Anda di halaman 1dari 76

NKRI dan BHINNEKA

TUNGGAL IKA
TWK 04 01 Lambang Negara

02 Bhinneka Tunggal Ika

03 Nasionalisme

04 Anti Radikalisme

05 Integritas

06 Bela Negara

07 Identitas Nasional

08 NKRI
Lambang Negara
PILAR NEGARA
Pilar Negara biasa disebut sebagai Pilar Kebangsaan

Tiang penyangga bangsa yang kokoh untuk menjaga rakyat Indonesia


agar merasa nyaman dan terhindar dari berbagai gangguan
Dipelopori oleh Alm. Taufik Kiemas (Mantan Ketua MPR RI) (2013) 4

Pilar Kebangsaan:
1. Pancasila
2. UUD 1945
3.Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.Bhineka Tunggal Ika
Timeline Lambang Negara
Lambang Negara
Diperkenalkan
Indonesia Merdeka Pembentukan secara Umum oleh
Panitia Lencana Soekarno
Negara

1945 1949 10/01/1950 11/02/1950 15/02/1950 20/03/1950 1958

Konferensi Lambang Pelukisan Kembali


Meja Bundar Negara oleh Pelukis Istana,
Pengakuan kedaulatan Diresmikan Dullah PP No. 43 / 1958
oleh Belanda terhadap
Penggunaan
Indonesia
Lambang Negara
Perancang Lambang Negara
Panitia:
Penyempurna:
Koordinator : Sultan Hamid II
Ketua : Muhammad Yamin
Anggota : Ki Hajar Dewantoro,
M A Pellaupessy, Moh
Natsir,
RM Ng Poerbatjaraka
Perancang:
Sultan Hamid II
Muhammad Yamin
Pelaksana Dialog:
Sultan Hamid II Ir
Soekarno Moh.
Hatta
Sejarah Lambang Negara
1945 - Indonesia Merdeka
1949 - Konferensi Meja Bundar

•Pasca KMB, Indonesia dirasa perlu memiliki lambang negara

10 Januari 1950 - Dibentuk Panitia Lencana Negara Tujuan:


menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan
kepada pemerintah

•Sayembara dilakukan oleh Menteri Penerangan, Priyono


•Terpilih 2 rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II
dan Moh. Yamin
Sejarah Lambang Negara
• Rancangan Sultan Hamid II diterima pemerintah dan DPR, semebtara karya M. Yamin,
ditolak karena menyertakan sinar matahari yang menampakkan, kesan "Hinomaru"
(lingkaran merah "matahari" Jepang)
• Dialog intensif antara perancang, Presiden, dan Perdana Menteri dilakukan untuk
menyempurnakan

Penyempurnaan I:
Pita yang dicengkeram Garuda diganti, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita
putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika"

8 Februari 1950 - Rancangan Lambang Negara diajukan kepada Presiden, mendapat


masukan dari Partai Masyumi

Masukan:
keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang
memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis
Sejarah Lambang Negara
• Rancangan Lambang Negara direvisi oleh Sultan Hamid II, diajukan
kembali ke Presiden, diserahkan kepada Kabinet melalui Moh. Hatta

11 Februari 1950 - Lambang Negara diresmikan pemakaiannya dalam Sidang


Kabinet
15 Februari 1950 - Presiden Soekarno memperkenalkan Lambang Negara
untuk pertama kalinya kepada umum di Hotel Des Indes Jakarta
20 Maret 1950 - Pelukisan kembali oleh pelukis istana, Dullah, berdasarkan
perintah Soekarno dengan penyempurnaan

Penyempurnaan II:
• penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila
• posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita
menjadi di depan pita
Dasar Hukum
• Dalam UUD 1945 yang disahkan pada sidang PPKi, belum diatur
mengenai Lambang Negara
• Pasal 3 angka 3 UUDS 1950
• Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara
• Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan
Lambang Negara
• Pasal 36A UUD 1945
UUD 1945 (Awal)

