Anda di halaman 1dari 60

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 11%

Date: Wednesday, August 10, 2022


Statistics: 2013 words Plagiarized / 17790 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

SINTA NOVERIA 190400542 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah. Indonesia


ialah suatu negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire.
Sebagian tanaman di hutan tropis tersebut adalah tanaman obat. Jumlah tanaman obat
di hutan Indonesia diperkirakan sekitar 1.260 jenis tanaman. Salah satu tumbuhan obat
yang ada di Indonesia ialah daun sungkai (Peronema canescens Jack). Sungkai terkenal
sebagai Jati Sabrang, Ki Sabrang, atau Sekai, yang termasuk dalam famili Verbenaceae,
yang masih tergolong sedikit (1). Daun sungkai memiliki antioksidan yang tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai obat malaria.

Daun sungkai secara tradisional digunakan untuk pencegah sakit gigi dengan berkumur,
kombinasi rempah-rempah dalam air mandi untuk wanita yang baru melahirkan dan
sebagai penurun demam. Daun sungkai dapat menurunkan demam 11%, dan bisa
membatasi perkembangan plasmodia sebesar 15% (2,4). Daun sungkai mengandung
bahan zat aktif yang berupa tannin, peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol,
dipterpenoid, dan flavonoid yang sebagai bagian dari system imun tubuh yang dapat
membantu meningkatkan jumlah leukosit. Di Bengkulu, P.

Canescens terdapat di hutan, kebun, ataupun taman. Tanaman daun sungkau umumnya
ditanam sebagai pembatas rumah atau sebagai pagar hidup di belakang rumah (3).
Biasanya masyarakat mengonsumsi daun sungkai dengan cara direbus, setelah itu air
rebusan diminum. Namun, dengan cara ini, daun sungkai tidak disukai masyarakat
karena mengandung rasa pahit. Rasa pahit yang dikandungnya disebabkan oleh tannin
(5). Rasa pahit disebabkan oelh pembentukan reaksi kompleks antara tannin dan protein
di dalam mulut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk pengembangan cara
mengolah daun sungkai agar lebih disukai (6). Dalam penelitian ini, madu digunakan
sebagai pemanis pada pembuatan minuman daun sungkai.
Selain rasanya yang manis, penambahan madu diharapkan dapat meningkatkan
manfaat kesehatan dari minuman ini. Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh
lebah madu dari berbagai sumber nektar. Madu mengandung komponen berupa
karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang mudah diserap oleh tubuh. Madu juga
mengandung berbagai senyawa fitokimia seperti polifenol, flavonoid, dan glikosida.
Senyawa fitokimia ini dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi dari radikal
bebas. Madu dikenal sebagai salah satu bahan makanan atau minuman alami yang
memiliki manfaat gizi, kesehatan, dan kecantikan.

Madu sering digunakan sebagai pemanis, penyedap makanan, dan campuran saat
mengonsumsi minuman. (7). Berdasarkan penjelasan di atas, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengembangkan produk minuman daun sungkai dengan
penambahan madu sebagai pemanis, serta mengetahui pengaruh komposisi serbuk
daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun
sungkai Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan yaitu bagaimana pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan
madu terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun sungkai? Tujuan
penelitian 1 Umum Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan
minuman daun sungkai.

Khusus Mengetahui pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat
fisik meliputi warna, kekentalan, dan pH minuman daun sungkai Mengetahui pengaruh
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan panelis meliputi
aroma, warna, rasa pada minuman daun sungkai. Manfaat penelitian Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa sebagai masukan data dan informasi terhadap ilmu
pengetahuan tentang pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap
sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun sungkai.

Manfaat Praktis Bagi Peneliti Menambah wawasan dan bermanfaat sebagai cara
mengamalkan ilmu pada waktu kuliah Bagi penelitian lainnya Dapat menjadi sumber
data dan informasi bagi peneliti lain yang akan mengangkat tema yang sama namun
dengan sudut pandang dan variabel berbeda. Bagi masyarakat Memberi informasi
kepada masyarakat tentang manfaat pengembangan produk minuman daun sungkai.
Bagi institusi Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan dan referensi
bagi mahasiswa fakultas ilmu kesehatan Universitas Alma Ata
Keaslian penelitian Tabel 1 Keaslian Penelitian No _Nama Peneliti _Judul Penelitan
_Hasil Penelitian _Persamaan _Perbedaan _ _1 _Vally Marselina, 2016 _Pengaruh
penambahan madu terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik pada minuman beluntas
(Pluchea indica Less) madu _Hasil penelitian menunjukkan penambahan madu
memberikan pengaruh nyata pada sifat fisikokimia dan organoleptik minuman beluntas
madu _Persamaan penelitian ini Terletak pada variable independen (penambahan
madu).

_Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada bahan baku penelitian sebelumnya
menggunakan daun beluntas, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan daun
sungkai. _ _
2 _Ariefa Primair Yani, Aceng Ruyani, Yenita, Irwandi Ansyori, Riko Irwanto, 2015 _Uji
potensi daun muda sungkai (peronema canescens) untuk kesehatan (imunitas) pada
mencit (mus.muculus) _Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian ekstrak daun
muda sungkai (P.canescens) dosis 0,5625 mg/Kg bb, dapat meningkatkan jumlah
leukosit sebesar 36% _Persamaan penelitian ini terletak pada bahan baku yang
digunakan yaitu daun sungkai _Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek yang
digunakan penelitian sebelumnya menggunakan mencit sedangkan dalam penelitian ini
menghasilkan produk akhir berupa minuman daun sungkai.

_ _3 _Patoni A Gafar dan Lancy Maurina, 2018 _Pengembangan Produk Jahe Instan
dengan Campuran Madu dan Susu Skim _Hasil pengujian organoleptik terbaik dari 17
panelis adalah dari perlakuan B1 dengan hasil 47% panelis menyatakan suka terhadap
aroma dan penampakan, dan 58% menyatakan suka terhadap rasanya. _Persamaan
penelitian ini Terletak pada produk akhir yang di hasilkan yaitu minuman dari serbuk
atau instan _Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada bahan baku penelitian
sebelumnya menggunakan jahe instan dengan campuran madu dan susu skim
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan daun sungkai dengan penambahan madu
__
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Telaah Pustaka Daun Sungkai Taksonomi dan Morfologi
Tanaman Sungkai Tanaman Sungkai (Peronema canescens) merupakan jenis tanaman
obat yang terkenal sebagai jati sabrang, ki sabrang, sungkai, atau sekai, termasuk dalam
family Verbenaceae. Tanaman terdapat di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Akan tetapi
P.

Canescens lebih banyak dijumpai di Bengkulu, baik di hutan, kebun, atau pekarangan
rumah, yang ditanam sebagai pembatas rumah atau difungsikan sebagai pagar hidup.
Pohon Sungkai setinggi 20-30 meter, panjang batang yang tidak bercabang mencapai
tinggi 15 meter, lebar 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak
berbanir, dan ranting bercabang banyak berbulu halus (7). Daunnya majemuk menyirip,
daunnya duduk berpasangan dan ibu tulang daun bersayap. Anak daunnya
berpasangan atau berselang- seling. Perbungaannya berbentuk malai. Cabang-cabang
perbungaannya lebar berpasangan, dengan panjang 20–40 cm.

Bunganya kelopak dan sedikit ditutupi dengan bulu-bulu. Kelopaknya berbulu di bagian
luar, berbentuk mangkuk di bagian dasarnya. Musim berbunga dan berbuahnya
berlangsung pada bulan November sampai bulan Juni (8). Secara umum, klasifikasi
ilmiah dari tanaman P. Canescens adalah sebagai berikut: Kingdom :Plantae Divisi :
Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Famili : Verbenaceae Genus :
Peronema Spesies : Peronema canescens Jack (9) Gambar 1. Daun Sungkai (Dokumen
pibadi) Kandungan dan manfaat Tanaman Daun Sungkai Penelitian mengenai
tumbuh-tumbuhan dan kandungan senyawa metabolit sekunder telah banyak
dilakukan.

Senyawa metabolit sekunder merupakan komponen aktif tumbuhan yang banyak


digunakan dalam bidang medis atau farmakologi dan pertanian. Metabolit sekunder
yang terkandung dalam daun sungkai antara lain alkaloid, flavanoid, terpenoid- steroid,
dan tanin (10). Dalam pengobatan tradisional, ekstrak daun sungkai yang memiliki rasa
pahit dan air rebusan kulit kayu digunakan untuk mengobati demam.

Daun sungkai rebus digunakan untuk mengobati penyakit kurap dan digunakan sebagai
obat kumur untuk meredakan infeksi sakit gigi. Pada Suku Dayak di Kalimantan Timur
masih mempertahankan tradisi penggunaan daun sungkai (P.Canescens Jack) sebagai
obat masuk angin, demam, obat cacingan (ringworms), kurap, dan mandian wanita
setelah melahirkan serta sebagai obat kumur pencegah sakit gigi (10,11) Pembuatan
Minuman Daun Sungkai Proses awal pembuatan minuman daun sungkai adalah
pembuatan serbuk simplisia kering, diperoleh dengan cara memperkecil ukuran bahan
dengan beberapa peralatan hingga tingkat kehalusan tertentu.
Dalam pengelolahan simplisia sebagai bahan baku biasanya dilakukan langkah-langkah
berikut ini (19) Penyediaan bahan dasar Bahan dasar yang digunakan untuk membuat
serbuk simplisia daun sungkai adalah daun sungkai muda yang masih segar, muda, dan
bagus (tidak terkena penyakit daun) Pencucian Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan kotoran dari kotoran yang menempel pada daun. Pencucian bahan
dilakukan dengan air bersih dalam waktu sesingkat mungkin. Proses sortasi dan
pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah awal mikroba dalam simplisia.
Perajangan Beberapa jenis simplisia perlu dilakukan proses perajangan.

Perajangan simplisia biasanya dilakukan untuk mempermudah pengeringan,


pengemasan dan penghalusan. Proses ini, dapat dilakukan dengan pisau atau alat mesin
perajang khusus agar memperoleh ukuran yang diinginkan. Semakin tipis bahan yang
akan dikeringkan, semakin cepat air menguap, dan semakin cepat waktu pengeringan.
Namun potongan yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan penurunan nutrisi daun
melalui penguapan, yang dapat mempengaruhi komposisi, bau, serta rasa yang
diinginkan.

Pengeringan Proses pengeringan dijemur langsung dengan bantuan pencahayaan


matahari selama 1 hari, atau dapat dikeringkan menggunakan oven selama 4 jam pada
suhu 45oC. Sortasi Kering Proses sortasi bertujuan untuk penyaringan partikel kecil
seperti bagian tumbuhan yang tidak diinginkan, serta kotoran lain yang masih tertinggal
pada simplisia kering. Proses ini dilakukan secara manual. Penghalusan dan Pengayakan
Proses pembuatan serbuk dilakukan dengan penghalusan menggunakan blender.
Penghalusan merupakan proses pengecilan ukuran menjadi butiran-butiran kecil.

Produk kemudian dipisahkan dengan pengayakan untuk mendapatkan butiran-butiran


yang lebih halus. Penyimpanan Selama penyimpanan ada resiko kerusakan simplisia.
Oleh karena itu, dipilih wadah yang bersih dan steril dengan isinya agar tidak
menimbulkan reaksi dan perubahan warna, bau, rasa dan sebagainya pada simplisia.
Untuk simplisia yang tidak tahan panas diperlukan wadah tertutup berguna melindungi
simplisia terhadap sinar matahari, misalnya aluminium foil, plastik atau botol yang
berwarna gelap, kaleng dan lainnya.

Penyimpanan simplisia biasanya dilakukan pada suhu kamar (150C sampai 30 0C).
Penyeduhan Kebanyakan masyarakat Indonesia membuat satu cangkir minuman
seduhan dengan formulasi 5 – 10 g. Serbuk daun yang diseduh dalam 200 ml air panas
dengan lama penyeduhan 5 menit. Merendam serbuk daun lebih dari 5 menit dapat
menyebabkan rasa pada minuman menjadi lebih pahit. Madu Pengertian Madu Madu
adalah pemanis alami yang diproduksi lebah yang didapatkan dari nektar bunga. Madu
berbentuk cairan kental, warnanyabening atau kuning pucat sampai kecoklatan. Rasanya
manis dengan aroma enak dan segar.

Madu terdiri dari dua komponen gula utama yaitu fruktosa dan glukosa. Madu
berfungsi sebagai obat karena madu banyak mengandung unsur-unsur yang diperlukan
oleh tubuh. Cita rasa dan aroma madu ditentukan oleh komponen volatile. Ada tiga
komponen volatil yang ada pada madu yaitu kelompok alkohol, ester, dan karbonil.
Aroma madu yang khas juga dipengaruhi oleh asam lemak astiri dan senyawa lain
dalam nektar. Madu segar disimpan pada temperature 6-8?C dan untuk madu yang
telah dipasteurisasi disimpan pada suhu 18-24?C (12). Gambar 2.Madu (15) Komposisi
Madu Komposisi utama madu terdiri dari air dan karbohidrat.

Madu mengandung vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, D, E, K, beta karoten, flavonoid,
asam fenolik, asam urat dan asam nikotinat. Mengandung mineral dan garam atau zat
lain seperti Fe, sulfur, magnesium, kalsium, kalium, klorin, natrium, fosfor dan sodium
serta antibiotik dan enzim pencernaan. Kandungan nutrisi dalam madu yang berperan
sebagai antioksidan adalah vitamin C, asam organik, enzim, asam fenolik, flavonoid dan
beta karoten yang bermanfaat sebagai antioksidan tinggi serta vitamin A, vitamin E yang
juga merupakan salah satu antioksi dan esensial utama. Sehingga dalam madu terdapat
nutrisi yang berfungsi sebagai antioksida dan semua senyawa ini bekerjasama untuk
melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas (13).

Di Indonesia, untuk kualitas madu sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional


Indonesia (SNI) Nomor 01-3545- 1994 seperti yang tercantum pada Tabel 2. Dimana
standar tersebut merupakan kriteria dari mutu madu yang telah ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tentang syarat mutu
madu tahun 1992. Tabel 2. Komposisi Madu Berdasarkan Komposisi SNI 2004 Komposisi
_Jumlah _ _Kalori _328 kal _ _Kadar air _17, 2 g _ _Protein _0,5 g _ _Karbohidrat _82,4 g _
_Abu _0,2 g _ _Tembaga _4,4 – 9,2 mg _ _Fosfor _1,9 - 6,3 mg _ _Besi _0,06 – 1,5 mg _
_Mangan _0,02 - 0,4 mg _ _Magnesium _1,2 – 3,5 mg _ _Thiamin _0,1 mg _ _Riboflavin
_0,02 mg _ _Niasin _0,2 g _ _Lemak _0,1 g _ _PH _3,4 – 6,1 _ _Asam _43,1 mg _ _ Manfaat
Madu Madu telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit
infeksi seperti infeksi pada saluran pernapasan, pencernaan, dan luka pada kulit.

Madu digunakan sebagai pemanis dibandingkan dengan gula (sukrosa), karena madu
memiliki nilai kalori lebih tinggi dari gula dan rasanya lebih manis dari gula sehingga
konsumsi madu dapat dikurangi dibandingkan gula (14) Selain itu, madu juga dapat
digunakan sebagai pengganti gula atau sebagai suplemen makanan. Produk ini dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti paru-paru, jantung, lambung, sistem
pencernaan, flu, katarak, infeksi luka, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Madu juga
banyak digunakan dalam dunia kosmetik, baik berupa sabun, masker, dan krim wajah,
Madu dapat melembabkan kulit dan memberi nutrisi yang diperlukan (14).

Di dalam madu terkandung zat antibiotik yang berguna melawan bakteri patogen
penyebab penyakit infeksi. Gula dan mineral dalam madu berguna sebagai tonik
jantung. Antioksidan dalam madu bisa membantu mencegah kanker, penyakit jantung,
dan penyakit lainnya. Madu juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis luka
seperti luka bakar, infeksi, luka pasca operasi dan lain-lain (15). Uji Sifat Fisik Warna
Pengukuran warna dapat dilakukan dengan menggunakan colorimeter atau
chromameter Munsell method dengan mengikuti metode Hunter. Chromameter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur warna suatu bahan.

Pada chromameter, warna digambarkan dengan notasi warna. Notasi warna adalah
suatu cara sistematis atau objektif untuk menyatakan atau menggambarkan suatu objek.
Ada tiga jenis sistem notasi warna yaitu ICI (International Commission on Illumination),
Munsell, dan Hunter. Sistem notasi ICI didasarkan pada konsep bahwa semua jenis
warna dapat dibentuk dari tiga warna dasar yaitu merah (720 nm), hijau (520 nm), dan
biru (380 nm).

Masing-masing warna ini diwakili oleh nilai X untuk merah, Y untuk hijau, dan Z untuk
biru (16) Pengukuran warna dengan sistem warna Munsel dilakukan dengan mengukur
komponen warna pada value, hue, dan chroma. Value menunjukkan kecerahan warna.
Nilai hue mewakili panjang gelombang dominan yang menentukan warna sampel,
sedangkan chroma menunjukkan intensitas warna. Ketiga komponen ini diukur dengan
dengan alat khusus yang mengukur nilai warna permukaan suatu bahan. Nilai yang
diperoleh berbeda untuk setiap warna, kemudian nilai tersebut diplot ke dalam tabel
warna (17) Sistem notasi warna yang paling banyak digunakan adalah sistem notasi
hunter, yang memiliki tiga parameter untuk menggambarkan warna, yaitu L, a, dan b.
Nilai L menyatakan parameter kecerahan, yang memiliki nilai 0 (Hitam) sampai 100
(putih).

Nilai a menyatakan warna kromatik campuran dari merah ke hijau dengan nilai a+ dari 0
hingga +100 untuk warna merah dan niai a- dari 0 hingga -80 untuk warna hijau. Nilai b
menyatakan warna cerah dari biru ke kuning dengan nilai +b dari 0 hingga +70 untuk
warna kuning dan nilai –b dari 0 hingga -70 untuk warna biru (16) Kekentalan
Kekentalan adalah penampakan fisik yang kompleks dan sebagai penilaian sensori dari
suatu produk. kekentalan yang diinginkan sedikit kental. Nilai kekentalan (viskositas)
dipengaruhi oleh total padatan yang terlarut dalam minuman daun sungkai. Semakin
besar total padatan terlarut, maka semakin besar viskositas yang dihasilkan (18).

Analisis terhadap kekentalan minuman daun sungkai dapat dilakukan dengan


viskometer. Viskometer yang digunakan adalah viskometer Brookfield, yang
menggabungkan pengaturan spindel dan kecepatan spindel sesuai dengan prinsip
putaran.Viskositas terlihat ketika spindel mulai berputar dalam cP (centipoise). Nilai
default untuk skala pengukuran viskositas adalah 0. Jika skala tidak menunjukkan angka
0, berarti alat ini tidak dapat mengukur viskositas sampel pada kecepatan tertentu
karena viskositasnya terlalu kecil (19) Penetapan Kadar pH Potensial Hidrogen (pH)
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan derajat keasaman atau
kebasaan yang suatu larutan. Total skala pH berkisar dari 1 sampai 14, dan 7 dianggap
netral.

Nilai pH kurang dari 7 dikatakan asam dan larutan dengan nilai pH lebih dari 7
dikatakan basa, jika pH air tidak seimbang dan pH yang rendah kurang dari 7 (netral)
maka akan dapat menyebabkan air tidak stabil dan mengalami perubahan warna, bau
dan rasa (20) Penentuan pH minuman daun sungkai dilakukan dengan menggunakan
pH meter. Alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan buffer pH netral (pH 7,01) dan
larutan pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan nilai pH tersebut. Elektroda dicuci
dengan air suling, kemudian dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat pada konsentrasi
1% yaitu preparat ditimbang 1 gram dan dilarutkan dalam 100 ml air, kemudian
elektroda dicelupkan ke dalam larutan sampel tersebut.

Lalu alat pH meter dibiarkan membaca pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH
meter merupakan pH sediaan (21) Uji Organoleptik Uji organoleptik menggunakan
panelis sebagai instrumen pengujiannya, terbagi menjadi 7 macam , sebagai berikut:
Penelis individual/perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan
spesifik yang sangat tinggi karena bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif yang
mana sangat mengetahui sifat, manfaat dan Teknik pengolahan bahan yang akan dinilai
dan memahami cara penilaian organoleptik dengan sangat baik.

Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan sangat tinggi dan penilaian
efisien. Panel terbatas berjumlah 3-5 orang yang sangat sensitif dan juga mengetahui
faktor-faktor yang terlibat dalam evaluasi organoleptik, metode pengolahan dan
pengaruh bahan utama pada hasil penelitian. Panelis terlatih biasanya terdiri dari 15-25
panelis yang telah dipilih karena ketajaman indera mereka dan telah melewati pelatihan
dan mendapat sertifikat khusus untuk uji organoleptik.

Pelatihan khusus mereka membuat mereka lebih sensitif terhadap perbedaan kecil dan
menyisihkan pendapat pribadi ketika mengukur parameter sensorik. Panelis yang
terlatih tidak boleh digunakan untuk menilai daya terima pangan. Panelis terlatih
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara produk makanan serupa atau
untuk mengukur intensitas rasa (bau dan rasa), tekstur atau karakteristik penampilan
(23) Panel agak terlatih terdiri dari 15- 25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat sensorik tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji kepekaannya terlebih dahulu, sedangkan data yang sangat
menyimpang boleh tidak digunakan untuk data analisis.

Panelis tidak terlatih biasanya terdiri dari lebih dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
terlatih hanya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana, seperti
sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan data uji pembedaan. Untuk itu, panel tidak
terlatih hanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan
panelis wanita.. (23) Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak
berusia 3-10 tahun.

Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian produk-produk pangan


yang disukai anak-anak, seperti cokelat, permen, es krim. Cara penggunaan panelis
anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan atau undangan bermain
bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responsnya terhadap produk yang dinilai
dengan alat bantu gambar seperti boneka Snoopy yang sedang sedih, biasa atau
tertawa. Keahlian seorang panelis biasanya diperoleh melalui pengalaman dan latihan
yang lama. Meskipun keahlian yang diperoleh itu merupakan bawaan sejak lahir, tetapi
untuk mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan terus-menerus.

Panelis konsumen Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung
pada target pemasaran suatu komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum
dan dapat ditentukan berdasarkan daerah atau kelompok tertentu. (22,23). Skala
pengukuran digunakan untuk mengukur informasi sensorik. Skala pengukuran yang
digunakan pada uji organoleptik dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu skala
nominal, ordinal, interval atau rasio. Pemilihan jenis skala pengukuran mempengaruhi
jenis analisis statistik yang akan digunakan (23,24).

Panelis yang melakukan pengujian hedonik harus dalam keadaan sehat atau tidak sakit,
tidak buta warna, tidak dalam keadaan lapar, bersedia, serta sudah mendapatkan
pengetahuan tentang uji kesukaan sebelumnya. Panelis melakukan prosedur seperti
diberikan penjelasan tentang cara penilaian dan dibagikan formulir, disediakan bahan
yang akan diujikan, sampel telah diberi kode pada masing-masing wadah, panelis
menilai sampel untuk uji kesukaan warna, aroma, rasa dan minum air sebagai penetral
(24) Adapun juga ruangan pengujian yang harus disediakan seperti terletak dilokasi
yang tenang dan bebas dari pencemaran. Bilik pengujian diberi sekat agar menghindari
diskusi antar panelis.
Dinding dan lantai berwarna netral dan mudah dibersihkan. Penerangan harus
menyebar rata ke segala arah dan sumber cahaya netral, karena cahaya dapat
mempengaruhi warna sampel uji (25). Pelaksanaan uji organoleptik atau sensoris
dilakukan pada saat panelis tidak dalam kondisi lapar atau kenyang, yaitu sekitar pukul
09.00 - 11.00 WIB dan pukul 14.00 – 16.00 WIB atau sesuai kebiasaan waktu setempat
(26) Tingkat kesukaan panelis dapat diukur dengan metode uji hedonik yaitu teknik
pengujian yang dirancang untuk mengukur tingkat keinginan atas suatu produk.

Skala kategori dimulai dari tingkat yang sangat suka sampai sangat tidak suka. Panelis
menunjukkan tingkat kesukaan mereka terhadap masing-masing sampel dengan
memilih kategori yang sesuai. Uji organoleptik pada minuman daun sungkai dan madu
dibagi menjadi tiga macam yaitu (24). Aroma Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh
rangsangan kimia yang tercium oleh syaraf olfakatori yang berada dalam rongga hidung
dan otak lebih banyak merupakan berbagai ramuan atau campuran empat bau utama
yaitu harum, asam, tengik, dan hangus.

Suatu zat harus bersifat mudah menguap dan larut di dalam air sehingga dapat
menghasilkan bau yang baik dalam penilaian aroma. Warna Warna merupakan
karakteristik yang ditentukan oleh penerimaan atau penolakan suatu produk oleh
konsumen. Penilaian kualitas makanan umumnya tergantung pada beberapa faktor
antara lain rasa, warna, tekstur, dan nilai gizi. Namun, sebelum faktor-faktor tersebut
dipertimbangkan secara visual warna juga sangat penting. Rasa Penilaian rasa dapat
diukur dengan respon indera perasa atau pengecap terhadap rangsangan kimia.

Suatu senyawa dapat diuji kemudian senyawa tersebut harus dapat larut dalam air liur
sehingga dapat membangun koneksi mikrovili dan impuls yang dihasilkan dapat dikirim
melalui saraf ke sistem saraf pusat.
Kerangka Teori Gambar 3.Kerangka Teori Sumber (9)
Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Gambar 4. Kerangka Konsep
Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh variasi komposisi serbuk daun sungkai dan madu
terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun sungkai Ha : Ada pengaruh
variasi komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat
kesukaan minuman daun sungkai
BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen laboratorium.

Penelitian meliputi pembuatan minuman daun sungkai dengan tujuan untuk


mengetahui pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan
tingkat kesukaan minuman daun sungkai. Rancangan penelitian percobaan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor ganda dengan 2 kali ulangan
percobaan yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3.Variasi Komposisi Serbuk Daun
Sungkai dan Madu per 100 ml air Faktor perlakuan Konsentrasi madu Konsentrasi daun
sungkai _a (8 ml) _b (10 ml) _ _A (1 g) _Aa _Ab _ _B (2 g) _Ba _Bb _ _ Tempat dan Waktu
Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari – Maret 2022 di Laboratorium
Chem-Mix Pratama Banguntapan Bantul dan laboratorium Stikes Alfatah Kota Bengkulu.

Pengujian Warna dan pH pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Chem-Mix


Pratama Banguntapan Bantul , untuk Pengujian Kekentalan minuman daun sungkai
dilakukan di laboratorium Stikes Alfatah Kota Bengkulu, Serta pengujian tingkat
kesukaan produk minuman daun sungkai akan dilakukan di Prodi DIV Gizi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah serbuk daun sungkai dan madu yang akan diolah menjadi minuman daun
sungkai. Sampel minuman daun sungkai dengan variasi komposisi serbuk daun sungkai
dan madu dengan pengekstrak 100 ml air yaitu Aa = (1g : 8 ml), Ab = (1g : 10 ml), Ba =
(2g : 8 ml), Bb = (2g: 10 ml).

Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun
sungkai sedangkan variabel bebas yaitu komposisi serbuk daun sungkai dan madu.
Definisi Operasional Variabel Tabel 4.Definisi Operasional Variabel No _Istillah _Definisi
Operasional _Teknik dan Analisa _Skala _ _1.

_Minuman Daun Sungkai _Minuman daun sungkai yaitu minuman yang terbuat dari
ekstrak serbuk daun sungkai dan madu dengan konsentrasi tertentu _Pembuatan
minuman daun sungkai dengan beberapa formulasi perlakuan berdasarkan penelitian
terdahulu dengan komposisi (Daun sungkai : Madu) sebagai berikut: Aa = (1g : 8 ml) Ab
= (1g : 10 ml) Ba = (2g : 8 ml) Bb = (2g: 10 ml) _Nominal _ _2 _Uji Warna _Uji warna
dilakukan dengan sistem warna Hunter L* (warna putih), a* (warna merah), b* (warna
kuning). _Uji sifat fisik warna dengan menggunakan chromameter _Rasio _ _
Lanjutan table 3. Definisi Operasional 3.

_Uji Kekentalan _Kekentalan didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk


menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi
dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya _Uji sifat fisik kekentalan (viscositas)
menggunakan Viscometer Brookfield dengan satuan kekentalan Centipoise (Cp) _Rasio _
_4 _Tingkat keasaman (pH) teh ekstrak daun sungkai _Potensial Hidrogen (pH) adalah
derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat
kebasaan yang dimiliki suatu larutan.

_Uji tingkat keasaman (pH) dengan menggunakan pH meter _Ordinal _ _5 _Uji Tingkat
Kesukaan _Uji kesukaan adalah cara pengujian tingkat kesukaan pada suatu produk
yang menggunakan indera manusia dengan parameter aroma, rasa, dan warna. _Lembar
Uji Hedonik dengan skor : 1= Sangat suka 2= Suka 3= Agak Suka 4= Cukup 5= Tidak
Suka 6= Sangat Tidak Suka _Ordinal _ _
Alat dan Bahan Penelitian Pembuatan Serbuk Daun Sungkai Alat : Timbangan, blender,
ayakan mesh 50, pisau, baskom, pisau, tikar Bahan : Daun sungkai diperoleh dari Taba
Penanjung, Bengkulu Tengah Pembuatan Minuman Daun Sungkai Alat : Panci,
Pengaduk, sendok, kompor, gelas ukur, saringan teh Bahan : Daun sungkai, Madu murni
TJ, Air Uji Fisik Warna Alat : Chromameter Bahan : Sampel minuman daun sungkai
dengan komposisi serbuk daun sungkai dan madu dalam pengenceran 100 ml air yaitu
Aa = (1g : 8 ml), Ab = (1g : 10 ml), Ba = (2g : 8 ml), Bb = (2g: 10 ml).

