Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

MENGGANTI TIROT PADA MOBIL HIJET TAHUN 1984


DI BENGKEL TOHA PUTRA AUTOMOTIVE PURBALINGGA

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI BENGKEL TOHA PUTRA AUTOMOTIVE

Disusun Oleh :
FIKI HERMAWAN
NIS. 1717

TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMATIF


SMK NEGERI 1 KEJOBONG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Topik Pembahasan : Mengganti Tirot
Tempat PKL : Toha Putra Automotive Purbalingga
Yang telah dilaksanakan oleh
Nama : Fiki Hermawan
Kelas : XI TKRO 1
NIS : 1717
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Ditulis sebagai syarat pemenuhan nilai pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja


Lapangan.

Menyetujui
Kepala Kompetensi Keahlian Pembimbing Sekolah

Imam Nur Cahyanto, S.Pd. Imam Nur Cahyanto, S.Pd.


NIP. 19930616 202221 1 005 NIP. 19930616 202221 1 005

Mengetahui
Kepala SMK N 1 Kejobong

Warindi, S.Pd.
NIP. 19650219 199203 1 005

ii
KATA PENGANTAR

Atas karunia Tuhan Yang Maha Esa,dan limpahan nikmat, rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini. Laporan ini penulis buat berdasarkan kegiatan praktik yang
dilakukan di Bengkel Toha Putra Automotive. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban penulis setelah meyelesaikan semua rangkaian kegiatan
Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya diujikan di depan Ketua Kompetensi
Keahlian untuk mendapat penilaian.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dapat berjalan lancar karena adanya
dukungan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Warindi, S.Pd selaku Kepala SMK N 1 Kejobong
2. Bapak Imam Nur Cahyanto, S.Pd. selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif
3. Bapak Kholidin Yasid selaku pimpinan Bengkel Toha Putra Automotive.
4. Bapak Wisnu selaku guru pembimbing dari sekolah
5. Bapak Yudi selaku pembimbing di Bengkel Toha Putra Automotive
6. Seluruh staff dan karyawan Bengkel Toha Putra Automotive
7. Dewan guru SMK N 1 Kejobong
8. Seluruh karyawan SMK N 1 Kejobong
9. Serta teman-teman/rekan yang sudah membantu menyelesaikan laporan.
Penulis menyadari akan kekurangan-kekurangan dalam pembuatan laporan
ini yang harus dibenahi,oleh karena itu penulis mengharapkan masukan,kritik,dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini di masa
mendatang. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan. Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Purbalingga, 14 Mei 2022


Penyusun,

iii
Fiki Hermawan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan................................................... 2
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................. 2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN................................................................ 3


A. Identitas....................................................................................... 3
B. Sejarah ........................................................................................ 3
C. Struktur Organisasi...................................................................... 3
D. Prosedur Pelayanan / Pola Kerja................................................. 4
E. Lay Out........................................................................................ 5

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK......................................................... 6


A. Deskripsi Topik Pembahasan...................................................... 6
B. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan............................... 12
C. Alat dan Bahan............................................................................ 12
D. Proses Pelaksanaan Praktik......................................................... 13
E. Faktor Pendukung Dan Penghambat........................................... 15
F. Tes Kerja/Hasil............................................................................ 15

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 16
A. Kesimpulan.................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.3 Tampilan Winbox.............................................................................. 7


Gambar 2.3 Menambahkan ip address................................................................. 7
Gambar 2.3 Membuat route di mikrotik................................................................ 8
Gambar 3.3 Setting DNS server di mikrotik.......................................................... 8
Gambar 4.3 Pembuatan NAT di mikrotik.............................................................. 9
Gambar 5.3 Setting Nat di mikrotik...................................................................... 9
Gambar 6.3 Tampilan firewall mikrotik................................................................ 9
Gambar 7.3 Pengaturan network and sharing center........................................... 10
Gambar 8.3 Tampilan terconnect dengan internet............................................... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu lulusan yang meliputi
kemampuan kerja dan sikap professional serta jumlah lulusan dengan
kebutuhan lapangan kerja, Department Pendidikan Nasional menempuh
kebijakan untuk menyelenggarakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dengan Sistem Ganda.
Pembelajaran berbasis aktifitas yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik sesuai tuntutan
keterampilan abad 21 kreatif, berfikir, kritis, penyelesaian masalah, kolaborasi
dan komunikasi.
Proses Pembelajaran di dunia kerja (IDUKA) disebut dengan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan
kompetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di
bidangnya melalui pembimbingan praktik.
Profil Lulusan SMK yang dituntut oleh dunia industri antara lain:
1. Beriman, bertaqwa, dan berbudi pekerti luhur.
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara
berkelanjutan.
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki
ketrampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik
untuk bekerja pada pihak lain atau berwirausaha.
5. Berkontribusi dalam pembangunan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.

B. TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

vi
Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain:
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan
(internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses
dan hasil kerja.
2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja menghadapi tuntutan pasar kerja global.
3. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai
kebutuhan standar Kompetensi Lulusan.
4. Mengaktualisasi penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
antara SMK dan Institusi Pasangan (IDUKA), memadukan secara
sistematis dan sistematik program pendidikan di SMK dan program latihan
di dunia kerja (IDUKA).

C. MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta antara lain:
1. Untuk membekali diri dengan pengalaman dunia kerja sebagai bekal
dimasa yang akan datang
2. Untuk mendapatkan dan menerapkan ilmu yang sudah diperoleh disekolah
3. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa untuk melakukan
tugas dalam memasuki dunia kerja
4. Memantapkan dan memperluas proses penyerapan dan teknologi baru
dilapangan kerja
5. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam Dunia Industri.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

vii
A. Identitas
Nama DU/DI : Bengkel Toha Putra Automotive
Nama Pimpinan / Pemilik : Kholidin Yasid
Alamat DU/DI : Desa Larangan RT. 04/05
Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga
Provinsi Jawa Tengah
Jumlah Karyawan :2
Jam Kerja : 07.30 WIB - 17.00 WIB

B. Sejarah
Bengkel Toha Putra Automotive berdiri pada tahun 1990, pendiri
bengkel utama adalah Bapak Toha. Awalnya beliau hanya lulus SMP saja
karena dari keluarga beliau keluarga yang tidak mampu dan akhirnya Bapak
Toha kursus montir mobil di Purwokerto selama 3 bulan dan setelah selesai
beliau bekerja sebagai sopir bus dan pada tahun 1990 akhirnya beliau sudah
mahir dan cukup memiliki modal dan beliau membuat bengkel sendiri
disamping rumahnya. Akhirnya Bapak Toha mendirikan bengkel “Bengkel
Toha Putra Automotive”.

C. Struktur Organisasi

Kepala Bengkel
Kholidin Yazid

Mekanik
Yudi
Agus

Tugas kepala bengkel dan mekanik


1. Kepala Bengkel
a. Memeriksa kendaraan yang akan diservis

viii
b. Menyerahkannya ke mekanik, jika keluhannya berat akan dilakukan
oleh kepala bengkel.
c. Mengecek kembali mobil yang baru diservis
2. Mekanik
a. Melakukan servis yang telah diperintahkan kepala bengkel
b. Setelah mobil selesai diservis, mekanik melapor kepada kepala
bengkel untuk dilakukan pengecekan ulang.

D. PROSEDUR PELAYANAN/POLA KERJA


1. Customer masuk ke bengkel dan menemui kepala bengkel, setelah itu
kepala bengkel menanyakan keluhan pada customer.
2. Setelah itu diperiksa oleh kepala bengkel mana yang menjadi keluhannya
dan menyerahkannya kepada mekanik.
3. Saat mobil di servis, customer dipersilahkan menunggu di ruang tunggu.
4. Setelah mobil selesai diservis, mekanik melapor ke kepala bengkel.
5. Dan setelahnya kepala bengkel melakukan pemeriksaan kembali atau
pengecekan ulang sebelum diserahkan kepada customer. Apabila dirasa
sudah benar, customer disuruh pergi ke ruang pembayaran untuk
melakukan pembayaran.
6. Setelah itu kepala bengkel menyerahkan kembali mobil yang sudah
diservis.

