Kelompok Mapel : Al-Qur’an Hadist 6 Judul Modul : Konsep Dasar Ulum Al Hadis Judul Masalah : Problematika dan Solusi untuk Mahasiswa dalam Menganalisis Keotentikan Hadis. No Komponen Deskripsi 1. Identifikasi Masalah (berbasis a. Menyelesakan permasalahan mahasiswa masalah yang ditemukan di lapangan) dalam menganalisis sebuah hadis. b. Memberikan sebuah gambaran untuk mahasiswa yang akan menganalisis keotentikan hadis tersebut. c. Mengetahui dengan jelas apa saja yang bisa menjadi masalah dalam menganalisis keotentikan hadis itu. 2. Penyebab Masalah a. Mahasiswa yang sedang menganalisis (dianalisis apa yang menjadi akar keotentikan sebuah hadis. masalah yang menjadi pilihan b. Bagaimana menyelesakan permasalahan masalah) mahasiswa dalam menganalisis sebuah hadis. c. Bagaimana cara menggambarkan dan mengidentifikasi masalah yang akan muncul dalam menganalisis keotentikan hadis tersebut.
3. Solusi a. Surah Al-Mujadilah ayat 5 dan Kutipan dari sebuah
a. Dikaitkan dengan teori/dalil buku yang telah diterjemahkan. yang relevan b. Sesuaikan dengan langkah/prosedur yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan
Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan sebagaimana kehinaan yang telah didapat oleh orang-orang sebelum mereka. Dan sungguh, Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat azab yang menghinakan.(Q.S. Al-Mujadilah ayat 5)
Aspek otentisitas hadis atau keaslian literatur
hadis menjadi elemen yang paling rawan dari teori hadis klasik dan menjadi fokus utama dalam kebanyakan diskusi tentang masalah hadis, baik di era pertengahan maupun modern.( G.H.A Juynboll, The Authenticity of The Tradition Literature Discussions in Modern Egypt, diterjemahkan oleh Ilyas Hasan dengan judul Kontroversi Hadis di Mesir (Cet. I;Bandung;Mizan, 1999). h. 13)
b. Ayat di atas adalah salah satu Surah dalam
Al-Qur’an yaitu surah Al-Mujadilah, ayat ini menunjukkan betapa tingginya Allah memuliakan Rasulullah Saw. yang mana kita ketahui bahwa hadis sendiri adalah segala perkataan, perbuatan serta persetujuan dari Rasulullah Saw. Bagi yang menolak percaya pada hadis Rasulullah akan mendapatkan dosa besar dan bahkan menjadi seorang murtadin. Maka sudah jelas bahwa hadis adalah sumber hukum kedua setelah A-Qur’an juga merupakan pedoman hidup bagi kaum muslimin. Setelah Rasulullah Saw. wafat para sahabat dan tabi’in banyak mengajarkan dan menyebarkan hadis keseluruh negeri sehingga pada abad modern ini kita susah membedakan mana hadis yaang benar-benar bersambung sanad nya kepada Rasulullah Saw. Pemikiran ini sebenarnya telah telah ada sejak zaman dulu bagaimana kita bisa mempercayai sebuah hadis yang perawinya merupakan seorang pendusta dan kali ini pertanyaan berubah menjadi bagaimana kita mengetahui apakah hadis ini sanadnya bersambung kepada rasulullah atau hanya sebuah hadis mawdhu. Dan oleh sebab itu untuk memperoleh jawaban yang pasti dalam meneliti keotentikan sebuah hadis diperlukan adanya kajian mendalam tentang hadis itu sendiri dan mengetahui dengan jelas asal-ususl hadis itu sehingga kita dapat mengetahui keotentikan hadis tersebut.