Kekentalan Alat : Viskometer Brookfield Bahan : Sampel minuman daun sungkai dengan
komposisi serbuk daun sungkai dan madu dalam pengenceran 100 ml air yaitu Aa = Aa
= (1g : 8 ml), Ab = (1g : 10 ml), Ba = (2g : 8 ml), Bb = (2g: 10 ml). pH Alat : pH meter
Bahan : Sampel minuman daun sungkai dengan komposisi serbuk daun sungkai dan
madu dalam pengenceran 100 ml air yaitu Aa = (1g : 8 ml), Ab = (1g : 10 ml), Ba = (2g :
8 ml), Bb = (2g: 10 ml) Uji Tingkat Kesukaan Alat : Formulir Hedonik Bahan : Sampel
minuman daun sungkai dengan komposisi serbuk daun sungkai dan madu dalam
pengenceran 100 ml air yaitu Aa = (1g : 8 ml), Ab = (1g : 10 ml), Ba = (2g : 8 ml), Bb =
(2g: 10 ml) Cara Kerja Persiapan Persiapan pada penelitian ini terdiri dari persiapan alat,
bahan dan formulasi Minuman daun sungkai.

Perlakuan _Ekstrak Daun Sungkai _Madu _Volume minuman daun sungkai _ _Aa _1 g, 92
ml _8ml _100 ml _ _Ab _1 g, 90 ml _10ml _100 ml _ _Ba _2 g, 92 ml _8ml _100 ml _ _Bb _2
g, 90 ml _10ml _100 ml _ _Tabel 5.Formulasi Perlakuan Pembuatan Minuman Daun
Sungkai
Pelaksanaan Pembuatan Serbuk Daun Sungkai Daun sungkai
Air bersih _ Air kotor
/ / / Serbuk daun Sungkai Gambar 5. Alur Pembuatan Serbuk Daun Sungkai
Pembuatan Minuman Daun Sungkai Serbuk Daun Sungkai Air 100ml Ampas serbuk
sungkai Seduhan daun sungkai Madu Minuman Daun Sungkai Gambar 6.Alur
Pembuatan Minuman Daun Sungkai
Uji Sifat Fisik Uji Warna dengan Choramometer Gambar 7.Alur Uji Warna dengan
Chromameter Uji Kekentalan dengan Viskometer Brookfield Gambar 8.

Alur Uji Kekentalan dengan Viskometer Brookfield


Tingkat Keasaman dengan pH Meter / / Gambar 9. Alur Uji Tingkat Keasaman dengan
pH Meter
Uji Tingkat Kesukaan Alur Pengujian Tingkat Kesukaan Panelis Gambar 10.Alur
Pengujian Tingkat Kesukaan Panelis Prosedur pengujian tingkat kesukaan (warna, rasa,
dan aroma) yang akan dilakukan penelitian ini menggunakan panelis agak terlatih
dimana terdiri dari 25 orang mahasiswa prodi DIV gizi yang sudah mendapatkan mata
kuliah teknologi pangan Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Teknik Pengumpulan Data Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu sumber data
yang memberikan data pengumpulan data secara langsung (25).

Data primer dalam penelitian ini adalah data uji sifat fisik (warna, kekentalan, dan pH)
pada minuman daun sungkai dengan komposisi serbuk daun sungkai dan madu. Teknik
pengumpulan data yang didapatkan melalui uji laboratorium yaitu uji sifat fisik warna,
kekentalan, dan pH pada minuman daun sungkai dengan komposisi serbuk daun
sungkai dan madu maupun tidak. Pengujian warna menggunakan alat Chromameter
CR-400, pengujian kekentalan (viskositas) menggunakan alat viscometer Brookfield, dan
pengujian pH menggunakan alat pH meter.

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Pengolahan data hasil uji organoleptik
yang telah terkumpul dapat dilakukan sebagai berikut : Editing Editing ini untuk
melakukan pemeriksaan kelengkapan data dan keseragaman data secara keseluruhan
dari variabel penelitian. Coding Memberikan kode atau keterangan pada sampel dari
masing - masing variabel penelitian. Entry Data Proses memasukkan data hasil
pengujian laboratorium untuk menyajikan data. Cleaning Proses pengecekan ulang data
yang sudah dimasukkan pada komputer. Analisis Data Analisis Bivariat Uji kesukaan
menggunakan one way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05) karena data
berdistribusi normal.

Apabila p value < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan dan apabila dari hasil analisa
terdapat pengaruh yang signifikan, maka akan dilanjutkan dengan uji DUNCAN. Etika
Penelitian Dalam melakukan penelitian ada etika yang perlu diperhatikan yaitu : Prinsip
menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity) Pada prinsip ini responden
berhak memiliki hak untuk memutuskan untuk bersedia atau tidak menjadi responden,
mendapat jaminan dari perlakuan informed consent, sehingga peneliti tidak boleh
memaksa kehendak agar responden bersedia melakukan penelitian.

Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti


dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan dari
informed consent agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Tanpa nama
(Anonimity) Dalam sebuah penelitian tidak boleh mencantumkan nama responden pada
lembar data, hanya menuliskan kode saja. Kerahasian (Confidentality) Informasi
mengenai penelitian harus bisa dijamin kerahasiaannya terhadap informasi maupun
masalah-masalah lainnya oleh peneliti.

Keadilan (Justice) Prinsip keadilan digunakan untuk menghargai hak dalam menjaga
privasi dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia. Keadilan pada penelitian
ini tidak membandingkan responden satu dengan yang lain dan akan diperlakukan adil.
Ethical Clearance Pada dasarnya seluruh penelitian yang digunakan manusia sebagai
subjek penelitian harus mendapat Ethical Clearance, baik penelitian yang melakukan
pengambilan spesimen ataupun tidak. Rencana Jalannya Penelitian Berikut ini rencana
jalannya penelitian yaitu : Tabel 6.Rencana Jalannya penelitian Tahapan _ _Rencana _
_Persiapan _Identifikasi dan penetapan masalah penelitian Pembuatan proposal
penelitian Pengajuan proposal penelitian kepada Progam Studi S1 Gizi Universitas Alma
Ata Yogyakarta _Maret 2021 _ _Pelaksanaan _a.Pembuatan Sampel b.Perlakuan Sampel
c.

Pengujian sampel _April- Maret 2022 _ _ _Pengolahan dan analisis data Penyusunan
laporan penelitian Penyusunan naskah publikasi _Maret – Juni 2022 _ _Penyelesaian
_peneliti akan mempertanggung jawabkan hasil dihadapan dewan penguji pada bulan
maret 2022 _Juli 2022 _ _
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan
tingkat kesukaan minuman daun sungkai. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yaitu data uji sifat fisik (warna, kekentalan dan pH) dan tingkat
kesukaan pada minuman daun sungkai dengan komposisi serbuk daun sungkai dan
madu.

Uji sifat fisik yang terdiri dari warna, kekentalan, dan pH pada minuman daun sungkai
dengan komposisi serbuk daun sungkai dan madu diperoleh melalui uji laboratorium.
Pengujian warna menggunakan alat Chromameter CR-400, pengujian kekentalan
(viskositas) menggunakan alat viscometer Brookfield, dan pengujian pH menggunakan
alat pH meter. Sedangkan pengumpulan data tingkat kesukaan pada minuman daun
sungkai dengan komposisi serbuk daun sungkai dan madu dengan menggunakan
kuesioner.

Hasil uji sifat fisik dan tingkat kesukaan selanjutnya dilakukan analisis data secara
univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan dengan menentukan nilai
mean dan standar deviasi. Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat
kesukaan minuman daun sungkai dengan menggunakan uji statistik One-way Anova.
Apabila hasil analisis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan komposisi serbuk daun
sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun sungkai
maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji Duncan.

Uji Warna Hasil uji sifat fisik warna pada komposisi serbuk daun sungkai dan madu
disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Warna Komposisi Serbuk Daun Sungkai dan
Madu Perlakuan _Kecerahan (Lightness) _Nilai a _Nilai b _ _Aa (1g:8ml) _(48,37 ± 0,87)c
_(-2,82 ± 0,21)a _(20,38 ± 0,55)a _ _Ab (1g:10ml) _(43,43 ± 0,12)b _(1,63 ± 0,01)b _(25,37
± 0,07)b _ _Ba (2g:8ml) _(42,55 ± 0,38)a _(3,71 ± 0,03)d _(27,21 ± 0,35)c _ _Bb (2g:10ml)
_(43,80 ± 0,09)b _(2,66 ± 0,02)c _(26,71 ± 0,04)c _ _ _p-value : 0,001 _p-value : 0,000
_p-value : 0,000 _ _Keterangan : a, b, c dan d merupakan notasi, perbedaan huruf
menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,05) pada uji
One Way Anova dikuti uji Duncan Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa hasil uji statistik
menggunakan uji One Way Anova diperoleh nilai rata-rata untuk kecerahan (lightness)
tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 48,37± 0,87 pada perlakuan
Aa , pada perlakuan Ab sebesar 43,43± 0,12, pada perlakuan Bb sebesar 43,80 ± 0,09,
pada perlakuan Ba sebesar 42,55 ± 0,38.

Nilai rata-rata nilai a tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 3,71 ±
0,03 pada perlakuan Ba, pada perlakuan (Bb) sebesar 2,66 ± 0,02, pada perlakuan Ab
sebesar 1,63 ± 0,01, dan pada perlakuan Aa sebesar -2,82 ± 0,21. Nilai rata-rata nilai b
tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 27,21 ± 0,35 pada
perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) , pada komposisi 2g serbuk daun
sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 26,71 ± 0,04, pada komposisi 1g serbuk daun
sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 25,37 ± 0,07, pada komposisi 1g serbuk daun
sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 20,38 ±0,55.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh p-value untuk
kecerahan (lightness) sebesar 0,001, p-value untuk nilai a sebesar 0,000 dan p-value
untuk nilai b sebesar 0,000. Karena semua p-value <0,05 maka secara statistik dikatakan
ada pengaruh signifikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap warna
minuman daun sungkai. Nilai kecerahan (lightness) mempunyai nilai 0 (hitam) sampai
100 (putih). Nilai kecerahan (lightness) menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan
warna kromatik putih abu-abu dan hitam. Notasi a menyatakan kromatik campuran
merah hijau. Nilai +a (positif) dari 0 sampai +100 untuk warna merah.

Nilai –a (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b menyatakan kromatik
campuran biru kuning. Nilai +b (positif) dari 0 sampai +70 untuk warna kuning. Nilai –b
(negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru. Berdasarkan hasil uji Duncan untuk
pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap kecerahan minuman
daun sungkai menunjukkan bahwa kecerahan pada perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak
daun sungkai serta 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk
daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 2g serbuk
daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Aa).

Hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap
sifat fisik warna (nilai a) minuman daun sungkai menunjukkan bahwa nilai a antara
keempat kelompok berbeda nyata. Sedangkan hasil uji Duncan untuk pengaruh
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap nilai b minuman daun sungkai
menunjukkan bahwa nilai b pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu
(Bb) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu
(Ba) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa)
dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab).

Uji Kekentalan (Viskositas) Hasil uji sifat fisik kekentalan (viskositas) pada komposisi
serbuk daun sungkai dan madu disajikan pada Tabel 7 . Tabel 7. Hasil Uji Kekentalan
(Viskositas) Komposisi Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan _Kekentalan
(Viskositas) (cP) _ _Aa (1g:8ml) _(37,50 ± 17,67)a _ _Ab (1g:10ml) _(75,00 ± 35,35)a _ _Ba
(2g:8ml) _(37,50 ± 17,67)a _ _Bb (2g:10ml) _(62,50 ± 17,67)a _ _ _p-value : 0,393 _
_Keterangan : a merupakan notasi, perbedaan huruf menunjukkan perbedaan yang
signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji
Duncan.

Berdasarkan hasil uji kekentalan (viskositas) pada Tabel 7 diketahui bahwa nilai rata-rata
untuk kekentalan (viskositas) tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu
sebesar 75,00 ±35,35 pada perlakuan 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) ,
pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 62,50 ±17,67,
pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 37,50 ± 17,67, pada
komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 37,50 ± 17,67,
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova
diperoleh p-value untuk kekentalan (viskositas) sebesar 0,393.

Karena p-value >0,05 maka secara statistik dikatakan tidak ada pengaruh yang signfikan
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik kekentalan (viskositas)
minuman daun sungkai. Berdasarkan hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk
daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik kekentalan (viskositas) minuman daun
sungkai menunjukkan bahwa sifat fisik kekentalan (viskositas) pada perlakuan 1 g serbuk
daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) , perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml
madu (Bb), perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) tidak berbeda nyata karena terletak pada
notasi yang sama yaitu notasi a.

Uji Keasaman (pH) Hasil uji sifat fisik keasaman (pH) pada komposisi serbuk daun
sungkai dan madu disajikan pada Tabel 8. b. Tabel 8. Hasil Uji Keasaman (pH) Komposisi
Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan _Keasaman (pH) _ _Aa (1g:8ml) _(3,24 ±
0,00)a _ _Ab (1g:10ml) _(3,55 ± 0,00)d _ _Ba (2g:8ml) _(3,41 ± 0,01)b _ _Bb (2g:10ml)
_(3,51 ± 0,01)c _ _ _p-value : 0,000 _ _Keterangan : a, b, c dan d merupakan
notasi,perbedaan huruf menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok
perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji Duncan Berdasarkan Tabel 8 hasil
uji keasamaan (pH) diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova
diperoleh nilai rata-rata untuk kekentalan (viskositas) tertinggi komposisi serbuk daun
sungkai dan madu sebesar 3,55 ± 0,00 pada perlakuan 1g serbuk daun sungkai dan
10ml madu (Ab) , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar
3,51 ± 0,01 , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 3,41 ±
0,01, pada komposisi 1gr serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 3,24 ± 0,00,
Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh p-value untuk keasaman
(pH) sebesar 0,000. Karena p-value <0,05 maka secara statistik dikatakan ada pengaruh
yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik keasaman
(pH) minuman daun sungkai.
Berdasarkan hasil uji One Way Anova maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan
uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat
fisik keasaman (pH) minuman daun sungkai. Hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi
serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik keasaman (pH) minuman daun
sungkai menunjukkan bahwa sifat fisik keasaman (pH) antara keempat kelompok
berbeda nyata. Uji Tingkat Kesukaan Hasil uji tingkat kesukaan pada komposisi serbuk
daun sungkai dan madu disajikan pada Tabel 9 berikut: Tabel 9.

