unand.ac.id/40990/2/BAB%201.pdf
<1% - https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/21204?page=2
<1% - perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id › assets › file
<1% - https://www.lamudi.co.id/hunian-di-sidoarum-godean-sleman-yogyakarta.html
<1% - https://www.slideshare.net/ekaf2/asuhan-kebidanankehamilankomprehensif
<1% -
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17310174054/6._BAB_III_.pdf
<1% - krisnasiska.blogspot.com › 2013 › 04
<1% - www.alodokter.com › gejala-anemia-pada-ibu-hamil
<1% - www.academia.edu › 17589159 › Askeb_kehamilan_dengan
<1% - www.repository.poltekkesbdg.info › items › show
<1% - https://www.morulaivf.co.id/tanda-tanda-akan-melahirkan/
<1% - s1-keperawatan.umm.ac.id › files › file
<1% - www.sehatq.com › forum › kndungann-q19910
<1% -
https://www.msn.com/id-id/berita/other/kecelakaan-maut-pukul-11-00-wib-seorang-sa
ntri-tewas-korban-terpental-masuk-kolong-truk-pertamina/ar-AAXXzMK
<1% - www.banksoalbiologi.com › 2020 › 02
<1% - www.honestdocs.id › tanda-tanda-vital-ttv
<1% - www.riau24.com › berita › baca
<1% - repository.poltekkesbdg.info › items › show
<1% - https://kink.onesearch.id/Record/IOS6083.1525/Details
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/4379/6/Bab%20IV.pdf
<1% -
https://123dok.com/article/asuhan-kebidanan-pada-keluarga-berencana-kunjungan-ne
onatus-tanggal.yj87ojkq
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8300/3/BAB%20II.pdf
<1% - http://repository.unjaya.ac.id/3443/6/BAB%20IV.pdf
<1% -
https://www.honestdocs.id/5-jenis-alat-kontrasepsi-yang-aman-bagi-ibu-menyusui
<1% -
https://jateng.suara.com/read/2022/06/13/070000/wow-tanggal-14-juni-hingga-14-juli-
2022-bakal-ada-tiga-fenomena-antariksa-yang-cukup-langka
<1% - https://www.balkopites.com/2018/11/soal-asuhan-kebidanan-ii.html
<1% -
https://adoc.pub/soal-asuhan-pada-kesehatan-reproduksi-dan-keluarga-berencana.htm
l
<1% - https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/1870
<1% - matamatadot.com › soal-uji-kompetensi-bidan-askeb
<1% - repository.unjaya.ac.id › 4354 › 7
<1% -
https://www.jatengnews.id/ada-apa-tanggal-11-juli-2022-inilah-peristiwa-penting-yang
-terjadi-tanggal-11-juli-2022/

Anda mungkin juga menyukai