Era digital sangat mempengaruhi peserta didik pada zaman sekarang, hal ini karena peserta didik
sekarang mengekpresikanya secara langsung atau mereka lahir sebaga masyarakat asli digital, ini
berbeda dengan orang tua mereka yang lahir sebelum terjadinya era digitalisasi. Menghadapi era
digitalisasi ini PAI sebagai sumber belajarpun harus ikut menyesuaikan dengan perkembangan
digitalisasi ini, di antaranya rekayasa pendidikan digital yang harus tersedia 24 jam.
5. Konsep dan Definisinya
a. Definisi Kurikulum
Kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti berlari dan currere yang
artinya tempat berpacu (Abdullah Idi, 2007: 183). Pada mulanya istilah kurikulum itu dipakai di
dunia atletik, dari kata “curere” yang berarti “berlari”, kemudian dipakai di dunia komunikasi dengan
istilah “curier” atau kurir yang berarti seseorang yang betugas menyampaikan sesuatu kepada
orang atau tempat lain. Dari sini istilah kurikulum diartikan sebagai suatu jarak yang harus
ditempuh. Selanjutnya istilah kurikulum dipakai di dunia pendidikan yang kemudian diartikan
dengan sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang harus ditempuh untuk mencapai
suatu tujuan sehingga mendapatkan ijazah.
b. Pengembangan Kurikulum PAI
pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan serta
menilai hingga sejauh mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri peserta didik. PAI
(Pendidikan Agama Islam) menurut Marimba dalam bukunya Heri Gunawan mendefinisikan
pendidikan Agama Islam adalah sebagai jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya keprinadian utama menurut ukuran agama Islam. Senada
dengan pendapatnya Zakiyah Daradjat dalam (Heri Gunawaan, 2013: 201) bahwa pendidikan
Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).
c. Pengertian Hakikat Kurikulum PAI diMadrasah
Hakikat kurikulum ialah seperangkat yang dijadikan sebagai pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan pendidikan yang ditujukan untuk membentuk citra lembaga pendidikan sesuai
kesepakatan. Hal ini menunjukkan bahwa sifat dari kurikulum sendiri bersifat fleksibel.Sifat dinamis,
aktual, teoritis, dan aplikatif merupakan ciri dan sifat kurikulum yang baik.
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam yang menurut as Syaibani, berikut penjelasannya:
1. Semua tujuannya mengutamakan tujuan kepentingan agama dan perbaikan akhlak. Di sini,
penerapannya pada semua aspek baik kandungan, metode, alat, dantekniknya mengandung jiwa
agama.
2. Dapat merefleksikan semangat, ajaran dalam agama juga pemikiranyang mencakup seluruh
cakupan aspek maupun kandungannya, adalah tujuan disusunnya kurikulum. Semua materi
berkembang secara menyeluruh mencakup pengembangan dalam semua aspek pribadi peserta
didik baik psikisnya, kognitifnya, spiritual dan juga sosialnya
3. Keseimbangan dalam pengetahuan yang berguna untuk mengembangkan individu dan juga
dalam aspek sosial memerlukan perhatian khusus, tanpa mengabaikan penyeimbangan
pengetahuan yang sesuai dengan kurikulum.
4. Dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik memerlukan adanya prinsip menyeluruh yakni
penataan dalam seluruh mata pelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik, seperti pengetahuan
dalam bidang seni, bidang bahasa, dan sebagainya.
5. Adanya prinsip kesesuaian baik dalam minatdan bakat dengan alam sekitar, budaya, dan
juga sosial masyarakat, dalam penyusunan kurikulum.