Deskripsi MK :
Mata kuliah memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan pada
neonatus (24 jam setelah lahir sampai dengan 28 hari) bayi dan balita yang didasari oleh
konsep sikap dan keterampilan . Topik – topik yang dibahas meliputi : lingkup asuhan,
penatalaksanaan pemantauan tumbuh kembang, imunisasi peran dan tanggung jawab orang
tua sistem rujukan serta pendokumentasian hasil asuhan.
Capaian Pembelajaran MK:
1. Sikap:
a. a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
b. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban berdasarkan Pancasila.
c. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat
atau temuan orisinal orang lain.
d. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
e. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
f. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
2. Keterampilan Umum;
a. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan beragam
metode yang sesuai, baik yang belum maupun yang sudah baku.
b. b. Mampu menunjukan kinerja bermutu dan terstruktur.
c. c. Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan
bidang keahlian terapannya, didasarkan dengan pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung
jawab atas hasilnya secara mandiri.
d. Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih, serta
mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan.
e. Mampu berkerjasama, berkomunikasi, dan berinovasi dalam pekerjaanya.
f. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi
dan evaluasi terhada penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di
bawah tanggungjawabnya.
g. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah
tanggungjawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.
h. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data
untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
3. Keterampilan Khusus:
a. Mampu Menjelaskan lingkup asuhan neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
b. Mampu Menjelaskan konsep asuhan bayi dan anak balita
c. Mampu Mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita
d. Mampu Mempraktekkan stimulasi sesuai tahap tumbuh kembang bayi dan anak balita
e. Mampu Mempraktekkan asuhan pada neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
f. Mampu Mempraktekkan imunisasi pada neonatus bayi dan anak balita
g. Mampu Mempraktekkan penyuluhan pada orang tua tentang asuhan neonatus bayi dan anak
balita
h. Mampu Melaksanakan sistem rujukan
i. Mampu Mempraktekkan pendokumentasian
4. Pengetahuan:
1. Mampu memahami lingkup asuhan neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
2. Mampu memahami konsep asuhan bayi dan anak balita
3. Mampu memahami pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita
4. Mampu memahami stimulasi sesuai tahap tumbuh kembang bayi dan anak balita
5. Mampu memahami asuhan pada neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
6. Mampu memahami imunisasi pada neonatus bayi dan anak balita
7. Mampu memahami penyuluhan pada orang tua tentang asuhan neonatus bayi dan anak balita
8. Mampu memahami sistem rujukan
9. Mampu memahami teknik pendokumentasian
Daftar pustaka:
1. CCU’s SMT 3, Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000
2. Varneys, Midwifery 1997
3. Sub Dit Kes bayi Dan anak , Dir Kes ,Ga, program KHPPIA,2000
Satuan Acara Pembelajaran Tiar kartika R,
Amd.Keb
A. Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
a. Membuka pelajaran
B. Pokok Materi
1. Definisi resusitasi
C. Kegiatan Pembelajaran
6. Melakukan apersepsi
berkaitan dengan materi Memperhatikan -
yang akan disampaikan
Ceramah
Memberikan
sumbang saran
Tanya Jawab
8. Menjelaskan dan
Alat & bahan
mendemonstrasikan Memperhatikan Demonstrasi
yang dibuat
tentang prosedur
untuk praktek
tindakan resusitasi (benda
langsung)
9. Memberikan kesempatan
mahasiswa untuk Alat & bahan
mendemonstrasikantindakan yang dibuat
resusitasi untuk praktek
(benda
Memperhatikan Demonstrasi
Terlampir
E. Evaluasi
Prosedur :
3. Bentuk : Subyektif
5. Soal : Terlampir
F. Referensi
Saifudin , A.B , 2002 , Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Lampiran 1
A. PENGERTIAN RESUSITASI
Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat-alat vital lainnya.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
B. TUJUAN RESUSITASI
Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi
upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat
mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002)
1. Persiapan Keluarga
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan ruangan yang
hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan
atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi.
Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak
tiupan angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam
berdaya 60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang kelahiran bayi.
Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam
keadaan siap pakai, yaitu:
b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung
setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
c. Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet
HANGATKAN BAYI.
Letakkan bayi dengan posisi terlentang di bawah lampu pemanas, pertahankan selimut yang
melingkupi tubuh bayi
ISAP LENDIR
Lakukan pengisapan lendir, dengan menggunakan pengisap lendir De Lee terlebih dahulu pengisapan
lendir pada mulut (< 5cm), setelah itu pada hidung (< 3 cm)
KERINGKAN BAYI
Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil dengan memberikan sedikit tekanan mulai
dari muka, kepala ke seluruh tubuh bayi. Gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung,
perut dan dada.
ATUR KEMBALI POSISI BAYI DAN BUNGKUS BAYI
Ganti kain yang basah dengan kain yang baru yang bersih, kering dan hangat. Selimuti bayi dengan
kain tersebut, biarkan bagian muka dan dada sedikit terbuka untuk memberi keleluasaan bernafas
dan memantau gerakan dada. Atur kembali posisi kepala bayi pada posisi setengah ekstensi.
LAKUKAN PENILAIAN
Menilai pernafasan dan denyut jantung bayi bila bayi bernafas spontan: letakkan bayi pada dada ibu
dan selimuti bayi bersama ibunya, anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya. Bila bayi tidak
bernafas, megap-megap, merintih dan atau disertai DJA <100x/m " SEGERA LAKUKAN VTP"
Pastikan kepala bayi sudah benar posisinya, kemudian pasang sungkup dengan benar sehingga
melingkupi hidung, mulut dan dagu.
Lakukan ventilasi percobaan (2x), lihat apakah dada bayi mengembang setelah silakukan peniupan 2
kali. Bila dada mengembang lanjutkan VTP sebanyak 20x dalam 30 detik (cara menghitung: 1-lepas-
lepas) Bila dada bayi tidak mengembang: periksa posisi sungkup, posisi kepala apaka sudah setengah
ekstensi, periksa apakah masih ada sumbatan jalan nafas ex: lendir, bila masih ada lendir lakukan
pengisapan ulang.
LAKUKAN PENILAIAN
Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
ventilasi. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila bayi tetap tidak bernafas, DJA < 100 x/m lanjutkan
VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP).
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Pasang sungkup dengan benar. Lakukan kompresi dada sebanyak 3x kompresi (pada 1/3 bawah
sternum dengan kedalaman 1/2-3/4 inchi) dan 1x ventilasi. sehinggga perbandingan kompresi dan
ventilasi sebanyak 3:1 dengan frekuensi 15x dalam 30 detik
LAKUKAN PENILAIAN
Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
RJP. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila bayi tetap tidak bernafas, DJA < 100 x/m lanjutkan VTP,
bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP ulang). Bila setelah RJP ulang DJA masih di bawah
60x/m berikan suntikan adrenalin.
Pemberian suntikan adrenalin (epineprin) dengan dosis 0,01-0,03 mg/kgBB secara IV.
LAKUKAN PENILAIAN
Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
tindakan. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila setelah 2-3 menit bayi tetap tidak bernafas, DJA <
100 x/m lanjutkan VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP) "siapkan rujukan". Bila bayi
tetap tidak bernafas setelah 20 menit "pertimbangkan utnuk menghentikan tindakan resusitasi"
PEMANTAUAN DAN DUKUNGAN
Lakukan pemantauan seksama pasca resusitasi selama minimal 2 jam. Perhatikan tanda-tanda
kesulitasn bernafas pada bayi, periksa adanya tarikan dinding dada, amati apakah nafas bayi megap-
megap. Observasi warna kulit, denyut jantung, pernafasan, gerakan bayi. Menjaga bayi agar tetap
hangat dan kering, tunda memandikan bayi sampai 6-24 jam. Setelah tindakan resusitasi bereskan
peralatan.
PENCATATAN
Lakukan pencatatan: identitas bayi, tanggal dan waktu bayi lahir, kondisi saat bayi lahir, tindakan
resusitasi yang telah dilakukan, hasil tindakan resusitasi dan asuhan pasca resusitasi yang telah
dilakukan.
RESUSITASI NEONATUS
A. PENGERTIAN RESUSITASI
B. TUJUAN RESUSITASI
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
kepada otak, jantung dan alat – alat vital lainnya
1. Pernafasan
Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau bahwa
pernafasan tidak adekuat. Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya
pernafasan selama 1 menit. Nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu
tindakan, misalnya apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya
30 – 50 x/menit dan menangis, kita melangkah ke penilaian selanjutnya.
Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut jantung bayi tidak
teratur. Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang termudah dan
cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba
arteria mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung
secara terus menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 =frekuensi denyut
jantung selama 1 menit) Hasil penilaian ;
ü Apabila frekuensi < 100x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi
untuk dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif)
Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat atau bisa
sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit
menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila
terdapat sianosis purifier, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran
darah yang masih lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.
1. Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang
jatuh ke posterior.
2. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu
misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan
sebagainya
4. Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat,
dan / atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan
/ sirkulasi.
5. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan
Resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama kehidupan. Jika
terlambat, bisa berpengaruh buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.
Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi
bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang
sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak
bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal.
1. Persiapan Keluarga
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan
kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata
diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat
sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau
pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60 watt atau
lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang kelahiran bayi.
b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk
kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
Bila hasil penilaian baik, yaitu bayi cukup bulan, air ketuban tidak bercampur mekonium,
bayi menangis, tnus otot baik. Maka lakukan PERAWATAN RUTIN: Beri kehangatan,
Bersihkan jalan nafas, Mengeringkan bayi
Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong. Ganjal bahu agar kepala
sedikit ekstensi. Posisi semi ekstensi yaitu hidung dan mulut dalam satu garis lurus.
a. Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung.
b. Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan).
c. Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan ujung pengisap
terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung)
karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.
a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih
baik.
2) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan
Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak akan banyak menolong dan
malahan dapat membahayakan bayi.
5. Reposisi.
a. Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan).
b. Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar
pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.
6. Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak
bernapas.
ü Pernapasan
ü Frekuensi jantung
ü Warna kulit
B. BREATHING (VTP)
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah udara ke
dalam paru dengan tekanan positip yang memadai untuk membuka alveoli paru agar
bayi bisa bernapas spontan dan teratur.
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
2. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi.
Ventilasi percobaan (2 kali) Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air. Tiupan
awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan
sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas.
a. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air
dalam 30 detik.
b. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur?
C. CIRCULATION
Apabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit àVTP dan kompresi dada
Kompresi Dada
Kompresi dinding dada dapat dilakukan dengan melingkari dinding dada dengan kedua tangan dan
menggunakan ibu jari untuk menekan sternum atau dengan menahan punggung bayi dengan satu
tangan dan menggunakan ujung dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang lain untuk
menekan sternum.
Tehnik penekanan dengan ibu jari lebih banyak dipilih karena kontrol kedalaman penekanan lebih baik.
Tekanan diberikan di bagian bawah dari sternum dengan kedalaman ± 1,5 cm dan dengan frekuensi
90x/menit.
Dalam 3x penekanan dinding dada dilakukan 1x ventilasi sehingga didapatkan 30x ventilasi per menit.
Perbandingan kompresi dinding dada dengan ventilasi yang dianjurkan adalah 3 : 1.
Evaluasi denyut jantung dan warna kulit tiap 30 detik. Bayi yang tidak berespon, kemungkinan yang
terjadi adalah bantuan ventilasinya tidak adekuat, karena itu adalah penting untuk menilai ventilasi
dari bayi secara konstan.
D. DRUG
Bila air ketuban bercampur mekonium, lakukan penilaian bayi bugar atau tidak:
ü FJ > 100x/menit
Bila bayi bugar àLANGKAH AWAL
Bila bayi tidak bugar à penghisapan mulut dan trachea àLANGKAH AWAL
Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali normal yang
kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif. Lanjutkan dengan
asuhan berikutnya.
Konseling:
a. Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah dilakukan.
Jawab setiap pertanyaan yang diajukan.
b. Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi. Bila
ditemukan kelainan, segera hubungi penolong.
c. Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayinya. Bayi dengan gangguan
pernapasan perlu banyak energi. Pemberian ASI segera, dapat memasok energi yang
dibutuhkan.
d. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan metode
Kangguru).
e. Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi
baru lahir dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda
tersebut pada bayi.
1. Tarikan interkostal, napas megap-megap, frekuensi napas <> 60 x per menit.
4. Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun tampak bernapas normal.
Tunda memandikan bayi hingga 6 – 24 jam setelah lahir (perhatikan temperatur tubuh
telah normal dan stabil).
a. Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per
menit
c. Bayi merintih (bising napas ekspirasi) atau megap- megap (bising napas inspirasi)
Konseling
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu dirujuk. Bayi dirujuk
bersama ibunya dan didampingi oleh bidan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu
atau keluarganya.
b. Minta keluarga untuk menyiapkan sarana transportasi secepatnya. Suami atau
salah seorang anggota keluarga juga diminta untuk menemani ibu dan bayi selama
perjalanan rujukan.
c. Beritahukan (bila mungkin) ke tempat rujukan yang dituju tentang kondisi bayi
dan perkiraan waktu tiba. Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang sedang
dirujuk.
d. Bawa peralatan resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selama perjalan
ke tempat rujukan
a. Periksa keadaan bayi selama perjalanan (pernapasan, warna kulit, suhu tubuh)
dan catatan medik.
b. Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, tutup kepala bayi dan bayi dalam posisi
“Metode Kangguru” dengan ibunya. Selimuti ibu bersama bayi dalam satu selimut.
d. Jelaskan kepada ibu bahwa sebaiknya memberi ASI segera kepada bayinya,
kecuali pada keadaan gangguan napas, dan kontraindikasi lainnya
Asuhan lanjutan
Merencanakan asuhan lanjutan sesudah bayi pulang dari tempat rujukkan akan sangat
membantu pelaksanaan asuhan yang diperlukan oleh ibu dan bayinya sehingga apabila
kemudian timbul masalah maka hal tersebut dapat dikenali sejak dini dan kesehatan
bayi tetap terjaga.
Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan
upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan
syaraf pusat dan kemudian meninggal. Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral
yang adekuat Secara hati-hati dan bijaksana, ajak ibu dan keluarga untuk memahami
masalah dan musibah yang terjadi serta berikan dukungan moral sesuai adat dan
budaya setempat
Satuan Acara Pembelajaran Tiar kartika R,
Amd.Keb
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan pengertian resusitasi bayi baru lahir dengan benar
b. Menjelaskan tujuan tindakan resusitasi bayi baru lahir dengan benar
c. Melakukan persiapan dan alat resusitasi bayi baru lahir dengan benar
d. Melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir dengan benar
3. Tujuan ketrampilan dasar mengajar mikro
a. Membuka pelajaran
b. Menjelaskan materi pelajaran
B. Pokok Materi
1. Definisi resusitasi
2. Tujuan tindakan resusitasi bayi baru lahir
3. Persiapan dan alat resusitasi
4. Check list tindakan resusitasi bayi baru lahir
C. Kegiatan Pembelajaran
3. Bentuk : Subyektif
5. Soal : Terlampir
F. Referensi
Saifudin , A.B , 2002 , Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
STikes Ngudi Waluyo Ungaran, Checklist Resusitasi pada bayi , 2013
Lampiran 1
A. PENGERTIAN RESUSITASI
Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat-alat vital lainnya.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
B. TUJUAN RESUSITASI
Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi
upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami
kerusakan otak yang berat atau meninggal (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
1. Persiapan Keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk
membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan.