PENDAHULUAN
selain murah dan mudah didapat obat tradisional memiliki efek samping
yang jauh lebih rendah dibandingkan obat - obat kimia, hal ini disebabkan
efek dari obat tradisional bersifat alamiah, tidak sekeras efek obat kimia.
Tubuh manusia pun relatif lebih gampang menerima obat dari tumbuh -
1
2
muntah - muntah, perut kembung, disentri, diare, sakit kepala, sakit gigi,
rendah. Bagian akar dari cabe jawa berfungsi untuk mengobati perut
Bagian daun cabe jawa berfungsi untuk mengobati kejang perut dan sakit
minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin.
berbau, tidak berasa, lama - lama pedas, larut dalam etanol, benzene,
fungsi pencernaan agar terbebas dari resiko sakit perut, kembung, iritasi,
direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan
digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam cabe jawa
dan lada putih. Etanol digunakan karena baik piperin maupun etanol
yang terkandung pada cabe jawa dan lada putih melalui penelitian dengan
Fructus)?
antara cabe jawa (Piper retrofracti Fructus) dan lada putih (Piper
albi Fructus).
6
(Piper retrofracti Fructus) dan lada putih (Piper albi Fructus) bagi
kesehatan.
pada cabe jawa (Piper retrofracti Fructus) dan lada putih (Piper
albi Fructus).
TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiosperma
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
sepanjang lebih kurang tiga ruas. Cabe jawa merupakan tumbuhan dengan
batang memanjat, melilit atau melata. Untuk tiang dipakai tanaman hidup
antara lain kelor (Moringa oliefera), gamal (Glyricidia spec), kelapa dan
lain - lain. Tanaman ini perlu dipangkas setinggi 1,5 m dari tanah agar
Cabe jawa mempunyai nama latin antara lain cabean, cabe alas,
cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa), cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe
7
8
solah (Madura), lada panjang, cabai jawa, cabai panjang, (Sumatra), cabia
cabe jawa mirip dengan tanaman lada. Tanaman cabe jawa dapat tumbuh
baik pada ketinggian 1 - 600 m dpl dari daerah pantai sampai di kaki
perbukitan. Suhu yang cocok antara 20º - 34ºC. Kisaran suhu terbaik
adalah 23 - 32ºC dengan suhu rata - rata siang hari 29ºC dan mempunyai
hujan 1500 – 3000 mm / tahun. Cabe jawa dapat tumbuh pada lahan
2003).
Tanaman cabe jawa dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah
dengan kemasaman tanah (pH) antara 5,5 – 7,0. Tempat tumbuh tanaman
merambat pada tembok, pagar, pohon lain atau rambatan yang dibuat
khusus. Cabe jawa cocok ditanam di tanah yang tidak lembab dan banyak
minyak atsiri. Alkaloid paling utama yang terdapat dalam buah cabe jawa
adalah piperin 3 %. Rasa pedas pada buah cabe jawa disebabkan oleh
muntah, perut kembung, mulas, sukar buang air besar, disentri, diare,
berlendir, dan tekanan darah rendah. Bagian akar dari cabe jawa berfungsi
badan terasa lemah, dan stroke. Bagian daun cabe jawa berfungsi untuk
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
(Mandar). Maluku: Oes dai musan, (Wetar), peresan (Laisar). Marisa mau
rica (Sula), rica jawa, rica polulu (Ternate), mica jawa, rica tamelo
batang berwarna hijau tua, berakar pada buku - bukunya. Bentuk daun
mm, lebar 1 mm. Benang sari dua helai, tangkai sari tebal. Kepala putik
2-5, umunya 3 - 4. Buah buni, bulat atau agak elip, buah muda berwarna
hijau tua kemudian menjadi merah dan akhirnya hitam, gundul, panjang
Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin, piperanin, dan
alkaloid. Chavicin banyak terdapat dalam daging biji lada (mesocarp) dan
tidak akan hilang walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga
amida basa lemah yang dapat membentuk garam dan asam mineral kuat.
percepatan pencernaan zat lemak. Selain itu, biji lada pun dapat dipakai
lada sebagai obat kuat fisik setelah dicampur telur ayam setengah matang.
Bubuk lada pun dapat dicampur dengan madu sebagai ramuan peningkat
obatan. Lada diperoleh dari buah tanaman lada (Piper nigrum L.) yang
dapat dibedakan menjadi lada hitam dan lada putih. Kualitas lada hitam
dan putih ditentukan oleh beberapa faktor seperti cara pemetikan buah,
13
dari buah lada yang dipetik pada saat matang penuh, kemudian dilepaskan
kulitnya dengan cara merendam dalam air yang mengalir lalu dikeringkan
di bawah sinar matahari. Berbeda dengan lada hitam yang dipetik pada
saat matang petik (kulit masih hijau) dan langsung dijemur tanpa
saat ini hasil tanaman lada diseluruh dunia diperjualbelikan dalam bentuk
lada putih, lada hitam, lada bubuk, minyak atsiri dan oleoresin
(Rismunandar, 1990).
2.3 Piperin
amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam mineral
kuat. Piperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan
baik dari lada hitam maupun lada putih. Piperin juga dapat ditemukan
(Anwar,dkk.1994).
