Anda di halaman 1dari 3

TEMPLATE UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : Rusmiyati


Kelompok Mapel : Al-Qur’an Hadist 6
Judul Modul : Konsep Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh
Judul Masalah : Konsep Pendidikan Tasamuh dalam Mewujudkan Islam
Rahmatan Lil’alamin di Tengah-tengah Masyarakat
Majemuk.
No Komponen Deskripsi
1. Identifikasi Masalah (berbasis a. Mengetahui apa landasan yang akan
masalah yang ditemukan di lapangan) digunakan dalam menerapkan konsep
tasamuh ditengah masyarakat majemuk.
b. Mengetahui dan memahami bagaimana
proses penanaman konsep pendidikan
tasamuh dalam mewujudkan Islam
Rahmatan lil’alamin di tengah-tengah
masyarakat majemuk.
2. Penyebab Masalah a. Apa landasan yang akan digunakan
(dianalisis apa yang menjadi akar dalam menerapkan dalam menerapkan
masalah yang menjadi pilihan konsep tasamuh ditengah-tengah
masalah) masyarakat majemuk.
b. Bagaimana proses penanaman konsep
pendidikan tasamuh dalam mewujudkan
Islam Rahmatan lil’alamin di tengah-
tengah masyarakat majemuk.

3. Solusi a. Surah Al-Kafirun 1-6


a. Dikaitkan dengan teori/dalil
yang relevan
b. Sesuaikan dengan
langkah/prosedur yang sesuai
dengan masalah yang akan
dipecahkan

Artinya : Katakanlah: “Hai orang-orang


kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah, Dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah, Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah, Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku”. (Q. S. Al-Kafirun 1-
6)
b. Secara Keseluruhan surah Al-Kafirun
membahas tentang toleransi (Tasamuh)
dalam beragama dan tentunya tentang
bagaimana perjuangan Rasulullah Saw.
dalam menegaskan bahwa toleransi dalam
beragama diperlukan. Konsep Islam
Rahmatan lil’alamin telah beliau emban
selama beratus-ratus tahun yang lalu dan
sekarang kita lah yang meneruskannya.
Dalam hal ini para mufassir Al-Qur’an
banyak memakai metode dalam
menafsirkan nya. Diantaranya Metode
Tafsir Tematik, Kontekstual dan
Kontemporer.
Seperti yang kita ketahui bahwa metode-
metode tafsir diatas memliki hubungan dan
kaitan satu sama lain. Conohnya Tafsir
tematik merupakan satu metode penafsiran
yang diperkenalkan para ulama tafsir untuk
memberikan jawaban atas kebutuhan
masyarakat akan petunjuk Al-Qur'an.
Dengan tafsir tematik, Al-Qur'an tidak
ditafsirkan ayat demi ayat, melainkan
dengan menggabungkan ayat-ayat yang
berbicara tentang tema yang sama. Hal ini
memudahkan bagi mufassir untuk fokus
menafsirkan ayat dengan menggabungkan
ayat ayat yang bertema sama, namun
karena cenderung memotong ayat dan
hanya menggabungkan ayat yang sama
metode baru muncul. Metode tafsir ini
adalah tafsir kontekstual yang mana dapat
diartikan sebagai penafsiran ayat-ayat Al-
Qur'an yang dikaitkan kondisi dan situasi
yang terjadi di realita kehidupan. Cikal-
bakal tafsir kontekstual adalah ayat-ayat al-
Qur`an yang memiliki Asbab al-Nuzul,
terutama yang berkaitan dengan fenomena
sosial pada saat itu. Selain hanya berfokus
pada sisi historis metode tafsir ini juga
bersifat merujuk pada satu konteks yang
dibahas. Sedangkan untuk Tafsir
kontemporer ialah tafsir atau penjelasan
ayat al quran yang di sesuaikan dengan
kondisi kekinian atau saat ini. Metode tafsir
ini bersifat global dan menyesuaikan
perubahan dan perkembangan zaman,
dengan kata lain metode tafsir ini sangat
fleksibel dan dinamis. Seperti ajaran
Rasulullah Saw. Islam Rahmatan Lil’alamin
bermakna Islam yang kehadirannya di
tengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang
bagi manusia maupun alam semesta.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa
landasan yang dapat menopang dan
menjadi dasaran Tasamuh (Toleransi) ialah
Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah Saw.
Sedangkan untuk proses penanaman
konsep tasamuh tentunya tidak lepas dari
bagaimana kita bersikap dan bergaul
dengan menanamkan sikap saling
menghargai dan saling menghormati
ditengah-tengah kemajemukan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai