Anda di halaman 1dari 11

SOSIALISASI JUAL BELI DALAM PERSEPEKTIF ISLAM DI DESA

KARTA RAHARJA KECAMATAN TULANG BAWANG UDIK

Siti Badriyah (sitibadriyah29533@gmail.com)

DPL Dinda Fali Rifan. M.Ak.

Prodi Manajemen Bisnis Syariah UIN Raden Intan Lampung

Abstrak

Jual beli adalah tukar menukar apa saja, baik antara barang dengan barang,
barang dengan uang, atau uang dengan uang. Jual beli merupakan transaksi di
mana terdapat rukun dan syarat yang harus dilakukan oleh seorang penjual dan
pembeli. Penelitian ini dilakukaan untuk memberikan sosialisasi kepada
masyarakat desa karta raharja kecamatan tulang bawang udik mengenai jual
beli dalam persepektif islam. Metode yang digunakan adalah dengan
mensosialisasikan kepada masyarakat dari rumah ke rumah di desa karta
raharja . Tujuan dilakukannya sosialisasi ini untuk mengedukasi masyarakat
desa karta raharja kecamatan tulang bawang udik mengenai transaksi jual beli
dalam persepektif islam. Hasilnya, masyarakat desa karta raharja mulai
memahami transaksi jual beli dalam persepektif islam dengan melakukan
transaksi jual beli dengan akad yang sesuai syariat islam.

Abstrak

Buying and selling is the exchange of anything, whether between goods


for good, goods for money, or money for money. Buying and selling is a
transaction in which there are terms and conditions that must be carried out by
a seller or buyer. This research was conducted to provide sosialization to the
community of karta raharja village, hick-bone sub-district regarding buying
and selling in a islamic perspective. The method used is to sicialize to the
community from house to house in the village of karta rahaja. The purpose of
this sosialization is to educate the karta raharja village community about the
pillars and terms of buying and selling transactions in an islamic perspective.
As a result, the people of karta raharja villlage began to understand the pillars
and terms of buying and selling transactions in an islamic perspective by
making buying and selling transaction according to an agreement in
accordance with islamic law.

Keyword: buying and selling, pillars, And terms.


3

PENDAHULUAN jual beli dengan cara menukar satu


barang dengan barang lain., bay’ al-
Jual beli merupakan aktivitas
mutla yaitu jual beli barang dengan
rutin yang dilakukan setiap waktu
alat tukar yang telah disepakati
oleh semua masyarakat. Namun
seperti membeli tanah dengan mata
demikian, tidak ada catatan yang
uang rupiah, ringgit, dolar, yen dan
pasti kapan awal mulanya aktivitas
lain-lain. bay’ al-musawah yaitu jual
jual beli secara formal. Ketentuan
beli yang dilakukan dengan cara
yang jelas ada dalam masyarakat
pihak penjual menyembunyikan atau
adalah jual beli telah mengalami
tidak menjelaskan harga modalnya.
perkembangan dari pola tradisional
Namun demikian pihak pembeli rela
sampai pada pola modern. Pada
dan tidak ada unsur pemaksaan di
zaman dahulu, masyarakat
dalamnya. Jual beli dalam bentuk ini
melakukan aktivtas jual beli dalam
cukup berkembang pesat dan
bentuk tukar menukar antara barang
dibenarkan menurut ketentuan bisnis
satu dengan barang lainnya.
syariah. Alasannya karena terdapat
Misalnya, jagung ditukar dengan
unsur suka rela di antara penjual dan
padi atau ditukar dengan garam,
pembeli. Kebanyakan jual beli yang
bawang dan lain-lain. di daerah-
berlaku sekarang adalah jual beli
daerah suku terasing atau pedalaman
dalam bentuk ini. Bay’ bisamail
praktek aktivitas jual beli seperti ini
ajil, yaitu jual beli dengan sistem
masih berlaku.
cicilan atau kredit. Biasanya dalam
Dalam islam jua beli terbagi jual beli bentuk ini ada penambahan
menjadi jual beli yang di bolehkan harga dari harga kontan (cash) jika
dan jual beli yang di lrang. Jual beli disepakati oleh pihak penjual dan
yang dibolehkan di antaranya bay’ pembeli. Ketentuan ini sesuai
as-salam (jual beli salam) Jual beli dengan pendapat mazhab Hanafi,
ini dilakukan dengan cara memesan Syafi’i, Zaid bin Ali, al-Muayyad
barang lebih dahulu dengan Billah dan Jumhur Ahli Fikih dan
memberikan uang muka. pendapat ini dikuatkan oleh Imam
Pelunasannya dilakukan oleh Syaukani. Bay’Samsarah (broker)
pembeli setelah barang pesanan jual beli dengan memakai perantara.
diterima secara penuh sesuai dengan bay’ Istishna’ yaitu akad jual barang
perjanjian yang telah disepakati. pesanan di antara dua belah pihak
Bay’ al-Muqayyadah (barter) yaitu dengan spesifikasi dan pembayaran
4

tertentu. Barang yang dipesan belum JUAL BELI


diproduksi atau tidak tersedia di
Jual beli dalam bahasa Arabnya
pasaran. Pembayarannya dapat
disebut dengan al-bay’. Artinya,
secara kontan atau dengan cicilan
tukar menukar atau saling menukar.
tergantung kesepakatan kedua belah
Menurut terminologi adalah tukar
pihak.
menukar harta atas dasar suka sama
Berdasarkan uraian di atas maka suka. Menurut Ibn Qudamah yang
rumusan masalah pada pengabdian dikutip oleh Rahmad Syafei
ini ialah, Apakah masyarakat desa pengertian jual beli adalah tukar
karta raharja telah mengetahui menukar harta untuk saling
tentang jual beli dalam islam?. dijadikan hak milik. Dengan jual
Terkait dengan rumusan masalah beli, penjual berhak memiliki uang
diatas maka tujuan untuk secara sah. Pihak pembeli berhak
pengabdian ini adalah memiliki barang yang dia terima dari
mensosialisasikan dan mengedukasi penjual. Kepemilikan masing-
masyarakat tentang jual beli dalam masing pihak dilindungi oleh
islam. hukum.

Sedangkan pengertian bay‘ menurut


para ulama adalah sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
- Menurut Ulama Hanafiyah,
Penulis melaksanakan pengabdian
pengertian jual beli adalah saling
dengan cara mewawancarai
menukar harta dengan harta
beberapa warga masyarakat desa
melalui cara tertentu yang
karta raharja untuk mengetahui
bermanfaat (mardani, 2012:39).
sejauh mana mereka mengetahui
- Menurut Ulama Malikiyah,
tentang jual beli dalam islam seperti
Syafi’iyah, dan Hambali,
salam dan istishna. Penulis
menurut mereka pengertian jual
menetapkan 20 orang sampel untuk
beli adalah saling menukar harta
dijadikan sebagai peserta sosialisasi
dengan harta dalam bentuk
yang dilaksanakan dari rumah ke
pemindahan milik dan
rumah warga desa tersebut atas
kepemilikan (abd hadi, 2010:48).
kerjasama dengan pihak yang
- Menurut Imam Nawawi,
berwenang di desa Karta raharja.
pengertian jual beli adalah saling
menukar harta dengan harta
5

dengan bentuk pemindahan Baqarah ayat 275 :


milik. Artinya: Orang-orang yang

- Menurut Abu Qudamah, makan (mengambil) riba

pengertian jual beli adalah saling tidak dapat berdiri

menukar harta dengan harta melainkan seperti berdirinya

dalam bentuk pemindahan milik orang yang kemasukan

dan pemilik (ahmad mujahidin, syaitan lantaran (tekanan)

