Anda di halaman 1dari 3

PROBLEM BASED LEARNING

NAMA MAHASISWA : NENENG RIKA

KELOMPOK MAPEL : 3 F

JUDUL MODUL : Qur’an Hadits KB 2. Pendetakan dan Metode Penafsiran Al-


Qur’an

JUDUL MASALAH : Praktik Menerjemahkan Maudhu’I yang berkaitan dengan tema


Anak Yatim

NO KOMPONEN DESKRIPSI
1 Identifikasi Masalah a. Mempraktikkan penafsiran menggunakan
(berbasis masalah metode maudhui tema Anak Yatim
yang ditemukan b. Memberikan contoh-contoh tema Anak
Yatimh dengan metode Maudhu’i
dilapangan)
2 Penyebab Masalah a. Seseorang mempraktikkan ayat-ayat Al-
(dianalisis apa yang Qur’an menggunakan metode Maudhu’i
menjadi akar yang ada kaitannya dengan tema Anak
Yatim
masalah yang
b. Praktikkan penafsiran Al Qur’an
menjadi plihan menggunakan metode Maudhu’I dengan
masalah) tema Anak Yatim !
c. Telusurilah ayat-ayat Al-Qur’an tema
Anak Yatim lainnya !
3 Solusi a. 1. Arab-Latin: Fid-dun-yā wal-ākhirah, wa
a. Dikaitkan yas`alụnaka 'anil-yatāmā, qul iṣlāḥul lahum
dengan teori khaīr, wa in tukhāliṭụhum fa ikhwānukum,
wallāhu ya'lamul-mufsida minal-muṣliḥ,
atau dalil
walau syā`allāhu la`a'natakum, innallāha
yang relevan 'azīzun ḥakīm
b. Sesuaikan
dengan Artinya: Tentang dunia dan akhirat. Dan
langkah atau mereka bertanya kepadamu tentang anak
prosedur yang yatim, katakalah: "Mengurus urusan
sesuai dengan mereka secara patut adalah baik, dan jika
kamu bergaul dengan mereka, maka
masalah yang
mereka adalah saudaramu; dan Allah
akan mengetahui siapa yang membuat
dipecahkan kerusakan dari yang mengadakan
perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki,
niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S Al-
Baqarah : 220)
2. Arab-Latin: Wa'budullāha wa lā tusyrikụ bihī
syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā
wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-
jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa
mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu
mang kāna mukhtālan fakhụrā
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri, (Q.S An Nisaa:36)

b. 1. Penetapan masalah yang dibahas


Mufasir maudhu’i diharapkan agar
terlebih dahulu mempelajari problem-
problem masyarakat atau ganjalan-
ganjalan pemikiran yang dirasakan sangat
membutuhkan jawaban Al-Qur’an. 2.
Menyusun runtutan ayat sesuai dengan
masa turunnya yaitu hanya dibutuhkan
dalam upaya mengetahui perkembangan
petunjuk Al-Qur’an menyangkut persoalan
yang dibahas, apalagi bagi mereka yang
berpendapat ada nasikh dan mansukh
dalam Al-Qur’an. Bagi mereka yang
bermaksud 34 Abdul Hay Al-Farmawi,
Metode Tafsir Maudhu’i, Terj. Rosihan
Anwar, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hal.
47 35 M. Quraish Shihab, MembumikanAl-
Qur’an......, hal. 115-117 menguraikan satu
kisah atau kejadian maka runtutan yang
dibutuhkan adalah runtutan kronologis
peristiwa.
3. Walaupun metode ini tidak
mengharuskan uraian tentang pengertian
kosakata, namun kesempurnaannya dapat
dicapai apabila sejak dini sang mufasir
berusaha memahami arti kosakata ayat
dengan merujuk kepada penggunaan Al-
Qur’an sendiri, hal ini dapat dinilai sebagai
pengembangan dari tafsir bil-ma’tsur, yang
pada hakikatnya merupakan benih awal
dari metode maudhu’i.
4. Asbab nuzul mempunyai peranan yang
sangat besar dalam memahami ayat- ayat
Al-Qur’an, namun tidak harus
dicantumkan dalam uraian. Tetapi harus
dipertimbangkan ketika memahami arti
ayat-ayatnya masing-masing. Bahkan
hubungan antara ayat yang biasanya
dicantumkan dalam kitab-kitab tafsir yang
menggunakan metode analisis, tidak pula
harus dicantumkan dalam pembahasan,
selama ia tidak mempengaruhi pengertian
yang akan ditonjolkan. Untuk memilih
tema bahasan dalam metode penafsiran ini,
beberapa kitab dapat kiranya dijadikan
sebagai rujukan, misalnya: “al-Mu’jam al-
Mufahras li Alfazh Al-Qur’an” karya
Muhammad Fuad Abd. Al-Baqi yang
menyajikan kata- kata yang tercantum
dalam Al-Qur’an guna memudahkan
pencarian ayat-ayat yang bertumpu pada
suatu fi’il atau isim. Sebagaimana juga
karya Muhammad Hasan Humashi
“Faharis Al-Qur’an Al-Karim” yang
memuat daftar kata-kata fihrisatal-alfazh
dan daftar tema-tema fihrisal-maudhu’at
secara alfabetik. Dengan perkembangan
teknologi pencarian ayat berdasarkan topik
urutan-urutan turunnya ayat, asbab nuzul
dapat dipermudah dengan menggunakan
CD. CD yang menyiapkan menu seperti itu
misalnya Al-Qur’an Al-Karim diarabkan
tulisannya versi 6.
5. Sementara untuk mencari hadis yang
topiknya terkait dengan topik yang sedang
diteliti dapat menggunakan CD Mausu’ah
al-Hadits asy-Syarif dan al-Bayan.

Anda mungkin juga menyukai