Hasil Uji Tingkat Kesukaan Komposisi Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan
_Warna _Aroma _Rasa _Keseluruhan _ _Aa (1g:8ml) _(2,60 ± 0,86)a _(3,40 ± 0,91)b _(4,80
± 1,11)b _(4,12 ± 1,20)c _ _Ab (1g:10ml) _(2,76 ± 0,92)a _(2,68 ± 0,90)a _(2,24 ± 1,16)a
_(2,16 ± 0,62)a _ _Ba (2g:8ml) _(2,84 ± 1,06)a _(3,40 ± 1,11)b _(4,72 ± 1,06)b _(3,96 ±
0,88)c _ _Bb (2g:10ml) _(2,72 ± 0,93)a _(2,76 ± 0,77)a _(2,72 ± 1,02)a _(2,72 ± 0,93)b _ _
_p-value : 0,843 _p-value : 0,006 _p-value : 0,000 _p-value : 0,000 _ _Keterangan : a, b, c
dan d merupakan notasi, perbedaan huruf menunjukkan perbedaan yang signifikan
antar kelompok perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji Duncan
Berdasarkan Tabel 9 hasil uji tingkat kesukaan komposisi serbuk daun sungkai dan
madu diperoleh nilai rata-rata untuk warna tertinggi komposisi serbuk daun sungkai
dan madu sebesar 2,84 ± 1,06 pada perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu
(Ba) , pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,76 ± 0,92,
pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 2,72 ± 0,93, pada
komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 2,60 ± 0,86, Nilai
rata-rata untuk aroma tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 3,40
± 1,11 pada perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) , pada komposisi 1g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 3,40 ± 0,91, pada komposisi 2g serbuk
daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 2,76 ± 0,77, pada komposisi 1g serbuk daun
sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,68 ± 0,90, Nilai rata-rata untuk rasa tertinggi
komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 4,80 ± 1,11 pada perlakuan 1g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan
8ml madu (Ba) sebesar 4,72 ± 1,06, pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml
madu (Bb) sebesar 2,72 ± 1,02, pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu
(Ab) sebesar 2,24 ± 1,16 Nilai rata-rata untuk keseluruhan tertinggi komposisi serbuk
daun sungkai dan madu sebesar 4,12 ± 1,20 pada perlakuan 1g serbuk daun sungkai
dan 8ml madu (Aa) , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba)
sebesar 3,96 ± 0,88, pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb)
sebesar 2,72 ± 0,93, pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab)
sebesar 2,16 ± 0,62 Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh
p-value untuk tingkat kesukaan warna sebesar 0,843, p-value untuk tingkat kesukaan
aroma sebesar 0,006, p-value untuk tingkat kesukaan rasa sebesar 0,000 dan p-value
untuk tingkat kesukaan secara keseluruhan sebesar 0,000.

Karena p-value <0,05 untuk tingkat kesukaan aroma, rasa dan tingkat kesukaan secara
keseluruhan maka secara statistik dikatakan ada pengaruh yang signfikan komposisi
serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan aroma, rasa dan keseluruhan
minuman daun sungkai dan karena p-value >0,05 untuk tingkat kesukaan warna maka
secara statistik dikatakan tidak ada pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun
sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan warna minuman daun sungkai Hasil uji
Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat
kesukaan rasa minuman daun sungkai menunjukkan hasil yang sama bahwa tingkat
kesukaan aroma pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak
berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi
berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa).

Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) tidak berbeda
nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) tapi berbeda
nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2
g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb). Sedangkan hasil uji Duncan untuk
pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan secara
keseluruhan minuman daun sungkai menunjukkan bahwa tingkat kesukaan secara
keseluruhan pada perlakuan 1 g serbuk duan sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak
berbeda nyata dengan semua kelompok yang lain, perlakuan 2 g serbuk daun sungkai
dan 10 ml madu (Bb) juga berbeda nyata dengan semua kelompok yang lain, dan
perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) tapi berbeda nyata dengan
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 10 ml madu (Bb).

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Nilai rata-rata kadar antioksidan IC50 pada serbuk daun
sungkai dan madu dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Rata-Rata Aktivitas
Antioksidan Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan _Hasil Aktivitas Antioksidan IC50
(ppm) _P-Value _ _Aa (1g:8ml) _10.626,20 ± 3.214,23a _ < 0.000 _ _Ab (1g:10ml)
_8.397,31 ± 9.667,88b _ _ _Ba (2g:8ml) _7.795,69 ± 1.637,17c _ _ _Bb (2g:10ml) _8.189,88±
1.065,13 b _ _ _ Keterangan : a, b, c dan d = Notasi perbedaan huruf menunjukan
perbedaan yang signifikan antara masing masing perlakuan ( P < 0,05 ) pada uji One
Way Anova di lanjutkan dengan uji Duncan.

IC50 = Inhibation Concentration Berdasarkan Tabel 10 hasil uji aktivitas antioksidan


menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari
serbuk daun sungkai dan madu terhadap uji aktivitas antioksidan (Aa, Ab, Ba, dan Bb).
Hasil rata-rata aktivitas aktivitas antioksidan pada serbuk daun sungkai dan madu pada
perlakuan Aa sebesar 10.626,20±3.214,23. Pada perlakuan 1 g Ab sebesar
8.397,31±9.667,88. Pada perlakuan Ba sebesar 7.795,69±1.637,17 dan pada perlakuan
Bb sebesar 8.189,88±1.065,13. Sehingga dapat disimpulkan bahwa serbuk daun sungkai
dan madu menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas antioksidan.

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan Aa berbeda nyata dengan perlakuan
Ab, Ba dan Bb. Uji aktivitas antioksidan Ab tidak berbeda nyata dengan perlakuan Bb
akan tetapi Ab berbeda nyata dengan Aa dan Ba. Hasil uji aktivitas antioksidan
perlakuan Ba berbeda nyata dengan Aa, Ab dan Bb. Hasil uji antioksidan perlakuan Bb
tidak berbeda nyata dengan Ab akan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan Aa dan Ba.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan serbuk daun sungkai dan
madu pada perlakuan Aa dan Ba berbeda nyata sedangkan pada perlakuan Ab dan Bb
tidak berbeda nyata.

Pembahasan Uji Warna Nilai kecerahan (lightness) mempunyai nilai 0 (hitam) sampai
100 (putih). Nilai kecerahan (lightness) menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan
warna kromatik putih abu-abu dan hitam. Notasi a menyatakan kromatik campuran
merah hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecerahan (lightness) tertinggi
pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yaitu rata-rata 48,37 dan
nilai kecerahan (lightness) terendah pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Ba) yaitu rata-rata 42,55. Sedangkan pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai
dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba)
diperoleh nilai rata-rata yang hampir sama yaitu 43,43 dan 43,80.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna (kecerahan) minuman daun sungkai apabila dilihat dari perbandingan antara
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dan perlakuan 2g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) dengan nilai rata-rata didapatkan sebesar 48,37 dan 42,55
artinya semakin tinggi komposisi serbuk daun sungkai maka semakin menurunkan nilai
kecerahan (lightness). Sedangkan sebaliknya jika dilihat dari jumlah penambahan madu
pada masing-masing perlakuan didapatkan hasil nilai rata-rata pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) dengan perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan
10ml madu (Bb) yaitu sebesar 42,55 dan 43,80 artinya semakin tinggi penambahan
madu pada minuman daun sungkai semakin tinggi komposisi penambahan jumlah
madu maka semakin tinggi nilai kecerahan (lightness) minuman daun sungkai.

Hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa sifat fisik warna (kecerahan) pada perlakuan
1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2
g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8
ml madu (Aa). Notasi a menyatakan kromatik campuran merah hijau. Nilai +a (positif)
dari 0 sampai +100 untuk warna merah. Nilai –a (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna
hijau. Notasi b menyatakan kromatik campuran biru kuning.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai a tertinggi pada perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) yaitu rata-rata 3,71 dan nilai a terendah pada perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yaitu rata-rata -2,82. Sedangkan pada
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) diperoleh nilai rata-rata 1,63
dan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) diperoleh rata-rata
2,66. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna (nilai a) minuman daun sungkai apabila dilihat dari perbandingan antara
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dan perlakuan 1g serbuk daun
sungkai dan 10 ml madu (Ab) dengan nilai rata-rata didapatkan sebesar 1,63 dan 2,66
artinya semakin tinggi komposisi penambahan madu pada minuman daun sungkai
maka akan semakin meningkatkan nilai a minuman daun sungkai hal ini
mengindikasikan adanya warna merah pada sampel.

Hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa sifat fisik warna (nilai a) pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk
daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Aa) berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu
(Ab) dikarenakan pada masing-masing sampel terletak pada notasi yang berbeda.
Notasi b menyatakan kromatik campuran biru kuning. Nilai +b (positif) dari 0 sampai
+70 untuk warna kuning. Nilai –b (negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai b tertinggi pada perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) yaitu rata-rata 27,21 dan nilai b terendah pada perlakuan 1
g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yaitu rata-rata 20,38. Sedangkan pada
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) diperoleh nilai rata-rata 25,37
dan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) diperoleh rata-rata
26,71. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna (nilai b) minuman daun sungkai apabila dilihat dari perbandingan antara
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dan perlakuan 2g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) dengan nilai rata-rata didapatkan sebesar 20,38 dan 27,21
artinya semakin tinggi komposisi ekstrak daun sungkai maka semakin meningkatkan
nilai b minuman daun sungkai dan sebaliknya jika dilihat dari jumlah penambahan madu
pada masing-masing perlakuan didapatkan hasil nilai rata-rata pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu dengan perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan
10ml madu yaitu sebesar 27,21 dan 26,71 artinya semakin tinggi penambahan madu
pada minuman daun sungkai maka semakin menurunkan nilai b minuman daun sungkai.
Hal ini mengindentifikasi warna kuning pada minuman daun sungkai.

Hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa sifat fisik warna (nilai b) pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai serta 8 ml madu (Ba) karena berada pada notasi yang sama yaitu
notasi c tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu
(Aa) dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab). Uji Warna terhadap
komposisi serbuk daun sungkai dan madu pada minuman daun sungkai menunjukkan
bahwa semakin tinggi komposisi serbuk daun sungkai maka semakin menurunkan nilai
kecerahan (lightness) artinya komposisi serbuk daun sungkai dan madu berpengaruh
nyata terhadap warna minuman daun sungkai yang dihasilkan.

Sama halnya dengan penelitian (29) mengatakan bahwa pada daun sungkai terdapat
klorofil yang memberi khas warna hijau, sehingga setelah daun sungkai dihaluskan akan
tetap menghasilkan warna hijau tua. Dan juga pada penelitian (30) menyatakan bahwa
perlakuan oksidasi pada saat penyeduhan minuman daun sungkai, karena oksidasi ini
berperan dalam merubah kandungan senyawa tannin menjadi theaflavin dan
thearubigin. Theaflavin berperan dalam penentuan kecerahan warna seduhan teh
(kuning kemerahan). Thearubigin merupakan senyawa yang sulit larut dalam air dan
berparan dalam menentukan kemantapan warna seduhan teh (merah kecoklatan agak
gelap).

Kedua senyawa inilah yang mengindedikasi warna merah (nilai a) dan warna kuning
(nilai b) pada minuman daun sungkai. Uji Kekentalan (Viskositas) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji sifat fisik kekentalan (vsikositas) tertinggi pada perlakuan 1
g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) yaitu rata-rata 75,00 dan nilai yang hampir
sama kekentalan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) yaitu
rata-rata 62,50.

Sedangkan hasil uji sifat fisik kekekentalan (vsikositas) terendah pada perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai serta 8 ml madu (Aa) dan pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai
dan 10 ml madu (Ab) diperoleh nilai rata-rata yang sama yaitu 37,50. Hasil analisis
bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada pengaruh
yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik kekentalan
(viskositas) minuman daun sungkai apabila dilihat dari nilai rata-rata antara perlakuan
1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu dengan perlakuan 1g daun sungkai dan 10ml
madu artinya semakin tinggi komposisi penambahan madu pada minuman daun
sungkai maka semakin meningkatkan kekekentalan dan sebaliknya semakin rendah
komposisi penambahan madu maka semakin menurunkan kekentalan minuman daun
sungkai. Nilai Kekentalan (Viskositas) dipengaruhi oleh total padatan yang terlarut
dalam minuman daun sungkai. Semakin besar total padatan terlarut, maka semakin
besar viskositas yang dihasilkan (18).

Sama halnya dengan penelitian (33) mengatakan bahwa dalam minuman fungsional
madu yang ditambahkan akan ikut menambah total padatan terlarut, semakin banyak
madu yang ditambahkan maka total padatan terlarut akan meningkat karena
kandungan dalam madu akan semakin bertambah dalam minuman fungsional. Hal ini
disebabkan karena madu mengandung gula atau sukrosa tersusun atas gulosa dan
fruktosa dan sangat mudah larut dalam air. Uji Keasaman (pH) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji sifat fisik keasaman (pH) tertinggi pada perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) yaitu rata-rata 3,55 dan hasil uji sifat fisik
keasaman (pH) terendah pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa)
diperoleh nilai rata-rata 3,24. Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8
ml madu (Ba) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb)
masing-masing diperoleh nilai rata-rata 3,41 dan 3,51.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
keasaman (pH) minuman daun sungkai apabila dilihat dari nilai rata-rata pada perlakuan
1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dengan perlakuan 2g serbuk daun sungkai
dan 10ml madu (Bb) artinya semakin tinggi komposisi daun sungkai dan madu maka
semakin meningkatkan keasaman (pH) minuman daun sungkai dan sebaliknya semakin
rendah komposisi daun sungkai dan madu maka semakin menurunkan keasaman (pH)
minuman daun sungkai. Hal ini didukung hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa
sifat fisik keasaman (pH) antara keempat kelompok berbeda nyata.

Nilai keasaman (pH) digunakan untuk menyatakan tingkat keasamaan atau kebasan
suatu produk. Nilai pH berhubungan dengan masa simpan produk yang mempengaruhi
kandungan mikroorganisme dan penilaian sensoris produk. Sama halnya dengan
penelitian (31) menyatakan bahwa nilai pH produk yang semakin rendah menandakan
bahwa produk semakin awet hal ini disebabkan karena kemampuan senyawa
antioksidan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh kestabilan
terhadap protein, lipid, garam dan tingkat keasaman (pH) dalam medium pertumbuhan.
Uji Tingkat Kesukaan Dalam pengolahan produk pangan, kepuasan konsumen menjadi
target utama yang harus dipenuhi.
Kepuasan konsumen akan tercapai jika produsen mampu menyediakan produk dengan
mutu terbaik. Salah satu cara untuk mendapatkan produk dengan mutu baik dapat
dilakukan dengan uji tingkat kesukaan. Uji tingkat kesukaan dilakukan melalui uji
hedonik yang mengindikasikan pilihan dan penerimaan suatu produk. Warna Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan warna tertinggi pada perlakuan 2
g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) yaitu rata-rata 2,84 (Suka) yang dengan nilai
standar deviasi yaitu 1,06 sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan 2g serbuk daun
sungkai dan 8ml madu (Ba) lebih disukai panelis.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada
pengaruh yang siginfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat
kesukaan warna minuman daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi serbuk daun
sungkai maka semakin semakin rendah nilai tingkat kesukaan warna pada minuman
daun sungkai dan sebaliknya semakin rendah komposisi serbuk daun sungkai maka
semakin meningkatkan nilai tingkat kesukaan warna minuman daun sungkai. Warna
merupakan karakteristik yang ditentukan oleh penerimaan atau penolakan suatu produk
oleh konsumen. Penilaian kualitas makanan umumnya tergantung pada beberapa faktor
antara lain rasa, warna, tekstur, dan nilai gizi.

Namun, sebelum faktor-faktor tersebut dipertimbangkan secara visual warna juga


sangat penting. Sama halnya dengan penelitian (4) mengatakan bahwa Hal ini
dikarenakan pada saat meminum rebusan daun sungkai dan madu, warna dapat
dikesampingkan karena yang menjadi tujuan utamanya adalah khasiat dari daun
sungkai dan madu yang diyakini mampu mengobati berbagai macam penyakit.

Aroma Hasil penelitian tentang tingkat kesukaan aroma menunjukkan bahwa nilai
tingkat kesukaan aroma tertinggi pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml
madu (Ba) sebesar 2,68 dengan nilai standar deviasi tertinggi sebesar 0,90 sehingga
dapat disimpulkan bahwa perlakuan Ba lebih disukai oleh penelis. Hasil analisis bivariat
dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan aroma minuman
daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi serbuk daun sungkai maka semakin
menurunkan tingkat kesukaan aroma minuman daun sungkai dan sebaliknya semakin
rendah komposisi daun sungkai semakin meningkatkan tingkat kesukaan aroma
minuman daun sungkai.

Hal ini didukung hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa tingkat kesukaan aroma
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) dan perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba). Sedangkan pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8
ml madu (Aa) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Ba) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml
madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb).

Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium oleh syaraf
olfakatori yang berada dalam rongga hidung dan otak lebih banyak merupakan
berbagai ramuan atau campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik, dan
hangus. Suatu zat harus bersifat mudah menguap dan larut di dalam air sehingga dapat
menghasilkan bau yang baik dalam penilaian aroma. Pada parameter aroma,
penambahan serbuk daun sungkai sebanyak 2 gr dinilai agak suka oleh panelis. Aroma
khas dari serbuk daun sungkai terjadi karena reaksi tannin yang memiliki kontribusi
memberikan aroma tertentu terhadap suatu tumbuhan.

Sama halnya dengan penelitian (6) mengatakan bahwa Aroma ini berpengaruh terhadap
selera seseorang untuk meminum ramuan daun sungkai karena dari aroma mampu
menstimulasi rasa dan mual yang mengakibatkan seseorang menjadi enggan untuk
meminum ramuan tersebut. Oleh karena itu rebusan daun sungkai akan dicampur
dengan madu untuk menetralkan aroma yang cukup kuat sehingga dapat diminum
dengan aroma yang lebih baik.. c. Rasa Hasil penelitian tentang tingkat kesukaan rasa
menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan rasa tertinggi pada perlakuan 1 g serbuk
daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) sebesar 2,24 dengan nilai standar devisasi 1,16
sehingga dapat disimpukan bahwa rasa minuman daun sungkai perlakuan Aa lebih
disukai oleh panelis Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu
terhadap tingkat kesukaan rasa minuman daun sungkai artinya semakin tinggi
komposisi serbuk daun sungkai maka semakin menurunkan tingkat kesukaan rasa
minuman daun sungkai dan sebaliknya semakin rendah komposisi serbuk daun sungkai
semakin meningkatkan tingkat kesukaan rasa minuman daun sungkai.

Hal ini didukung hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa tingkat kesukaan aroma
pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata
dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata
dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa). Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Aa) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun
sungkai dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu
(Bb). Penilaian rasa dapat diukur dengan respon indera perasa atau pengecap terhadap
rangsangan kimia.

Suatu senyawa dapat diuji kemudian senyawa tersebut harus dapat larut dalam air liur
sehingga dapat membangun koneksi mikrovili dan impuls yang dihasilkan dapat dikirim
melalui saraf ke system saraf pusat. Uji tingkat kesukaan terhadap komposisi serbuk
daun sungkai dan madu pada minuman daun sungkai memberikan pengaruh nyata
terhadap rasa yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data bivariat pada
uji hedonik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai rata-rata terhadap rasa
sebesar 2,24 artinya semakin tinggi komposisi serbuk daun sungkai maka semakin
menurunkan tingkat kesukaan rasa minuman daun sungkai. Hal ini disebabkan karena
minuman daun sungkai terasa pahit meskipun sudah ditambahkan madu.

Sama halnya dengan penelitian (32) rasa pahit diperoleh dari kandungan kafein dan
tannin Oleh karena itu banyak yang mencampur ramuan daun sungkai ini dengan madu
sehingga rasa yang pahit dapat tersamarkan bahkan hilang karena adanya rasa manis
dari kandungan gula penyusunannya seperti 41% fruktosa, 35% glukosa, dan 1,9%
sukrosa. Kesukaan keseluruhan Hasil penelitian tentang tingkat kesukaan secara
keseluruhan menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan secara keseluruhan pada
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) diperoleh nilai rata-rata 4,12
(cukup), pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,16
(suka), sedangkan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 3,96
(agak suka), dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10ml madu 2,72 (suka).

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat
kesukaan secara keseluruhan minuman daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi
serbuk daun sungkai maka semakin menurunkan tingkat kesukaan secara keseluruhan
minuman daun sungkai dan sebaliknya semakin rendah komposisi serbuk daun sungkai
semakin meningkatkan tingkat kesukaan secara keseluruhan minuman daun sungkai.
Hal ini didukung hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa tingkat kesukaan secara
keseluruhan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) yang disukai oleh panelis secara keseluruhan
dan berada pada notasi a dan notasi b yang menunjukkan bahwa berbeda nyata.

Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) diperoleh nilai
kesukaan agak suka oleh panelis secara keseluruhan dan berada pada notasi c tidak
berbeda nyata dengan dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yang
dinilai cukup oleh panelis. Ramuan daun sungkai yang memiliki khasiat yang luar biasa
bagi kesehatan dan telah banyak diminum oleh masyarakat untuk meningkatkan
kualitas kesehatannya, namun masih banyak juga yang enggan meminumnya karena
aroma, warna dan rasa dari kandungan yang ada di daun sungkai yang membuat
ramuan daun sungkai memiliki kekentalan yang cukup pekat, aroma yang khas dan rasa
yang cukup pahit.

Namun dengan adanya formulasi tambahan madu, aroma, warna dan rasa yang pahit
pada daun sungkai teratasi sehingga menyebabkan seseorang mau meminum rebusan
daun sungkai dan madu untuk memlihara dan meningkatkan kesehatannya. Aktivitas
Antioksidan Antioksidan adalah senyaoa yang melawan pengaruh dari radikal bebas dan
berfungsi menghentikan dan menghambat proses radikal bebas dengan menetralkan
hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi kimia dan proses metabolik yang
terjadi dalam tubuh (34) Antioksidan pada serbuk daun sungkai dan madu ini
menunjukkan hasil antioksidan yang berbeda antar tiap sampel pada perlakuan Aa
dengan hasil rata-rata 10.626,20 ppm, perlakuan Ab dengan hasil rata-rata 8.397,31
ppm, perlakuan Ba dengan hasil rata-rata 7.795,69 ppm dan perlakuan Bb dengan hasil
rata-rata 8.189,88 ppm. Senyawa yang dikatakan mempunyai aktivitas antioksidan dapat
dilihat dari sifat antioksidan berdasarkan nilai IC50.

Jika nilai IC50 <50 ppm dengan kategori sangat kuat, nilai 50 ppm-100ppm dengan
kategori kuar, nilai 100 ppm-150 ppm dengan kategori sedang dan nilai >150
ppm-200ppm dengan kategori lemah (35). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari
keempat perlakuan ini mempunyai aktivitas antioksidan tergolong dalam kategori
lemah, karena nilai IC50 pada keempat sampel berada di atas 150-200 ppm. Pada
penelitian yang dilakukan oleh (36)menjelaskan bahwa daun sungkai mengandung
antioksidan IC50 sebesar 44,933 ppm tergolong kategori sangat kuat.

Penelitian (37) menjelaskan bahwa ada beberapa kandungan senyawa metabolit


sekunder pada daun sungkai yaitu flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid dan
fenolik. Senyawa flavonoid, saponin, alkaloid dan fenol ini memiliki aktivitas
antiinflamasi, dimana kandungan metabolit sekunder seperti tannin dan flavonoid
memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga dapat mencegah kerusakan akibat stress
oksidatif . Hasil aktivitas antioksidan yang didapatkan pada keempat perlakuan serbuk
daun sungkai dengan madu tersebut menunjukkan kategori aktivitas antioksidan yang
lemah.

Hal ini dikarenakan senyawa metabolit sekunder pada suatu tanaman tergantung pada
metode ekstraksi yang digunakan dan senyawa metabolit sekunder ini dangat erat
kaitannya dengan senyawa antioksidan. Sehingga perbedaan teknik ekstraski suatu
simplisia akan sangat berpengaruh terhadap kandungan dan kualitas metabolit
sekunder yang dihasilkan (38). Dengan demikian, aktivitas antioksidan pada serbuk daun
dengan madu menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemah, akan tetapi tetap
mempunyai fungsi sebagai antioksidan.

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan berupa formulasi


pembuatan minuman daun sungkai yang kurang maksimal sehingga belum bisa
memberikan efek pemberian khusus terhadap masyarakat. Selain itu pelarut air belum
mampu mengambil sari daun sungkai atau zat aktif dengan waktu yang singkat
sehingga hasil aktivitas antioksidan sangat kecil .
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peningkatan komposisi serbuk daun
sungkai berpengaruh terhadap ph dan kecerahan serta warna minuman yang makin
gelap dan merah kekuningan, namun tidak berpengaruh terhadap kekentalan.

Peningkatan komposisi serbuk daun sungkai dan madu mempengaruhi tingkat


kesukaan, terutama rasa dan aroma, sementara warna tidak dipengaruhi. Saran Hasil
penelitian ini diharapkan dilakukan penelitian lanjutan mengenai formulasi yang tepat
dan kadar antioksidan yang aman dikonsumsi, penyimpanan, pengemasan dan daya
simpan pada minuman daun sungkai dengan penambahan madu
BAB VI NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Komposisi Serbuk Daun Sungkai Dan Madu
Terhadap Sifat Fisik dan Tingkat Kesukaan Minuman Daun Sungkai Sinta Noveria1,
Veriani Aprilia1, Ryan Salfarino1 1)Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Universitas Alma
Ata Yogyakarta 2)Dosen Program Studi Ilmu Gizi Universitas Alma Ata Yogyakarta
3)Dosen Program Studi Ilmu Gizi Universitas Alma Ata Yogyakarta Email :
shinta.noveria@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Indonesia ialah negara dengan
hutan tropis terbesar ketiga di dunia.

Sebagian tanaman hutan tropis adalah tanaman obat yaitu daun sungkai. Daun sungkai
memiliki antioksidan. Daun sungkai di konsumsi dengan cara direbus diminum. Rasa
pahit disebabkan pembentukan reaksi antara tannin, protein di mulut. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian pengembangan daun sungkai. Dalam penelitian ini, madu
digunakan sebagai pemanis. Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah
madu dari berbagai sumber nektar. Tujuan : Mengetahui pengaruh komposisi serbuk
daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun
sungkai.

Metode : Penelitian eksperimen laboratorium meliputi pembuatan minuman daun


sungkai untuk mengetahui pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu
terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan. Rancangan Acak Lengkap 2 kali ulangan
percobaan dan analisis deskriptif kuantitatif uji one way anova dilanjutkan uji Duncan
Hasil : Hasil uji satistik one way anova dan uji duncan menunjukan terdapat pengaruh
P-Value< 0,005, pada komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna, kekentalan (viskositas) dan keasaman (pH), pada tingkat kesukaan panelis aroma,
rasa dan tingkat kesukaan keseluruhan minuman daun sungkai tidak terdapat pengaruh
P-value > 0,005 Kesimpulan : Peningkatan komposisi serbuk daun sungkai berpengaruh
terhadap ph dan kecerahan serta warna minuman yang makin gelap dan merah
kekuningan, namun tidak berpengaruh terhadap kekentalan, Peningkatan komposisi
serbuk daun sungkai dan madu mempengaruhi tingkat kesukaan, terutama rasa dan
aroma, sementara warna tidak dipengaruhi.

Saran : Penelitian ini diharapkan dilakukan penelitian lanjutan mengenai penyimpanan,


pengemasan dan daya simpan pada minuman daun sungkai dengan penambahan madu
Kata Kunci : Daun Sungkai, Madu, Sifat Fisik, Tingkat Kesukaan Effect of Sungkai Leaf
Powder And Honey Composition On Physical Properties and Favorite Level of Sungkai
Leaf Drink Sinta Noveria1, Veriani Aprilia1, Ryan Salfarino1 Email:
shinta.noveria@gmail.com ABSTRACT Backgound: Indonesia is the country with the
third largest tropical forest in the world. Some tropical forest plants are medicinal plants,
namely sungkai leaves. Sungkai leaves have antioxidants. Sungkai leaves are consumed
by boiling drunk.
The bitter taste is due to the formation of a reaction between tannins, proteins in the
mouth. Therefore, it is necessary to research the development of sungkai leaves. In this
study, honey was used as a sweetener. Honey is a sweet liquid produced by honey bees
from various sources of nectar. Purpose: Knowing the influence of the composition of
sungkai leaf powder and honey on the physical properties and level of preference of
sungkai leaf drinks. Method: Laboratory experimental research includes the manufacture
of sungkai leaf drinks to determine the influence of the composition of sungkai leaf
powder and honey on physical properties and favorability levels.

Complete Randomized Design of 2 trial tests and quantitative descriptive analysis of one
way anova test followed by Duncan test Results: The results of the one-way anova
satistic test and duncan test showed that there was an influence of P-Value< 0.005, on
the composition of sungkai leaf powder and honey on the physical properties of color,
viscosity (viscosity) and acidity (pH), on the level of preference of the aroma panelists,
taste and overall favorability level of sungkai leaf drinks there was no influence of
P-value > 0.005 Conclusion: There is an influence on the composition of sungkai leaf
powder and honey on the physical properties of color, viscosity (vsikosity) and acidity
(pH) the higher the addition of sungkai leaf powder, the higher the acidity level, but
there is no influence on the composition of sungkai leaf powder and honey on the level
of color favorability Suggestion: This research is expected to be carried out further
research on the storage, packaging and shelf life of sungkai leaf drinks with the addition
of honey Keywords : Sungkai Leaf, Honey, Physical Properties, Level of Likability
PENDAHULUAN Indonesia ialah suatu negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di
dunia setelah Brazil dan Zaire.

Sebagian tanaman di hutan tropis tersebut adalah tanaman obat. Jumlah tanaman obat
di hutan Indonesia diperkirakan sekitar1.260 jenis tanaman. Salah satu tumbuhan obat
yang ada di Indonesia ialah daun sungkai (Peronema canescens Jack). Sungkai terkenal
sebagai Jati Sabrang, Ki Sabrang, atau Sekai, yang termasuk dalam famili Verbenaceae,
yang masih tergolong sedikit (1). Daun sungkai memiliki antioksidan yang tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai obat malaria. Daun sungkai secara tradisional
digunakan untuk pencegah sakit gigi dengan berkumur, kombinasi rempah-rempah
dalam air mandi untuk wanita yang baru melahirkan dan sebagai penurun demam.

