Anda di halaman 1dari 2

1.

Rabu tanggal 16 mei 2012, peristiwa yang


nggengirisi, menurutku. Sekitar pkul 9.00 sebelum
tiba saatnya mengajar, tiba –tiba kepela ini rsanya
mau pecah seperti balon meledak. Astagfirulah
berkali aku teriakkan dan juga alohuakbar. Saya tak
kuat dan aku dibawa ke mushola sebelah kananku
duduk. Dunia serasa gelah dan aku dilarikan ke
rumah sakit hidayatullah. Rupanya seteleh discan
kepala ini ada pendarahan 25%. Aku tak sadarkan
diri. Konon istruku dating ke RS hidayatulah dan
diberitahu bahwa aku harus ditangani lebih baik
dan cepat beberapa rumah sakit sitelepon tapi tidak
menjawab. Akhirnya pilihannya dibawa ke rumah
sakit JIH. Di sana langsung ditangani di masukka
IGD. Ditanggani dokter Ismail. Divonis bahwa aku
mengalalmi stroke.
Sykur alhamdullilah segera tertangani. Au
sudah tak sadarkan diri sampai menjelang malam.
Banyak mendengar siapa yang berbicara memberi
komentar di raung ICU itu tetapi hanya mendengar
dan aku tak meihat apa-apa. Dalam kegelapan
dslsm hsti hsti sku srlslu bberdoa kepada allah SWT
—“Ya Allah jangan matikan aku sekarang, di luar
1
sana masih banyak orang yang membutuhkan
diriku”—doa ini hamper setiap saat kuucapkan
walau dalam kegelapan dan ketidak sadaran. Doa
itu setiap saat terucap habir seribu kali lebih. Sore
menjelang magrib aku merasa ada dua orang yang
berbicara, sepertinya ibuku dan muchtar Zainuru
adikku.
“Kayane wis ora ana Muh”
“isih ana bu kiye tangane obah”…
Aku sadar, dan dengan lirih aku bergumam, --
iya bu aku lara—dalan kedua langsung
menubrukku dan menciumiku.sadarlah aku dan
bias melihat dan kondisi berangsur baik , tetapi
kepala terasa berat dan perut mual dan badan tidak
karuan rasanya.

Anda mungkin juga menyukai