UUDS 1950
UUD 1945
Amandemen Kedua (2000)
Lambang Hindia Belanda
• Bernama "Groot Rijkswapen"
• Dengan semboyan Kerajaan
Belanda yang ditulis dengan
Bahasa Prancis, yang berarti
"Saya akan mempertahankan"
Referensi
• Arca Raja Airlangga digambarkan sebagai
Wishnu mengendarai Garuda ditemukan di
Kediri
• Saat ini disimpan di Museum Trowulan, Jawa
Timur
Mitologis
• Garuda merupakan wahana Dewa Wisnu,
salah satu dari trimurti
• Dideskripsikan bertubuh tertutup bulu emas,
berwajah putih, bersayap merah
• Paruh dan sayap nya seperti elang,
tubuhnya seperti manusia
• Tubuhnya besar dan dapat menghalangi
matahari
• Negara lain yang menggunakan garuda
sebagai lambang negara adalah Thailand
• Garuda dipercaya sebagai penjaga dan
pemelihara tatanan alam semesta
• Burung Garuda perlambangan Bangsa yang
besar dan Negara yang kuat
Sketsa Sultan Hamid II
Sketsa M. Yamin
Perlindungan, Pertahanan,
Perjuangan Diri
Arti Garuda Pancasila
• Warna Emas, melambangkan
keagungan dan kejayaan
• Paruh, sayap, ekor, dan cakar yang
melambangkan kekuatan dan tenaga
pembangunan
• Jumlah Bulu Garuda:
 17 helai masing-masing sayap
 8 helai ekor
 19 helai di bawah perisai / pangkal
ekor
 45 helai di leher
Arti Garuda Pancasila
4 3 • Perisai, melambangkan perlindungan dan pertahanan
• Garis Hitam di Tengah Perisai, melambangkan garis
khatulistiwa
1
• Warna Merah Putis sebagai warna dasar perisai,
5 2 melambangkan warna bendera kebangsaan Indonesia,
Merah Putih 1. Sila Pertama
2. Sila Kedua
3. Sila Ketiga
4. Sila Keempat
• Kedua cakar Garuda Pancasila 5. Sila Kelima
mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan
"Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam
• Tulisan Bhinneka Tunggal Ika, melambangkan
Semboyan Negara
Implementasi Pancasila
1. Tuhan Studi Kasus: Biasanya terkait
jiwa
2. Manusia
Nasionalisme orang Indonesia
3. Nasionalisme di perbatasan yang lebih
4. Demokrasi
sering berinteraksi dengan
warga negara tetangga.
5. Keadilan Bagaimana cara memperkuat
dan kesatuan di sana

Studi Kasus:
Menjaga Lingkungan = Cinta Tanah Air = Nasionalisme = Persatuan
Indonesia = Sila Ketiga
Penyederhanaan Nilai Pancasila
SILA ISI KATA KERJA DALAM BUTIR-BUTIR PANCASILA
1 TUHAN Hormat, Rukun, Tidak Memaksakan Kepercayaan
2 MANUSIA Harkat Martabat, Tidak Sewenang-wenang / Semena-mena,
Tenggang Rasa, Nilai Kemanusiaan, Persamaan Derajat,
Pergaulan Umat Manusia, Kerja Sama Antarbangsa
3 NASIONALISME Persatuan, Rela Berkorban, Tanah Air, Menjaga Perdamaian
Dunia, Menjaga Kelestarian Alam
4 DEMOKRASI Hak dan Kewajiban Warga Negara, Musyawarah, Mufakat,
Kepentingan Bersama, Kepercayaan pada Wakil Terpilih
5 KEADILAN Korupsi, Gotong Royong, Adil, Seimbang Hak dan Kewajiban,
Hak Orang Lain, Menolong, Tidak Memeras, Tidak Merugikan
Kepentingan Umum, Menghargai Karya
Dasar Hukum
• Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan
Lambang Negara
• Pasal 36A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(Amandemen Kedua)
• Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa dan Lambang Negara

"Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut


Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika"
Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika
Definisi
Makna
Bhineka Tunggal Ika adalah
Meskipun bangsa dan negara
semboyan Indonesia
Indonesia terdiri atas beraneka
ragam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat istiadat yang
bermacam-macam, serta beraneka
ragam kepulauan Indonesia, namun
keseluruhannya merupakan suatu
persatuan, yaitu bangsa dan negara
Indonesia
Bentuk
Berdasarkan Ras, Suku,
Agama, Klan
Kebhinekaan
Kebhinekaan merupakan perwujudan
kebudayaan di Indonesia
Kebhinekaan melahirkan substansi bangsa
Definisi Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada
lambang negara Indonesia
Berasal dari Jawa Kuno, yang artinya
“Berbeda-beda tapi tetap satu”
•Bhineka berarti “beraneka ragam” atau
“berbeda-beda”
•Neka berarti “macam”
•Tunggal berarti “satu”
•Ika berarti “Itu”
Kutipan dari Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang mengajarkan
toleransi antara umat Hindu dan Buddha pada masa kerajaan Majapahit
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa
ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan
Petikan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana
dharma mangrwa.
dalam
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang
Sutasoma berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah
bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa
adalah tunggal. Berbeda-beda manunggal menjadi satu,
tidak ada kebenaran yang mendua.
Makna Bhineka Tunggal Ika
“Meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam/
berbeda-beda suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat
yang bermacam-macam, serta beraneka ragam kepulauan Indonesia, namun
pada hakikatnya / keseluruhannya tetap merupakan suatu persatuan, yaitu
bangsa dan negara Indonesia”
PP No. 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara

Prinsip Nasionalisme Indonesia tersusun dalam kesatuan majemuk tunggal,


yaitu:
a.Kesatuan Sejarah, bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu
proses sejarah
b.Kesatuan Nasib, penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama
c.Kesatuan Kebudayaan, keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu
bentuk kebudayaan nasional
d.Kesatuan Asas Kerohanian, adanya ide, cita-cita, dan nilai kerohanian yang
secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila
Bentuk ke-Bhinekaan di Indonesia
1) Berdasarkan Ras atau Fisik
Tampak dalam ciri fisik
Contoh : rambut keriting, bibir tebal, kulit hitam
2) Berdasarkan Suku Bangsa Lebih dari 300 suku di Indonesia Contoh :
Jawa, Sunda, Dayak
3) Berdasarkan Agama
Negara menjamin setiap warga negaranya untuk menganut dan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing
Contoh : Islam, Hindu, Budha
4) Berdasarkan Klan
Klan berarti kaum, suku, atau marga, kelompok kekerabatan
Contoh : Caniago, Salampessy, Salossa
Kebhinekaan
Kebhinekaan Perwujudan
Kebudayaan di Indonesia Sifat Bhineka Tunggal Ika:
1. Universal
Beberapa kebudayaan yang 2. Menyeluruh
hidup di Indonesia, diantaranya:
1. Budaya Batak (Sumatera
Kebhinekaan Melahirkan
Utara) Substansi Bangsa
2. Budaya Minangkabau
Substansi utama budaya
(Sumatera Barat) 1. Sistem Pengetahuan
85% 50%
3. Budaya Sunda (Jawa Barat) 2. Sistem Nilai Budaya
4. Budaya Jawa (Jawa Tengah 3. Persepsi

dan Jawa Timur) 4. Pandangan Hidup

5. Budaya Bali (Bali) 5. Kepercayaan


6. Etos Budaya
Kebhinekaan melahirkan Substansi Bangsa
1) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan manusia tentang berbagai hal
2) Sistem Nilai Budaya
Konsep mengenai hal yang hidup dalam alam pikiran masyarakat
3) Persepsi
Sudut pandang mengenai suatu hal
4) Pandangan Hidup
Kategori pandangan hidup
a) Berasal dari norma agama
b) Berasal dari falsafah hidup individu
5) Kepercayaan
Meliputi sesuatu yang dianggap benar
6) Etos Budaya
Watak khas tertentu yang tampak dari luar
Nasionalisme
Asal Mula Negara (Teori)
Moh Ruslan
• Teori Ketuhanan
Negara ada karena adanya kehendak Tuhan
• Teori Perjanjian masyarakat
Negara ada karena adanya perjanjian individu-individu (contrac social)
• Teori Kekuasaan
Negara terbentuk karena adanya kekuasaan / kekuatan
• Teori Hukum Alam
Negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang bermacam-macam.
Definisi Nasionalisme
“Natie” Dilahirkan/Keturunan

“Nation” Bangsa

Ciri khas yang membedakan


“National”
dengan bangsa lain

“Nationalitas” Rasa Kebangsaan

Orang yang cinta


“Nationalist”
persatuan/bangsa

Paham kebangsaan yang berdasarkan kepada Bagi Negara


Lama
kejayaan masa lalu Penjajah
Nasionalisme
Paham kebangsaan yang menolak penjajahan
Bagi Negara
Modern untuk membentuk negara yang berdaulat,
Terjajah
bersatu, dan demokrasi
Nasionalisme
Pada dasarnya, belum terdapat penjelasan mengenai Nasionalisme
berdasarkan peraturan perundang-undangan

