1. Bekenaan dengan jumlah bilangan al- Asmā' al-Ḥusnā, para ulama yang merujuk kepada al-Qur’an
mempunyai hitungan yang berbeda-beda. Sebagaimana dijelaskan oleh Pakar Tafsir dari Indonesia,
Muhammad Quraish Shihab, bahwa al-Thabathabai dalam tafsirnya AlMīzān menyatakan bahwa jumlah al-
Asmā' al-Ḥusnā itu ada sebanyak
a. 127
b. 110
c. 100
d. 99
e. 117
Jawaban : A
Soal 2
Indikator Soal : Disajikan deskripsi dan ilustrasi tentang Mu’jizat. Mahasiswa mampu menentukan
mu’jizat tersebut
Level Taksonomi :C5
Soal :
2. Peristiwa ini memang tidak pernah mentradisi. Maksudnya, masing-masing peristiwanya hanya terjadi
sekali atau sesekali sepanjang zaman dan untuk orang-orang tertentu saja di tengah-tengah sekian banyak
manusia. Peristiwa ini disebut dengan...
a. Karamah
b. Mu’jizat
c. Ilham
d. Irkhas
e. Sihir
jawaban : B.
Soal 3
Indikator Soal : Disajikan deskripsi dan ilustrasi tentang Mu’jizat. Mahasiswa mampu mengidentifikasi
contoh-contoh adanya mu’jizat tersebut
Level Taksonomi : C5
Soal :
3. Peristiwa “luar biasa” yang terjadi dari seseorang yang mengaku Nabi sebagai bukti kenabiannya,
sebagai tantangan terhadap orang yang meragukannya, dan orang yang ditantang tidak mampu untuk
menandingi kehebatan mukjizat tersebut. Merupakan pengertian mukjizat dari.
A. Quraish Shihab
B. Said Aqil Munawwar
C. Sayyid Sabiq
D. Imam Al-Gazali
E. Zaid Bin Tsabit
Jawaban : A
Soal 4
Daftar materi yang sering Indikator Soal : Disajikan deskripsi dan ilustrasi tentang Mu’jizat. Mahasiswa mampu mengidentifikasi
mengalami miskonsepsi dalam contoh-contoh adanya mu’jizat tersebut
3. pembelajaran Level Taksonomi : C5
Soal :
4. Tokoh ini tidak meyakini adanya mukjizat dengan alasan bahwa eksperimen menjadi tolak ukur
pembuktian sesuatu; dan orang yang berakal harus menyesuaikan kepercayaan dan keyakinannya dengan
dalil dan argumen -tokoh yang dimaksud adalah.….
A. St. Thomas Aquinas,
B. David Home.
C. Said Aqil Munawwar
D. Abu A’la al Maududi
E. Hasyim Asy’ari
Jawaban : B
Soal 5
Indikator Soal : Dikisahkan tentang perilaku seorang wali dalam realitas kehidupannya, mahasiswa dapat
mengkritisi adanya karomah pada diri seorang wali tersebut sebagai bentuk kemulyaan seseorang.
Level Taksonomi : C5
Soal :
5. Dibawah ini merupakan ciri-ciri seorang hamba yang memiliki karomah kecuali….
A. Tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu bacaan
B. Karomah hanya terjadi pada seorang yang sholeh
C. Seseorang yang memiliki karomah tidak pernah secara sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya memiliki
karomah
D. Memiliki doa-doa khusus untuk diamalkan
E. Orangnya sangat dermawan
Jawabannya ( D )
kata ilāh ( ) إلهpada awalnya berasal dari kata wilāh () واله, yang berarti ketundukan, pengagungan, dan
ungkapan penghambaan. Selanjutnya dari kata wilāh ( ) والهdiderivasikanlah kata ilāhah ( ) إالهةyang
menjadi nama bagi dewa matahari. Nama dari dewa matahari tersebut selanjutnya berevolusi menjadi kata
Allah. Menurut Ahmad Husnan, kata Ilāh yang berbentuk kata Allah mempunyai arti mengherankan atau
menakjubkan, karena segala perbuatan/ciptaan-Nya menakjubkan atau karena bila dibahas hakikat-Nya,
akan mengherankan akibat ketidaktahuan makhluk tentang hakikat zat yang Maha Agung itu. Apapun yang
terlintas di dalam benak menyangkut hakikat zat Allah, maka Allah tidak demikian. Itu sebabnya ditemukan
riwayat yang menyatakan, “Berpikirlah tentang makhluk-makhluk Allah dan jangan berpikir tentang zat-
Nya”.
Dalam pandangan Quraish Shihab kata Allah هللا, terulang dalam al-Quran sebanyak 2.698 kali. Ada yang
berpendapat bahwa kata "Allah" disebutkan lebih dari 2679 kali dalam al-Quran. Sedangkan kata "Tuhan"
dalam bahasa Arab adalah Ilāh ( ) إلهdisebut ulang sebanyak 111 kali dalam bentuk mufrad, ilāhaini dalam
bentuk tatsniyah 2 kali dan ālihah dalam bentuk jama' disebut ulang sebanyak 34 kali. Hal ini juga menjadi
refleksi dari tauhid Uluhiyah dimana kita mengesakan Allah dengan ibadah, dimana tidak menjadi hamba
bagi selain-Nya, tidak menyembah malaikat, nabi, wali, bapak-ibu, kita tidak menyembah kecuali Allah
semata. Ibadah kepada Allah berpijak kepada dua hal, yaitu cinta dan pengagungan. Dengan kecintaan akan
memunculkan keinginan untuk melaksanakan dan pengagungan akan timbul rasa takut dan khawatir akan
dicampakkan, dihinakan dan disiksa-Nya. Kata “Allah” merupakan nama Tuhan yang paling agung yang
menunjukkan kepada kemuliaan dan keagungan Tuhan. Kata Allah merupakan ekspresi ketuhanan yang
paling tinggi dalam Islam, selain bermakna kemuliaan dan keagungan, kata tersebut juga mensyaratkan
bahwa kata Allah mewajibkan seluruh bentuk kemuliaan dan menegasikan segala bentuk kekurangan, kata
Allah juga merupakan nama bagi zat yang wajib wujud yang berhak untuk mendapatkan segala bentuk
pujian. Sedangkan kata ahad merupakan sifat bagi ketunggulan yang senantiasa abadi dalam keesaannya.