E. LAY OUT

Tempat
Gudang Mencuci

ix
WC
Tempat
Kerja
Mushola

Ruang
Tunggu

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK

A. DESKRIPSI TOPIK PEMBAHASAN


GANTI TIROT MOBIL HIJET TAHUN 1984

x
Materi Sistem Kemudi

1. Pengertian Sistem Kemudi (Steering System)


Sistem kemudi terdiri dari komponen-komponen yang berfungsi
memberikan kendali kepada pengemudi memutar kemudi untuk
menentukan gerak arah roda depan pada kendaraan. Dengan artian sistem
kemudi adalah suatu sistem yang mentransmisikan gerak kendali dari
pengemudi menuju roda kemudi ke depan, dan juga terkadang bagian roda
belakang.
2. Fungsi Sistem Kemudi (Steering System)
Fungsi keseluruhan dari Sistem kemudi belum banyak berubah
sejak awal ditemukannya mobil. Fungsi utama sistem kemudi adalah
memungkinkan pengemudi memandu gerak roda kendaraan saat
kendaraan digerakkan lurus ke depan dan juga saat belok.
Sistem kemudi juga harus memungkinkan pengemudi untuk
memiliki umpan balik melalui lingkar kemudi terhadap kondisi permukaan
jalan. Sistem kemudi harus membantu pertahankan kontak ban-ke-jalan
yang benar. Untuk ban maksimal Hidup, sistem kemudi harus menjaga
sudut yang tepat antara ban baik selama belokan dan lurus ke depan
menyetir. Sopir harus bisa menyalakan kendaraan dengan sedikit usaha,
tapi tidak mudah sehingga sulit dilakukan kontrol.
3. Komponen-komponen Sistem Kemudi (Steering System)
Semua sistem kemudi terdiri dari beberapa komponen-komponen
yang umum.  Setiap sistem kemudi, tidak peduli tipe apa, akan memiliki
roda kemudi, poros kemudi dan kolom, fleksibel coupler, sendi universal,
lengan kemudi, dan soket bola.  Komponen-komponen  ini dibahas di
bawah ini.

a. Roda Kemudi  (Steering Wheel)


Pengertian roda kemudi (steering wheel) adalah suatu bagian
yang digerakkan oleh pengemudi untuk mengendalikan gerak arah
roda kendaraan. Roda kemudi klasik dulu terbuat dari kayu, besi, dan
plastik keras yang berdiameter.

xi
Roda kemudi modern umumnya empuk. Paling roda kemudi
memiliki dua atau tiga jari atau pusat besar bagian yang
menghubungkan bagian roda kemudi ke hub. Untuk mencegah slip
pada hub kemudi (steering hub) memiliki internal splines (rigi-rigi),
yang cocok dengan rigi-rigi luar (splines eksternal ) pada poros
kemudi.
Beberapa poros dan roda kemudi memiliki spline master (rigi-
rigi utama), yang lebih besar dari yang lain. Master spline mencegah
pemasangan roda pada posisi yang salah. 
Ukuran Lingkar Roda Kemudi
Ukuran roda kemudi memiliki efek pada usaha dikeluarkan
oleh pengemudi untuk mengendalikan arah gerak roda depan
kendaraan. Semakin besar diameter roda kemudi, semakin sedikit
usaha yang dibutuhkan untuk mengubahnya. 
Hal ini karena momen yang dihasilkan untuk menggerekan
poros kemudi adalah gaya dari tangan pengemudi saat menggerakkan
roda kemudi dikali pandang radius atau jari-jari kemudi.  Jadi semakin
besar ukuran lingkaran kemudi maka gaya tangan yang dibutuhkan
semakin ringan. 
Namun, kemudi terlalu besar juga akan memperkecil ruang
gerak pengemudi, oleh karena itu diperlukan tenaga tambahan untuk
menambahnya, yaitu dengan sistem power steering dari tenaga hidrolik
atau juga dengan elektrik. Jadi diameter kemudi dapat disesuaikan
sesuai kenyaman pengemudi.

xii
Kelengkapan yang Terdapat Pada Sistem Kemudi

1) Klakson (Horn)
Klakson atau horn selalu terpasang roda kemudi. Karena
jika pengemudi ingin mengingatkan pengendaraa lain maka
pengemudi bisa langsung menekan klakson dengan mudah.
Tombol klakson juga berukuran lebar dan terbuat dari bahan karet
yang lentur. sehingga mudah menekannya.
2) Kantung Udara (Air Bag)
Pada kebanyakan kendaraan model akhir, bagian tengah
roda kemudi juga berisi kantung udara (Air Bag), Gambar berikut
Kantong udara adalah istilah umum diberikan pada perangkat yang
mengembang untuk melindungi penghuni kendaraan saat tabrakan.
Kantong udara mengembang dengan cepat (dalam waktu 1/10
detik) jika kendaraannya menyala terlibat dalam tabrakan.
Selain kantung udara yang terpasang di kemudi, Banyak
kendaraan memiliki kantong udara tambahan yang dipasang di
dashboard di sisi penumpang kendaraan. Beberapa Kendaraan modern
dilengkapi dengan kantong udara samping, yang akan dipasang jika
kendaraan dipukul dari samping.
Sebagian besar sistem kantong udara dirancang untuk
digunakan hanya jika Kendaraan tersebut terlibat dalam tabrakan
frontal (dalam a sejumlah derajat garis tengahnya). Selama dampak,
sensor dampak elektronik, yang sering Di bagian depan kendaraan,
kirim kantung udara modul kontrol yang telah terjadi tabrakan. Kontrol

