ERA DIGIAL
Abstrak
Abstract
1
reliability of content, quality of education, accessibility, and the digital divide.
The importance of adapting and developing Islamic education in the digital era,
while ensuring that a wise approach based on established curriculum principles
can bring positive benefits to students and society
PENDAHULUAN
2
dikenal sebagai era 4.0, telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi,
hiburan, dan pendidikan. Namun, perkembangan teknologi ini juga membawa
dampak negatif, seperti informasi yang tidak sesuai dengan norma agama dan
potensi manipulasi informasi untuk tujuan yang tidak baik.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan
kepustakaan (library research). Library research yakni penelitian yang
dilaksanakan dengan menggunakan literature atau serangkaian krgiatan penelitian
yang digunakan untuk analisis data menggunakan metode kualitatif dengan objek
penelitian era digitalisasi pada masa sekarang.
Pengembangan Kurikulum
3
dan kesesuaian dengan masyarakat, dapat mengembangkan siswa secara optimal.
kemampuan. pengetahuan dan pengetahuan.1
a. Prinsip pertama
Prinsip pertama adalah pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk
ajaran dan nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum,
termasuk falsafah, tujuan, kandungan, metode mengajar, caracara
perlakuan, dan hubungan yang berlaku dalam lembaga pendidikan harus
berdasarkan agama Islam, keutamaan, cita-citanya yang tinggi, dan
bertujuan untuk membina pribadi yang mungkin kemauan yang baik dan
hati nurani yang selalu waspada.
b. Prinsip kedua
Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan
kandungan kurikulum. Kalau tujuannya harus meliputi semua aspek
pribadi pelajar, maka kandungannyapun harus meliputi semua yang
berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina
akidah, akal dan jasmaninya.
c. Prinsip ketiga
Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang relatif antara tujuan dan
kandungan kurikulum. Kalau perhatian pada aspek spiritual dan ilmu
syariat lebih besar, maka aspek spiritual tidak boleh melampaui aspek
penting yang lain dalam kehidupan, juga tidak boleh melampaui ilmu, seni
dan kegiatan yang harus diadakan untuk individu dan masyarakat.
d. Prinsip keempat
Prinsip keempat berkaitan dengan bakat, minat kemampuan, dan
kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial tempat
1
Ahmad Taufiq, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, el-Ghiroh, Vol. XVII, No. 02
(2019), 85-86.
4
pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan,
kemahiran pengalaman dan sikapnya.2
kelulusan setelah memenuhi kriteria tertentu. Dialog yang timbul ini menimpa
pembelajaran di masa new normal pasca Covid-19 yang bisa dipertimbangkan
kembali melalui kajian riset kurikulum. Kurikulum dapat didefinisikan sebagai
rencana yang mempunyai elemen, yang bersumber pada model pengembangan
2
Abuddin, Nata. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Group. hlm 180
3
Dheni Redhiana, “Pengembangan Kurikulum Pada Aspek Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Yang
Berbasis Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar Dinamika 6, no. 2 (2014): 215–34
4
Ossi M. R., Acep H. H., Mohamad E, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Era New
Normal”, intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, Vol. 11, No. 01 (2021), 36.
5
kurikulum, elemen-elemen kurikulum ini merupakan tujuan, konten, pendekatan,
serta penilaian, pengembangan kurikulum dalam periode serta kondisi apapun
butuh memandang keempat elemen ini, serta esensi kurikulum pendidikan agama
Islam di masa new normal, pada hakikatnya ialah suatu proses yang terencana
dalam mencapai tujuan pendidikan agama Islam yaitu membentuk siswa agar
dapat memiliki karakter muslim serta dapat memiliki pengembangan diri ke arah
yang lebih baik. Di mana dahulu pendidikan agama Islam hanya meliputi ruang
lingkup dalam proses pembelajarannya saja contoh seperti fiqih, Al-Quran serta
hadits, akidah sejarah Islam dan bahasa Arab. Saat terjadi perkembangan dalam
kurikulum pendidikan agama Islam lebih bervariasi contohnya seperti
pembelajaran Tahfidzul Qur’an, Mahfudzat, Imla’ dan sebagainya.5
5
ibid, hlm 37
6
Eko Risdianto, Analisis Pendidikan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0. (Bengkulu: Universitas
Bengkulu. 2019), hlm 2
6
cepat berarti bahwa siapa pun di seluruh dunia dapat mempelajarinya, tetapi ada
begitu banyak informasi sehingga setiap orang dapat membuat persepsi mereka
sendiri tentang hal itu dan yang lainnya. Aneh jika informasi ini dimanipulasi
untuk digunakan sebagai sumber informasi yang cepat. Bahan untuk saling
menghancurkan dan menyebarkan kebencian. Menurut Amin Abdullah,
tantangan era digital adalah permasalahan kemanusiaan terkait intoleransi,
minoritas, diskriminasi, represi, gesekan dan konflik, serta di bidang keagamaan
munculnya aliran konservatif. Menurut Dicky Sofiyan dari Indonesian
Consortium for Religious Studies (ICRS) ciri konservatisme yaitu (1) seseorang
hanya mempercayai pada satu kebenaran, (2) mobilisasai masa, dan (3)
mendambakan pemimpin yang kuat. Berbagai macam informasi-informasi, ajaran
dan ideology yang datang tersebut tanpa adanya sebuah batasan dan saringan.7
7
https://jogja.tribunnews.com/2019/04/23/era-industri-40-menjadi-tantangan-bagipendidikan-
agama? Diakses 20 Mei 2020
8
https://www.google.com/amp/s/aceh.tribunnews.com/amp/2018/11/27/menjadi-guruera-
pendidikan-40 diakses 14 Juni 2020
7
pendidikan Islam dapat terus berkembang dan membawa manfaat positif di era
digital.9
KESIMPULAN
Dalam konteks yang lebih luas, jurnal ini menegaskan pentingnya terus
beradaptasi dan berkembang dalam pendidikan Islam di era digital, sambil
memastikan bahwa pendekatan yang bijak dan berlandaskan prinsip-prinsip
kurikulum yang telah ditetapkan dapat membawa manfaat positif bagi siswa dan
masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Abuddin, Nata. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Group.
9
Muhammad Fathul H, “Pendidkan Isalm di Era Digital: Tantangan dan Peluang Pada Abad 21”,
Al-Mikraj: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, Vol. 4, No. 01 (2023), 40.
8
Eko Risdianto, Analisis Pendidikan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0.
(Bengkulu: Universitas Bengkulu. 2019).
https://jogja.tribunnews.com/2019/04/23/era-industri-40-menjadi-tantangan-
bagipendidikan-agama? Diakses 20 Mei 2020
https://www.google.com/amp/s/aceh.tribunnews.com/amp/2018/11/27/menjadi-
guruera-pendidikan-40 diakses 14 Juni 2020