Daun sungkai dapat menurunkan demam 11%, dan bisa membatasi perkembangan
plasmodia sebesar 15% (2, 4). Daun sungkai mengandung bahan zat aktif yang berupa
tannin, peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol, dipterpenoid, dan flavonoid yang
sebagai bagian dari system imun tubuh yang dapat membantu meningkatkan jumlah
leukosit. Di Bengkulu, P. Canescens terdapat di hutan, kebun, ataupun taman. Tanaman
daun sungkau umumnya ditanam sebagai pembatas rumah atau sebagai pagar hidup di
belakang rumah (3). Biasanya masyarakat mengonsumsi daun sungkai dengan cara
direbus, setelah itu air rebusan diminum.

Namun, dengan cara ini, daun sungkai tidak disukai masyarakat karena mengandung
rasa pahit. Rasa pahit yang dikandungnya disebabkan oleh tannin (5). Rasa pahit
disebabkan oelh pembentukan reaksi kompleks antara tannin dan protein di dalam
mulut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk pengembangan cara mengolah daun
sungkai agar lebih disukai (6). Dalam penelitian ini, madu digunakan sebagai pemanis
pada pembuatan minuman daun sungkai. Selain rasanya yang manis, penambahan
madu diharapkan dapat meningkatkan manfaat kesehatan dari minuman ini. Madu
adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar.

Madu mengandung komponen berupa karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang
mudah diserap oleh tubuh. Madu juga mengandung berbagai senyawa fitokimia seperti
polifenol, flavonoid, dan glikosida. Senyawa fitokimia ini dapat berfungsi sebagai
antioksidan untuk melindungi dari radikal bebas. Madu dikenal sebagai salah satu
bahan makanan atau minuman alami yang memiliki manfaat gizi, kesehatan, dan
kecantikan. Madu sering digunakan sebagai pemanis, penyedap makanan, dan
campuran saat mengonsumsi minuman (7).

Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk


mengembangkan produk minuman daun sungkai dengan penambahan madu sebagai
pemanis, serta mengetahui pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu
terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun sungkai BAHAN DAN METODE
Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk minuman daun sungkai
dengan pnambahan madu seebagai pemanis adalah daun sungkai yang diperoleh dari
taba penanjung Bengkulu Tengah, sedangkan madu menggunakan produk madu tj
yang dibeli di supermarket bahan tambahan yang digunakan adalah air putih yang
dimasak oleh peneliti.

Alat yang digunakan dalam pembuatan serbuk daun sungkai adalah Timbangan,
blender ayakan mesh 50, pisau baskom, tikar, dan alat yang digunaka dalam pembuatan
minuman daun sungkai adalah panci, pemgaduk, sendok, kompor, gelas ukur saringan
teh. Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat eksperimen
laboratorium. Penelitian meliputi pembuatan minuman daun sungkai dengan
penambahan madu bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi serbuk daun
sungkai dan madu terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan minuman daun sungkai
dengan rancanngan acak lengkap (RAL) dengan faktor ganda 2 kali pengulangan.
Pengujian yang dlakukan adalah uji warna dengan metode chromameter dan uji
kekentalan menggunakan metode viskometer brookfield, uji pH menggunakan metode
pH meter, dan uji tingkat kesukaan menggunakan formulir hedonik.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji statistik one way
anova dan diikuti dengan uji duncan yang diolah menggunakan software SPSS HASIL
DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Warna Hasil uji sifat fisik warna pada komposisi serbuk
daun sungkai dan madu disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Warna Komposisi
Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan _Kecerahan (Lightness) _Nilai a _Nilai b _ _Aa
(1g:8ml) _(48,37 ± 0,87)c _(-2,82 ± 0,21)a _(20,38 ± 0,55)a _ _Ab (1g:10ml) _(43,43 ±
0,12)b _(1,63 ± 0,01)b _(25,37 ± 0,07)b _ _Ba (2g:8ml) _(42,55 ± 0,38)a _(3,71 ± 0,03)d
_(27,21 ± 0,35)c _ _Bb (2g:10ml) _(43,80 ± 0,09)b _(2,66 ± 0,02)c _(26,71 ± 0,04)c _ _
_p-value : 0,001 _p-value : 0,000 _p-value : 0,000 _ _Keterangan : a, b, c dan d merupakan
notasi, perbedaan huruf menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok
perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji Duncan Berdasarkan Tabel 6
diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh nilai
rata-rata untuk kecerahan (lightness) tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan
madu sebesar 48,37 ± 0,87 pada perlakuan 1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) ,
pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 43,43 ± 0,12,
pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 43,80 ± 0,09, pada
komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 42,55 ± 0,38, Nilai
rata-rata nilai a tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 3,71 ± 0,03
pada perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) , pada komposisi 2g serbuk
daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 2,66 ± 0,02, pada komposisi 1g serbuk daun
sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 1,63 ± 0,01, pada komposisi 1g serbuk daun
sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar -2,82 ± 0,21.

Nilai rata-rata nilai b tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 27,21
± 0,35 pada perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) , pada komposisi 2g
serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 26,71 ± 0,04, pada komposisi 1g
serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 25,37 ± 0,07, pada komposisi 1g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 20,38 ± 0,55. Berdasarkan hasil uji
statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh p-value untuk kecerahan
(lightness) sebesar 0,001, p-value untuk nilai a sebesar 0,000 dan p-value untuk nilai b
sebesar 0,000.

Karena semua p-value <0,05 maka secara statistik dikatakan ada pengaruh yang
signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik warna minuman
daun sungkai. Nilai kecerahan (lightness) mempunyai nilai 0 (hitam) sampai 100 (putih).
Nilai kecerahan (lightness) menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna
kromatik putih abu-abu dan hitam. Notasi a menyatakan kromatik campuran merah
hijau. Nilai +a (positif) dari 0 sampai +100 untuk warna merah. Nilai –a (negatif) dari 0
sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b menyatakan kromatik campuran biru kuning.
Nilai +b (positif) dari 0 sampai +70 untuk warna kuning. Nilai –b (negatif) dari 0 sampai
-70 untuk warna biru.

Berdasarkan hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu
terhadap sifat fisik warna (kecerahan) minuman daun sungkai menunjukkan bahwa sifat
fisik warna (kecerahan) pada perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml
madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai
serta 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 2r g dan 92 ml ekstrak
daun sungkai serta 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai
serta 8 ml madu (Aa). Hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai
dan madu terhadap sifat fisik warna (nilai a) minuman daun sungkai menunjukkan
bahwa sifat fisik warna (nilai a) antara keempat kelompok berbeda nyata.

Sedangkan hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu
terhadap sifat fisik warna (nilai b) minuman daun sungkai menunjukkan bahwa sifat fisik
warna (nilai b) pada perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu
(Bb) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8
ml madu (Ba) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai
serta 8 ml madu (Aa) dan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml
madu (Ab). Uji Kekentalan (Viskositas) Hasil uji sifat fisik kekentalan (viskositas) pada
komposisi serbuk daun sungkai dan madu disajikan pada Tabel 7 Tabel 7.

Hasil Uji Kekentalan (Viskositas) Komposisi Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan
_Kekentalan (Viskositas) _ _Aa (1g:8ml) _(37,50 ± 17,67)a _ _Ab (1g:10ml) _(75,00 ±
35,35)a _ _Ba (2g:8ml) _(37,50 ± 17,67)a _ _Bb (2g:10ml) _(62,50 ± 17,67)a _ _ _p-value :
0,393 _ _Keterangan : a merupakan notasi, perbedaan huruf menunjukkan perbedaan
yang signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji
Duncan. Berdasarkan Tabel 7 hasil uji kekentalan (viskositas) diketahui bahwa hasil uji
statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh nilai rata-rata untuk kekentalan
(viskositas) tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 75,00 ± 35,35
pada perlakuan 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) , pada komposisi 2 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) sebesar 62,50 ± 17,67, pada komposisi 2g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 37,50 ± 17,67, pada komposisi 1g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 37,50 ±17,67, Berdasarkan Tabel 7
diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh p-value
untuk kekentalan (viskositas) sebesar 0,393.

Karena p-value >0,05 maka secara statistik dikatakan tidak ada pengaruh yang signfikan
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik kekentalan (viskositas)
minuman daun sungkai. Berdasarkan hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk
daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik kekentalan (viskositas) minuman daun
sungkai menunjukkan bahwa sifat fisik kekentalan (viskositas) pada perlakuan 1 g dan
92 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu (Ab) , perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak
daun sungkai serta 10 ml madu (Bb), perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai
serta 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu
(Aa) tidak berbeda nyata karena terletak pada notasi yang sama yaitu notasi a. Uji
Keasaman (pH) Hasil uji sifat fisik keasaman (pH) pada komposisi serbuk daun sungkai
dan madu disajikan pada Tabel 8 berikut. Tabel 8.

Hasil Uji Keasaman (pH) Komposisi Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan
_Keasaman (pH) _ _Aa (1g:8ml) _(3,24 ± 0,00)a _ _Ab (1g:10ml) _(3,55 ± 0,00)d _ _Ba
(2g:8ml) _(3,41 ± 0,01)b _ _Bb (2g:10ml) _(3,51 ± 0,01)c _ _ _p-value : 0,000 _ _Keterangan
: a, b, c dan d merupakan notasi,perbedaan huruf menunjukkan perbedaan yang
signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji Duncan
Berdasarkan Tabel 8 hasil uji keasamaan (pH) diketahui bahwa hasil uji statistik
menggunakan uji One Way Anova diperoleh nilai rata-rata untuk kekentalan (viskositas)
tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 3,55 ± 0,00 pada perlakuan
1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai
dan 10ml madu (Bb) sebesar 3,51 ± 0,01 , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan
8ml madu (Ba) sebesar 3,41 ± 0,01, pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 8ml
madu (Aa) sebesar 3,24 ± 0,00, Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova
diperoleh p-value untuk keasaman (pH) sebesar 0,000. Karena p-value <0,05 maka
secara statistik dikatakan ada pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai
dan madu terhadap sifat fisik keasaman (pH) minuman daun sungkai.

Berdasarkan hasil uji One Way Anova maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan
uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat
fisik keasaman (pH) minuman daun sungkai. Hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi
serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik keasaman (pH) minuman daun
sungkai menunjukkan bahwa sifat fisik keasaman (pH) antara keempat kelompok
berbeda nyata. Uji Tingkat Kesukaan Hasil uji tingkat kesukaan pada komposisi serbuk
daun sungkai dan madu disajikan pada Tabel 9 berikut: Tabel 9.

Hasil Uji Tingkat Kesukaan Komposisi Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan
_Warna _Aroma _Rasa _Keseluruhan _ _Aa (1g:8ml) _(2,60 ± 0,86)a _(3,40 ± 0,91)b _(4,80
± 1,11)b _(4,12 ± 1,20)c _ _Ab (1g:10ml) _(2,76 ± 0,92)a _(2,68 ± 0,90)a _(2,24 ± 1,16)a
_(2,16 ± 0,62)a _ _Ba (2g:8ml) _(2,84 ± 1,06)a _(3,40 ± 1,11)b _(4,72 ± 1,06)b _(3,96 ±
0,88)c _ _Bb (2g:10ml) _(2,72 ± 0,93)a _(2,76 ± 0,77)a _(2,72 ± 1,02)a _(2,72 ± 0,93)b _ _
_p-value : 0,843 _p-value : 0,006 _p-value : 0,000 _p-value : 0,000 _ _Keterangan : a, b, c
dan d merupakan notasi, perbedaan huruf menunjukkan perbedaan yang signifikan
antar kelompok perlakuan (p<0,05) pada uji One Way Anova dikuti uji Duncan
Berdasarkan Tabel 9 hasil uji tingkat kesukaan komposisi serbuk daun sungkai dan
madu diperoleh nilai rata-rata untuk warna tertinggi komposisi serbuk daun sungkai
dan madu sebesar 2,84 ± 1,06 pada perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu
(Ba) , pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,76 ± 0,92,
pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 2,72 ± 0,93, pada
komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 2,60 ± 0,86, Nilai
rata-rata untuk aroma tertinggi komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 3,40
±1,11 pada perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) , pada komposisi 1g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) sebesar 3,40 ± 0,91, pada komposisi 2g serbuk
daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 2,76 ± 0,77, pada komposisi 1g serbuk daun
sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,68 ± 0,90, Nilai rata-rata untuk rasa tertinggi
komposisi serbuk daun sungkai dan madu sebesar 4,80 ±1,11 pada perlakuan 1g serbuk
daun sungkai dan 8ml madu (Aa) , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 8ml
madu (Ba) sebesar 4,72 ±1,06, pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu
(Bb) sebesar 2,72 ± 1,02, pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab)
sebesar 2,24 ± 1,16 Nilai rata-rata untuk keselurhan tertinggi komposisi serbuk daun
sungkai dan madu sebesar 4,12 ± 1,20 pada perlakuan 1g serbuk daun sungkai dan 8ml
madu (Aa) , pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 3,96 ±
0,88, pada komposisi 2g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Bb) sebesar 2,72 ± 0,93,
pada komposisi 1g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,16 ± 0,62 Hasil
uji statistik menggunakan uji One Way Anova diperoleh p-value untuk tingkat kesukaan
warna sebesar 0,843, p-value untuk tingkat kesukaan aroma sebesar 0,006, p-value
untuk tingkat kesukaan rasa sebesar 0,000 dan p-value untuk tingkat kesukaan secara
keseluruhan sebesar 0,000.

Karena p-value <0,05 untuk tingkat kesukaan aroma, rasa dan tingkat kesukaan secara
keseluruhan maka secara statistik dikatakan ada pengaruh yang signfikan komposisi
serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan aroma, rasa dan keseluruhan
minuman daun sungkai dan karena p-value>0,05 untuk tingkat kesukaan warna maka
secara statistik dikatakan tidak ada pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun
sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan warna minuman daun sungka
Berdasarkan hasil uji One Way Anova maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan
uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat
kesukaan aroma, rasa dan keseluruhan minuman daun sungkai.

Hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap
tingkat kesukaan aroma minuman daun sungkai menunjukkan bahwa tingkat kesukaan
aroma pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 92 ml ekstrak daun sungkai dan 10
ml madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 90
ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1
g serbuk daun sungkai dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu (Aa) dan
perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu
(Ba).

Sedangkan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu (Aa) tidak
berbeda nyata dengan perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu
(Ba) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 10
ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu (Bb).
Hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap
tingkat kesukaan rasa minuman daun sungkai menunjukkan hasil yang sama bahwa
tingkat kesukaan aroma pada perlakuan 1 gr dan 92 ml ekstrak daun sungkai dan 10 ml
madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai
serta 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun
sungkai serta 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8
ml madu (Aa).

Sedangkan pada perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu (Ba)
tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml
madu (Aa) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai
serta 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai serta10 ml
madu (Bb). Sedangkan hasil uji Duncan untuk pengaruh komposisi serbuk daun sungkai
dan madu terhadap tingkat kesukaan secara keseluruhan minuman daun sungkai
menunjukkan bahwa pada perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml
madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan semua kelompok yang lain, perlakuan 2 g dan
90 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu (Bb) juga berbeda nyata dengan semua
kelompok yang lain, dan perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu
(Ba) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8
ml madu (Aa) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai
serta 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml
madu (Bb).