Menurut KBBI, Nasionalisme merupakan

“Ultra Nasionalisme” Cinta tanah air yang berlebihan


Nasionalisme dan Patriotisme
ISTILAH AKAR KATA ARTI TUJUAN CONTOH

Menonton Timnas
NASIONALISME NATION BANGSA PERSATUAN
Indonesia

Memperjuangkan
PATRIOTISME PATRIA TANAH AIR RELA BERKORBAN
kemerdekaan Indonesia

Note:
Implementasi dari Patriotisme tidak selalu berkaitan dengan pengorbanan
total. Dalam kehidupan sehari-hari di era globalisasi, tigak mungkin
melakukan pengorbanan dengan cara sama sekali menolak pengaruh global.
Hanya yang paling mungkin adalah "menyaring" atau mengambil sebagian
pengaruh yang baiknya saja
Anti Radikalisme
Anti Radikalisme
Pada dasarnya, belum terdapat penjelasan mengenai radikalisme berdasarkan
peraturan perundang-undangan

Penjelasan mengenai Radikalisme, mengaju pada UU 15/2003 tentang


Penetapan Perppu 1/2002 tentang Pemberantasan Tipi Terorisme Menjadi UU
sebagaimana telah diubah dengan UU 5/2018 tentang Perubahan atas UU
15/2003 tentang Penetapan Perppu 1/2002 tentang Pemberantasan Tipi
Terorisme Menjadi UU (UU 15/2003)
Menurut KBBI, Radikalisme merupakan:
•paham atau aliran yang radikal dalam politik
•paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau drastis
•sikap ekstrem dalam aliran politik
Anti Radikalisme
Pemerintah wajib melakukan pencegahan
Tindak Pidana Terorisme, melalui:
1. Kesiapsiagaan Nasional Pasal 43A - 43D (UU 15/2003)
suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya
Tindak Pidana Terorisme melalui proses yang terencana,
terpadu, sistematis, dan berkesinambungan KN
2. Kontra Radikalisasi
suatu proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan
berkesinambungan yang dilaksanakan terhadap orang
atau kelompok orang yang rencan terpapar paham KR DR
radikal Terorisme yang dimaksudkan untuk menghentikan
penyebaran paham radikal Terorisme
3. Deradikalisasi
suatu proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan yang dilaksanakan
untuk menghilangkan atau mengurangi dan membalikkan pemahaman radikal Terorisme yang
telah terjadi
RADIKALISME DAN KONFLIK DI INDONESIA

OPS MILITER - Pencegahan


OPS INTELIJEN Penegakan DKPT BNPT - Penindakan
UU Subversif Hukum - Kersin
UU Subversif

ORDE ORDE REFORMASI BOM BALI


LAMA BARU  Bom Atrium Senen UU No.15/2003
 NII  Cicendo (1981)  Bom Plaza Hayam Wuruk - Bom Hotel JW Marriot - Bom Pipa, Poso
 DI/TII  Teror warman (1981)  Bom Masjid Istiqlal - Bom Kedubes Australia - Pelemparan Bom ke Gub Sulsel
 Kahar Muzakar  Teror Woyla (1981)  Bom Gereja Medan - Bom Bali II - Penyerangan Anggt Polri,Poso
 Daud Beureuh  Bom Borobudur (1985)  Bom Kedubes Filipina - Bom Hotel Ritz Carlton & JW - Bom kantor Polisi,Tasikmalaya
 Bom BEJ Marriot - Bom Ds. Senduro,
 Bom Malam Natal - Bom Buku Lumajang
- Bom Masjid Adzikra, Cirebon - Bom Polres Poso
- Teror racun Sianida,Jakarta - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Gereja Kepunton Cireundeu
- Penyerangan Pos Polisi,Solo - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Pipa,Semarang Ciputat
- Bom Tambora - Penembakan Anggt.Polri,
- Bom Yayasan Yatim Piatu Beji Pondok Aren.
Sumber: BPNT - Pembunuhan anggt. Polres,Poso - Renc. Peledakan Bom
- Bom Kel. Kauwa Poso Malam Tahun
- Bom Pos Polisi Poso Baru, Ciputat, Tangsel
Pemikiran radikal yg lbh bersifat
Radikalisme gagasan, tdk dlm bentuk aksi
Statis nyata kekerasan

RADIKALISME

Radikalisme yg merusak, gunakan


Radikalisme metode kekerasan dlm wujudkan
Destruktif tujuan yg dicita-citakan
Kelompok yang secara gagasan radikal, namun tidak
1 Radikal Gagasan terlibat kekerasan , akui NKRI
Kelompok dalam bentuk milisi yang terlibat dalam konflik
2 Radikal Milisi komunal, akui NKRI
Kelompok yang mengusung misi-misi
3 Radikal Separatis separatisme/pemberontakan
Kelompok dalam bentuk kekerasan terhadap kemaksiatan,
4 Radikal Premanisme akui NKRI

Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok


5 Radikal Lainnya Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi, dll.

Kelompok yang mengusung dan mengatasnamakan


ideologi keagamaan, penghancuran, pembunuhan, bersifat
6 Radikal Teroris massive, rasa takut yang luas dan paksakan ideologinya
dengan cara kekerasan
 Lazuardi Birru dan LSI (2010) pernah melakukan penelitian terkait
radikalisme sosial keagamaan di 33 Provinsi di Indonesia: masyarakat
Indonesia masih rentan terhadap radikalisme berbasis sosial
keagamaan.
 Salah satu parameter dari kerentanan tersebut dilihat dari tingkat
resistensi masyarakat terhadap tindakan-tindakan radikal masih belum
kuat.
 Faktor-faktor yang signifikan thd rendahnya resistensi atas tindakan
radikal antara lain; pemahaman agama yang cenderung legalistik dan
eksklusif, penghargaan terhadap kelompok minoritas rendah, perasaan
terasing dari kehidupan kolekif (merasa umat Islam dipojokan), dan
hadirnya organisasi-organisasi gerakan radikal.
1. DI TII di Jawa Barat = Kartosoewirjo

2. DI TII di Aceh = Daud Beureuh

3. DI TII di Kalimantan = Ibnu Hajar

4. DI TII di Sulawesi Selatan =Kahar Muzakkar

5. DI TII Jawa Tengah = Amir Fatah


 Tahun 2011, Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP)
dgn responden guru PAI dan siswa SMP Sejadebotabek menunjukkan
potensi radikal yang kuat di klngan guru dan pelajar dgn indikasi
resistensi yg lemah thd kekerasan ats nama agama, intoleransi, sikap
ekslusif serta keraguan thd ideologi Pancasila.

 Tahun 2015 Survey Setara Institute thd siswa dari 114 Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Jakarta dan Bandung. Dalam survei ini, sebanyak 75,3%
mengaku tahu tentang ISIS. Sebanyak 36,2 responden mengatakan ISIS
sebagai kelompok teror yang sadis, 30,2% responden menilai pelaku
kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan 16,9% menyatakan ISIS
adalah pejuang-pejuang yang hendak mendirikan agama Islam.
Integritas
Definisi Integritas
Integritas Mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan utuh sehingga memiliki potensi dan
(KBBI) kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran
Integritas Wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara
Nasional

“Konsistensi yang tak tergoyahkan dalam menjunjung


tinggi nilai luhur”

Salah satu bentuk integrasi adalah tindakan


Asosiasi

Asosiasi adalah suatu kehidupan bersama antar


individu dalam suatu ikatam
Bela Negara
Definisi Bela Negara
• Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara – Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
• Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara – Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
• Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat, sebagai kekuatan pendukung – Pasal 30 ayat (2) UUD 1945

Bela Negara adalah sikap setiap individu untuk


mempertahankan eksistensi kedaulatan negara
Unsur Dasar Bela Negara
1) Cinta Tanah Air
Mengenal dan mencintai wilayah nasionalnya
2) Kesadaran Bangsa dan Bernegara
Dalam bentuk tingkah laku dan sikap dalam kehidupan
3) Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai satu-satunya falsafah bangsa
4) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Rela berkorban seorang WN terhadap tanah airnya
5) Kemampuan Awal Bela Negara
Psikis : Disiplin, ulet, kerja keras, percaya diri,
jujur
Fisik : Sehat dan terampil dalam mendukung START
bela negara
Identitas Nasional
Identitas Nasional merupakan suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain

Unsur Identitas Nasional:


•Suku Bangsa
•Agama
•Kebudayaan
•Bahasa

Identitas Nasional
Tujuan Negara
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea
Alinea 1 : Pernyataan kemerdekaan dan penghapusan atas penjajahan
Alinea 2 : Cita-Cita Negara
Alinea 3 : Landasan Kerohanian
Alinea 4 : Tujuan Negara dan Dasar Negara

Supaya tujuan negara dapat tercapai, ada beberapa hal yang harus
dilaksanakan oleh negara, yaitu:
•Menjaga keamanan dan ketertiban;
•Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya;
•Melaksanakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar dengan perlengkapan alat-alat pertahanan yang modern;
•Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan peradilan.
NKRI
Lahirnya NKRI
• Penyatuan kembali RIS dan Republik
Indonesia dibicarakan pada 19 Mei 1950
• Sidang bersama penyatuan RIS dan
Republik Indonesia pada 15 Agustus
1950
• Konsep NKRI pertama kali dicetuskan
oleh Soekarno dalam pidato
kenegaraannya pada 17 Agustus 1950
yang berjudul "Dari Sabang Sampai
Merauke!"
....."tak lain tak bukan ialah satu Negara
yang meliputi segenap kepulauan
Indonesia ini, "dari Sabang sampai ke
Merauke"."...
Faktor Pemersatu Bangsa

Perasaan seperjuangan dan


Latar Belakang senasib, serta cita-cita nasional

Melestarikan semangat dan jiwa


Sejarah 1945, menggunakan Bahasa
Indonesia, menyadari makna
sumpah pemuda
Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda I (30 April - 2 Mei 1926)
di Batavia
Digagas oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)

Peserta:
• Jong Java Hasil:
• Jong Sumateranen Bond • kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi,
• Jong Bataks Bond dan budaya
• Jong Islaminten Bond • mengadakan kongres yang kedua
• Jong Celebes
• Jong Ambon
• Pemoeda Indonesia
• Pemuda Kaoem Betawi;
• Organisasi Pemuda lain
Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II
27 - 28 Oktober 1928

Digagas oleh
Perhimpunan Pelajar-
Pelajar Indonesia
(PPPI)

di Batavia, tepatnya di
Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond
(KJB), Waterlooplein
(sekarang Lapangan
Banteng) dan Gedung
Oost-Java Bioscoop,
JL Merdeka Utara
Cerita Singkat Butir- butir Pancasila

 Pada tahun 1978 pemerintah menyusun36butir-butir Pancasila berdasarkan Tap


MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa atau Pedoman Penghayatan
dan Pengalaman Pancasila (P4).
 Pada tahun 2003 berdasarkan Tap MPR No. I/MPR/2003, 36 butir pedoman pengamalan
Pancasila telah diperbaharui menjadi 45 butir butir Pancasila.

Penjabaran mengenai 45 Butir Pancasila:


1) Sila pertama dijabarkan dalam7 butir
2) Silakedua dijabarkan dalam10 butir
3) Sila ketiga dijabarkan dalam7 butir
4) Sila keempat dijabarkan dalam10 butir
5) Sila kelima dijabarkan dalam11 butir
Sila 1 : Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama


dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama/ Kerukunan
Kepercayaan beragma
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mempersilahkan
menjalankan ibadah
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Contoh Pengamalan sila 1
1) Mempunyai dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi
larangan sesuai dengan norma agama yang dianut.

2) Menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan norma agama yang dianut
serta tidak menganggu penganut agama yang lain.

3) Menghormati dan mau bekerja sama meskipun dengan pemeluk agama lain.

4) Kita wajib hidup rukun meskipun beda agama karena kita satu bangsa Indonesia.

5) Saling menghormati ketika terdapat pemeluk agama lain yang sedang melaksanakan
ibadah.

6) Setiap manusia bebas menganut agama yang sudah disahkan pemerintah.


Sila 2: Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama man. usia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.


Memanusiakan
Tidak semena-
mena pada
manusia
orang lain
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Pergaulan antar umat
manusia di dunia

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.


9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Contoh Pengamalan sila 2
1) Tidak boleh memperlakukan manusia secara sewenang-wenang / kurang bermartabat karena semua
manusia memiliki hak asasi yang sama.

2) Menghargai perbedaan yang ada, Karena kita harus menyadari bahwa kita hidup memang berbeda-
beda baik dari suku, ras, maupun agama, jadi perbedaan itu memang ada.

3) Tidak boleh memperlakukan orang lain secara semena-mena terutama dalam hal yang buruk dan
merugikan orang lain.

4) Mau mengikuti kerja bakti dan berbaur dengan masyarakat yang lain.

5) Tidak boleh semena-mena terhadap sesama manusia agar bisa hidup berdampingan dan rukun.

6) Sebagai manusia kita wajib menjunjung suatu kebenaran,jangan yang salah malah dibenarkan. Kita
perlu hidup adil terhadap sesama manusia.

7) Memberi bantuan kepada orang lain yang butuh pertolongan kita.

8) Saling menghormati dan menghargai sesama manusia


Sila 3: Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Menjaga
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air perdamaian Nasionalisme
dunia
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Melestarikan
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. kekayaan alam

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.


Contoh Pengamalan sila 3
1) Bila di negara kita ada suatu masalah kita harus fokus menyelesaikan masalah tersebut untuk
kepentingan bersama / untuk kepentingan negara bukan memanfaatkannya untuk kepentingan
kelompok / golongan / pribadi.

2) Turut berjuang dan membela indonesia apabila negara Indonesiaterancam keamanannya.

3) Tidak membeda bedakan antara suku, ras dan agama satu dengan lainnya, karena kita semua
sama-sama warga Indonesia.

4) Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia.

5) Lebih memilih dan menggunakan produk dalam negeri dibanding produk buatan dari luar.

6) Menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, ras dan agama.

7) Turut mengampanyekan perdamaian dunia atauj ika belum bisa, kita bisa mulai dari yang terkecil
seperti mematuhi peraturan yang sudah ada di lingkungan kita.
Sila 4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat keke.luargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
Musyawarah Demokrasi
musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Mendahulukan
kepentingan
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan bersama
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Contoh Pengamalan sila 4
1) Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban sama memperoleh pendidikan.

2) Tidak boleh kita memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain apalagi melakukan ancaman.

3) Ketika ada perbedaan kita wajib mengutamakan aspek bermusyawarah.

4) Dalam bermusyawarah perlu tercapainya hasil yang telah disepakati bersama denganm endukung aspek
kekeluargaan.
5)
6) Dalam bermusyawarah kita tidak boleh emosi karena kita wajib dalam keadaan kepala dingin.

7) Menyerahkan dan mempercayai secara penuh aspirasi kita terhadap wakil-wakil terpilih untuk menjalankan tugasnya.

8) Kita perlu patuh, menerima dan hormat terhadap suatu keputusan yang sudah disepakati dan mufakat.

9) Di dalam bermusyawarah perlu mengutumakan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi.

10) Dalam pengesahan keputusan seharusnya keputusan tersebut sesuai dengan norma pada Tuhan Yang Maha Esa
serta tetap mempertahankan martabat.
Sila 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Nilai
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. kejujuran/ Korupsi
integritas
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras. Paham hak dan
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan kewajiban
bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial
Contoh Pengamalan sila 5
1) Wajib hukumnya saling menghormati terhadap sesama manusia untuk tercapainya sikap kekeluargaan.

2) Adil terhadap teman yang butuh bantuan dan tidak membeda-bedakannya.

3) Saling menghormati, baik, dan rukun terhadap sesama manusia.

4) kita berhak memperoleh kenyamanan berkendara tapi wajib hukumnya menaati aturan lalu lintas yang berlaku.

5) Hidup jangan banyak mengeluh, kita perlu kerja keras dan cerdas untuk memenuhi kebutuhan keluarga apalagi kalau
bisa memberi kepada orang yang membutuhkan.

6) membangun pabrik industri tapi limbah dibuang sembarangan yang menjadikan rugi tetangga sekitar kita.

7) Bersikaplah hemat, lebih baiksisihkan uang anda untuk orang yang lebih membutuhkan.

8) Dalam hidup jangan mengklaim hak yang memang itu sudah dipantenkan pemiliknya. Apabila memang mau digunakan
untuk kepentingan kita adabaiknya ijin terlebih dahulu.

9) Bersifat sewajarnya terhadap sesama, misalnya jangansampai anda memberatkan orang lain apalagi sampai jatuhnya
pemerasan.

10) Suka menghargai hasil karya orang lainyang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
THANK YOU
@aryosandhi23

Anda mungkin juga menyukai