TINJAUAN PUSTAKA
Ganja adalah tanaman yang terdiri dari biji, bunga, daun, batang
Kata ganja berasal dari bahasa Sumeriah yaitu Gan-Zi dan Gun-Na
ganja adalah pencuri jiwa yang terpintal. Pada zaman Yunani, para
10
Lihat pasal 8 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
11
M. Taufan Perdana Putra, Kebijakan Pendayagunaan Hemp (Ganja Industri) untuk
Kepentingan Industri di Indonesia, Tesis tidak diterbitkan, Malang, Fakultas Hukum,
Universitas Brawijaya, 2013, hlm. 26
12
Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja: 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban
Manusia, Kompas Gramedia, Jakarta, 2011, hlm 3-5
12
13
Sejarah ganja di Indonesia bermula pada akhir abad 19, iklan ganja
dari asma, batuk dan penyakit tenggorokan, kesulitan bernafas dan sulit
obat herbal untuk penyakit diabetes. Dalam hal memasak dan campuran
dalam hidangan lokal seperti kari kambing dan mie Aceh). Selain
2. Karakteristik Ganja
memunculkan dua jenis tanaman yang berbeda, yaitu jantan dan betina,
dimana keduanya terpisah dan tidak pernah berada dalam satu tanaman.
13
Dania Putri dan Blickman Tom, Ganja di Indonesia “Pola Konsumsi, Produksi, dan
Kebijakan”, Transnational Institute, Vol. 44, (Januari 2016): hlm. 3
14
Ibid, hlm. 4
14
hanya tanaman wanita yang bisa menghasilkan biji dan bunganya, itupun
bila serbuk sari dari tanaman jantan sampai ke bunga dari tanaman wanita.
hingga 9 meter tergantung dari berbagai faktor seperti varietas, iklim, dan
jumlah sinar matahari. Bagian dalam batangnya tersusun dari serat selulosa
keras yang pendek-pendek seperti pada pohon kayu. Bagian luar atau kulit
dari batang ganja terdiri atas serat yang lebih kuat dan jauh lebih panjang
namun lebih tipis daripada serat batangnya. Bagian lain yang penting dari
atau THC. Zat THC bersifat memabukkan dan memiliki efek yang sangat
kompleks pada otak manusia. Fungsi utama dari getah atau resin ini sendiri
15
Tim LGN, Op.Cit, hlm. 29-30
15
3. Jenis Ganja
Ada tiga jenis ganja, yaitu cannabis sativa, cannabis indica, dan
disusul cannabis sativa, dan cannabis ruderalis. Tetapi dalam ganja juga
ganja obat.16 Ada lima varietas tanaman ganja yang dapat dimanfaatkan
16
Informatiecentrum Cannabis, “Medicinaal Gebruik Cannabis”,
https://www.informatiecentrumcannabis.nl/gebruik/medisch-gebruik/medicinaal-gebruik-cannabis/
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
17
Bureau Medicinale Cannabis (BMC), “Producten Medicinale Cannabis”, CIBG
Ministerie van Volksgezhondheid Welzijn en Sport, https://www.cannabisbureau.nl/ Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017
16
1. Pengertian Narkotika
kelompok zat yang bila dimasukkan dalam tubuh maka akan membawa
1) Menenangkan;
2) Merangsang;
3) Menimbulkan halusinasi.
sama artinya dengan kata “Narcosis” yang berarti membius. 18 Sifat dari zat
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini.”
18
Muhammad Taufik Makarao, dkk, Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2005, hlm. 21
17
2. Jenis-jenis Narkotika
19
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Mandar Maju,
Bandung, 2003, hlm. 33
20
Soedjono. D, Hukum Narkotika Indonesia, PT. Alumni, Bandung, 1987, hlm. 3
21
Lihat Lampiran I Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
18
a. Alfasetilmetadol;
b. Alfameprodina;
c. Alfametadol;
d. Alfaprodina;
e. Alfentanil;
f. Allilprodina;
g. Anileridina;
h. Asetilmetadol;
i. Benzetidin;
j. Benzilmorfina;
k. Morfina-N-oksida;
l. Morfin metobromida dan turunan morfina nitrogen
pentafalent lainnya termasuk bagian turunan morfina-N-
oksida, salah satunya kodeina-Noksida, dan lain-lain.
1. Asetildihidrokodeina
2. Dekstropropoksifena : α-(+)-4-dimetilamino-1,2-difenil-3-
metil-2-butanol propionat
19
3. Dihidrokodeina
4. Etilmorfina : 3-etil morfina
5. Kodeina : 3-metil morfina
6. Nikodikodina : 6-nikotinildihidrokodeina
7. Nikokodina : 6-nikotinilkodeina
8. Norkodeina : N-demetilkodeina
9. Polkodina : Morfoliniletilmorfina
10. Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-N-2-
piridilpropionamida 11. Buprenorfina : 21-siklopropil-7-α-
[(S)-1-hidroksi-1,2,2- trimetilpropil]- 6,14-endo-entano-
6,7,8,14-tetrahidrooripavina
11. Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut
diatas
12. Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan
narkotika.
Hukum pidana dapat dilihat melalui dua unsur, yaitu norma dan
sanksi, dan hukum pidana merupakan suatu bagian dari tata hukum, karena
sifatnya yang mengandung sanksi. 22 Oleh sebab itu, seorang yang dijatuhi
dan melanggar ketentuan yang ada dalam peraturan pidana atau orang
a) Teori absolut;
b) Teori Relatif;
c) Teori Gabungan.
terhadap orang yang melanggar atau yang melakukan kejahatan. Jika teori
22
Moch. Taufik Makarao, dkk, Op.Cit, hlm. 37
20
telah memenuhi unsur dari sifat melawan hukum, sifat melawan hukum
23
Andi Hamzah, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2001, hlm. 22
24
Eddy O.S Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, Cahaya Atma Pustaka,
Yogyakarta, 2014, hlm. 198
21
khusus dan maksimal khusus. Serta, jenis ancaman pidana berupa denda
Dan juga peningkatan upaya rehabilitasi medis maupun sosial bagi korban
penyalahgunaan narkotika. 27
25
Moch. Taufik Makarao, dkk, Op.Cit, hlm. 41
26
J.E Sahetapy, Agustinus Pohan (Eds.), Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2011, hlm. 233-234
27
Naskah Akademik Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, hlm. 8
22
pidana. 28
berikut :29
a) Penyalahgunaan/melebihi dosis;
Hal ini disebabkan karena sebab-sebab tertentu, seperti misal,
melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-
pengalaman emosional.
b) Pengedaran Narkotika;
Disebabkan karena keterkaitan dengan sesuatu mata rantai
peredaran narkotika, baik nasional maupun internasional.
c) Jual Beli Narkotika;
Pada umumnya dilatarbelakangi oleh motivasi untuk mencari
keuntungan materil, namun ada juga karena motivasi untuk
kepuasan.
didalam buku karangan Lilik Mulyadi, putusan hakim adalah hasil atau
sidang. Putusan yang diambil adalah suara terbanyak atau pendapat hakim
hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar putusan yang diambil tidak
30
Lihat Pasal 182 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
31
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana “Normatif, Teoritis, Praktik dan
Permasalahannya, PT. Alumni, Bandung, 2012, hlm. 202
32
Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, Prenadamedia
Group, Jakarta, 2015, hlm. 34
33
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana “Edisi Revisi”, Sinar Grafika, Jakarta, 2002,
hlm. 278
24
mengakibatkan rasa tidak puas, tidak bertumpu pada keadilan yang dapat
1. Putusan Akhir
2. Putusan Sela
34
Tri Andrisman, Hukum Acara Pidana, Universitas Lampung, Lampung, 2010, hlm.
68
35
Andi Hamzah, Op.Cit, hlm. 280
25
pidana, isi keputusan tersebut dapat berupa salah satu dari beberapa bentuk
didakwakannya.36
36
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP “Edisi
Kedua”, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 347
37
Pasal 191 ayat (2) KUHAP, yang berbunyi : “Jika Pengadilan berpendapat bahwa
perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu
tindak pidana maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum.
38
Yahya Harahap, Op.Cit, hlm. 352
26
193 KUHAP.39
Dasar pertimbangan berasal dari dua suku kata, yaitu dari kata
dasar dan timbang, kata “dasar” dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti
pokok atau pangkal.40 Kata “timbang” berarti tidak berat sebelah, sama
buruk).41
Hakim itu sendiri secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu
39
Ibid, hlm. 354
40
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 2005, hlm. 238
41
Ibid, hlm. 1193
42
Ibid, hlm. 383
43
Pasal 1 angka 5, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
27
simpulkan bahwa hakim harus memutus suatu perkara dengan cara yang
pemeriksaan di persidangan.
memutus suatu perkara dengan alasan yang tidak jelas. Berikut bunyi pasal
tersebut :44
arti dari dasar pertimbangan hakim itu sendiri adalah sesuatu yang menjadi
44
Pasal 5 ayat (1), Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
28
atau makna dari keadilan. Berbicara akan konsep keadilan, ada 2 macam
jika terjadi penegak hukum yang curang, maka unsur subtansi akan
hanya membaca teks, tetapi berusaha memaknai apa yang ada di balik teks
45
Syarif Mappiasse, Op.Cit, hlm. 96
46
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence), Vol. 1 Pemahaman Awal, Kencana, Jakarta, 2010, hlm. 213
47
Ibid, hlm. 226
29
nuraninya.48
Maksud dari sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan
48
Syarif Mappiasse, Op.Cit, hlm. 137
49
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Cet. 1, Rineka Cipta,
Jakarta, 2007, hlm. 97
50
Lihat Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
30
51
Soekidjo Notoatmodjo, Op.Cit, hlm. 98