Anda di halaman 1dari 2

TEMPLATE UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : ERIK MAULANA


Kelompok :2
Mapel : Al Quran Hadis
Judul Modul : Konsep Tawasuth, Tawazun Dan Tasamuh
Judul Masalah :Analisa maateri Konsep Tawasuth, Tawazun Dan Tasamuh

No Kompo
nen
1. Identifikasi Masalah (berbasis 1. Kepemimpinan Perempuan pada Wilayah
masalah yang ditemukan di lapangan) Publik
2. Beberapa kelompok dalam Islam
menggunakan makna umum atau makna
secara lafal dalam mengambil suatu hukum.
Bagi mereka, maksud ayat sudah terkandung
seperti dalam kalimat yang tertulis tanpa harus
melakukan penafsiran yang memakan waktu
dan pikiran. Namun hal ini menjadikan tafsir
suatu ayat menjadi kaku dan tidak secara utuh
diterima olrh semua kalangan,

2. Penyebab Masalah 1.

(dianalisis apa yang menjadi


akar masalah yang menjadi
pilihan masalah)

Jika dilakukan pembacaan ulang secara komprehensif,


maka tampak bahwa penafsiran seperti tersebut di atas
tidak tepat lagi untuk dipertahankan. Sebab, jika
ditelaah sababun nuzul ayat di atas, ternyata hanya
berkaitan dengan persoalan rumah tangga, sehingga
tidak tepat jika digeneralisir dalam semua wilayah
kepemimpinan.
Penafsiran yang lebih adil diberikan oleh Muhammad
Jawad Mughniyah yang mengatakan bahwa ayat diatas
hanya ditujukan kepada laki-laki sebagai suami dan
perempuan sebagai isteri. Keduanya adalah rukun
kehidupan. Tidak satupun di antara keduanya bisa
hidup tanpa yang lain, dan keduanya saling
melengkapi.

2. Permasalahan ini muncul apabila tafsir yang


baru diperbandingkan dengan metode klasik
yang ketat yang masih digunakan sampai saat
ini. akan menjadi pertentangan di tengah
masyarakat bahkan berujung konflik. Karena klaim
kebenaran, dengan menganggap pemahaman diluar
kelompoknya salah dan sesat.
3. Solusi 1. Diterangkan bahwa laki-laki dan perepmpuan
memiliki peran dalamAmar ma’ruf nahi
a. Dikaitkan dengan mungkar
teori/dalil yang relevan Harus dilengkapi dengan pemaparan
b. Sesuaikan dengan penafsiran kontekstual para sarjana tafsir
langkah/prosedur yang generasi setelah mereka. Dalam hal ini,
sesuai dengan masalah yang penafsiran kontekstual at-Thabari (224-310
akan dipecahkan H.) dan Muhammad Rasyid Ridha (1865-
1935) juga perlu dielaborasi. Tokoh pertama
dikenal sebagai sarjana tafsir ulung klasik
yang karya tafsirnya Jami’ al-Bayan ‘an
Ta’wil Ayi Al Qurandiakui secara luas sebagai
induk dan rujukan utama tafsir bi al-ma’tsur
dan mewakili tafsir-tafsir klasik. Sementara
itu, tokoh kedua dikenal sebagai sarjana tafsir
modern-kontemporer yang berpengaruh besar
dalam pemikiran Islam dewasa ini dan karya
tafsirnya Tafsir al Manar mendapatkan
apresiasi luar biasa sehingga cukup mewakili
tafsir-tafsir modern-kontemporer.
2. Permasalahan tersebut bisa dihindari dengan
membuat tafsir lebih fleksibel dengan
menyesuaikan keadaan menganalisis akar kata
yang terdapat dalam ayat tersebut. Lebih
tepatnya mencari akar kata dari kata kunci ayat
atau focus ayat tersebut. Morfologi kata
(tasrif) perlu dijelaskan diawal, karena di satu
akar kata yang sama terkadang memilki
bentuk morfologi yang berbeda. Kemudian
dari susunan katanya atau gramatika (nahwu)
bahasanya.

Anda mungkin juga menyukai