xiii
modul kemudian mengirimkan arus ke kantong udara squib. Squib
menghasilkan panas, memicu zat yang mudah terbakar di dalam
kantong. 
Sebagai zat yang mudah terbakar terbakar, itu menciptakan
besar jumlah gas yang tidak berbahaya Gas mengembang dan
menyebabkan tas untuk mengembang. Kendaraan memiliki setidaknya
satu sensor benturan utama, seperti Juga sebagai sensor pengaman,
yang menegaskan adanya tabrakan terjadi. 
b. Kolom dan Poros Kemudi (Steering Columns and Shafts)
Poros kemudi dipasang di kolom kemudi. Di dalamnya terdapat
laher (bearing) yang digunakan untuk menahan poros pada posisi.
Rakitan poros dan kolom biasanya dilepas dan diganti.  
Didalam bagian, kita akan membahas masing-masing bagian
yang membentuk kolom kemudi dan poros perakitan. Desain poros
Poros kemudi modern terbuat dari dua bagian batang baja. Satu bagian
berongga dan yang lainnya padat.

Operasi dasar dan fungsi kolom kemudi  (steering columns)


tidak berubah sangat banyak; kolom memberi pengemudi kemampuan
untuk mengendalikan arah roda depan dan menyediakan beberapa
Leverage untuk membuat kemudi sedikit lebih mudah.
Kolom hari ini masih melakukan fungsi kemudi yang sama dan
masih memiliki kontrol untuk sistem atau komponen lain. Kendaraan
baru dijual diharuskan memiliki kemudi kolom yang bisa dilipat untuk
membantu mencegah cedera pengemudi jika terjadi tabrakan dari
depan.
c. Steering Couplers

xiv
Sebuah coupler steering fleksibel dipasang di bagian bawah
poros kemudi, tepat sebelum roda kemudi. Coupler ini memungkinkan
sedikit variasi dalam penyelarasan antara poros dan roda kemudi.
Selain itu, juga berfungsi menyerap getaran.

Terdapat disc coupler biasanya merupakan cakram karet fleksibel,


seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Poros kemudi terdapat yoke
yang terhubung ke disc coupler pada dua titik berlawanan satu sama
lain (180 ° terpisah). Yoke  lain terhubung ke disk pada 90 ° dari
koneksi poros. Yoke ini melekat pada tulisan rintisan poros yang
mengarah ke roda kemudi, atau mungkin terpasang ke poros kemudi
menengah.
Pada rubber disc dikirim untuk membalikkan usaha sambil
menyerap getaran kecil dari bagian lain dari sistem kemudi. Lengan
yang dirancang untuk menyediakan koneksi jika kopling fleksibel
rusak. Beberapa kendaraan dengan satu atau lebih sambungan
universal tidak digunakan sebuah coupler kemudi.

d. Steering Universals

xv
Pada banyak mobil baru, tidak ada jarak cukup untuk
memungkinkan poros kemudi untuk membuat hubungan lurus dengan
roda kemudi. Karena itu, poros atas dan bawah Harus diimbangi
dengan penggunaan sendi universal. Pengemudian poros sambungan
universal memungkinkan poros untuk memutar dengan sudut yang
bervariasi.
Sendi universal terdiri dari satu persimpangan tengah menghubungkan
dua laitkan iap kuk terhubung ke satu bagian  poros kemudi.
Lengannya bisa berputar saat diputar. Ini memungkinkan garis tengah
poros kemudi berubah.
e. Adjustable Steering Columns (Pengatur Ketinggian Kolom
Kemudi)
Beberapa kolom kemudi dapat disesuaikan untuk mengubah
posisi kemudi. Adjustable steering Kolom membuat berkendara lebih
nyaman bagi orang yang lebih pendek atau lebih tinggi dari rata-rata.
Mengubah posisi roda kemudi dan dapat  juga membuat perjalanan
jauh lebih nyaman.
Pada roda kemudi tilt, kolom kemudi berada terpotong di
bagian atas dan bisa poros. Bagian atas Poros kemudi dilengkapi
dengan sambungan universal. Disana mungkin Jadilah bantalan ekstra
pada mekanisme kemiringan untuk mendukung lebih lanjut porosnya
kunci memegang kolom kemudi. 

xvi
Kunci pada kolom berfungsi melepaskan  saat pengemudi ingin
berubah posisi kemudi. Kolom kemudi teleskop dirancang sedemikian
rupa sehingga roda kemudi dapat dipindahkan baik ke arah atau jauh
dari supir. Bagian teleskop dari kolom kemudi

B. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Waktu praktik saya pada tanggal 23 April 2022
2. Tempat Praktik
Bengkel Toha Putra Automotive Jl. Raya Melung Timur Desa Larangan
RT. 04/05, Pengadegan, Purbalingga, Jawa Tengah

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tang, berfungsi untuk melepas kancing yang terdapat pada baut.
b. Kunci 14 pas ring, berfungsi untuk melepas baut yang terdapat pada
tirot
c. Treker ball joint, berfungsi untuk melepas tirot
d. Catok ragum, berfungsi untuk menjepit saat melepas tirot
e. Inpack, berfungsi untuk mengencangkan baut yang ada di treker ball
joint.
f. Kunci inggris, berfungsi menahan tirot saat pelepasan dan melepas
tirot.
g. Pipa paralon digunakan untuk melakukan spoiring
2. Bahan
a. Tirot

D. Proses Pelaksanaan Praktik


1. Pertama-tama melepas kancing dengan menggunakan tang dan melepas
baut menggunakan kunci 14 pas ring.

xvii
2. Setelah baut dilepas dilakukan pemasangan treker ball joint ke tirot.
Setelah treker terpasang lalu pasangkan inpack ke baut treker yang sudah
dipasang kunci sok 21. Setelah itu nyalakan inpak untuk mengencangkan
baut treker untuk melepas tirot

3. Setelah tirot lepas dilakukan penjepitan menggunakan catok ragum setelah


itu putar tirot menggunakan kunci inggris hingga longgar

4. Setelah longgar lepas tirot menggunakan tangan dan pasangkan tirot yang
baru dengan tangan juga.

xviii
5. Setelah itu dilakukan pemasangan kembali. Pasang baut dan kancing
seperti semula

6. Dan yang terakhir adalah dilakukan penspoiringan dengan menggunakan


pipa paralon.

E. Faktor pendukung dan Penghambat


1. Faktor Pendukung :

xix
a. Alat-alat sudah cukup lengkap di bengkel
b. Mekanik mengajar dengan baik
c. Banyaknya waktu yang diberikan
2. Faktor Penghambat :
a. Kurangnya alat untuk melakukan spoiring yang hanya menggunakan
pipa paralon

F. Tes Kerja / Hasil


Setelah selesai mengganti tirot dan spoiring, mekanik akan mengecek
kembali baut dan spoiring sebelum diserahkan ke pelanggan.

xx
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Praktik Kerja Industri dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. PRAKERIN berfungsi sebagai wahana penerapan peningkatan semua
pengetahuan dan ketrampilan serta peningkatan pemahaman wawasan
siswa terhadap dunia kerja, khususnya di bengkel
2. Pelaksanaan PRAKERIN dapat menambah ketrampilan dan wawasan serta
pengalaman sehingga siswa dapat menjadi tenaga kerja tingkat menengah
yang memiliki kualitas cukup memadai
3. Pelaksanaan PRAKERIN dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan
yang lebih luas tentang pekerjaan, khususnya di bengkel

B. Saran
1. Saran untuk Pihak Perusahaan / Bengkel
Untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang melakukan tugas
yang diberikan sehingga siswa tidak merasa bingung saat tidak tahu apa
yang dilakukan atau memberi contoh terlebih dahulu
2. Saran untuk Pihak Sekolah
a. Untuk para siswa yang akan melakukan PRAKERIN sebaiknya
terlebih dahulu dibekali ilmu agar para siswa tidak terlalu bingung
untuk melakukan PRAKERIN.
b. Sebaiknya pihak sekolah memberikan pemahaman tentang materi-
materi yang akan digunakan PRAKERIN secara detail dan secara
praktik

xxi
DAFTAR PUSTAKA

Angger Reda Tama, S.Pd., M.Pd. Pengertian dan Fungsi Sistem Kemudi. (diakses
pada tanggal 17 Mei 2022). 11 November 2017. https://www.sahabat-
ilmu.com/2017/11/pengertian-dan-fungsi-sistem-kemudi.html

xxii
LAMPIRAN

xxiii

Anda mungkin juga menyukai