2010:71). penyakit gila. Keadaan

- Menurut Sayyid Sabiq definisi mereka yang demikian itu,

jual beli menurut syari’at adalah adalah disebabkan mereka

pertukaran harta atas dasar berkata (berpendapat),

saring rela (sayyid sabiq, 45). sesungguhnya jual beli itu

Beberapa pengertian-pengertian di sama dengan riba, padahal

atas dapat disimpulkan Allah telah menghalalkan

bahwasannya jual beli adalah jual beli dan mengharamkan

suatu perjanjian yang dilakukan riba. Orang-orang yang telah

oleh kedua belah pihak atau lebih sampai kepadanya larangan

dengan cara suka rela sehingga dari Tuhannya, lalu terus

keduanya dapat saling berhenti (dari mengambil

menguntungkan dan tidak ada riba), maka baginya apa

salah satu pihak yang merasa yang telah diambilnya

dirugikan. dahulu (sebelum datang


larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah.

DASAR HUKUM JUAL BELI Orang yang mengulangi


(mengambil riba), maka
Jual beli merupakan akad yang orang itu adalah penghuni-
dibolehkan berdasarkan al-Qur’an, penghuni neraka; mereka
as- Sunnah, dan ijma’. Dilihat dari kekal di dalamnya.
aspek hukum, jual beli hukumnya - Firman Allah dalam surat al-
mubah kecuali jual beli yang Baqarah ayat 282:
dilarang oleh syara’. Adapun dasar Artinya: Dan persaksikanlah
hukum dari al-Qur’an dan hadist apabila kamu berjual beli;
nabi antara lain: dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit-
- Firman Allah dalam surat al-
6

menyulitkan. Jika kamu Majah yang artinya dari


lakukan (yang demikian), Sa’id al-Khudhari ia
maka sesungguhnya hal itu berkata; Rasulullah Saw
adalah suatu kefasikan pada bersabda; sesungguhnya
dirimu. Dan bertakwalah jual beli itu harus
kepada Allah; Allah didasarkan atas suka
mengajarmu; dan Allah sama suka.Hadis
Maha Mengetahui segala riwayat Ibn Hibban.
sesuatu.
- Firman Allah dalam surat an- RUKUN JUAL BELI
Nisa’ ayat 29:
Menurut ulama Hanafiyah,
Artinya:Hai orang-orang yang
rukun jual beli yaitu adanya
beriman, janganlah kamu
ijab dan qabul saja yang
saling memakan harta
menunjukkan sikap saling
sesamamu dengan jalan yang
tukar-menukar, atau saling
batil, kecuali dengan jalan
memberi. Ijab qabul adalah
perniagaan yang berlaku
perbuatan yang
dengan suka sama-suka di
menunjukkan kesediaan dua
antara kamu. Dan janganlah
pihak untuk menyerahkan
kamu membunuh dirimu;
milik masing-masing
sesungguhnya Allah adalah
kepada pihak lain dengan
Maha Penyayang kepadamu.
menggunakan perkataan
- Hadis Rasul yang diriwayatkan
atau perbuatan(Ahmad
oleh Imam Ahmad yang
Wardi Muslich, 2010:179).
artinya dari Rafi’ Ibn Khudaij
ia berkata; Rasulullah Saw Adapun rukun jual beli
ditanya oleh seseorang; apakah menurut mayoritas ulama
usaha yang paling baik wahai selain hanafiyah ada tiga
Rasulullah. Beliau menjawab atau empat yaitu pelaku
seseorang yang bekerja dengan transaksi (penjual dan
usahanya sendiri dan jual beli pembeli), objek transaksi
yang baik (dibenarkan oleh (barang dan harga),
syariat Islam). Hadis riwayat pernyataan (ijab dan qabul).
Ahmad.
- Hadis riwayat Ibn
7