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Nilai rata-rata kadar antioksidan IC50 pada serbuk daun
sungkai dan madu dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Rata-Rata Aktivitas
Antioksidan Serbuk Daun Sungkai dan Madu Perlakuan _Hasil Aktivitas Antioksidan IC50
(ppm) _P-Value _ _Aa (1g:8ml) _10.626,20 ± 3.214,23a _ < 0.000 _ _Ab (1g:10ml)
_8.397,31 ± 9.667,88b _ _ _Ba (2g:8ml) _7.795,69 ± 1.637,17c _ _ _Bb (2g:10ml) _8.189,88±
1.065,13 b _ _ _ Keterangan : a, b, c dan d = Notasi perbedaan huruf menunjukan
perbedaan yang signifikan antara masing masing perlakuan ( P < 0,05 ) pada uji One
Way Anova di lanjutkan dengan uji Duncan.

IC50 = Inhibation Concentration Berdasarkan Tabel 10 hasil uji aktivitas antioksidan


menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari
serbuk daun sungkai dan madu terhadap uji aktivitas antioksidan (Aa, Ab, Ba, dan Bb).
Hasil rata-rata aktivitas aktivitas antioksidan pada serbuk daun sungkai dan madu pada
perlakuan Aa sebesar 10.626,20±3.214,23. Pada perlakuan 1 g Ab sebesar
8.397,31±9.667,88. Pada perlakuan Ba sebesar 7.795,69 ± 1.637,17 dan pada perlakuan
Bb sebesar 8.189,88±1.065,13. Sehingga dapat disimpulkan bahwa serbuk daun sungkai
dan madu menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas antioksidan.

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan Aa berbeda nyata dengan perlakuan
Ab, Ba dan Bb. Uji aktivitas antioksidan Ab tidak berbeda nyata dengan perlakuan Bb
akan tetapi Ab berbeda nyata dengan Aa dan Ba. Hasil uji aktivitas antioksidan
perlakuan Ba berbeda nyata dengan Aa, Ab dan Bb. Hasil uji antioksidan perlakuan Bb
tidak berbeda nyata dengan Ab akan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan Aa dan Ba.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan serbuk daun sungkai dan
madu pada perlakuan Aa dan Ba berbeda nyata sedangkan pada perlakuan Ab dan Bb
tidak berbeda nyata.

Pembahasan Uji Warna Nilai kecerahan (lightness) mempunyai nilai 0 (hitam) sampai
100 (putih). Nilai kecerahan (lightness) menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan
warna kromatik putih abu-abu dan hitam. Notasi a menyatakan kromatik campuran
merah hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecerahan (lightness) tertinggi
pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yaitu rata-rata 48,37 dan
nilai kecerahan (lightness) terendah pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Ba) yaitu rata-rata 42,55. Sedangkan pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai
dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba)
diperoleh nilai rata-rata yang hampir sama yaitu 43,43 dan 43,80.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna (kecerahan) minuman daun sungkai apabila dilihat dari perbandingan antara
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dan perlakuan 2g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) dengan nilai rata-rata didapatkan sebesar 48,37 dan 42,55
artinya semakin tinggi komposisi ekstrak daun sungkai maka semakin menurunkan nilai
kecerahan (lightness). Sedangkan sebaliknya jika dilihat dari jumlah penambahan madu
pada masing-masing perlakuan didapatkan hasil nilai rata-rata pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) dengan perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan
10ml madu (Bb) yaitu sebesar 42,55 dan 43,80 artinya semakin tinggi penambahan
madu pada minuman daun sungkai semakin tinggi komposisi penambahan jumlah
madu maka semakin tinggi nilai kecerahan (lightness) minuman daun sungkai.

Hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa sifat fisik warna (kecerahan) pada perlakuan
1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 2 g dan 90 ml ekstrak daun sungkai serta 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata
dengan perlakuan 2 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu (Ba) dan
perlakuan 1 g dan 92 ml ekstrak daun sungkai serta 8 ml madu (Aa). Notasi a
menyatakan kromatik campuran merah hijau. Nilai +a (positif) dari 0 sampai +100 untuk
warna merah. Nilai –a (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b
menyatakan kromatik campuran biru kuning.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai a tertinggi pada perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) yaitu rata-rata 3,71 dan nilai a terendah pada perlakuan 1
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yaitu rata-rata -2,82. Sedangkan pada
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) diperoleh nilai rata-rata 1,63
dan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) diperoleh rata-rata
2,66. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna (nilai a) minuman daun sungkai apabila dilihat dari perbandingan antara
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dan perlakuan 1g serbuk daun
sungkai dan 10 ml madu (Ab) dengan nilai rata-rata didapatkan sebesar 1,63 dan 2,66
artinya semakin tinggi komposisi penambahan madu pada minuman daun sungkai
maka akan semakin meningkatkan nilai a minuman daun sungkai hal ini
mengindikasikan adanya warna merah pada sampel.

Hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa sifat fisik warna (nilai a) pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk
daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Aa) berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu
(Ab) dikarenakan pada masing-masing sampel terletak pada notasi yang berbeda.
Notasi b menyatakan kromatik campuran biru kuning. Nilai +b (positif) dari 0 sampai
+70 untuk warna kuning. Nilai –b (negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai b tertinggi pada perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) yaitu rata-rata 27,21 dan nilai b terendah pada perlakuan 1
g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yaitu rata-rata 20,38. Sedangkan pada
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) diperoleh nilai rata-rata 25,37
dan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) diperoleh rata-rata
26,71. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
warna (nilai b) minuman daun sungkai apabila dilihat dari perbandingan antara
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dan perlakuan 2g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) dengan nilai rata-rata didapatkan sebesar 20,38 dan 27,21
artinya semakin tinggi komposisi ekstrak daun sungkai maka semakin meningkatkan
nilai b minuman daun sungkai dan sebaliknya Jika dilihat dari jumlah penambahan
madu pada masing-masing perlakuan didapatkan hasil nilai rata-rata pada perlakuan 2
g serbuk daun sungkai dan 8ml madu dengan perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan
10ml madu yaitu sebesar 27,21 dan 26,71 artinya semakin tinggi penambahan madu
pada minuman daun sungkai maka semakin menurunkan nilai b minuman daun sungkai.
Hal ini mengindentifikasi warna kuning pada minuman daun sungkai.

hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa sifat fisik warna (nilai b) pada perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g
serbuk daun sungkai serta 8 ml madu (Ba) karena berada pada notasi yang sama yaitu
notasi c tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu
(Aa) dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab). Uji Warna terhadap
komposisi serbuk daun sungkai dan madu pada minuman daun sungkai menunjukkan
bahwa semakin tinggi komposisi ekstrak daun sungkai maka semakin menurunkan nilai
kecerahan (lightness) artinya komposisi serbuk daun sungkai dan madu berpengaruh
nyata terhadap warna minuman daun sungkai yang dihasilkan.

Sama halnya dengan penelitian (29) mengatakan bahwa pada daun sungkai terdapat
klorofil yang memberi khas warna hijau, sehingga setelah daun sungkai dihaluskan akan
akan tetap menghasilkan warna hijau tua. Dan juga pada penelitian (30) menyatakan
bahwa perlakuan oksidasi pada saat penyeduhan minuman daun sungkai, karena
oksidasi ini berperan dalam merubah kandungan senyawa tannin menjadi theaflavin dan
thearubigin. Theaflavin berperan dalam penentuan kecerahan warna seduhan teh
(kuning kemerahan). Thearubigin merupakan senyawa yang sulit larut dalam air dan
berparan dalam menentukan kemantapan warna seduhan teh (merah kecoklatan agak
gelap).

Kedua senyawa inilah yang mengindedikasi warna merah (nilai a) dan warna kuning
(nilai b) pada minuman daun sungkai. Uji Kekentalan (Viskositas) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji sifat fisik kekentalan (vsikositas) tertinggi pada perlakuan 1
g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) yaitu rata-rata 75,00 dan nilai yang hampir
sama kekentalan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) yaitu
rata-rata 62,50.
Sedangkan hasil uji sifat fisik kekekentalan (vsikositas) terendah pada perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai serta 8 ml madu (Aa) dan pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai
dan 10 ml madu (Ab) diperoleh nilai rata-rata yang sama yaitu 37,50. Hasil analisis
bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada pengaruh
yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik kekentalan
(viskositas) minuman daun sungkai apabilah dilihat dari nilai rata-rata antara perlakuan
1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu dengan perlakuan 1g daun sungkai dan 10ml
madu artinya semakin tinggi komposisi penambahan madu pada minuman daun
sungkai maka semakin meningkatkan kekekentalan dan sebaliknya semakin rendah
komposisi penambahan madu maka semakin menurunkan kekentalan minuman daun
sungkai. Nilai Kekentalan (Viskositas) dipengaruhi oleh total padatan yang terlarut
dalam minuman daun sungkai. Semakin besar total padatan terlarut, maka semakin
besar viskositas yang dihasilkan (18).

Sama halnya dengan penelitian (33) mengatakan bahwa dalam minuman fungsional
madu yang ditambahkan akan ikut menambah total padatan terlarut, semakin banyak
madu yang ditambahkan maka total padatan terlarut akan meningkat karena
kandungan dalam madu akan semakin bertambah dalam minuman fungsional. Hal ini
disebabkan karena madu mengandung gula atau sukrosa tersusun atas gulosa dan
fruktosa dan sangat mudah larut dalam air. Uji Keasaman (pH) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji sifat fisik keasaman (pH) tertinggi pada perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) yaitu rata-rata 3,55 dan hasil uji sifat fisik
keasaman (pH) terendah pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa)
diperoleh nilai rata-rata 3,24. Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8
ml madu (Ba) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb)
masing-masing diperoleh nilai rata-rata 3,41 dan 3,51.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap sifat fisik
keasaman (pH) minuman daun sungkai apabila dilihat dari nilai rata-rata pada perlakuan
1g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Aa) dengan perlakuan 2g serbuk daun sungkai
dan 10ml madu (Bb) artinya semakin tinggi komposisi ekstrak daun sungkai dan madu
maka semakin meningkatkan keasaman (pH) minuman daun sungkai dan sebaliknya
semakin rendah komposisi ekstrak daun sungkai dan madu maka semakin menurunkan
keasaman (pH) minuman daun sungkai. Hal ini didukung hasil uji Duncan yang
menunjukkan bahwa sifat fisik keasaman (pH) antara keempat kelompok berbeda nyata.

Nilai keasaman (pH) digunakan untuk menyatakan tingkat keasamaan atau kebasan
suatu produk. Nilai pH berhubungan dengan masa simpan produk yang mempengaruhi
kandungan mikroorganisme dan penilaian sensoris produk. Sama halnya dengan
penelitian (31) menyatakan bahwa nilai pH produk yang semakin rendah menandakan
bahwa produk semakin awet hal ini disebabkan karena kemampuan senyawa
antioksidan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh kestabilan
terhadap protein, lipid, garam dan tingkat keasaman (pH) dalam medium pertumbuhan.

Uji Tingkat Kesukaan Warna Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan
warna tertinggi pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) yaitu
rata-rata 2,84 yang diikuti dengan nilai standar deviasi yaitu 1,06 sehingga dapat
disimpulkan bahwa perlakuan 2g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) lebih disukai
panelis. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan
tidak ada pengaruh yang siginfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap
tingkat kesukaan warna minuman daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi
ekstrak daun sungkai dan madu maka belum tentu meningkatkan nilai tingkat kesukaan
warna dan sebaliknya semakin rendah komposisi ekstrak daun sungkai dan madu maka
belum tentu menurunkan nilai tingkat kesukaan warna minuman daun sungkai.

Warna merupakan karakteristik yang ditentukan oleh penerimaan atau penolakan suatu
produk oleh konsumen. Penilaian kualitas makanan umumnya tergantung pada
beberapa faktor antara lain rasa, warna, tekstur, dan nilai gizi. Namun, sebelum
faktor-faktor tersebut dipertimbangkan secara visual warna juga sangat penting. Sama
halnya dengan penelitian (4) mengatakan bahwa Hal ini dikarenakan pada saat
meminum rebusan daun sungkai dan madu, warna dapat dikesampingkan karena yang
menjadi tujuan utamanya adalah khasiat dari daun sungkai dan madu yang diyakini
mampu mengobati berbagai macam penyakit.

Aroma Hasil penelitian tentang tingkat kesukaan aroma menunjukkan bahwa nilai
tingkat kesukaan aroma tertinggi pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml
madu (Ba) sebesar 2,68 dengan nilai standar deviasi tertinggi sebesar 0,90 sehingga
dapat disimpulkan bahwa perlakuan Ba lebih disukai oleh penelis. Hasil analisis bivariat
dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat kesukaan aroma minuman
daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi ekstrak daun sungkai dan madu maka
semakin menurunkan tingkat kesukaan aroma minuman daun sungkai dan sebaliknya
semakin rendah komposisi ekstrak daun sungkai dan madu semakin meningkatkan
tingkat kesukaan aroma minuman daun sungkai.

Hal ini didukung hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa tingkat kesukaan aroma
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata dengan
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) dan perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba). Sedangkan pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8
ml madu (Aa) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml
madu (Ba) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml
madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb).

Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium oleh syaraf
olfakatori yang berada dalam rongga hidung dan otak lebih banyak merupakan
berbagai ramuan atau campuran empat bau utama yaitu harum, asam, tengik, dan
hangus. Suatu zat harus bersifat mudah menguap dan larut di dalam air sehingga dapat
menghasilkan bau yang baik dalam penilaian aroma. Pada parameter aroma,
penambahan serbuk daun sungkai sebanyak 2 gr dinilai agak suka oleh panelis. Aroma
khas dari serbuk daun sungkai terjadi karena reaksi tannin yang memiliki kontribusi
memberikan aroma tertentu terhadap suatu tumbuhan.

Sama halnya dengan penelitian (6) mengatakan bahwa Aroma ini berpengaruh terhadap
selera seseorang untuk meminum ramuan daun sungkai karena dari aroma mampu
menstimulasi rasa dan mual yang mengakibatkan seseorang menjadi enggan untuk
meminum ramuan tersebut. Oleh karena itu rebusan daun sungkai sering dicampur
dengan madu untuk menetralkan aroma yang cukup kuat sehingga dapat diminum
dengan aroma yang lebih baik.. Rasa Hasil penelitian tentang tingkat kesukaan rasa
menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan rasa tertinggi pada perlakuan 1 g serbuk
daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) dengan nilai standar devisasi 1,11 sehingga dapat
disimpukan bahwa rasa minuman daun sungkai perlakuan Aa lebih disukai oleh panelis
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signifikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat
kesukaan rasa minuman daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi ekstrak daun
sungkai dan madu maka semakin menurunkan tingkat kesukaan rasa minuman daun
sungkai dan sebaliknya semakin rendah komposisi ekstrak daun sungkai dan madu
semakin meningkatkan tingkat kesukaan rasa minuman daun sungkai.

Hal ini didukung hasil uji Duncan yang menunjukkan bahwa tingkat kesukaan aroma
pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Ab) tidak berbeda nyata
dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu (Bb) tapi berbeda nyata
dengan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) dan perlakuan 1 g
serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa). Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Ba) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun
sungkai dan 8 ml madu (Aa) tapi berbeda nyata dengan perlakuan 1 g serbuk daun
sungkai dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu
(Bb). Penilaian rasa dapat diukur dengan respon indera perasa atau pengecap terhadap
rangsangan kimia.
Suatu senyawa dapat diuji kemudian senyawa tersebut harus dapat larut dalam air liur
sehingga dapat membangun koneksi mikrovili dan impuls yang dihasilkan dapat dikirim
melalui saraf ke system saraf pusat. Penilaian rasa dapat diukur dengan respon indera
perasa atau pengecap terhadap rangsangan kimia. Suatu senyawa dapat diuji kemudian
senyawa tersebut harus dapat larut dalam air liur sehingga dapat membangun koneksi
mikrovili dan impuls yang dihasilkan dapat dikirim melalui saraf ke system saraf pusat.

Uji tingkat kesukaan terhadap komposisi serbuk daun sungkai dan madu pada minuman
daun sungkai memberikan pengaruh nyata terhadap rasa yang dihasilkan. Hal ini
dibuktikan dengan hasil analisis data bivariat pada uji hedonik yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata terhadap rasa sebesar 2,24 artinya semakin tinggi
komposisi ekstrak daun sungkai maka semakin menurunkan tingkat kesukaan rasa
minuman daun sungkai. Hal ini disebabkan karena minuman daun sungkai terasa pahit
meskipun sudah ditambahkan madu.

Sama halnya dengan penelitian (32) rasa pahit diperoleh dari kandungan kafein dan
tannin Oleh karena itu banyak yang mencampur ramuan daun sungkai ini dengan madu
sehingga rasa yang pahit dapat tersamarkan bahkan hilang karena adanya rasa manis
dari kandungan gula penyusunannya seperti 41% fruktosa, 35% glukosa, dan 1,9%
sukrosa. Kesukaan keseluruhan Hasil penelitian tentang tingkat kesukaan secara
keseluruhan menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan secara keseluruhan pada
perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) diperoleh nilai rata-rata 4,12
(cukup), pada perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 10ml madu (Ab) sebesar 2,16
(suka), sedangkan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8ml madu (Ba) sebesar 3,96
(agak suka), dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10ml madu 2,72 (suka).

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan ada
pengaruh yang signfikan komposisi serbuk daun sungkai dan madu terhadap tingkat
kesukaan secara keseluruhan minuman daun sungkai artinya semakin tinggi komposisi
ekstrak daun sungkai dan madu maka semakin menurunkan tingkat kesukaan secara
keseluruhan minuman daun sungkai dan sebaliknya semakin rendah komposisi ekstrak
daun sungkai dan madu semakin meningkatkan tingkat kesukaan secara keseluruhan
minuman daun sungkai. Hal ini didukung hasil uji Duncan (lampiran 14) yang
menunjukkan bahwa tingkat kesukaan secara keseluruhan perlakuan 1 g serbuk daun
sungkai dan 10 ml madu (Ab) dan perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 10 ml madu
(Bb) yang disukai oleh panelis secara keseluruhan dan berada pada notasi a dan notasi b
yang menunjukkan bahwa berbeda nyata.

Sedangkan pada perlakuan 2 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Ba) diperoleh nilai
kesukaan agak suka oleh panelis secara keseluruhan dan berada pada notasi c tidak
berbeda nyata dengan dan perlakuan 1 g serbuk daun sungkai dan 8 ml madu (Aa) yang
dinilai cukup oleh panelis. Aktivitas Antioksidan Antioksidan adalah senyaoa yang
melawan pengaruh dari radikal bebas dan berfungsi menghentikan dan menghambat
proses radikal bebas dengan menetralkan hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari
reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi dalam tubuh (34) Antioksidan pada
serbuk daun sungkai dan madu ini menunjukkan hasil antioksidan yang berbeda antar
tiap sampel pada perlakuan Aa dengan hasil rata-rata 10.626,20 ppm, perlakuan Ab
dengan hasil rata-rata 8.397,31 ppm, perlakuan Ba dengan hasil rata-rata 7.795,69 ppm
dan perlakuan Bb dengan hasil rata-rata 8.189,88 ppm. Senyawa yang dikatakan
mempunyai aktivitas antioksidan dapat dilihat dari sifat antioksidan berdasarkan nilai
IC50.

Jika nilai IC50 <50 ppm dengan kategori sangat kuat, nilai 50 ppm-100ppm dengan
kategori kuar, nilai 100 ppm-150 ppm dengan kategori sedang dan nilai >150
ppm-200ppm dengan kategori lemah (35). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari
keempat perlakuan ini mempunyai aktivitas antioksidan tergolong dalam kategori
lemah, karena nilai IC50 pada keempat sampel berada di atas 150-200 ppm. Pada
penelitian yang dilakukan oleh (36)menjelaskan bahwa daun sungkai mengandung
antioksidan IC50 sebesar 44,933 ppm tergolong kategori sangat kuat.

Penelitian (37) menjelaskan bahwa ada beberapa kandungan senyawa metabolit


sekunder pada daun sungkai yaitu flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid dan
fenolik. Senyawa flavonoid, saponin, alkaloid dan fenol ini memiliki aktivitas
antiinflamasi, dimana kandungan metabolit sekunder seperti tannin dan flavonoid
memiliki aktivitas sebagai antioksidan sehingga dapat mencegah kerusakan akibat stress
oksidatif . Hasil aktivitas antioksidan yang didapatkan pada keempat perlakuan serbuk
daun sungkai dengan madu tersebut menunjukkan kategori aktivitas antioksidan yang
lemah.

Hal ini dikarenakan senyawa metabolit sekunder pada suatu tanaman tergantung pada
metode ekstraksi yang digunakan dan senyawa metabolit sekunder ini dangat erat
kaitannya dengan senyawa antioksidan. Sehingga perbedaan teknik ekstraski suatu
simplisia akan sangat berpengaruh terhadap kandungan dan kualitas metabolit
sekunder yang dihasilkan (38). Dengan demikian, aktivitas antioksidan pada serbuk daun
dengan madu menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemah, akan tetapi tetap
mempunyai fungsi sebagai antioksidan.

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan berupa formulasi


pembuatan minuman daun sungkai yang kurang maksimal sehingga belum bisa
memberikan efek pemberian khusus terhadap masyarakat. Selain itu pelarut air belum
mampu mengambil sari daun sungkai atau zat aktif dengan waktu yang singkat
sehingga hasil aktivitas antioksidan sangat kecil . KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Peningkatan komposisi serbuk daun sungkai berpengaruh terhadap ph dan kecerahan
serta warna minuman yang makin gelap dan merah kekuningan, namun tidak
berpengaruh terhadap kekentalan, Peningkatan komposisi serbuk daun sungkai dan
madu mempengaruhi tingkat kesukaan, terutama rasa dan aroma, sementara warna
tidak dipengaruhi.

Saran Hasil penelitian ini diharapkan dilakukan penelitian lanjutan mengenai formulasi
yang tepat dan kadar antioksidan yang aman dikonsumsi, penyimpanan, pengemasan
dan daya simpan pada minuman daun sungkai dengan penambahan madu.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - repository.unair.ac.id › 96747 › 4
<1% - www.researchgate.net › publication › 312303304_KEANE
<1% - biodiversitywarriors.kehati.or.id › artikel
<1% - www.halodoc.com › artikel › mengenal-manfaat-daun
<1% - maduantariksa.id › manfaat-dan-khasiat-madu
<1% - eprints.uns.ac.id › 4551
<1% - roboguru.ruangguru.com › forum › penelitian-untuk
<1% - text-id.123dok.com › document › lq5np58wq-latar
<1% - adoc.pub › bab-iv-metode-penelitian-secara-umum
<1% - legtvernjp.blogspot.com › 2021 › 06
<1% - repository.wima.ac.id › 5438
<1% - repository.wima.ac.id › id › eprint
<1% - sinta.unud.ac.id › uploads › wisuda
<1% - jurnal.uns.ac.id › prosbi › article
<1% - www.researchgate.net › publication › 341755733_EFEK
<1% - ejournal.kemenperin.go.id › pmbp › article
<1% - adoc.pub › bab-ii-tinjauan-pustaka-grand-theory
<1% - mediaindonesia.com › humaniora › 445578
<1% - adoc.pub › studi-diameter-tinggi-dan-volume
<1% - binarbhanuwati.typepad.com › blog › 2012
<1% - www.detik.com › jabar › jabar-gaskeun
<1% - ppjp.ulm.ac.id › journal › index
<1% - idoc.pub › documents › tahapan-pembuatan-simplisia-k
<1% - toptenid.com › proses-penanaman-secara-monokultur
<1% - farmasi-sandikarsa.blogspot.com › 2016 › 10
<1% - www.lidoandpartner.com › 2017 › 07
<1% - www.coursehero.com › file › p1p6od6
<1% - jurnalfarmasihigea.org › index › higea
<1% - pharmacywol.blogspot.com › 2016 › 12
<1% - roboguru.ruangguru.com › forum › bahan-yang
<1% - blogsahid.blogspot.com › 2013 › 09
<1% - digilib.unhas.ac.id › uploaded_files › temporary
<1% - hikmalsanusi.blogspot.com › 2018 › 09
<1% - e-journal.unair.ac.id › JKR › article
<1% - www.infosehatkeluarga.com › madu-si-manis-perawat-luka
<1% - text-id.123dok.com › document › 6qmook59y-spektro
<1% - www.coursehero.com › file › 114606274
1% - text-id.123dok.com › document › 4yrw37poz
<1% - text-id.123dok.com › document › oz1gdnxvz-pengukuran
<1% - ojs.unida.ac.id › jp › article
<1% - katadata.co.id › safrezi › berita
<1% - gurubagi.com › ph-larutan-asam-basa-pengertian
<1% - 123dok.com › article › penentuan-ph-evaluasi
<1% - text-id.123dok.com › document › wye3094q7
1% - pustaka.ut.ac.id › lib › wp-content
<1% - text-id.123dok.com › document › 7q0v96lz6-panelis
<1% - idoc.pub › documents › sni-01/2346/2006-petunjuk
<1% - text-id.123dok.com › document › ozlmjgwry-uji-kuat
<1% - ejournal.bsi.ac.id › ejurnal › index
<1% - text-id.123dok.com › document › 1y9nv2nrz-aroma-uji
<1% - kuncitts.com › jawaban-tts › zat-yang-mudah-menguap
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 979 › 4
<1% - bisakimia.com › 2018/11/14 › kepolaran-senyawa
<1% - repositori.unsil.ac.id › 836/5/4 BAB III SKRIPSI
<1% - text-id.123dok.com › document › eqol6rwmq-kerangka
<1% - eprints.umm.ac.id › 46755 › 4
<1% - lib.unnes.ac.id › 20458/1/5401410007-s
<1% - www.elinotes.com › 2018 › 11
<1% - insanpelajar.com › variabel-bebas-dan-variabel-terikat
<1% - www.coursehero.com › file › 112778966
<1% - www.indonesian-publichealth.com › uji-ph-dengan-ph
<1% - repository.unib.ac.id › 21589
<1% - pustaka.unpad.ac.id › tingkat_kesukaan_bakso
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 1116 › 5
<1% - www.detik.com › jabar › berita
<1% - journal.ipb.ac.id › index › jphpi
<1% - dinas.id › analisis-data-penelitian
<1% - repository.uksw.edu › bitstream › 123456789/5322/4
<1% - text-id.123dok.com › document › 9yngr39pz-informed
<1% - 123dok.com › article › ethical-clearance-etik
<1% - eprints.ums.ac.id › 61337 › 6
<1% - eprints.walisongo.ac.id › id › eprint
<1% - 123dok.com › article › uji-sifat-fisik-hasil
<1% - www.neliti.com › publications › 365856
<1% - id.123dok.com › article › uji-sifat-fisik-granul
<1% - statistiksains.blogspot.com › 2017 › 01
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 1060/6/6
1% - www.coursehero.com › file › p799d7f
<1% - 123dok.com › article › hasil-pembahasan-analisis
<1% - www.coursehero.com › file › p7v86m9f
<1% - text-id.123dok.com › document › 4yrkvorjz-hasil-uji
<1% - proofficial.id › one-way-anova
<1% - jurnal.unma.ac.id › index › AG
<1% - www.coursehero.com › file › p4utj2p
<1% - www.coursehero.com › file › p5f5b8rh
<1% - 123dok.com › article › penentuan-nilai-ic-pengujian
<1% - www.researchgate.net › publication › 357587251_Uji
<1% - digilib.unisayogya.ac.id › 4389 › 1
<1% - jfmr.ub.ac.id › index › jfmr
<1% - staff.ui.ac.id › perbandinganaktivitas
<1% - journal.unismuh.ac.id › index › octopus
<1% - text-id.123dok.com › document › 9yn44o4kz-analisis
<1% - text-id.123dok.com › document › eqod9x1jz-analisis
<1% - www.coursehero.com › file › p5kkn5ep
<1% - www.researchgate.net › publication › 265966697
<1% - jtam.ulm.ac.id › index › jpt
<1% - text-id.123dok.com › document › lq5m8j07y-total
<1% - baristandsamarinda.kemenperin.go.id › download
<1% - id.wikipedia.org › wiki › PH
<1% - jurnal.fp.unila.ac.id › index › JIPT
<1% - lab_adrk.ub.ac.id › id › one-way-anova-dalam
<1% - wwwzarna.blogspot.com › 2009 › 06
<1% - eprints2.undip.ac.id › id › eprint
<1% - text-id.123dok.com › document › nq73j09dy-aroma
<1% - www.researchgate.net › publication › 337977120_Uji
<1% - jurnal.uns.ac.id › teknosains-pangan › article
<1% - ejournal.stipwunaraha.ac.id › index › AGRIKAN
<1% - roboguru.ruangguru.com › question › mengapa-senyawa
<1% - www.researchgate.net › profile › Muhaimin-Muhaimin-3
<1% - 123dok.com › article › hasil-analisis-data-bivariat
<1% - www.journal.ugm.ac.id › agritech › article
<1% - kunoblog.com › notasi-angka-dan-notasi-balok
<1% - repositori.uin-alauddin.ac.id › 13284 › 1
<1% - eprints.umm.ac.id › 26648
<1% - www.researchgate.net › publication › 348738637_UJI
<1% - www.researchgate.net › profile › Diani-Mentari-3
<1% - scholar.unand.ac.id › 18428 › 3
<1% - 123dok.com › article › saran-kesimpulan-saran
<1% - www.researchgate.net › publication › 339232645
<1% - gizi.fk.ub.ac.id › profil › sumber-daya-manusia
<1% - core.ac.uk › download › pdf
<1% - www.greenfacts.org › en › indonesian-forests
<1% - sugarscience.ucsf.edu › the-sweet-science-behind
<1% - download.garuda.kemdikbud.go.id › article
<1% - www.laporan-praktikum.com › 2018 › 01
<1% - litbang.kemenperin.go.id › jli › article
<1% - www.yumpu.com › id › document
<1% - repository.unib.ac.id › 8486 › 2
<1% - jurnal.fp.unila.ac.id › index › JA
<1% - e-journal.unair.ac.id › JMV › article
<1% - repository.ub.ac.id › id › eprint
<1% - www.statistikian.com › 2012 › 11
<1% - 123dok.com › article › kesimpulan-saran-kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai