NIM : 2152000117
Kelas : PGSD 2D
A. Rangkuman
HATI NURANI
Kathy Stinston, yang pernah menjadi pengawas program kepelatihan untuk orang-orang
berusia 18-24 tahun, dan sekarang dia belajar untuk menjadi konselor sekolah karena melihat
masalah pada nilai-nilai remaja. Ia merasa sangat terganggu dengan sikap moral para peserta
pelatihan di programnya. Mereka merasa bahwa mereka sudah membayar untuk program ini
sehingga mereka tidak merasa perlu untuk memperhatikan sikapnya. Para peserta pelatihan
bahkan berkomentar seperti ini:” Saya datang terlambat 15 menit lalu kenapa?” dan “Jadi,
kemarin saya tidak datang, sekarang saya di sini, apa masalahnya?”.
Menurut Green, kesadaran nurani membuat kita melakukan pekerjaan dengan baik,
apapun seharusnya itu. Untuk memiliki kesadaran nurani yang berkembang, kita harus memiliki
kapasitas merasakan kepuasan saat pekerjaan selesai dengan baik dan merasa malu saat pekerjaan
dilakukan dengan ceroboh. Sebuah sekolah yang membuat komitmen untuk mengembangkan
kesadaran nurani dan nilai-nilai pekerjaan lainnya harus menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif ini, akan membantu siswa dalam mengembangkan
rasa kerjasama karena mereka bergantung pada temannya untuk melakukan pekerjaan itu.
Ekspektasi tinggi menjadi sangat efektif saat dikombinasikan dengan dukungan penuh.
Menerjemahkan ekspektasi tinggi menjadi pengajaran yang efektif juga berarti mengakomodasi
gaya belajar yang berbeda-beda. Sehingga setiap kebutuhan anak dalam belajar dapat terpenuhi
dengan biak. Selain gaya belajar yang berbeda-beda, siswa juga memiliki ketertarikan yang
berbeda-beda. Ini adalah tantangan bagi seorang guru. karena, ketika pelajaran tidak sesuai
dengan ketertarikan siswa maka pelajaran tersebut akan menjadi sangat membosankan. Ini akan
berakibat pada motivasi belajar siswa, sehingga mengemas pelajaran dan tugas siswa ke dalam
hal-hal yang menjadi kegemaran mereka menjadi solusi yang tepat.
B. Aspek-aspek penting :
Dalam bab ini, ada beberapa aspek penting yang saya dapatkan, pertama, selain pendidikan
intelektual, pendidikan karakter sangat penting untuk perkembangan siswa. Kedua, untuk
menempuh tujuan yang bersifat jangka panjang, kita harus menunda kesenangan-kesenangan
yang tidak perlu untuk tujuan masa depan yang lebih baik. Ketiga, untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa pada suatu pekerjaan yaitu menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
Dengan pembelajaran kooperatif ini, akan membantu siswa dalam mengembangkan rasa
kerjasama karena mereka bergantung pada temannya untuk melakukan pekerjaan itu. Sebenarnya
masih ada banyak aspek penting pada bab ini yang dapat kita ambil jika kita bisa memahami
setiap kalimatnya.
C. Gaya Penulisan :
Bahasa yang digunakan dalam bab ini mudah untuk dimengerti. Akan tetapi ada beberapa
kosa kata yang sulit dipahami bagi orang awam. Dalam bab ini tidak hanya menyajikan teori-
teorinya saja tetapi juga sebagian besar isi tiap sub bab-nya disertai sumber-sumber yang jelas
sehingga berfungsi untuk menguatkan teori-teori yang ada dalam bab tersebut.
Format isi :
4. Halaman : 17 lembar
Alur Penulisan :
Pada bab ini penulis menggunakan alur campuran, mudah dipahami dan tidak membuat pembaca
bingung.
D. Kesimpulan :
Guru adalah orang yang mengakui bahwa ada permasalahan-permasalahan dalam dunia
pendidikan, ada beberapa ahli yang banyak menemukan permasalahan terkait menurunnya
kebiasaan siswa dan motivasi belajar siswa.
Bila dilihat dari sudut pandang nilai pendidikan, menurut penulis langkah pertama yang harus
dilakukan oleh sekolah adalah memperlakukan pekerjaan seperti memiliki kepentingan moral dan
bekerja sebagai pembelajaran seperti aktivitas moral yang berkontribusi dalam pengembangan
karakter. Kedua, menyadari bahwa sekolah bukan hanya melibatkan pendidikan yang buruk,
tetapi juga moral yang buruk, Dan yang terakhir adalah menemukan apa yang harus pendidikan
perjuangkan pada era pengembangan karakternya itu.
Untuk memiliki kesadaran nurani yang berkembang, kita harus memiliki kapasitas merasakan
kepuasan saat pekerjaan selesai dengan baik dan merasa malu saat pekerjaan dilakukan dengan
ceroboh. Ini akan berakibat pada motivasi belajar siswa, sehingga mengemas pelajaran dan tugas
siswa ke dalam hal-hal yang menjadi kegemaran mereka menjadi solusi yang tepat.