Anda di halaman 1dari 17

TASAWUF AKHLAK HARIS AL – MUHASIBI : ALTERNATIF

PERMASALAHAN EKONOMI DI ERA MODERNISASI


Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : Drs. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag.

Disusun oleh:
Kelas A
Regina Indra 211002047

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Alloh swt Alhamdulillah


berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ujian tengah
semester ini dengan tepat waktu. Sholawat beserta salam semoga selalu terlimpah
curahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw kepada keluarganya, para sahabatnya,
tabi’in dan tabi’atnya mudah-mudahan sampai kepada kita semua.
Penulis sangat bersyukur dengan segala nikmat dan kesempatan yang diberikan
oeh Alloh swt sehingga makalah ujian tengah semester ini dapat terselesaikan. Makalah
Ujian tengah semester ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Dengan dukungan berbagai pihak dan sumber lain
yang mendukung terselesikannya makalah ujian tengah semester ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ujian tengah semester ini tidak luput dari
kekurangan, untuk itu, kritik yang membangun sangatlah diharapkan demi bahan
perbaikan penyusunan yang lebih baik. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada,
Semoga ujian tengah semester ini dapat bermanfaat khususnya dalam penunjang materi
pembelajaran serta bagi pembaca sekalian.

Tasikmalaya, 20 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3

A. Pengertian Tasawuf Akhlaki .............................................................................. 3

B. Sistem Pembinaan Tasawuf Akhlaki ................................................................. 4

C. Dampak Kehidupan Modernisasi....................................................................... 4

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................ 6

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian......................................................................... 6

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 6

C. Teknis Analisis Data .......................................................................................... 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 8

A. Biografi Harits bin Asad al-Muhasibi ................................................................ 8

B. Karya – Karya Harits bin Asad al-Muhasibi ...................................................... 9

C. Pemikiran Harits bin Asad al-Muhasibi Dalam Tasawuf Akhlaki .................... 9

D. Implementasi Pemikiran Harits bin Asad al-Muhasibi Dalam Permasalahan


Ekonomi .................................................................................................................. 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 12

ii
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................................. 12

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kajian – kajian keislaman ,tasawuf merupkan salah satu hal yang
menjadi dimensi spiritual ajaran islam ,hal ini juga disebabkan karrena tasawuf
memerlukan pendalaman ilmu dan bahkan merupakan pengalaman yang
bersifat rohani, tetapi Sebagian muslim memandang bahwa ajaran tasawuf
berda di jalur islam yaitu tasawuf merupakan ajaran yang berada di luar ajaran
islam, namun sebagiannya memandang bahwa ajaran tasawuf harus dipelajari
dengan seksama.1
Tasawuf akhlaki merupakan tasawuf yang banyak dikembangkan oleh
kaum salaf atau biasanya di sebut dengan ajaran sunni. Tasawuf akhlaki
berpedoman pada alquran dan al hadits dan mengaitkan ahwal dan maqamat
pada keduanya ( Al – quran dan hadits).2
Pada masa sekarang banyak kehidupan yang hedonism yang
berkembang di sebagaian negara negara Eropa yang menjadi tumbuh
kembangnya perkembangan paham ini. Pengaruhnya tampak jelas, terlihat dari
tingkah laku mereka dalam kehidupan dan juga berimpas pada negara negara
lain salah satunya negara Indonesia dimana penduduknya mayoritas beraagama
islam. Pengaruh hal tersebut berdampak pada pelaku ekonomi yang bersifat
tidak sesuai dengan sikap seorang bisnjs.
Oleh karena itu, perlu adanya mengatasi problematika tersebut dalam
kehidupan masyarakat modern saat ini, tasawuf akhlaki harus dijadikan
alternatif terpenting dalam pembentukan akhlak masyarakat.

