Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan zaman yang semakin modern ini, banyak sekali alat-alat canggih

yang bermunculan bahkan bertaburan secara cepat dengan ditandai kemakmuran material dan

kemajuan ilmu pengetahuan.Hal ini akan berdampak kepada kehidupan dimasyarakat, yang

mana akan semakin mudah dalam menjangkau untuk kebutuhannya . Banyak fasilitas yang

ditemukan dengan adanya kemajuan teknologi diantaranya sarana pemenuhan kebutuhan sehari-

hari, alat tranportasi, alat belanja online dan sarana yang lain. Pada kenyataannya segala

kemudahan, kesenangan dan kenyamanan yang diberikan oleh material dan ilmu pengetahuan

hanya semata, suatu saat akan menimbulkan kebosanan yang tidak akan terbendung, apalagi

kebahagian kurang harmonis tidak akan terjamin olehnya, bahkan akan banyak bencana akan

menghampirinya dalam melakukan kegiatannya.

Kehidupan seperti sekarang ini telah menyebabkan banyak manusia terjerumus kedalam

jurang yang hitam, sebab sudah dihipnotis oleh barang-barang canggih apalagi sekarang serba

yang namanya hp android yang mahal, padahal itu tipu daya belaka untuk menghancurkan

manusia melalui alat tersebut, alat tersebut diciptakan sebagus dan semenarik mungkin biar para

kaum awam memilikinya, ketika sudah memilikinya maka semua yang menjadi rutinitas akan

rusak, fikiran akan menjadi kacau balau sebab yang ada dalam fikirannya hanya hal yang ada

dalam alat tersebut diantaranya whatup, instagram, dan lain-lain.akibat dari hal tersebut maka

yang nantinya ketika hidupnya sudah akan hancur maka fikiran akan kemana-mana dalam

keadaan seperti itu cenderung perbuatan yang slalu terjadi yaitu melakukan maksiat alias

1
melanggar norma-norma agama yang mana norma tersebut sebelumnya menjadi batas untuk

tidak melakukannya sekarang menjadi jembatan melaksanakannya, pengaruh negativ yang paling

sangat merasakan itu adalah kaum milenial, yang mana masa-masa itu adalah masa mencari jati

dirinya dan sangat riskan terhadap pengaruh keadaan lingkungan sekitar yang sangat

mendukung. Apalagi sekarang pergaulan sangat bebas tidak ada pembatas yang menghalangi

semua campur aduk laki dan perempuan sama rata, sehingga mereka tidak memikirkan sebab

akibat yang akan terjadi yang penting senang semata, ketika semua sudah telanjur terjadi maka

yang ada hanya penyesalan diakhir, akan butuh kepada Allah bersungguh-sungguh untuk

bertaubat nasuha dengan banyak cara diantaranya mengikuti jalan kesucian yaitu thoriqoh,

Tarekat berasal dari kata bahasa arab Al-Thariq yang berarti jalan yang ditempuh dengan

jalan kaki, dari pengertian tersebut digunakan dalam makna konotasi yaitu melakukan

pekerjaan,baik terpuji maupun tercela, apabila secara umum maka makna tersebut lebih kepada

praktek amalan ( dzikir, wirid, muqarabah) yang menjadi kewajiban bagi seorang yang

mendalami suatu tarekat untuk lebih dekat kepada Allah.

Di dalam Al-Quran sendiri sangat menekankan moralitas yang baik, proses perbaikan

jiwa melaui dzikir, dzikir itu sendiri merupakan perintah dalam Al-Quran yang dal

penyebutannya tidak sedikit atau tidak adabatasannya dan berulang-ulang, bahkan didalam

alquran sendiri dzikir menjadi obat utuk ketenangan jiwa, dari ketenangan jiwa menjadi inti dari

pada mengikuti tarekat.

Di indonesia sendiri tarekat yang berkembang cukup memberi warna kehidupan

keagamaan yang penuh semangat bathiniah seperti tarekat Qodariah, Naqsabandiyah,

Khalwatiyah, Syathariyah, Sammaniyah, Tijaniyah, Qodariah wa Naqsabandiyah.

2
Dan di indonesia ini tarekat tidak hanya dinimati oleh kaum-kaum yang kaya melain

tarekat sekarang sudah masuk kedesa-desa yang mana mereka juga butuh jalan yang akan

menuntun ketika mereka salah jalan dalam artian tarekat itu akan menunjukan jalan menuju

kesucian, contonya sekarang yang lagi viral didesa Jereng , Rambipuji – Jember yaitu

terbentuknya suatu organisasi tarekat Qodariah wa Naqsabandiyah yang berpusat di

Tasikmalaya- Jawa Barat yang diprakasai oleh ustazd Hasan, beliau sudah lama menekuni

tarekat tersebut sebelumnya itu tarekat ini masih dipangku oleh ayah handanya yaitu kyai salam

biasa sebutan masyarakat sekitar dan beliau wafat ketika melaksanakan dzikir tarekat

dilumajang- jawa timur, dan wasiat itu diberikan kepada sang anak yang kami telah sebutkan

diatas

Sisi menarik dari ini adalah sifat yang ingklusif, inklusifitas ini dapat dilihat dari ajaran

dan perilaku sehari-hari para pengamal (murid)

Fenomena yang sekarang ini yang membuat banyak orang heran adalah para pengikut

tidak akan senang dengan duniawi atau tidak fokus terhadap pokok duniawi sehingga mereka

fokus terhadap akhirat.

