16 Agustus 2022
Kamis, 27 Mei 2021
Laporan Kasus
NASAL VESTIBULITIS
Oleh:
PPDS IK THT-KL
Pembimbing:
2022
i
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
2.4 Tatalaksana.........................................................................................6
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................................23
BAB 5 RINGKASAN..........................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
terapi dari nasal vestibuli supaya mencegah komplikasi yang dapat
meningkatkan mortalitas pasien.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Nasal Vestibulitis (NV) adalah sebuah infeksi lokal pada bantalan rambut
vestibulum nasi, yang disebabkan paling sering oleh Staphylococcus aureus (S.
aureus). Kejadian NV dihubungkan dengan trauma minor lokal seperti kebiasaan
mencabut bulu hidung, kebiasaan mengorek hidung, mengeluarkan udara dari
hidung yang terlalu kencang, dan pada pasien dengan terapi topikal steroid
hidung sebagai mekanisme masuknya infeksi.(1) S. aureus dapat ditemukan pada
beberapa bagian tubuh seperti kulit, rektum, vagina, saluran pencernaan dan
aksila, serta nares anterior sebagai tempat utama dari bakteri S. aureus. S.
aureus dapat masuk dan berkontak dengan mukosa nasal kemudian berinteraksi
dengan ligan sel epitelial. Epitel pada vestibulum nasi atau nares bagian anterior
merupakan habitat dari S. aureus.(6) Karier S.aureus dengan kolonisasi nasal
yang tinggi ditemukan pada tenaga kesehatan, pasien dengan kondisi
dermatologis atau diabetes mellitus, dan pada pasien yang melakukan
hemodialisis.(7)
NV diderita pada pasien di semua rentang usia, penelitian retrospektif
pada 118 kasus di Israel menunjukkan hasil rata-rata usia pasien yang terkena
NV adalah 44 tahun (dengan rentang usia 8-96 tahun), mayoritas pasien
merupakan individu sehat, 12 pasien mempunyai riwayat diabetes, 3 pasien
memiliki kondisi immunocompromised yang terdiri dari 1 pasien dengan chronic
myeloid leukimia (CML), 1 pasien dengan systemic lupus erythematosus dan 1
pasien dengan sindrom anti-phospholipid antibodi. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2
dapat menyebabkan disfungsi imun yang kemudian membuat rentan untuk
terjadi infeksi. Pasien dengan diabetes terutama pada DM yang tidak terkontrol
mengalami kondisi hiperglikemia pada tubuhnya. Keadaan hiperglikemia pada
tubuh dapat menyebabkan disfungsi imun, gangguan fungsi neutrofil, penurunan
sistem antioksidan dan fungsi imunitas humoral, penyakit mikro- dan
makrovaskular, serta neuropati. Penelitian yang dilakukan di Denmark
menunjukkan hasil yaitu peningkatan angka Diabetes Complications Severity
Index berbanding lurus dengan meningkatnya resiko terjadinya infeksi.(8)
5
Pada beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Ruiz et al. dan
Rake et al. ditemukan insiden NV yang signifikan pada pasien dengan
kemoterapi. Ruiz et al. memaparkan efek samping yang paling sering muncul
dari terapi pasien kanker terutama dengan obat EGFRI, yaitu erlotinib,
cetuximab, afatinib, pertuzumab dan panitumumab, adalah NV.(7)
2.4 Tatalaksana
Terapi topikal pada kasus ringan dengan infeksi kulit lokal terbukti
adekuat. Pada tahap awal infeksi pada NV dapat diberikan krim atau salep
antibiotik yang bisa dibeli secara bebas di apotik seperti neomycin, polymyxin
dan bacitracin diberikan dua kali sehari. Pada pasien yang menunjukkan respon
kurang baik pada pemberian neomycin, polymyxin dan bacitracin, berespon baik
terhadap mupirocin. Banyak penelitian yang merekomendasikan penggunaan
mupirocin topikal pada kasus NV karena menunjukkan hasil yang memuaskan.
Terapi antibiotik sistemik diberikan ketika terdapat tanda infeksi yang lebih difus.
Antibiotik parenteral Cefoperazone sulbactam dan vancomycin efektif dalam
pengobatan infeksi oleh S. aureus.(10) Penelitian yang dilakukan oleh Ullas et al.
menunjukkan pasien NV dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol
cenderung beresiko untuk berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius
dalam waktu yang relatif cepat hingga membutuhkan pertimbangan matang
untuk melakukan pendekatan tindakan bedah. Pendekatan yang lebih agresif
perlu dipertimbangkan terutama pada pasien immunocompromised dan atau
pasien dengan faktor risiko.(11)
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Tn. B Identitas Ny. Y
58 tahun Usia 38 tahun
Malang Alamat Lawang
11545359 No. RM 115435046
Purnawirawan Pekerjaan Tidak bekerja
CN D/S:
Hiperemi -/-
Edema -/-
Sekret -/+ pus
tampak nanah pada CN D/S:
septum nasi D/S, Hiperemi -/- 10
vestibulum nasi: luka Edema -/-
menggaung (+), Sekret -/+ pus
perforasi sde tampak krusta pada CN S/
Vestibulum S/: tampak Vestibulum S/: tampak
hiperemi +, edema + , hiperemi +, edema + ,
fistula -, pus – fistula +, pus +
Tenggorok
R/ labia superior :
hiperemi + edema +
indurasi +
Faring:
Hiperemi –
Granul –
Tonsil:
T1 – T1
Kripta lebar -/-
R/ labia superior :
hiperemi + edema +
indurasi +
Telah dilakukan test
pungsi pada labia : PUS
+
Faring:
Hiperemi –
Granul –
Tonsil:
T1 – T1
Kripta lebar -/-
Kepala Leher
11
Kesimpulan:
Aorta dilatasi dan Aorta
Kesimpulan: Normal
Sklerosis
29-07-2022 Hasil Lab 28-07-2022
Hb/Leu/Hct/Plt Hb/Leu/Hct/Plt
16.7/9.640/49.4/ 7.8/21.660/22.3/
255.000 392.000
PPT/APTT/INR PPT/APTT/INR
10.5/24.2/1.01 10.5/38.4/1.01
GDS/Ur/Cr GDS/Ur/Cr
498/41.1/0.65 711/97.5/3.72
OT/PT/Alb OT/PT/Alb
11/9/4.17 9/22/3.52
Na/K/Cl Na/K/Cl
134/4.41/107 124/4.84/98
Planning : 13
Planning: Ramipril 0-0-10 mg,
Po Amlodipin 5mg nifedipine 10 mg-0-0
–0–0 Usul konsul IPD
Pasien akan kami Tindakan ~TS leader
raber jika keluarga Pasien kami raber
dan TS setuju
Assessment: Konsul Anestesi Pada prinsipnya kami siap
ASA 3 E membantu pada pasien ini,
DM type II asal TS dan keluarga siap
Uncontrolled (GDS dengan segala resiko
164)
HT st I Planning :
uncontrolled (TD KIE sd DOT
149/78) Pastikan kecukupan
HF st B FC II euvolemia
Pastikan akses IV
Planning: lancar
Pada prinsipnya Regulasi GDS dengan
kami siap menggunakan insulin
membantu syringe, target GDS <
tindakan anestesi 200, cek GDS / jam
pada pasien bila Transfusi PRC 1 labu
keluarga dan TS sambal menunggu OK,
setuju dengan Sedia 1 PRC
segala risiko Koreksi Hiponatremia
KIE 124 dengan NACl 3%
Pasang IV line 2 684 cc dalam 18 jam,
jalur, pastikan 38 cc/jam target
lancar Na>130
Rehidrasi cairan ACC dengan GA
NS 500 cc intubasi Post op ICU
Post op HCU Back up tracheostomy
jika intubasi gagal
Pro Debridement + Rencana Terapi Pro Insisi drainase
Eksplorasi kantong abses-GA di OK IGD
abses-GA di OK Lantai 4, Jumat, 29
IGD lantai 4, Juli 2022
Sabtu, 30 Juli Diet 1700 kkal / hari ~
2022 TS IPD
IVFD NS 20tpm Drip rapid action
IV ceftazidim 2 x insulin 0.1 IU / jam - 7
1gr (H1) IU / jam ~ TS IPD
IV Metronidazole 3 IVFD Wida KN 500
x 500mg (H1) cc / 24 jam selama
IV Ketolorac 3 x drip insulin ~TS 14IPD
30mg Transfusi PRC 1 labu
IV Ranitidine 2 x sambal menunggu OK,
50mg Sedia 1 PRC ~TS
Po Amlodipin 5mg Anestesi
– 0 – 0 ~ TS IVFD NACl 3% 684 cc
Cardio dalam 18 jam, 38
SC Insulin Rapid cc/jam target Na>130
acting atau ~TS Anestesi
pertimbangkan IV amipisilin sulbactam
Regulasi Insulin 2 x 1.5 gr (H1)
cepat 0,1 IV metronidazole 3 x
iu/kgBB/jam dan 500 mg (H1)
monitor GDS/jam ~ PO lansoprazole 1 x
TS IPD
30 mg
KIE
PO parasetamol 3 x 1
gr
PO captopril 3 x 20 mg
~ TS IPD
PO Ramipril 0-0-10 mg
~ TS Cardio
PO nifedipine 10 mg-
0-0 ~ TS Cardio
HD bila ada indikasi ~
TS IPD
SP +, sitemark +,
lembar transfer +
KIE
PMo: S, VS,
Perluasan infeksi
30-07-2022 GDS Pre-operasi 29-07-2022
Rehidrasi NS 1000 ml → 17.00 : 451 mg/dL
GDS POCT: 214 mg/dL
Inj Novorapid 6 IU →
GDS POCT: 166 mg/dL
30-07-2022 Laporan operasi 29-07-2022
CN D/:
Hiperemi -
Edema -
Sekret –
CN S/
Terpasang drain
handscoen 2 buah, 1 dari
nasal floor CN S/ kearah
labia superior- ke arah
sulcus gingivobuccal di
CN D/S: proyeksi M1; 1 buah dari
Perforasi pada daerah insisi kearah tip
vestibulum D/ + nose dan daerah
Terpasang drain vestibulum D/.
handscoen pada
vestibulum
Tampak vestibulum
perforasi menjadi 1
ruang pada CN D/S
Hiperemi + berkurang,
pus -, indurasi minimal,
fluktuasi -
R/ labia superior :
R/ labia superior : hiperemi + edema +
hiperemi + minimal, indurasi +,fistula +
edema +, indurasi + Faring:
Hiperemi –
Granul –
Tonsil:
T1 – T1
Kripta lebar -/-
CN D/:
Hiperemi -
Edema -
CN D/S: Sekret –
Perforasi pada CN S/
vestibulum D/ + Terpasang drain
Terpasang drain handscoen 2 buah, 1 dari
handscoen pada nasal floor CN S/ kearah
vestibulum labia superior- ke arah
sulcus gingivobucal di
Tampak vestibulum
proyeksi M1; 1 buah dari
perforasi menjadi 1
daerah insisi kearah tip
ruang pada CN D/S
nose dan daerah
Hiperemi + berkurang, vestibulum D/.
pus -, indurasi minimal,
fluktuasi -
R/ labia superior :
hiperemi + minimal,
edema + berkurang,
indurasi - R/ labia superior :
hiperemi + edema +
indurasi +,fistula +
Faring:
Hiperemi –
Granul –
Tonsil:
T1 – T1
Kripta lebar -/-
02-08-2022 Post operasi H 3 01-08-2022
Dorsum Nasi
Hiperemi (+ berkurang),
20
induratif (+ berkurang)
CN D/:
Hiperemi + berkurang
Edema -
CN D/S: Sekret -; krustae pada sisi
Perforasi pada media anterosuperior
vestibulum D/ + vestibulum +
Tampak vestibulum CN S/:
perforasi menjadi 1 Luka insisi pada daerah
ruang pada CN D/S marginal medial dari
Hiperemi -, pus -, vestibulum S/ menyatu
indurasi -, fluktuasi – bekas kantung abses
kearah vestibulum D/ dan
Aff drain handschoen tip op nose, pus minimal
Luka insisi pada anterior
R/ labia superior : nasal floor, menyatu
hiperemi -, edema + dengan fistula labialis
minimal, indurasi - superior S/ dan kearah
sulcus ginggivobucal S/
diatas M2, pus minimal
R/ labia superior :
hiperemi + edema +
indurasi -,fistula +
sepanjang + 3cm dengan
dasar mukosa kekuningan
pus minimal
Faring:
Hiperemi –
Granul –
Tonsil:
T1 – T1
Kripta lebar -/-
Dorsum Nasi
Hiperemi (+ berkurang),
induratif (+ berkurang)
CN D/:
Hiperemi + berkurang
Edema -
Sekret -; krustae pada sisi
media anterosuperior
vestibulum +
CN S/:
Luka insisi pada daerah
marginal medial dari
vestibulum S/ menyatu
bekas kantung abses
kearah vestibulum D/ dan
tip op nose, pus minimal
Luka insisi pada anterior
nasal floor, menyatu
dengan fistula labialis
superior S/ dan kearah
sulcus ginggivobucal S/
diatas M2, pus minimal
Post Operasi H 5
22
Dari pemeriksaan fisik pasien pria ditemukan sekret purulen atau pus
23
pada septum nasi dextra dan sinistra, vestibulum sinistra tampak hiperemis dan
edema. Pada regio labia superior terlihat hiperemis, edema dan terlihat ada
indurasi. Pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 498 mg/dL dan Natrium 134
mmol/L. Pemeriksaan fisik pasien wanita ditemukan sekret purulen atau pus
disertai krusta pada cavum nasi sinistra, vestibulum sinistra tampak hiperemis,
edema, terdapat pus dan fistula. Pada regio labia superior terlihat hiperemis,
edema, terdapat indurasi, dan dilakukan tes pungsi labia terdapat pus.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 7.8 g/dL, leukosit 21.600
sel/mL, apTT 38.4, GDS 711 mg/dL, Ureum 97.5 mg/dL, Kreatinin 3.72 mg/dL,
dan Natrium 124 mmol/L.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kemerahan dan bengkak, kemudian