1 Muhammad, Mawangir. "Mengenal Pemikiran Para Sufi di Dunia Islam." IAIN Raden Patah , 2019:
1.

2 Ibrahim, Muhammad Zaki. Tasawuf Salafi. Jakarta, 2018.


2

Berdasarkan penjelasan di atas ,penulis merasa tertarik untuk mengkaji


tasawuf akhlak secar mendalam guna mengatasi fenomena akhlak di kalangan
umat islam . Oleh sebab itu, mengangkat pembahasan terkait dengan judul :
TASAWUF AKHLAK HARIS AL – MUHASIBI : ALTERNATIF
PERMASALAHAN EKONOMI DI ERA MODERNISASI

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana pemikiran Harits bin Asad Al Muhasibi dengan kehidupan
modern ?
2. Bagaimana implementasi tasawuf akhlaki Harits bin Asad Al Muhasibi
dengan kehidupan pemikiran ekonomi?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalm penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pemikiran Harits bin Asad Al Muhasibi dengan
kehidupan modern
2. Untuk mengetahui implementasi tasawuf akhlaki Harits bin Asad Al
Muhasibi dengan kehidupan pemikiran ekonomi
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tasawuf Akhlaki


Tasawuf akhlaqi bermakna memebersihkan tingkah laku atau saling
membersihkan tingkah laku.Jika konteksnya adalah manusia, tingkah laku
manusia menjadi sasarannya. Tasawuf akhlaqi ini bisa dipandang sebagai
sebuah tatanan dasar intuk menjaga akhlak manusia atau dalam artian moralilas
masyarakat.
Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang berorientasi pada perbaikan
akhlak, mencari hakikat kebenaran dan mewujudkan manusia yang dapat
makrifat dari allah SWT, dengan metode metode tertentu yang telah
dirumuskan.
Oleh karena itu, tasawuf akhlaqi merupakan kajian ilmu yang sangat
memerlukan praktik untuk menguasainya ,tidak hanya berupa teori sebagai
sebuah pengetahuan tetapi juga dilakukan dengan aktivitas.
Adapun karakteristik tasawuf akhlaqi :3
1. Melandaskan diri pada Al – quran dan As – Sunnah dalam ajaran cenderung
memakai Al – quran dan hadis sebagai kerangka pendapatnya
2. Kesinambungan antara hakikat dengan syariat
3. Lebih bersifat mengajarkan dualism dalam hubungan antartuhan dan
manusia
4. Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaaan, Pendidikan akhlak dan
pengobatan jiwa dengan latihan secara mental

3Siregar, Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanum. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2013.
4

B. Sistem Pembinaan Tasawuf Akhlaki


Sistem Pembinaan dari tasawuf akhlaki perlu adanya tahapan,
tujuannya adalah untuk menguasai hawa nafsu sampai ke titik terendah dan bila
mungkin memastikan hawa nafsu tersebut, sistem pembinaan tersebut
diantaranya adalah :
1. Takhalli
Takhalli merupakan langkah pertama yang harus dijalani seorang sufi.
Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari akhlak tercela. Salah satu hal
tercela yang paling banyak menyebabkan timbulnya akhlak jelek lainya
adalah ketergantungan pada kelezatan duniawi. Takhalli berrati
membersihkan diri dari sifat tercela, dari maksiat lahir dan batin.4
2. Tahalli
Tahalli merupakn tahap pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahap
takhalli . Dengan kata lain, sesudah tahap pembersihan diri dari segala sikap
mental buruk (takhalli) , usaha itu berlanjut ke tahap tahalli. Apabila suatu
kebiasaan telah dilepaskan tertapi tidak ada penggantinya, maka
kekosongan itu dapat menimbulkan frustasi. Oleh karen ait kebiasaan lama
ditinggalkan harus segala diisi kebiasaan baru yang baik.5
3. Tajalli
Tajalli ialah hilangnya hijab ( penutup) daroi sifat sifat kemanusiaan,
jelasnya nur (cahaya) yang sebelumnya ghaib, dan musnah segala sesuatu
ketika tampak wajah Allah SWT.

C. Dampak Kehidupan Modernisasi


Masyarakat modern adalah msayarakat yang sebagian masyarakatnya
mempunyai orientasi nilai budaya peradaban terkini. Masyarakat modern

4 Siregar, Rivay. Dari Sufisme Klasik Neo Sufisme. Jakarta, 2019.

5 Amin, Samsul Munir. Ilmu Tasawuf . Jakarta: Amzah, 2018.


5

relative bebas dari kekuasaan adat dan istiadat lama, karena telah mengalami
banyak perubahan.
Tidak menutup kemungkinan ciri – ciri masyarakat modern banyak
ditemui bahkan hamper semua orang pun merakan diantara ciri – ciri tersebut :
1. Masyarakat modern adalah masyarakat yang secara keseluruhan hamper
meninggalkan kebudayaan lama dan menciptaakn budaya baru
2. Pembagian kerja sudah terspesialisasikan dengan jelas
3. Mempunyai sarana komunikasi yang lengkap
4. Bersifat indibdualistik
6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan upaya yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data
yang didasarkan pada latar alamiah atau natural (Williams, 1995). Ciri-ciri
penelitian kualitatif menurut Creswell (2009) yaitu penelitian berlangsung
dalam setting yang alami, bergantung pada peneliti sebagai instrumen untuk
pengumpulan data, menggunakan beberapa metode pengumpulan data,
menggunakan pendekatan induktif yaitu dengan melakukan pengamatan
spesifik ke generalisasi dan teori yang lebih luas. Kemudian penelitian ini
merupakan penelitian pustaka (Library Research) yaitu penelitian yang
dilaksanakan dengan menggunakan kepustakaan dalam mengumpulkan
informasi dan data bantuan berbagai macam material seperti dokumen, buku,
majalah, artikel, jurnal maupun penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini.

B. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menjelaskan dengan cara apa data yang
diperoleh dan instrumen apa yang digunakan untuk memperoleh data tersebut
(Milya Sari, 2020). Adapun metode pengumpulan data yang kami gunakan
dengan metode studi pustaka. Data yang digunakan dalam karya tulis ini
merupakan data sekunder yang berasal dari berbagai literatur yang relevan serta
beberapa sumber, meliputi data dari jurnal dan buku yang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat.

C. Teknis Analisis Data


Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi
literatur merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
7

pengumpulan data Pustaka, membaca dan mencatat serta mengelola bahan


penelitian (Zed, 2008:3). Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang
diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang bertujuan
mengembangkan aspek teoritis dan aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan
dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan utama mencari dasar
pijakan/pondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka
berpikir dan menentukan dugaan sementara atau disebut juga dengan hipotesis
penelitian. Sehingga para peneliti dapat mengelompokkan, mengalokasikan,
mengorganisasikan dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman
yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti. Studi
literatur ini dilakukan oleh peneliti antara setelah menentukan topik penelitian
dan ditetapkannya rumusan permasalahan. Dalam hal ini peneliti melakukan
studi literatur setelah ditetapkannya rumusan permasalahan.
8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Harits bin Asad al-Muhasibi


Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah al-Harits ibn Asad al-Muhâsibi
al-Bashri. Ia dilahirkan di Bashrah, Iraq. Tentang tahun kelahirannya, Abdul
Halim Mahmud tidak bisa memastikan. Buku-buku sejarah yang mengupas
tentang riwayat hidupnya tidak menyebutkan tahun kelahirannya. Mereka
hanya memperkirakan bahwa al-Muhâsibi lahir pada tahun 165 H. dan wafat
tahun 243 H.6
Al-Muhasibi juga hidup dalam satu era dimana diskursus ilmu Kalam
cukup semarak diselenggarakan. Al-Muhasibi sezaman dengan tokoh-tokoh
Muktazilah seperti Abu alHudzail al-`Allaf yang wafat tahun 226 H., Ibrahim
alNazhzham yang wafat tahun 231 H. Juga hidup sezaman dengan a-Jahizh
yang wafat tahun 225 H. Ia juga hidup sezaman dengan seorang penyair besar
bernama, Abu Nuwas (l.145 H./747 M.- w. 190 H./806 M.). Sementara dalam
bidang tasawuf, ia hidup sezaman dengan Ma’ruf al-Karkhi (l. 165 H./781 M.-
w. 200 H./815), Bisyr ibn al-harits al-Hafi (l. 150H./767 M.-w. 227 H./841),
dan al-Siri al-Saqathi (l.153 H./800 M.- w. 254 H./898 M.).
Al-Muhasibi lahir dari keluarga kaya. Ketika ayahandanya meninggal
dunia, sang ayah mewarisi tujuh puluh ribu dirham uang. Namun, al-Muhasibi
tak mengambil bagian dari harta peninggalan ayahandanya itu. Ini, menurut
Abdul Halim Mahmud, disebabkan perbedaan pemikiran antara sang ayah dan
sang anak. Al-Muhasibi tak mau mengikuti pemikiran ayahandanya yang
mengikuti pemikiran Muktazilah. Al-Muhasibi berbeda pandangan dengan
ayahnya. Jika sang ayah mengagungkan rasionalisme murni, maka sang anak
mendambakan kebersihan hati melalui perpaduan antara rasionalisme dan