B. PERMASALAHAN

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditulis oleh penulis perlu mengidentifikasikan

tentang permasalahan sehingga kajian akan ditindaklajuti setelah terdapat pokok

permasalahan atau fokus permasalahan.

a. Beberapa ulama sudah melakukan pendekatan melaui hadist yang ada,

tetapi hadis saja tidak cukup untuk mengkaji permasalahan lebih lanjut,
3
masih butuh kajian teks yang akan mengungkap dari permasalah yang

tampak atau terjadi dimasyarakat sehingga akan terkumpul data yang

memang difalied sebagai bahan penelitian.

b. Praktek dzikir tarekat ini masih banyak belum paham maksudnya,

sebenarnya dibalik melaksanakan praktek berdzikir itu apa saja.

c. Dampak suatu amalan itu penting untuk diketahui karena ketika seorang

yang ada dimasyarakat tidak paham maka akan merasa bingung sendiri

terhadap apa yang sudah diamalkan dan menjadi kebiasaan selama ini.

2. Batas masalah

Dari identifikasi masalah diatas, penulis menitik fokuskan pada poin b bahwa

seorang yang mengikutinya tanpa mengerti dan paham betul akan membuat

bingung dan akan bertanya-tanya bisa menyesatkan juga apabila terjadi

kesalahfahaman.

3. Rumusan masalah

Untuk memahami sebuah hadits atau sebuah penjelesan tentang suatu menjadi

untuk bahan diteliti tidak hanya dalam satu penemuan masalah tapi harus ada

perbandingan-perbandingan yang sanga banyak karena itu belum cukup untuk

membuktikan yang memang sangat koplit atau failed.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan Penelitian

4
Tujuan penulis adalah ingin mengetahui pemahaman tentang amalan dan praktek

pada tarekat yang ditekuninya tidak hanya apa saja yang dirasakan ketika sudah

melaksanakan tarekat tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Untuk memberikan pemahaman kepada mereka yang masih belum paham

terhadap apa yang dilakukan diikuti dan dipelajari nanti ujung-ujungnya akan

membawa sesat dan tak ada yang bertanggung jawab sehingga menjadikan seorang

tidak akan percaya terhadap begituan atau hal yang sama seperti.

Khusus untuk peneliti yaitu untuk menambah khasanah keilmuan yang akan

menjadi tambahan ketika sudah siap dan pasti akan terjun didunia masyarakat apalagi

kaum milenial harus menjadi contoh yang baik dimasyarakat.

D. DEFINISI ISTILAH

Tarekat Qodariah Naqsabandiyah ialah sebuah tarekat gabungan dari tarekay

qodariah dan tarekat naqsabandiyah( TQN). Tarekat ini didirikan oleh syeikh Ahmad

Khatib syambas, (1802-1972). Yang dikenal sebagai penulis kitab fath al arifin. Sambas

adalah nama sebuah kota sebelah utara pontianak, kalimantan barat, syaikh nuquid al

attas mengatakan bahwa (TQN) tampil sebagai sebuah tarekat gabungan karena syaikh

sambas adalah seorang syaikh dari kedua tarekat dan mengajarkan dalam satu versi yaitu

mengajarkan dua jenis dzikir sekaligus yaitu zikir yang dibaca dengan keras ( jahar)

dalam tarekat qodariyah dan dzikir yang dilakukan dalam hati ( khafi)dalam tarekat

naqsabandiyah.

5
Beliau setelah belajar dikampunya; syaikh sambas berangkat ke mekkah pada usia

sembilan belas tahun untuk meneruskan studinya dan menetap disana hingga wafatnya

pada tahun 1289.H/1872. Dimekkah beliau belajar ilmu-ilmu islamjuga termasuk ilmu

tasawwuf , dan mencapai posisi yang sangat dihargai diantara teman-teman

sejawatnya .dan kemudian menjadi seorang tokoh .1

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sebagai bentuk konsistensi penulis dan kerapian dalam suatu karya penulis menyusun

dalam rangkaian sebagai berikut :

Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisikan sub bab diantaranya latarbelakang,

permasalahan, tujuan dan manfaat masalah, definisi, dn sistemkaa penulisan.

Latarbelakang berisikan alasan mengapa mengakat atau membahsan topik yang

dipilih. Permasalahn tersebut dibagi tiga yaitu identifikasi permasalahan, batas masalah,

rumusn masalah yang berisikan poin penting dalam pembahasan. Tujuan dan manfaat ini

sebuah bentuk pemaparan penting yang hendak untuk pengangkatan topik. Definisi

istilah sebuah gambaran awal tentang penjelasan tentang topik yang akan diangkat.

Sistematika penulisan yaitu bentuk susunan dalam suatu karya yang membuat sebuah

karya lebih bagus dan banyak dibaca.

Bab kedua berisi gambaran umum desa jereng sebagai tempat titik penelitian oleh

penulis yang berisikan letak geografis dan semua yang berda di desa tersebut.

1
Mengenal memahami tarekat-tarekat muktabarah hal 253
6
Bab ketiga pembahasan tentang praktek dan amalan tarekat yang menjadi bahan

penlitian meliputi, pengertian tarekat, sejarah tarekat qodariah wa naqsabadiya, proses

awal terbentuknya tarekat didesa jereng, bagaimana proses praktek dalam tarekat tersbut,

bagaimana tanggapan masyarakat terdap adany organsasi tarekat tersebut .

Bab ke empat berisikan penutup dengan sub bab kesimpulan dari semua

penjelasan , saran kritik terhadap penulisan karya ilmiyah.

7
BAB II

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. Kondisi dusun jereng

Desa jereng awal mulanya adalah suatu sawah yang sangat lebar dan juga mepet

dengan sungai besar, banyak dari masyarakat sekitar bercocok tanam diantara yang di tanam

adalah jagung ,yang mana jagung sebagai bahan pokok untuk makan apalagi jagung sangat

banyak fungsinya , tidak hanya itu saja yang ditanam adalagi yaitu padi, padi bahan pokok

untuk makan karena mengandung karbohidrat. Dusun ini merupakan salah satu dusun yang

berada didesa gugut kecamatan Rambipuji dengan sesuai perda daerah tentang penetapan

daerah dusun dan kelurahan yang berada dikabupaten Jember.

Tabel 1.

Data ketua Rukun tetangga dari beberapa periode.

No Nama Kepala RT Tahun Jabatan

1. Sukat 1990-1995

2. Muhammad Hasan 1995-2000

8
3. Habibur Rohman 2000-2005

4. Mustofa 2005-2010

5. Latif el baroki 2010-2015

6. Syafi’i 2015-2020

Sumber data : wawancara dengan mantan RT Muhammad Hasan dusun jereng

B. Kondisi masyarakat

Berdasarkan penjelasan dari Muhammad Hasan selaku mantan RT dusun tentang

geografi dan demografi Dusun Jereng , bahwa dusun tersebut adalah termasuk salah satu

dusun yang berada di desa gugut kecamatan Rambipuji, kabupaten jember2

Adapun letak geografisnya sebagai berikut :

a. Luas wilayah : 298,78 Ha

b. Keadan geografi : Darat 99,87 Ha, pesawahan 200 Ha

c. Batas –batas wilayah

- Utara : kampung sumbersari

- Barat : sungai besar

- Timur : desa gugut

- Selatan : desa pecoro

d. Jarak dusun dengan Ibukota:

- Kota kecamatan : 20 Km

- Ibu Kota Kabuapaten : 70 Km

2
wawancara dengan mantan RT Muhammad Hasan dusun jereng 27 November 2019
9
- Ibu Kota Provinsi : 300 Km

Dusun jereng berada pada kawasan dataran rendah yang diekitarnya dikelilingi

oleh sawah yang sangat besar dan lebar, jenis tanah pada dusun jereng yaitu tanah lembab

karena dampak pengairan sawah yang slalu mengalir deras , apalagi kalau sudah musim

cocok tanam ,maka akan sangat cepat proses pertumbuhan, cocok ditanami jagung, padi,

dan lain-lain

C. Jumlah masyarakat

Berdasarkan hasil sensus penduduk jumlah penduduk tahun 2019, jumlah

penduduk dusun jereng mencapai 400 orang dengan jumlah kepala keluarga 100 kepala keluarga

Sebagian besar penduduk Dusun jereng ini adalah suku jawa madura, karena

melihat jumlah dari kk, juga langung terjun dan bersosalisasi dengan warga sehingga bisa

langsung mengetahui kegiatn dan percakapan.

Mata pencaharian penduduk dusun jereng pada umumny adalah bertani,

berkebun, dan sebagian kecil menjadi PNS, karyawan swasta, pedagang dan lain-lain

10
BAB III

PROSES TRADISI

A. Sejarah tarekat qodariyah wa naqsabandiyah

Tarekat Qadariyyah Naqsyabandiyyah ialah sebuah tarekat gabungan dari tarekat

Qadariyyah dan Tarekat Naqsyabandiah ( TQN ). Tarekat ini didirikan oleh syaikh

Ahmad khatib Sambas ( 1802-1872 ) yang dikenal sebagai penulis kitab fath al-Arifin.

Sambas adalah nama sebuah kota disebelah utara pontianak, Kalimantan Barat. Syaikh

Naquib al-‘Attas mengatakan bahwa TQN tampil sebagai sebuah tarekat gabungan

karena syaikh Sambas adalah seorang syaikh dari kedua tarekat dan mengajarkannya

dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis zikir sekaligus yaitu zikir yang dibaca

dengan keras ( jahar ) dalm tarekat Qadiriyah dan zikir yang di lakukan di dalam hati

(khafi ) dalam tarekat Naqsyabandiyah.

Sesudah belajar pendidikan agama dasar di kampungnya, syaikh Sambas

berangkat ke Makkah pada usia sembilan belas tahun untuk meneruskan studinya dan

11
menetap disana hingga wafatnya pada tahun 1289 H./ 1872. Di Makkah beliau belajar

ilmu-ilmu Islam termasuk tasawuf, dan mencapai posisi yang sangat dihargai diantara

teman-teman sejawatnya, dan kemudian menjadi seorang tokoh yang berpengaruh di

seluruh Indonesia. Di antara gurunya adalah Syaikh Daud bin ‘Abd Allah bin Idris al-

Fatani ( wafat sekitar 1843 ), seorang ‘alim besar yang juga tinggal di Makkah, yaitu

syaikh Syams al-Din, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari ( w. 1812 ) dan bahkan

menurut sebuah sumber, Syaikh ‘Abd al-Shamad al-Palimbani ( w. 1800 ). Dari semua

murid-murid Syaikh Syams al-Din, Ahmad Khatib sambas mencapai tingkat yang

tertinggi dan kemudian ditunjuk sebagai Syaikh Murshid Kamil Mukammil.

Gurunya yang lain yaitu Syaikh muhammad Shalih Rays, seorang mufti Syaifi’i,

Syaikh ‘Umar bin ‘Abd al-Karim bin ‘Abd al-Rasul al-‘Attar , seorang mufti Syaifii’i

lainnya (w. 1249/1833/4), dan Syaikh ‘Abd al-Hafizh ‘Ajami (w. 1235/1819/20). Beliau

juga menghadiri kuliah-kuliah yang diberikan oleh Syaik Bishri al-Jabati, seorang mufti

maliki, lalu Sayyid Ahmad al-Marzuqi, seorang mufti Hanafi, Sayyid ‘Abd Allah [bin

muhammad] al-mirghani (w. 1273/1856/7) dan ‘Utsman bin Hasan al-Dimyathi (w.

1849). Dari informasi ini kita dapat mengetahui bahwa syaikh sambas telah belajar fikih

dengan padat, belajar kepada tiga dari empat mazhab fikih terkemuka. Kebetulan

al-‘Attar, al-‘Ajami dan al-Rays adalah terdaftar sebagai guru teman semasa beliau di

Makkah yaitu Muhammad bin ‘Ali al-Sanusi (w. 1859), pendiri Tarekat Sanusiyah dan

Muhammad ‘Utsman al-Mirghani, pendiri tarekat Khatmiyah.

12
Berikut ini secara singkat kedua asal tarekat yang dibentuk syaikh Sambas (TQN)

kami sampaikan di sini. Tarekat Qadariyyah adalah suatu tarekat yang didirikan oleh

syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jilani (1077-1167). Ayahnya bernama shalih bin jangidust.

Sewaktu muda, ‘Abd al-Qadir pergi ke baghdad untuk belajar dari sejumlah guru, tetapi

tetap menganut mazhab hanbali. Pelajaran ini mencakup hadis dan fikih dalam mazhab

hanbali, pertama dibawah bimbingan ‘Abu Sa’d al-Mubarak al-mukharrimi, lalu di ajar

oleh Syaikh Ahmad (atau Hammad) Abu al-khayr al-Dabbas ( w. 523/1121 ), dan

kemudian dari sejumlah guru lain. Setelah belajar beberapa lama, termasuk masa

berkelana di Irak, ‘Abd al-Qadir kembali ke baghdad dan mulai terkenal sebagai

penceramah dalam acara-acara publik.

Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jilani adalah seorang yang ‘alim (ahli ilmu agama islam)

dan Zahid (seorang yang mempraktikkan zuhud, tidak terikat hatikepada dunia) semula

sebagai seorang ahli fikih mazhab hanbali lalu dikenal sebagai seorang sufi besar yang

banyak keramatnya. Orang dapat membaca sejarah hidup dan keramatnya dalam kitab

manakib Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jilani, aslinya tertulis dalam bahasa Arab, dan

terjemahannya dalam bahasa indonesa tersiar luas ditanah air. H.A.R. Gibb menulis

bahwa al-Jilani mempunyai ribarth sufi (tempat melakukan suluk dan latihan-latihan

spiritual) di Baghdad. Setelah wafatnya, putranya Abd al-Wahhab (1157-1196 M)

meneruskan kegiatan ayahnya, lalu dilanjut oleh putranya yang lain ‘Abd al-Salam (w.

1213 M), kemudian oleh putranya yang seorang lagi Abd al-Razaq (1134-1206 M), dan

kemudian oleh cucunya Syams al-Din. Ribath Qadiriyah sudah berdiri di Makkah sejak

masih hidupnya Syaikh Abd al-Qadi. Tarekat ini juga mempunyai metode zikir yang
13
dikenal dengan dzikr jahar (di ucapkan dengan suara keras). Kitab anakib berisi riwayat

hidupnya, budi pekertinya yang baik, kesalehannya, kezuhudan dan kekeramatan bahkan

Ibn al-‘Arabi menceritakan dengan panjang lebar dalam kitabnya al-Futuhat al-Makkiyah

tentang tasawufnya, pekerjaan-pekerjaan istimewa yang terus-menerus dilakukan syaikh

‘Abd al-Qadir al-Jilani di dalam kuburnya. Sementara Ibn Taymiyyah yang juga

bermazhab hanbali menyerang pendapat pengarang semisal itu dan berusaha

membersihkan ‘Abd al-Qadir dari hal-hal yang di sebutkan diatas dalam kitabnya al-

Jawab al-Shahih dan demikian juga Ibrahi Syathibi dalam kitabnya al-I’tisham.

Karya-karya Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jilani antara lain al-Ghunyah li Talibi Tariq

al- Haqq fi al-Akhlak wa al-Tasawwuf wa al-dab al-Islamiyyah, Futuh a-Ghayb, Al-Fath

al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani, dan dua karya yang juga diatribusikan kepada

beliau yaitu al-Fuyudhat al-Rabbaniyyah fi al- Ma’atsir wa al-Awrad al-Qadariyyah, sirr

al-Asrar fi ma Yahtaj ilayh al-Abrar.

Tarekat naqsyabandiyyah adalah suatu tarekat yang didirikan oleh muhammad bin

Baha al-Din al-Uwaist al Bukhari (717-791/1318-1389). Naqsyaband berarti lukisan, atau

penjagaan bentuk kebahagiaan hati. Baha’ al-din Naqsyabandi berarti juga dikenal

sebagai seorang yang ahli dalam memberi lukisan kehidupan yang gaib-gaib. Baha al-Din

belajar tarekat dan ilmu adab dari Amir Sayyid kulal al-Bukhari (w. 772/1371), tetapi

kerohaniannya dididik oleh ‘Abd al-Khaliq al-Ghujdawani (w. 617/1220) yang

mengamalkan pendidikan Uwaisi. Ada pendapat bahwa nama al-Uwaisi dicantumkan di

belakang namanya,karena ada hubungan nenek dengan Uwasi al-Qarani.

14
H.A.R. Gibb menulis bahwa muhammad bin Baha’ al-Din dalam usia delapan

belas tahun pernah dikirim ke al-sammas, sebuah desa yang letaknya kira-kira tga mil

dari bukhara, untuk mempelajai ilmu tasawuf dari seorang guru ternama benama

muhammad Baba al-Sammasi (w. 740/1340). Tarekat ini asalnya di ambil dari Abu Bakar

al-Shiddiq, sahabat kesayangan Nabi dan khalifahnya yang pertama, yang dipercaya telah

menerima ilmu yang istimewa seperti di terangkan oleh Nabi Muhammad sendiri: “tidak

ada sesuatu pun yang di curahkan Allah kedalam dadaku, melainkan aku mencurahkan

kembali kedalam dada Abu Bakar.”

‘Abd al-Khaliq al-Gujdawani dianggap sebagai pendiri pertama Tarekat

Naqsyabandiyah. Al-Gujdawani dan guru-guru Naqsyabandi berikutnya yang semuanya

tingga di Asia Tengah, secara kolektif terkenal dengan sebutan Khwajagan (para tuan

guru). Mereka itu adalah ‘Arif al-Riwgari (w.657/1259), Mahmud Anjir Faghnawi (w.

705/1306), Muhammad Baba al-sammasi , dan amir kulal. Tidak ada batasan yang persis

siapa yang termasuk khwajagan dan siapa yang tidak. Terkadang Abu A’qub Yusuf al-

Hamadzani (w. 535/1140) termasuk di dalamnya. Al-Ghujdawani mengajarkan zikir

khafi ( tanpa suara, zikir di dalam hati ) kepada Baha al-Din sebagai norma dalam

Tarekat Naqsyabandiyah, walaupun begitu amir kulal mempraktikkan dzikir jahar

( denan suara keras )

Ajaran Tarekat Qadariyah Naqsyabandiyah dan Perkembangannya

Adapun kitab Fath al-Arifin karangan Syaikh Ahmad Khatib Sambas di anggap

sebagai sumber ajaran Tarekat Qadariyah Naqsyabandiyah yang menjadi topik

15
pembahasan kita, manuskripnya hanya terdapat satu buah yaitu di perpustakaan

Nasional, Jakarta yang di susun oleh murid beliau Ma’ruf al-Palimbani. Adapun kitab

tersebut yang di cetak oleh penerbit Bungkul Indah, surabaya dan beredar secara luas

adalah bersandar pada tulisan murid beliau lainnya yaitu ‘Abd al-Rahim al-Bali sebagai

mana tertulis dalam colophon (halaman penutup) kitab tersebut. Kitab tersebut ditulis

dengan sangat singkat, namun padat, berisi ajaran-ajaran TQN secara garis besar , yang

merupakan gabungan dari unsur-unsur ajaran Qadriyah dan Nasyabandiyah, yaitu tata

cara membaiat, sepuluh macam lathif, bentuk banyak dari lathifah berarti (titik) halus (di

dalam tubuh manusia). Kemudian beliau menjelaskan tentang zikir dalam tarekat

Qadariyah, dan diteruskan dengan penjelasan tentang zikir dalam Naqsyabandiyah .

syaikh sambas menerangkan tentang tiga syarat yang harus di penuhi oleh orang yang

sedang berjalan menuju Allah, yaitu zikir diam dalam mengingat, merasa selalu di awasi

Allah didalam hatinya dan pengabdian kepada syaikh, kemudian di akhiri dengan

penjelasan rinci tentang dua puluh macam meditasi (muraqabah). Sebelum ditutup, kitab

ini membuat silsilah syaikh Sambas mulai dari beliau hingga Rasulullah. Dan yang paling

akhir dari bagian tulisan tersebut adalah tentang khatam dari tarekat syaikh ‘Abd al-Qadir

al-Jilani.

Pengembangan ajaran Tarekat Qadariyah Naqsyabandiyah yang kelihatannya

baru di kenal di Asia Tenggara , memang bermula dari kitab fath al-Arifin tersebut.

Walaupun murid syaikh sambas yang utama yaitu Syaikh ‘Abd al-Karim banten (lahir

1840) tampaknya tidak mengembangkan ajaran TQN secara luas, namun generasi

sesudahnya terutama di pusat-pusat TQN di jawa,Qadariyah Naqsyabandiyah relatif maju


16
dan berkembang dengan pesat. Syaikh ‘Abd al-Karim Banten ditunjuk oleh syaikh

sambas sebagai penggantiya , beliau telah bersama-sama syaikh sambas sejak masa

kecilnya, saat belajar di makkah. Tugasnya yang pertama adalah menyebarkan tarekat ini

di singapura selama beberapa tahun. Pada tahun 1872 ia pulang ke kampungnya,

lampuyang dan menetap di sana selama kurang lebih tiga tahun. Kemudian pada tahun

1876 ia dipanggil ke makkah untu menjadi khalifah dari syaikh sambas sebagai pimpinan

tertinggi TQN.

Zamakhsyari Dhofier menyebutkan bahwa di tahun tujuh puluhan, empat pusat

utama TQN di jawa , yaitu: Rejoso, Jombang di bawah pimpinan iai Tamim; Mranggen

di pimpin oleh kiai muslih, suryalaya, tasikmalaya di bawah pimpinan KH.Shohibul wafa

Tajul ‘Arifin (Abah Anom) ; dan pagentongan, Bogor dipimpin oleh kiai thohir Falak.

Silsilah Rejoso didapat dari jalur Ahmad Hasbullah, Suryalaya dari jalur kiai Tolhah.

Cirebon dan yang lainnya dari jalur syaikh ‘Abd karim Banten dan khalifah-khalifah.3

B. Asal mula organisasi TQN di desa jereng barat

Awal mula berdirinya tarekat qodariyah wa naqsabandiyah pada tahun 2008

yang di rintis oleh kyai salam yang juga sebagai pengasuh pondok pesantren raudatul

athfal, beliau mengikuti tarekat ini pada umur 19 tahun tetapi merintisnya organisasi

tersebut pada tahun yang disebutkan diatas.

Selama perjalanan pada tahun 2008 kyai salam mengikuti rutinan tarekat bersama

putranya yang bernama ustad hasan menuju tempat acara yang berada di pondok

3
Sri mulyani, tarekat-tarekat muktabaroh, 2004 hlm 253-258
17
pesantren suryalaya perwakilan lumajang yang beralamat sumber suko-lumajang,

perjalannya menggunakan sepeda motor dengan didamping oleh putra yang juga

mengikuti tarekat tersebut, sepanjang perjalan kyai hasan membaca dzikir yang sudah

biasa dilaksnakan dan diucapkan ketika dzikir tarekat, sampai pada tempat tujuan beliau

bertemu para ulama mursyid tarekat qodariyah korin surabaya , banyak sekali para

jama’ah yang mengikutinya dari berbagai kota atau kabupaten diantaranya : Banyuwangi,

Situbondo, bondowoso dan lain-lain, mulai acara pada jam 10.00 pagi sampai jam 20.00

malam, setelah itu pulang ke jember juga bersama putranya dengn menaiki motor lagi

sampai di jember pada jam 24.00 tengah malam, sampai dirumahya bukan istirahat

melainkan menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’ dan melaksanakan sholat

sunnah yang sudah biasa dilakukan atau menjadi rutinitas setelah itu lanjut tidur sebentar

sambil menunggu subuh, meskipun tidur tapi hatinya tetap berdzikir kepada Allah, pada

suatu malam ada empat tamu yang memang paham tentang tarekat terebut jadi beliau

berfikir dirinya sudah tua siapa lagi yang mau meneruskan tarekat ini, jadi kesempatan

ada tamu yang paham dan mengerti tentang tarekat jadi beliau bercerita kepada tamu

yang empt itu diantaraya : bapak Kusnan, bapak Hariyanto, bapak Paini dan saiful, tamu

tersebut mendengarkan cerita beliau yang menginginkan siaturrahmi ke korwil lumajang,

sehingga rencana tersebut sangat mendesak menguras fikiran bagimana acara

silaturrahmi ini berjalan lancar setelah selesai bercerita maka menentukan kapan

berakatnya, jamnya dan harinya, berangkatlah tamu yang empat itu ditambah kyai salam

dan putranya dengan menggunakan mobil, perjalanan menuju tempat silaturahmi selama

10 jam dan akhirnya sampai pada tempat tujuan dengan disambut oleh KH Muzakki

18
S,PD.i, beliau memaparkan tentang tarekat panjang kali lebar dan akhirnya orang-orang

tersebut ditalkin ulang biar lebih mantap , selesai itu langsung pamit pulang kejember,

selama perajalan beliau berdzikir jahr tidak ada henti-hentinya sehinga sampai dirumahya

sehingga ada tanggapan dari masyarakat terhadap cara berdzikirnya , biar tidak banyak

tanya dan salah paham maka diajaklah langsung mengikuti acara dzikir tersebut juga

pengrnalan awal tentang tarekat , sehingga banyak yang mengikuti tarekat dengan

berjumlah 14 orang langsung talkin pada tukang talkinya, pada bulan berikutnya juga ada

14 orang yang mengikutinya ,

Pada tahun 2018 semakin bertambah dengan jumlah yang lumayan banyak yaitu

50 orang pada tingkat korwil jember , sehingga data jama’ah yang masuk itu lumayan

banyak dan sangat cepat, sehingga pembibimbing korwil surabaya berkunjung ke jember

untuk memberitahukan bahwa jember ini sangat menyambut dan antusias sangat tinggi

sehingga beliau mempercepat dengan pengadaan kepengurusan yang sah dengan

struktural, pelantikan pengurus diadakan dikorwil lumajang dengan mengucap sumpah

seperti biasanya sehingga sampai selesai .

Banyak dari kaum muda dan tua apa untungnya mengikuti tarekat ini?, padahal

dulu sangat sulit untuk masuk tarekat karena persyaratan awal itu adalah alim sehingga

banyak dari mereka tidak memenuhi kalifikasi tersebut, tetapi dengan adanya TQN ini

sangatlah beruntung mereka yang mau mengikuti tarekat ini yang paling penting adalah

mau menjalaninya, insya allah ilmu-ilmu lainnya akan ikut sendiri tanpa dipaksa masuk,

19
tarekat ini menjadi satu-satunya yang bisa meminta doa kepada Allah dengan empat

model tarekat.

Tujuannya tarekat ini adalah untuk menjadikan manusia lebih bertaqwa kepada

Allah dan menjadi lebih beriman, juga sebagai penyucian diri, kadang manusia stres

karena hal tertentu, padahal bukan maslah tetapi programnya itu ada yang rusak sehingga

harus diperbaiki.

Tarekat ini terus axis sampai hari ini karena pejuangnya telah wafat yaitu kyai

salam dan diteruskan oleh putranya untuk menunaikan tongkat estafet yang dirintis oleh

Abahnya bersama para jama’ah yang sangat dekat dengan kyai .

C. Proses prakek tarekat qodariyah wa naqsabandiyah di jereng

Inti Nafi dan Isbat

Dzikir nafi dan isbat, dengan lain perkataan kalimat dzikir yang tidak mengakui semua

tuhan-tuhan dan menetapkan kepada Tuhan Allah yang satu Tunggal, adalah dzikir yang paling

besar manfaatnya dan paling sangat berbekas bagi manusia, yaitu kalimat : LAA ILAAHA

ILLALLAH, artinya tiada tuhan selain Allah .

Tuhan berfirman :

Yang artinya ketahuilah tentang tuhan itu, bahwa tidak ada tuhan melainkan allah

Nabi bersabda dalam hadis

Yang artinya : barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan

ikhlas, pasti masuk surga


20
Dalam hadis lain juga berkata

Yang artinya : bagi mereka yang mengucakan LAA ILAAHA ILLALLAAH tidaush

takut akan kejahatan dalam kubur dan kejahatan waktu berkumpuldi padam mahsyar.

Kalimat itu dinamakan kalimat tayyibah yang dapat mensucikan orang yang

mengucapkan, dari syirik jali sebagaimana ia dapat membersihkan jiwa orang itu dari syirik

khafi dan menjadikan orang itu orang yang ikhlas dan murni.dan juga kalimat ini dapat

membuka hati manusia dari hijab yang selalu menghalangi kepada kebenaran , sert

membersihkan jiwa orang itu dari segala kotoran dan sifat-sifat kebinatangan.

Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH itu mengaruniai kasyaf bagi yang mengucapkan

untuk selama-lamanya, disamping mengaruniai sifat siddiq, ikhlas, ilmu ladunni, rahasia-rahasia

yang aneh dan akan diberi musyahadah bermacam-macam alamat dari tuhan.

Karunia yang demikian itu baru diperoleh , jika ucapkan kalimat itu diambil dan diterima

dari hati yang taqwa dan sucu dari selain Allah, bukan hanya dipetik dengan didengar saja dari

mulut-mulut orang awam. Kalimat nafi isbat itu meskipun sepotong ayat yang terpendek , tetapi

maknanya sangat luas meliputi seluruh hati jika diambil dengan butir –butir itu akan tumbuh.

Berlainan dengan butir-butir yang tidak mencapai dan tidak hidup.