ditemukan nyeri hebat pada manipulasi ujung hidung. Pada kondisi ini, eritema
dan edema yang disertai nyeri hebat pada ujung hidung disebut dengan Rudolph
sign. Krusta kuning tebal pada septum nasi merupakan temuan khas. Tanda dan
gejala sistemik tidak khas, biasanya disertai demam dan leukositosis. NV
terkadang disertai dengan selulitis pada wajah dan pembentukan abses yang
memerlukan tindakan drainase. Computerized tomography (CT-Scan)
merupakan pilihan untuk pemeriksaan radiologi pada pasien NV, namun pada
stadium awal abses orbital, ultrasonografi lebih dibutuhkan.(1)
Pasien pria dilakukan tindakan Debridement dengan eksplorasi kantong
abses vestibulum dan biopsi jaringan, untuk terapi antibiotik diberikan Ceftazidim
intravena 2 x 1 gram dan Metronidazole intravena 3 x 500 mg. Pasien wanita
dilakukan tindakan insisi drainase abses dan evaluasi nasoendoskopi serta terapi
antibiotik Ampisilin Sulbactam intravena 2 x 1.5 gram dan Metronidazole
intravena 3 x 500 mg. Menurut teori, pada tahap awal infeksi pada NV dapat
diberikan krim atau salep antibiotik yang bisa dibeli secara bebas di apotik seperti
neomycin, polymyxin dan bacitracin diberikan dua kali sehari. Banyak penelitian
yang merekomendasikan penggunaan mupirocin topikal pada kasus NV karena
menunjukkan hasil yang memuaskan. Antibiotik parenteral Cefoperazone
sulbactam dan vancomycin efektif dalam pengobatan infeksi oleh S. aureus.(1)
Penelitian yang dilakukan oleh Ullas et al. menunjukkan pasien NV dengan
diabetes mellitus yang tidak terkontrol cenderung beresiko untuk berkembang
menjadi komplikasi yang lebih serius dalam waktu yang relatif cepat hingga
membutuhkan pertimbangan matang untuk melakukan pendekatan tindakan
bedah.(11)
BAB 5
RINGKASAN
26
DAFTAR PUSTAKA
3. Sobiesk JL, Munakomi S. Sobiesk JL, Munakomi S. Anatomy, Head and Neck, Nasal
Cavity. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544232/. In.
4. Wertheim HF, Melles DC, Vos MC. The role of nasal carriage in Staphylococcus
aureus infections. The Lancet Infectious Diseases. 5(12):751–62.
5. MacArthur FJ, McGarry GW. The arterial supply of the nasal cavity. European
archives of oto-rhino-laryngology : official journal of the European Federation of Oto-
Rhino-Laryngological Societies (EUFOS) : affiliated with the German Society for Oto-
Rhino-Laryngology - Head and Neck Surgery. 274(2):809–15.
6. Sakr A, Brégeon F, Mège JL, Rolain JM, Blin O. Staphylococcus aureus Nasal
Colonization: An Update on Mechanisms, Epidemiology, Risk Factors, and
Subsequent Infections. Front Microbiol. 2018 Oct 8;9:2419.
7. Ruiz JN, Belum VR, Boers-Doets CB, Kamboj M, Babady NE, Tang YW, et al. Nasal
vestibulitis due to targeted therapies in cancer patients. Support Care Cancer. 2015
Aug;23(8):2391–8.
8. Luan CW, Tsai MS, Liu CY. Increased Risk of Nasal Septal Abscess After
Septoplasty in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. The Laryngoscope.
131(8):2420–5.
11. Ullas G, Vishwas KV. A Novel Surgical Approach to Nasolabial Fistula. Indian J
Otolaryngol Head Neck Surg.
12. Cathcart-Rake E, Smith D, Zahrieh D, Jatoi A, Yang P, Loprinzi CL. Nasal vestibulitis:
an under-recognized and under-treated side effect of cancer treatment? Support
Care Cancer. 2018 Nov;26(11):3909–14.
27