Sedangkan menurut jumhur adalah orang yang sudah


ulama rukun jual beli itu ada baligh dan berakal.
empat yaitu: Minimal sudah mumayyiz
(dapat membedakan antara
Penjual
yang baik dan yang
Pembeli buruk). Kira- kira usianya
7 (tujuh) tahun. Anak-anak
Sigat (ijab dan qabul)
yang sudah mumayyiz
Ma‘qud ‘alayh (objek boleh melakukan jual beli.
akad). Misalnya, jual beli kue-
kue, buku tulis, pensil,
sabun, dan lain-lain.
Namun demikian, sesuatu
yang harganya
mahal,anak-anak tidak sah
jual belinya kecuali atas
izin orang tua atau
SYARAT JUAL BELI pengampunya. Misalnya,

Pengertian syarat adalah jual beli rumah, mobil,

sesuatu yang bukan tanah pekarangan dan lain-

merupakan usnur pokok lain.

tetapi adalah unsur yang - Atas kehendak sendiri,

harus ada di dalamnya. Jika bukan karena paksanaan

ia tidak ada, maka perbuatan orang lain. Jika dipaksa

tersebut dipandang tidak oleh orang lain , jual

sah. Misalnya; suka sama belinya tidak sah. Jika

suka merupakan salah satu seorang penjual memaksa

syarat sahnya jual beli. Jika orang lain untuk membeli

unsur suka sama suka tidak barang dagangannya

ada, jual beli tidak sah dengan ancaman senjata

menurut hukum. Syarat- tajam atau lainnya, tidak

syarat sahnya jual beli sah jual belinya. Ketentuan

adalah sebagai berikut : ini, sesuai dengan hadis


Rasul yang mengatakan
- Penjual dan pembeli bahwa jual beli itu harus
8

dilaksanakan atas dasar babi, bangkai, minuman


suka sama suka. keras, ganja dan lain-lain.
- Penjual dan pembeli Jika sesuatu itu
haruslah minimal 2 (dua) bermanfaat, boleh
orang, dan tidak sah jual diprjualbelikan.Misalnya,
beli sendirian. jual beli kotoran binatang
- Barang yang dijual untuk pupuk tanaman,
haruslah milik sempurna ( bangkai hewan (hewan
milik sendiri). Tidak sah yang mati tidak
jual beli jika barang yang disembelih) untuk praktek
dijualnya, bukan miliknya kedokteran dan lain-lain.
sendiri tetapi milik orang - Barang yang
lain kecuali ada diperjualbelikan haus
pendelegasian hak dengan diperoleh dengan cara
memberikan kuasa yang halal. Tidak sah jual
kepadanya. beli barang hasil
- Barang yang dijual harus rampokan, pencurian,
jelas wujudnya dan dapat korupsi dan lain-lain.
diserahkan. Jika seseorang Ketentuan ini didasarkan
menjual kepada orang lain kepada hadis Nabi yang
ikan yang dalam kolamnya menyatakan bahwa sesuatu
atau ikan yang ada yang tumbuh atau
dalam sungai,hukumnya dibesarkan dengan cara
tidak sah. yang haram, maka
- Barang yang dijual harus nerakalah tempatnya yang
suci zatnya menurut paling cocok. Hadis
syara’.Tidak sah jual beli riwayat Ahmad
sesuatu yang haram
zatnya. Misalnya, jual beli

HASIL DAN PEMBAHASAN hanya mengetahui tentang jual


beli secara garis besarnya saja.
Sebelum dilaksanakan program
Bahkan masyarakat desa karta
Sosialisasi tentang jual beli dalam
raharja tidak mengetahui hukum,
persepektif islam, masyarakat
rukun, dan syarat dalam jual beli
9

dalam islam. Mereka hanya KESIMPULAN


mengetahu jual beli berdasarkan
Dengan dilaksanakan program
kebiasaan yang mereka lakukan
Sosialisasi tentang jual beli dalam
dalam bertransaksi jual beli. Saat
islam, masyarakat yang
penulis melaksanakan program
sebelumnya hanya mengetahui
sosialisasi dan menerangkan
jual beli secara garis besar kini
secara mendetail tentang jual beli
telah mengetahui jual beli dalam
dalam islam masyarakat desa
islam secara spesifik. Bahkan
karta raharja bingung karena
masyarakat desa karta raharja
banyak yang masih asing dan
mulai menerapkan jual beli dalam
tidak paham mengenai hukum,
islam karena mereka mudah
rukun, dan syarat jual beli dalam
memahami ketika penulis
islam. Bahkan masyarakat tidak
menjelaskan dan memberi contoh
tahu apa itu “akad”, “sighat”
berdasarkan dengan kegiatan
dalam jual beli dalam islam.
sehari-hari sehingga dapat
Keadaan masyarakat setelah menmicu antusias dan minat
sosialisasi tentang jual beli dalam masyarakat. Masyarakat perlu
islam sangat antusias, karena banyak penyuluhan guna memberi
masyarakat desa karta raharja keterbukaan informasi mengenai
mengetahui dan paham secara jual beli dalam islam.
mendetail tentang jual beli dalam
islam. Masyarakat mulai
menerapkan sistem jual beli SARAN
dalam islam. Masyarakat pun
Bedasarkan uraian tersebut
mulai berdagang dengan jujur,
masyarakat desa karta raharja
tidak melakukan kekurangan
harus lebih meningkatkan lagi
dalam timbangan karena telah
sumber informasi dalam
mengetahui hukum dari jual beli
mengetahui lebih luas tentang jual
dan mengurangi timbangan.
beli dalam islam. Masyarakat
Alhamdulillah.
masih perlu arahan dan
penyuluhan dalam memahami
transaksi-transaksi dalam islam
agar masyarakat tidak salah
kaprah dalam memahami dan
10

mempraktekkan transaksi jual beli Kencana Prenada Media Group,


dalam islam. 2012.

Nasrun Haruen, Fikih


Mu’amalah, Jakarta: Gaya
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, 2000.
Abd. Hadi, Dasar-dasar Hukum
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XII,
Ekonomi Islam. CV. Putra Media
Terjemahan Kamaluddin A.
Nusantara, 2010.
Marzuki.
Ahmad Mujahidin, Kewenangan
Siti mujiatun, 2013, ‘jual beli
dan Prosedur Penyelesaian
dalam persepektif islam: salam
Sengketa Ekonomi Syariah di
dan istishna’, jurnl riset akuntansi
Indonesia. Bogor: Ghalia
dan bisnis, vol. 13, no. 2, hh 202-
Indonesia, 2010.
205
Ahmad Wardi Muslich, Fikih
Sohari Sahrani, Fikih
Mu’amalah. Jakarta: AMZAH,
Mu’a>malah, Bogor: Ghalia
2010.
Indonesia, 2011.
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar
Wahbah az-Zuhaili, Fikih Islam
Fikih Mu’a>malah, Yogyakarta:
Wa AdillatuhuI jilid 5 terj, 29.
Pustaka Pelajar,2008.

Mardani, Fikih Ekonomi Syariah


Fikih Mu’amalah. Jakarta:
11

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Siti Badriyah

NPM : 1751040108

Fakultas/Program Studi : FEBI/Manajemen Bisnis Syariah

Universitas : UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Kelompok KKN DR : 73

Dosen Pembimbing Lapangan : DINDA FALI RIFAN, M.Ak

Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan/artikel yang saya sertakan


dalam Laporan Pelaksanaan KKN DR Berbasis Keilmuan adalah benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum pernah
dimuat di manapun.

Apabila di kemudian hari ternyata tulisan/artikel saya tidak sesuai dengan


pernyataan ini, maka secara otomatis tulisan/artikel saya dianggap gugur.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Yang menyatakan

Karta raharja, Agustus 2020

Siti Badriyah

Anda mungkin juga menyukai