Rasulallah berabda :

Bahwasanya Allah Ta’ala itu mengharamkam pineraka menjilat orang orang yang berkata

LAA ILAAHA ILLALLAH yang ditujukan hanya kepada Allah semata.( HR .Bukhori Muslim )

Dzikir jahar
21
Cara melakukan dzikir jahar (dzikir dengan suara yang keras) ialah bahwa orang yang

berdzikir itu memulai dengan ucapan LAA dari bawah pusat dan di angkatnya sampai ke otak

alam kepala, sesudah itu di ucapkan ILAAHA dari otak dengan menurunkannya perlahan- bahu

kanan. Lalu memulai lagi mengucapkan ILLALLAAH dari bahu kanan dengan menurunkan

kepala kepada pangkal dada di sebelah kiri dan berkesudahan padahati sanubari di bawah tulang

rusuk lambung dengan menghmbuskan lafadz nama allah sekuat mungkin sehingga terasa

geraknya pada seluruh badan seakan-akan di seluruh bagian badan amal yang rusak itu terbakar

dan memancarkan nur tuhan. Getaran itu meliputi seluruh bidang latifah sehingga dengan

demikian tercapai makna tahlil yang artinya:tidak ada yang di maksudkan melainkan allah.

Kalimat nafi melenyapkan seluruh wujud sesuatu yang baru dari pada pandangan dan ibarat, lalu

berubah menjadi pandangan fana dari kalimat isbat ditegakkanlah dengan tegak dalam hati dan

kepada dzat yang maha besar, lalu memandang wujud dzat allah dengan pandangan yang baqa.

Setelah selesai dzikir dengan bilangan ganjl, dapatlah kita pada akhirnya membaca :

SAYYIDINA MUHAMMADUR RASULULLAH SHOLLOHU ALAIHI

WASALLAM

Diantaranya syarat-syaratnya, yaitu bahwa orang yang berdzikir itu :

1. Dalam wadhu yang seempurna ;

2. Berdzikir dengan pukulan gema yang kuat ;

3. Suara keras yang dapat menghasilkan NUR DZIKIR dalam rongg bathin

mereka yang yang berdzikir, sehingga hati mereka itu hidup dengan nur hidup yang abadi yang

bersifat keakhiratan,

22
Rasulallah SA,berkata mengenai persoalan ini : orang- orang yang mu’min itgu

sebenarnya itu tidak mati, tetapi mereka berpindah dari daerah fana kepada kampung yang

baqa’

Oleh karena itu sebagaimana batu tidak dapat dipecahkan dengan kekuatan luar biasa,

maka demikian pula dzikir tidak akan berbekas pada seluruh kekusutan hati, kecuali dengan

kekuatan yang luar biasa pula, yaitu dengan dzikir jahar.

Ulama-ulama sufi berkata: apaila murid-murid melakukan dzikir ucapan LAA ILAAHA

ILLALLAH dengan memusatkan poerhatiannya yang bukan padanya, maka cepat terbuka

segala tingkatan ajaran tharekat, kadang-kadang terasa dalam tempo satu jam tidak dapat

dihasilkan dengan ucapan kalimat lain dalam tempo satu bulan, atau lebih dari satu bulan,

Berkata : syeh abdul mawahid asy syazili r.a : ulama-ulama berlainan pendapat tentang

dzikir, katanya: manakah yang lebih utama, apakah dzikir atau sir, disitu aku berkata : tentang

dzikir jahar sangat utama agar menambahkan bulatnya tekd, teguhya bathin tauhid kepada Allah,

kuat dari segala pengaruh mahluk untuk tingkatan manusia yang baru belajar.

Begitu pula tentang dzikir sir, memang itupun utama untuk manusia-manusia yang sudah

mencapai kuat tauhid kepada Allah SWT. Dan teguhnya bathin dari segala godaan syetan dari

bujukan nafsu.4

Praktek tarekat qodariyah wa naqsabandiyah

1. Tawassul kepada Nabi Muhammad

4
Abu bakar atjeh,miftahus shudur, hlm 09-19
23
2. Tawassul kepada pendiri dan pengagasan arekat qodariyah wa naqsabandiyah

3. Tawassul kepada silsilah tarekat qodariyah wanaqsabdiyah

4. Pembaccn istigfar

5. Sholawat muhammad

6. Lanjut dzikir jahar dengan kalimat : LAA ILLAHA ILLALLAH 1000X

7. Lanjut dzikir khofi dengan kalimat : ALLAH HUUH ALLAH Semampunya

Kegiatan prakteknya bervariasi

1. Harian

2. Mingguan

3. Bulanan

Hal diatas sudah ketentuan dari pusat .

D. Respon masyarakat terhadap tarekat qodariyah wa naqsabandiyah

Saya menelusuri untuk menemukan tanggapan tentang adanya tarekat tersebut, ada

beberapa tanggapan yang saya dapat diantaranya:

Pertama wawancara kepada tokoh agama sekitar tempat tarekat yang bernama

Ali, dengan jawaban yang sangat positiv, menurut beliau : saya sangat setuju dengan

adanya tarekat ini karena sangat membantu bagi mereka yang sangat sulit mendekat

dengan dunia majelis kegamaan apalagi kumpulan ketika ad penyuluhan tentang seputar

keagamaan, beruntungnya lagi mereka lebih banyak mendekat dari pada berbicara omong

kosong, itu yang paling monjol “ tuturnya belau”

24
Kedua wawancara kepada tokoh penggerak sosial yaitu bapak lutfi mubarok ,

menurut beliau sangat bagus dengan adanya tarekat ini karena membawa dampak kepada

masyarakat terhadap sikap dan kepedulian kepada sesama manusia, manusia butuh

pendorong dan pendamping biar semua kelar selesai tugasnya.

Ketiga wawancara kepada perwakilan karang taruna yaitu muhamad gufron ,

menurut kami sebagai anak muda, sangat bagus , biasa anak mudah itu terkesan jelek

tetapi semenjak adanya tarekat ini , para kaum muda milenial sangat antusias malah

sudah banya yang talqin , menjadi suatu kebanggan bagi kami anak muda bukan hanya

terlihat tetapi urusan agama diutamakan.

Keempat wawacara kepada masyarakat biasa , menurut saya sangat bermanfaat

bagi masyarakat sekitar diantaranya : dapat bersilaturrahmi, nambah teman, nambah ilmu

yang belum diketahui.5

5
Wawancara pada tanggal 25 november 2019
25
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Tarekat Qadariyyah Naqsyabandiyyah ialah sebuah tarekat gabungan dari tarekat

Qadariyyah dan Tarekat Naqsyabandiah ( TQN ). Tarekat ini didirikan oleh syaikh

Ahmad khatib Sambas ( 1802-1872 ) yang dikenal sebagai penulis kitab fath al-Arifin.

Sambas adalah nama sebuah kota disebelah utara pontianak, Kalimantan Barat. Syaikh

Naquib al-‘Attas mengatakan bahwa TQN tampil sebagai sebuah tarekat gabungan

karena syaikh Sambas adalah seorang syaikh dari kedua tarekat dan mengajarkannya

dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis zikir sekaligus yaitu zikir yang dibaca

26
dengan keras ( jahar ) dalm tarekat Qadiriyah dan zikir yang di lakukan di dalam hati

(khafi ) dalam tarekat Naqsyabandiyah.

Sesudah belajar pendidikan agama dasar di kampungnya, syaikh Sambas

berangkat ke Makkah pada usia sembilan belas tahun untuk meneruskan studinya dan

menetap disana hingga wafatnya pada tahun 1289 H./ 1872. Di Makkah beliau belajar

ilmu-ilmu Islam termasuk tasawuf, dan mencapai posisi yang sangat dihargai diantara

teman-teman sejawatnya, dan kemudian menjadi seorang tokoh yang berpengaruh di

seluruh Indonesia. Di antara gurunya adalah Syaikh Daud bin ‘Abd Allah bin Idris al-

Fatani ( wafat sekitar 1843 ), seorang ‘alim besar yang juga tinggal di Makkah, yaitu

syaikh Syams al-Din, Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari ( w. 1812 ) dan bahkan

menurut sebuah sumber, Syaikh ‘Abd al-Shamad al-Palimbani ( w. 1800 ). Dari semua

murid-murid Syaikh Syams al-Din, Ahmad Khatib sambas mencapai tingkat yang

tertinggi dan kemudian ditunjuk sebagai Syaikh Murshid Kamil Mukammil.

Adapun kitab Fath al-Arifin karangan Syaikh Ahmad Khatib Sambas di anggap

sebagai sumber ajaran Tarekat Qadariyah Naqsyabandiyah yang menjadi topik

pembahasan kita, manuskripnya hanya terdapat satu buah yaitu di perpustakaan

Nasional, Jakarta yang di susun oleh murid beliau Ma’ruf al-Palimbani. Adapun kitab

tersebut yang di cetak oleh penerbit Bungkul Indah, surabaya dan beredar secara luas

adalah bersandar pada tulisan murid beliau lainnya yaitu ‘Abd al-Rahim al-Bali sebagai

mana tertulis dalam colophon (halaman penutup) kitab tersebut. Kitab tersebut ditulis

dengan sangat singkat, namun padat, berisi ajaran-ajaran TQN secara garis besar , yang

27
merupakan gabungan dari unsur-unsur ajaran Qadriyah dan Nasyabandiyah, yaitu tata

cara membaiat, sepuluh macam lathif, bentuk banyak dari lathifah berarti (titik) halus (di

dalam tubuh manusia). Kemudian beliau menjelaskan tentang zikir dalam tarekat

Qadariyah, dan diteruskan dengan penjelasan tentang zikir dalam Naqsyabandiyah .

syaikh sambas menerangkan tentang tiga syarat yang harus di penuhi oleh orang yang

sedang berjalan menuju Allah, yaitu zikir diam dalam mengingat, merasa selalu di awasi

Allah didalam hatinya dan pengabdian kepada syaikh, kemudian di akhiri dengan

penjelasan rinci tentang dua puluh macam meditasi (muraqabah). Sebelum ditutup, kitab

ini membuat silsilah syaikh Sambas mulai dari beliau hingga Rasulullah. Dan yang paling

akhir dari bagian tulisan tersebut adalah tentang khatam dari tarekat syaikh ‘Abd al-Qadir

al-Jilani.

Selama perjalanan pada tahun 2008 kyai salam mengikuti rutinan tarekat bersama

putranya yang bernama ustad hasan menuju tempat acara yang berada di pondok

pesantren suryalaya perwakilan lumajang yang beralamat sumber suko-lumajang,

perjalannya menggunakan sepeda motor dengan didamping oleh putra yang juga

mengikuti tarekat tersebut, sepanjang perjalan kyai hasan membaca dzikir yang sudah

biasa dilaksnakan dan diucapkan ketika dzikir tarekat, sampai pada tempat tujuan beliau

bertemu para ulama mursyid tarekat qodariyah korin surabaya , banyak sekali para

jama’ah yang mengikutinya dari berbagai kota atau kabupaten diantaranya : Banyuwangi,

Situbondo, bondowoso dan lain-lain, mulai acara pada jam 10.00 pagi sampai jam 20.00

malam, setelah itu pulang ke jember juga bersama putranya dengn menaiki motor lagi

sampai di jember pada jam 24.00 tengah malam, sampai dirumahya bukan istrahat
28
DAFTAR PUSTAKA

Mulyati, Sri, tarekat-tarekat muktabaroh, prenada media group, 2004


Atjeh, Abu bakar, miftahus shudur , suryalaya group , 1970
Wawacara terhadap aliansi masyarakat dusun jereng
wawancara dengan mantan RT Muhammad Hasan dusun jereng

29

Anda mungkin juga menyukai