6
Mahmud, Abdul Halim. Al - Ri'ayah lil huquq Allah. Kairo, n.d.
9

spiritualisme. Abdul Halim Mahmud menambahkan, keengganan al-Muhasibi


mengambil warisan orang tuanya sebagai salah satu usahanya untuk
membersihkan hati dari syubhat.

B. Karya – Karya Harits bin Asad al-Muhasibi


Al – Muhasibi memiliki begitu banyak karangan seperti telah
disinggung sebelumnya ,karya karya dari Al – Muhasibi diantaranya adalah :7
1. Ar – Ri’ayah lil Huquq Allah SWT Azza wa Jalla ; siterbitkan di Eropa,
lalu di Mesir
2. At – Tawahhum; diterbitkan di mesir tahun 1357 H , dan di Aleppo , Suriah,
tahun 1383 H
3. Risalah al – Washaya
4. Abad an- Nufs
5. Syarh al – Ma’rifah
6. Bad’u Man Anaba Ila Allha SWT Ta’ala
7. Al- Masa’ il fi A’mal al- Qulub wa Al – Jazwarih
8. Mahiyah Al – Aql wa Ma’nahu wa Ikhtilaf An – nas fihi. Kedelapan buku
tersebut diterbitkan di Kairo, tahun 1969

C. Pemikiran Harits bin Asad al-Muhasibi Dalam Tasawuf Akhlaki


Ajaran tasawuf pada prindipnmya merupakan ajaran filsafat hidup yang
memberikan tuntunan kepada manusia tentang bagaimana hidup menjadi lebih
bermakna. Ajaran tersebut seperti iklas beramal, tidak sombong, memegang
Amanah, jujur dan sebagainya. Ajaran ajaran tersebut diakui oleh semua orang
yang berakal dan berhati sehat.8

7
Muhasibi, Al - Harits Al -. Risalah Al - Murtasyidin. Jakarta: Qirthi Press, 2010.
8
Mustaqim, Abdul. Akhlak TAsawuf : Lelaki Suci Menuju Revolusi Hati. Yogyakarta: Kaukaba, 2013.
10

Adapun pemikiran tasawuf akhlaki Al – Muhasibi dapat dibedakan


menjadi beberapa macam , diantaranya :
1. Akhlak Kepada Allah
Umat islam memang selayaknya berakhlak baik kepada Allah yang
telah menyempurnakan menusia yang sempurna, untuk itu akhlak kepada
Allah harus yang baik baik buakn akhlak yang buruk ,seperti diberi nikmat
harus bersyukur kepada Allah
2. Akhlak terhadap manusia
Integritas manusia dapat dilihat secara bertingkat, integritas pribadi,
keluarga maupun social. Masyarakat yang baik terbangun adanya keluarga
yang baik, dan keluarga yang baik terbangun dari individu – individu
anggota keluarga yang baik, sebalikmnya suasana keluarga mewarna
integritas individu dan suasana masyarakat.

D. Implementasi Pemikiran Harits bin Asad al-Muhasibi Dalam


Permasalahan Ekonomi
Kekuatan kehidupan modern saat ini dengan segala atribut
perangkatnya sudah membantu manusia dalam banyak hal. Kehidupan modern
kemudian menjelma sebagai gaya hidup yang menjadi sebuah pilihan dari
kemudahan berbagai alat dan perangkat yang dihadirkan di era sekarang.
Sikap hidup yang mengutamakan materi memperturutkan kesenangan
dan syahwat ingin menguasai semua aspek kehidupan hanya percaya pada
rumus rumus pengetahuan impris saja ,serta paham hidup positivitas yang
bertumpu pada kemampuan akal pikiran manusia tampak lebih menguasai
manusia yang memegang imu pengetahuan dan teknologi.
Intisari ajaran tasawuf bertujuan memperoleh hubungan langsung dan
disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya
berada di hadirat- Nya . Upaya ini dilakukan dengan kontemplasi, melepaskan
diri dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan bersifat sementara.
11

Ajaran akhlak tasawuf perlu disuntikkan dalam seluruh konsep


kebudayaan dan lain sebaginya perlu dilandasi dengan ajaran akhlak tasawuf,
bahkan terkhusus dalam bisang ekonomi dikarekan materialistic dan hedonisme
merupakan dua hal yang berkesinambungan sehingga dampaknya jika tidak
adanya sikap atau mempelajari tasawuf maka dua sikap tersebut semakin
merajalela dan menjadi sifat yang berkelanjutan jika tidak dibenarkan dalam
ajaran yang lurus.
Di era modern manusia lebih cenderung focus terhadap kemajuan
teknologi yang semakin hari semakin berkembang, sehingga kehidupan di
zaman sekarang semakin mudah dan instan dalam melakukan aktivitas. Hal
inilah yang berdampak terhadap akhlak manusia , banyak dampak yang terjadi
akibat kehidupan modern saat ini.
Konsep Al – Muhasibi diharapkann mampu mengubah akhlak manusia
di kehidupan modern , implementasi pemikiran Al – Muhasibi dalam kehidupan
modern mampu menjadi solusi untuk mengatasi kemerosotan akhlak, melalui
cara membiasakan diri baik kepada Allah dan sesame manusia. Dengan car aini
mampu membiasakan dirin dengan berperilaku baik dan terbiasa untuk
melakukan sesuatu perbuatan dengan mendekatkan diri kepada Allah.
12

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan – pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Pemikiran tasawuf akhlaki Harits bin Asad Al – Muhasibi merupakan
bagian dari substansi ajaran agama islam yang mengedepankan Aklah al
Karimah dalam upaya mencoba mencari kebahagian sejati dan hakikat
kebenaran ilahiyah yang berdasarkan kepada tuntunan Al – Quran dan As
– Sunah
2. Implementasi pemikiran tasawuf akhlaki HArits bin Asad Al – Muhasibi
daalm kehidupan ekonomi modern merupakan solusi alternatif dalam
pempentukan akhlak masyarakat modrn untuk mengatasi problematika
dalam kehidupann saat ini guna untuk memperbaiki akhlak dan moral
manusia aagar mencapai kebahagiaan yang optimal selaras dengan ajaran
Islam serta pembentukjan jiwa jiwa ekonomi Rabbani yang menjadi kunci
atau dasar islam rahmayan lil ‘ alamiin

B. Saran
Penelitian konsep tasawuf ini terdapat daalm sebuah karya sufisme yang
ditulis oleh para ulama sufi masa lampau yang sudah seharusnya
dikembangkan,terutama di kalangan mahasiswa, dosen dan insan akademisi
perguruan tuinggi Islam di Indonesia.
Diharapkan kajian keagamaan dengan menggunakan pendekatan
tasawuf melalui dunia Pendidikan dan akademis lewat penelitian ini mampu
memberikan sumbangsih pemikiran untuk menciptkan masyarakat yang
memiliki akhlak yang baik serta mulia dan menjujung perdamaian. Oleh karena
itu, akhlak tasawuf harus selalu dikembangkan dalam kehidupan manusia agara
memiliki dampak yang positi bagi semua insan
13

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. Ilmu Tasawuf . Jakarta: Amzah, 2018.


Ibrahim, Muhammad Zaki. Tasawuf Salafi. Jakarta, 2018.
Mahmud, Abdul Halim. Al - Ri'ayah lil huquq Allah. Kairo, n.d.
Muhammad, Mawangir. "Mengenal Pemikiran Para Sufi di Dunia Islam." IAIN Raden
Patah , 2019: 1.
Muhasibi, Al - Harits Al -. Risalah Al - Murtasyidin. Jakarta: Qirthi Press, 2010.
Mustaqim, Abdul. Akhlak TAsawuf : Lelaki Suci Menuju Revolusi Hati. Yogyakarta:
Kaukaba, 2013.
Siregar, Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanum. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013.
Siregar, Rivay. Dari Sufisme Klasik Neo Sufisme. Jakarta, 2019.

Anda mungkin juga menyukai