2.4 Soxhletasi
kemudian kertas saring dan cairan penyari dipanaskan dalam labu alas
baik piperin maupun etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat
oleh kondensor, kemudian cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi
Keuntungan soxhletasi :
Kerugian soxhletasi :
a. Larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan
panas kurang cocok dengan metode ini. Hal ini bisa diperbaiki dengan
yang sedikit. Lapisan terdiri dari bahan tidak berbutir - butir sebagai fase
prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben)
dan fase gerak (eluen). Komponen kimia bergerak naik mengikuti fase
diam tidak boleh larut dalam fase gerak, harus homogen apabila
memudahkan deteksi. Fase diam yang biasa digunakan adalah silica gel,
17
Fase gerak adalah medium angkut yang terdiri dari satu atau
beberapa pelarut. Pelarut bergerak dalam fase diam yang dipengaruhi oleh
(Stahl, 1985 : 6)
jarak rambat suatu senyawa titik awal dan dapat digunakan untuk
antara lain : struktur kimia senyawa yang dipisahkan, sifat dari fase diam
2.6 Hipotesis
METODE PENELITIAN
piperin pada cabe jawa (Piper retrofracti Fructus) dan lada putih (Piper
albi Fructus) dengan metode soxhletasi. Tanaman cabe jawa dan lada
lada putih yang digunakan yang berwarna putih yang kemudian disebuk.
1. Variabel bebas
19
20
2. Variabel Terikat
senyawa piperin dan Kromatografi Lapis Tipis pada cabe jawa dan
lada putih .
3. Variabel Terkendali
a. Alat
Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass
250 ml, labu alas bulat 500 ml, kondensor, corong pisah 500 ml, pipa
b. Bahan
96%, KOH etanolik 10 %, etanol dingin, toluene, etil asetat dan silika
gel.
1. Identifikasi Tanaman
2. Pengambilan Bahan
3. Pembuatan serbuk
Cabe jawa sebanyak 150 gram dan lada putih sebanyak 150 gram
4. Isolasi Piperin
dengan etanol dingin sedikit demi sedikit, lalu keringkan dalam oven
kristal, letakkan kristal kedalam cawan petri, dan timbang juga kertas
Masukkan serbuk cabe jawa seberat 40 gram dalam selongsong kertas saring.
Ekstrak cair diuapkan dengan destilasi sampai pelarut benar - benar telah menguap
dan menjadi ekstrak kental.
Dinginkan kurang lebih sampai suhu kamar kemudian tambahkan sedikit demi
sedikit 10 ml KOH etanolik 10 % sambil diaduk perlahan.
Saring dengan kapas simpan filtrat dalam beaker glass kecil, tutup dengan plastik
kemudian simpan dalam almari es semalam.
Cuci kristal dengan etanol dingin sedikit demi sedikit, lalu keringkan dalam oven
selama 45 menit dengan suhu 40, C.
Timbang kertas saring dengan kristal, letakkan kristal kedalam cawan petri dan
timbang juga kertas saring dengan sisa.
5. Identifikasi KLT
membuat garis batas bawah dan garis batas atas dengan jarak 10 cm.
Ekstrak yang didapatkan ditotolkan pada garis batas bawah plat KLT
dan dimasukkan dalam bejana yang telah jenuh dan berisi fase gerak.
Setelah itu tunggu fase gerak naik hingga mencapai garis batas atas
Mengisi fase gerak (toluen : etil asetat dengan perbandingan 70 : 30) di dalam
chamber dan dijenuhkan menggunakan kertas saring.
Menotolkan hasil ekstrak soxhletasi pada garis batas bawah plat KLT.
Memasukkan plat KLT ke dalam bejana KLT yang telah jenuh berisi fase gerak.
Menunggu hingga fase gerak mencapai garis batas atas plat KLT.
senyawa piperin cabe jawa dan lada putih. Sehingga diketahui mana yang
soxhletasi. Rendemen piperin cabe jawa dan lada putih dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1. Berat dan rendemen simplisia cabe jawa dan lada putih
26
27
sirkulasi, hal lain yang perlu diperhatikan adalah cara pengisian bahan
yang diusahakan jangan terlalu mampat atau terlalu penuh pada saat
warna, dan rasa dapat diketahui bahwa kandungan dari cabe jawa dan
lada putih benar – benar senyawa piperin karena sesuai dengan pustaka,
yaitu :
Tabel 3. Berat dan rendemen piperin pada cabe jawa dan lada putih
Dapat dilihat dari hasil data rendemen diatas cabe jawa mempunyai
nilai rata – rata 1,05 % sedangkan hasil rendemen pada lada putih
hasil rendemen dari ekstrak cabe jawa mengandung lebih banyak piperin
ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari data yang diperoleh. Dengan
sebagai berikut.
29
Descriptive Statistics
antara cabe jawa dan lada putih yang dilakukan untuk penelitian. Pada
hasil rendemen cabe jawa mempunyai nilai rata – rata yaitu 0,0105
sedangkan hasil rendemen lada putih mempunyai nilai rata – rata yaitu
cabe jawa yang mempunyai nilai rata – rata lebih besar dibandingkan
identifikasi secara KLT dengan cara plat yang sudah ditotolkan kristal
Rf
Replikasi
Cabe Jawa Lada Putih Standar Cabe Jawa Standar Lada Putih
mempunyai nilai rata – rata 0,54 dan lada putih mempunyai nilai rata –
rata 0,53 dapat disimpulkan bahwa di dalam kristal cabe jawa dan lada
5.1 Kesimpulan
bersifat polar.
3. Di antara kedua simplisia yaitu cabe jawa dan lada putih yang
5.2 Saran
lain.
31