Anda di halaman 1dari 28

Rancangan Pembelajaran Semester Asuhan Neonatus

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Program Studi              : D III Kebidanan       


Mata Kuliah                : Askeb Neonatus
Kode Mata Kuliah       : Bd. 206
Semester                      : 3(tiga)
SKS                             : 4 (empat)
Dosen  Pengampu        : Dewi Fitriana S.ST. Keb

Deskripsi MK                       :
Mata kuliah memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan pada
neonatus (24 jam setelah lahir sampai dengan 28 hari) bayi dan balita yang didasari oleh
konsep sikap dan keterampilan . Topik – topik yang dibahas meliputi : lingkup asuhan,
penatalaksanaan pemantauan tumbuh kembang, imunisasi peran dan tanggung jawab orang
tua sistem rujukan serta pendokumentasian hasil asuhan.
Capaian Pembelajaran MK:
1.       Sikap: 
a.                    a.    Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
b. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban berdasarkan Pancasila.
c.  Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat
atau temuan orisinal orang lain.
d.      Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan.
e.       Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
f.        Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
2.      Keterampilan Umum;
      a.    Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan beragam
metode        yang       sesuai, baik yang belum maupun yang sudah baku.
b.                    b.   Mampu menunjukan kinerja bermutu dan terstruktur.
c.              c.  Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan
bidang keahlian terapannya, didasarkan dengan pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung
jawab atas hasilnya secara mandiri.
d.      Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih, serta
mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan.
e.       Mampu berkerjasama, berkomunikasi, dan berinovasi dalam pekerjaanya.
f.        Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi
dan evaluasi terhada penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di
bawah tanggungjawabnya.
g.       Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah
tanggungjawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.
h.      Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data
untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

3.      Keterampilan Khusus:
a.      Mampu Menjelaskan lingkup asuhan neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
b.      Mampu Menjelaskan konsep asuhan bayi dan anak balita
c.      Mampu Mempraktekkan pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita
d.      Mampu Mempraktekkan stimulasi sesuai tahap tumbuh kembang bayi dan anak balita
e.      Mampu Mempraktekkan asuhan pada neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
f.        Mampu Mempraktekkan imunisasi pada neonatus bayi dan anak balita
g.      Mampu Mempraktekkan penyuluhan pada orang tua tentang asuhan neonatus bayi dan anak
balita
h.      Mampu Melaksanakan sistem rujukan
i.        Mampu Mempraktekkan pendokumentasian

4.      Pengetahuan:
1.      Mampu memahami lingkup asuhan neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
2.      Mampu memahami konsep asuhan bayi dan anak balita
3.      Mampu memahami pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita
4.      Mampu memahami stimulasi sesuai tahap tumbuh kembang bayi dan anak balita
5.      Mampu memahami asuhan pada neonatus bayi dan anak balita normal dan abnormal
6.      Mampu memahami imunisasi pada neonatus bayi dan anak balita
7.      Mampu memahami penyuluhan pada orang tua tentang asuhan neonatus bayi dan anak balita
8.      Mampu memahami sistem rujukan
9.      Mampu memahami teknik pendokumentasian

Mg Kemampuan Akhir yang Bahan Kajian Bentuk In


Diharapkan (Materi Ajar) Pembelajaran
Ke

1 Setelah mengikuti perkuliahan Lingkup asuhan: Ceramah,diskusi, Per


mahasiswa mampu: 1.Bayi baru lahir normal demonstrasi sik
        Menjelaskan lingkup asuhan 2.Bayi baru lahir bermasalah roleplay dan
neonatus, bayi dan balita. 3.Kelainan – kelainan pada bayi baru lahir ma
4.Trauma pada bayi baru lahir
5.Neonatus beresiko tinggi
6.Kegawatdaruratan
7.Neonatus bayi dan anak balita dengan
penyakit yang lazim terjadi
2 Setelah mengikuti perkuliahan 1.      Adaptasi bayi baru lahir terhadap Ceramah,diskusi, Per
mahasiswa mampu: kehidupan di luar uterus demonstrasi sik
Menjelaskan konsep yang 2.      Pencegahan infeksi roleplay dan
mendasari asuhan neonatus, bayi 3.      Rawat gabung ma
dan anak balita
3 Mahasiswa mampu memberikan Ceramah,diskusi, Per
asuhan pada bayi usia 2-6 hari 1)        Pengumpulan data pada bayi demonstrasi sik
baru lahir: roleplay dan
  Pengkajian fisik pada bayi baru lahir ma
  Penampilan dan perilaku bayi baru
lahir
2)        Rencana asuhan                      pada
bayi usia 2-6 hari  meliputi:
  Minum
  BAB
  BAK
  Tidur
  Kebersihan kulit
  Keamanan
  Tanda-tanda bahaya
  Penyuluhan sebelum bayi pulang
4 Mahasiswa mampu 0.      Peran bidan pada bayi sehat Ceramah,diskusi, Per
mempraktekkan asuhan primer 1.      Bounding attachment demonstrasi sik
pada bayi sampai usia 6 minggu
1.1.   Rencana asuhan roleplay dan
ma
5 Mahasiswa mampu 1.      Pemantauan tumbuh kembang Ceramah,diskusi, Per
mempraktekkan pemantauan neonatus, bayi dan anak balita dilihat demonstrasi sik
tumbuh kembang neonatus, bayi dari pertumbuhan BB dan TB roleplay dan
dan anak balita 2.      Pemantauan tumbuh kembang ma
neonatus, bayi dan anak balita dengan
menggunakan denver development
stress test (DDST)
6 Mahasiswa mampu Asuhan pada neonatus dan bayi Ceramah,diskusi, Per
mempratekkan asuhan pada dengan masalah dan demonstrasi sik
neonatus dan bayi baru lahir penatalaksanaannya pada: roleplay dan
dengan masalah yang lazim   Bercak mongol ma
  Hemangioma
  Ikterik
  Muntah dan gumoh
  Oral trush
  Diaper rush
  Seborhea
  Bisulan
  Milliarisis
7 Mahasiswa mampu Asuhan pada neonatus dengan Ceramah,diskusi, Per
mempratekkan asuhan pada kelainan bawaan dan demonstrasi sik
neonatus dan bayi baru lahir penatalaksanaannya meliputi: roleplay dan
dengan masalah yang lazim   Labioskizis dan labiopalatoskizis ma
terjadi   Atresia esophagus
  Atresia rekti dan anus
  Hirschprung
  Obstruksi billiaris
  Omfalokel
1.1.     Hernia diafragmatika
8 Mahasiswa mampu Asuhan pada neonatus dengan Ceramah,diskusi, Per
mempraktekkan asuhan pada kelainan bawaan dan demonstrasi sik
neonatus dengan kelainan penatalaksanaannya meliputi: roleplay dan
bawaan dan penataaksanaannya   Atresia duodeni, oesophagus ma
  Meningokel, ensefalokel
  Hidrosefalus
  Fimosis
  Hipospadia
 Kelainan metabolik dan endokrin
9 Mahasiswa mampu Asuhan pada neonatus dengan resiko Ceramah,diskusi, Per
mempraktekkan asuhan pada tinggi dan penatalaksanaannya, demonstrasi sik
neonatus dengan resiko tinggi meliputi: roleplay dan
dan penatalaksanaannya,   BBLR ma
  Asfiksia neonatorum
  Sindrom gangguan pernafasan
  Ikterus
  Perdarahan tali pusat
  Kejang
10 Mahasiswa mampu Asuhan pada neonatus dengan resiko Ceramah,diskusi, Per
mempraktekkan asuhan pada tinggi dan penatalaksanaannya, demonstrasi sik
neonatus dengan resiko tinggi meliputi: roleplay dan
dan penatalaksanaannya,   Hypotermi ma
  Hypertermi
  Hipoglikemi
  Tetanus neonatorum
  Penyakit yang diderita ibu selama
kehamilan
11 Mahasiswa mampu menjelaskan 1. Imunisasi dasar Ceramah,diskusi, Per
tentang imunisasi pada 2.  Imunisasi ulang demonstrasi sik
neonatus, bayi dan anak balita roleplay dan
ma
12 Mahasiswa mampu 1. Jenis rujukan Ceramah,diskusi, Per
melaksanakan penatalaksanaan2. Tingkat rujukan demonstrasi sik
rujukan 3. Mekanisme/alur rujukan roleplay dan
ma
13 Mahasiswa mampu Dokumentasi dengan metode SOAP Ceramah,diskusi, Per
mendokumentasikan hasil demonstrasi sik
asuhan pada neonatus bayi dan roleplay dan
anak balita ma
Mahasiswa mampu menjawab UAS
pertanyaan dalam UAS

Daftar pustaka:
1.      CCU’s SMT 3, Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000
2.      Varneys, Midwifery 1997
3.      Sub Dit Kes bayi Dan anak , Dir Kes ,Ga, program KHPPIA,2000
Satuan Acara Pembelajaran Tiar kartika R,
Amd.Keb

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Mata kuliah               : Asuhan Kebidanan Neonatus

Beban studi                : Bd. 304

Beban studi                : 2 SKS

Penempatan               : Semester III

Pokok bahasan          : Resusitasi Bayi Baru Lahir

Sub pokok bahasan : Tindakan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Pertemuan                 : 1 (satu)

Waktu pertemuan     : 20 menit 

Hari/tanggal               : Jumat, 17 mei 2013

A.    Tujuan Instruksional 

1.      Tujuan instruksional umum

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

2.      Tujuan instruksional khusus

Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat :

a.       Menjelaskan pengertian resusitasi bayi baru lahir dengan benar

b.      Menjelaskan tujuan tindakan  resusitasi bayi baru lahir dengan benar

c.       Melakukan persiapan dan alat resusitasi bayi baru lahir dengan benar


d.      Melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir dengan benar

3.      Tujuan ketrampilan dasar mengajar mikro

a.       Membuka pelajaran

b.      Menjelaskan materi pelajaran

B.     Pokok Materi

1.      Definisi resusitasi

2.      Tujuan tindakan resusitasi bayi baru lahir

3.      Persiapan dan alat resusitasi

4.      Check list tindakan resusitasi bayi  baru lahir

C.    Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Dosen Kegiatan Media dan Metode


Mahasiswa Alat

Pendahuluan 1.      Mengucapkan salam Menjawab Salam - Ceramah


pembuka
5  menit Memperhatikan
2.      Memperkenalkan diri
Memperhatikan - -
3.      Menginformasikan pokok
” Ceramah
materi yang akan dibahas
-
4.      Menjelaskan relevansi pokok
bahasan ini dengan profesi
bidan
Memperhatikan
5.      Menjelaskan tujuan
pembelajaran ini - Ceramah

6.      Melakukan apersepsi
berkaitan dengan materi Memperhatikan -
yang akan disampaikan
Ceramah

Memberikan
sumbang saran
Tanya Jawab

Penyajian 7.      Menjelaskan tentang  Memperhatikan Alat dan Ceramah


persiapan bahan
20 menit
dan peralatanresusitasi

8.      Menjelaskan dan
Alat & bahan
mendemonstrasikan Memperhatikan Demonstrasi
yang dibuat
tentang prosedur
untuk praktek
tindakan resusitasi (benda
langsung)
9.      Memberikan kesempatan
mahasiswa untuk Alat & bahan
mendemonstrasikantindakan yang dibuat
resusitasi untuk praktek
(benda
Memperhatikan Demonstrasi

Penutup 10.  Mengevaluasi materi yang Menjawab - Tanya jawab


telah disampaikan kepada pertanyaan
5 menit
mahasiswa
Ceramah
11.  Menyimpulkan secara singkat
Memperhatikan
materi yang telah -
disampaikan

12.  Mengucapkan salam penutup


Ceramah
Memperhatikan
-
D.      Alat Bantu dan Bahan

Terlampir

E.       Evaluasi

Prosedur       :

a.         Tes awal dalam kegiatan (apersepsi)

b.         Test dalam proses yang ada dalam proses pembelajaran

c.         Tes akhir dalm kegiatan akhir (post test)

2. Jenis             : Lisan dan Praktek/demonstrasi

3. Bentuk         : Subyektif

4. Alat              : Check List

5. Soal              : Terlampir
F.       Referensi
Saifudin , A.B , 2002 , Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

STikes Ngudi Waluyo Ungaran, Checklist Resusitasi pada bayi , 2013

Lampiran 1

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

A.      PENGERTIAN RESUSITASI

Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat-alat vital lainnya.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)

B.       TUJUAN RESUSITASI

1.      Memberikan ventilasi yang adekuat

2.      Membatasi kerusakan serebi


3.      Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat – alat vital lainnya

4.      Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

C.      PERSIAPAN RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi
upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat
mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002)

1.      Persiapan Keluarga

Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan


yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk
membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan.

2.      Persiapan Tempat Resusitasi

Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan ruangan yang
hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan
atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi.
Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak
tiupan angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam
berdaya 60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang kelahiran bayi.

3.      Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam
keadaan siap pakai, yaitu:

a.       2 helai kain/handuk

b.      Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung
setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
c.       Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet

d.      Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal

e.       Kotak alat resusitasi.

f.       Jam atau pencatat waktu

D.           LANGKAH – LANGKAH RESUSITASI

Langkah – langkah melakukan tindakan resusitasi (Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, 2002)

         LANGKAH AWAL RESUSITASI --> H-A-I-K-A-L

           HANGATKAN BAYI. 

 Letakkan bayi dengan posisi terlentang di bawah lampu pemanas, pertahankan selimut  yang
melingkupi tubuh bayi

           ATUR POSISI BAYI.


Posisikan kepala dan leher bayi dengan posisi setengah ekstensi untuk membuka jalan nafas
dengan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain

      ISAP LENDIR

     Lakukan pengisapan lendir, dengan menggunakan pengisap lendir De Lee terlebih dahulu pengisapan
lendir pada mulut (< 5cm), setelah itu pada hidung (< 3 cm)

      KERINGKAN BAYI
Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil dengan memberikan sedikit tekanan mulai
dari muka, kepala ke seluruh tubuh bayi. Gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung,
perut dan dada.
      ATUR KEMBALI POSISI BAYI DAN BUNGKUS BAYI
Ganti kain yang basah dengan kain yang baru yang bersih, kering dan hangat. Selimuti bayi dengan
kain tersebut, biarkan bagian muka dan dada sedikit terbuka untuk memberi keleluasaan bernafas
dan memantau gerakan dada. Atur kembali posisi kepala bayi pada posisi setengah ekstensi.

      LAKUKAN PENILAIAN

 Menilai pernafasan dan denyut jantung bayi bila bayi bernafas spontan: letakkan bayi pada dada ibu
dan selimuti bayi bersama ibunya, anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya. Bila bayi tidak
bernafas, megap-megap, merintih dan atau disertai DJA  <100x/m " SEGERA LAKUKAN VTP"

VTP ( Ventilasi Tekanan Positif)

Pastikan kepala bayi sudah benar posisinya, kemudian pasang sungkup dengan benar sehingga
melingkupi hidung, mulut dan dagu.
Lakukan ventilasi percobaan (2x), lihat apakah dada bayi mengembang setelah silakukan peniupan 2
kali. Bila dada mengembang lanjutkan VTP sebanyak 20x dalam 30 detik (cara menghitung: 1-lepas-
lepas) Bila dada bayi tidak mengembang: periksa posisi sungkup, posisi kepala apaka sudah setengah
ekstensi, periksa apakah masih ada sumbatan jalan nafas ex: lendir, bila masih ada lendir lakukan
pengisapan ulang.
LAKUKAN PENILAIAN

 Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
ventilasi. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila bayi tetap tidak bernafas, DJA < 100 x/m lanjutkan
VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP).
 RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

 Pasang sungkup dengan benar. Lakukan kompresi dada sebanyak 3x kompresi (pada 1/3 bawah
sternum dengan kedalaman 1/2-3/4 inchi) dan 1x ventilasi. sehinggga perbandingan kompresi dan
ventilasi sebanyak 3:1 dengan frekuensi 15x dalam 30 detik
LAKUKAN PENILAIAN

 Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
RJP. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila bayi tetap tidak bernafas, DJA < 100 x/m lanjutkan VTP,
bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP ulang). Bila setelah RJP ulang DJA masih di bawah
60x/m berikan suntikan adrenalin.

PEMBERIAN SUNTIKAN ADRENALIN

 Pemberian suntikan adrenalin (epineprin) dengan dosis 0,01-0,03 mg/kgBB secara IV.
LAKUKAN PENILAIAN

Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
tindakan. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila setelah 2-3 menit bayi tetap tidak bernafas, DJA <
100 x/m lanjutkan VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP) "siapkan rujukan". Bila bayi
tetap tidak bernafas setelah 20 menit "pertimbangkan utnuk menghentikan tindakan resusitasi"
 PEMANTAUAN DAN DUKUNGAN

Lakukan pemantauan seksama pasca resusitasi selama minimal 2 jam. Perhatikan tanda-tanda
kesulitasn bernafas pada bayi, periksa adanya tarikan dinding dada, amati apakah nafas bayi megap-
megap. Observasi warna kulit, denyut jantung, pernafasan, gerakan bayi. Menjaga bayi agar tetap
hangat dan kering, tunda memandikan bayi sampai 6-24 jam. Setelah tindakan resusitasi bereskan
peralatan.
PENCATATAN
Lakukan pencatatan: identitas bayi, tanggal dan waktu bayi lahir, kondisi saat bayi lahir, tindakan
resusitasi yang telah dilakukan, hasil tindakan resusitasi dan asuhan pasca resusitasi yang telah
dilakukan.
RESUSITASI NEONATUS

A.    PENGERTIAN RESUSITASI

Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang


adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002)

Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan pernafasan


buatan.(Kamus Kedokteran, Edisi 2000).

Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali


kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung
dan paru, yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998).

Sedangkan menurut Rilantono, dkk (1999) resusitasi mengandung arti harfiah


“menghidupkan kembali”, yaitu dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi
jantung paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan
bantuan hidup lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi.

B.     TUJUAN RESUSITASI

1.      Memberikan ventilasi yang adekuat

2.      Membatasi kerusakan serebi

3.      Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
kepada otak, jantung dan alat – alat vital lainnya

4.      Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

C.    TANDA – TANDA RESUSITASI PERLU DILAKUKAN

1.      Pernafasan
Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau bahwa
pernafasan tidak adekuat.  Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya
pernafasan selama 1 menit. Nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu
tindakan, misalnya apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya
30 – 50 x/menit dan menangis, kita melangkah ke penilaian selanjutnya.

2.      Denyut jantung – frekuensi

Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut jantung bayi  tidak
teratur.  Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang termudah dan
cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba
arteria mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut jantung
secara terus menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 =frekuensi denyut
jantung selama 1 menit) Hasil penilaian ;

ü  Apabila frekuensi>100x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan


menilai warna kulit.

ü  Apabila frekuensi < 100x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi
untuk dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif)

3.      Warna Kulit

Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat  atau bisa
sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit
menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila
terdapat sianosis purifier, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran
darah yang masih lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.

D.    KONDISI YANG MEMERLUKAN RESUSITASI

1.      Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang
jatuh ke posterior.

2.      Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu
misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan
sebagainya

3.      Kerusakan neurologis.

4.      Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat,
dan / atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan
/ sirkulasi.
5.      Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan 
Resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama kehidupan. Jika
terlambat, bisa berpengaruh buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.

E.     HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM RESUSITASI

1.      Tenaga yang terampil, tim kerja yang baik.

2.      Pemahaman tentang fisiologi dasar pernapasan, kardiovaskular, serta proses


asfiksia yang progresif.

3.      Kemampuan / alat pengaturan suhu, ventilasi, monitoring.

4.      Obat-obatan dan cairan yang diperlukan.

F.     PERSIAPAN RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi
bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang
sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak
bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal.

1.      Persiapan Keluarga

Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-


kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan
oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang
diperlukan.

2.      Persiapan Tempat Resusitasi

Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan
kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata
diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat
sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau
pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60 watt atau
lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang kelahiran bayi.

3.      Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat


resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu:
a.       2 helai kain/handuk

b.      Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk
kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.

c.       Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet

d.      Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal

e.       Kotak alat resusitasi.

f.       Jam atau pencatat waktu

G.    LANGKAH-LANGKAH RESUSITASI BBL

Sebelum bayi lahir, harus mengetahui informasi:

–          Bayi cukup bulan atau tidak?

–          Air ketuban bercampur mekonium atau tidak?

Setelah bayi lahir, lakukan penilaian:

–          Bernafas atau menangis?

–          Tonus otot baik?

Bila hasil penilaian baik, yaitu bayi cukup bulan, air ketuban tidak bercampur mekonium,
bayi menangis, tnus otot baik. Maka lakukan PERAWATAN RUTIN: Beri kehangatan,
Bersihkan jalan nafas, Mengeringkan bayi

Bila hasil penilaian tidak baik, maka lakukan

A.     AIRWAY (LANGKAH AWAL)

1.      Jaga bayi tetap hangat.

Selimuti bayi dengan kain, pindahkan bayi ke tempat resusitasi.


 

2.      Atur posisi bayi.

Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong. Ganjal bahu agar kepala
sedikit ekstensi. Posisi semi ekstensi yaitu hidung dan mulut dalam satu garis lurus.

3.      Isap lendir.

Gunakan alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.

a.       Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung.

b.      Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan).

c.       Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan ujung pengisap
terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung)
karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.

4.      Keringkan dan Rangsang taktil.

a.       Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih
baik.

b.      Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini:

1)      Menepuk atau menyentil telapak kaki.

2)      Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan

Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak akan banyak menolong dan
malahan dapat membahayakan bayi.

5.      Reposisi.

a.       Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan).

b.      Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar
pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.

c.       Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).


Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur

6.      Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak
bernapas.

Lakukan evaluasi meliputi:

ü  Pernapasan

ü  Frekuensi jantung

ü  Warna kulit

Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit à PERAWATAN SUPORTIF

B.     BREATHING (VTP)

Bila FJ < 100x/menit /APNUE à VTP (Ventilasi Tekanan Positif)

Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah udara ke
dalam paru dengan tekanan positip yang memadai untuk membuka alveoli paru agar
bayi bisa bernapas spontan dan teratur.

1.         Pasang sungkup, perhatikan lekatan.

Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.

2.         Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi.

Ventilasi percobaan (2 kali) Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air. Tiupan
awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan
sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas.

Lihat apakah dada bayi mengembang, Bila tidak mengembang

a.       Periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar.

b.      Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran.

Bila dada mengembangàlakukan tahap berikutnya

a.       Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air
dalam 30 detik.
b.      Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur?

Kecukupan ventilasi dinilai dengan memperhatikan gerakan dinding dada dan


auskultasi bunyi napas.

Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit, kemerahan àPERAWATAN LANJUT

C.     CIRCULATION

Apabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit àVTP dan kompresi dada

Kompresi Dada

 Kompresi dinding dada dapat dilakukan dengan melingkari dinding dada dengan kedua tangan dan
menggunakan ibu jari untuk menekan sternum atau dengan menahan punggung bayi dengan satu
tangan dan menggunakan ujung dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang lain untuk
menekan sternum.
 Tehnik penekanan dengan ibu jari lebih banyak dipilih karena kontrol kedalaman penekanan lebih baik.
 Tekanan diberikan di bagian bawah dari sternum dengan kedalaman ± 1,5 cm dan dengan frekuensi
90x/menit.
 Dalam 3x penekanan dinding dada dilakukan 1x ventilasi sehingga didapatkan 30x ventilasi per menit.
Perbandingan kompresi dinding dada dengan ventilasi yang dianjurkan adalah 3 : 1.
 Evaluasi denyut jantung dan warna kulit tiap 30 detik. Bayi yang tidak berespon, kemungkinan yang
terjadi adalah bantuan ventilasinya tidak adekuat, karena itu adalah penting untuk menilai ventilasi
dari bayi secara konstan.
 

D.    DRUG

Bila FJ < 60x/menit, berikan EPINEPRIN

AIR KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM?

Bila tidak terdapat mekoniumà LANGKAH AWAL

Bila air ketuban bercampur mekonium, lakukan penilaian bayi bugar atau tidak:

ü  Usaha nafas baik

ü  Tonus otot baik

ü  FJ > 100x/menit
Bila bayi bugar àLANGKAH AWAL

Bila bayi tidak bugar à penghisapan mulut dan trachea àLANGKAH AWAL

I.   ASUHAN PASCA RESUSITASI

Asuhan pascaresusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi setelah menerima


tindakan resusitasi. Asuhan pascaresusitasi dilakukan pada keadaan:
1.   Resusitasi berhasil

Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali normal yang
kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif. Lanjutkan dengan
asuhan berikutnya.

Konseling:

a.       Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah dilakukan.
Jawab setiap pertanyaan yang diajukan.

b.      Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi. Bila
ditemukan kelainan, segera hubungi penolong.

c.       Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayinya. Bayi dengan gangguan
pernapasan perlu banyak energi. Pemberian ASI segera, dapat memasok energi yang
dibutuhkan.

d.      Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan metode
Kangguru).

e.       Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi
baru lahir dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda
tersebut pada bayi.

Lakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk:

1.      Anjurkan ibu menyusukan sambil membelai bayinya

2.      Berikan Vitamin K, antibiotik salep mata, imunisasi hepatitis B


Lakukan pemantuan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam
pertama:

Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi :

1.      Tarikan interkostal, napas megap-megap, frekuensi napas <> 60 x per menit.

2.      Bayi kebiruan atau pucat.

3.      Bayi lemas.

4.      Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun tampak bernapas normal.

Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering.

Tunda memandikan bayi hingga 6 – 24 jam setelah lahir (perhatikan temperatur tubuh
telah normal dan stabil).

2.      Bayi perlu rujukan

Bila bayi pascaresusitasi kondisinya memburuk, segera rujuk ke fasilitas rujukan.

Tanda-tanda Bayi yang memerlukan rujukan sesudah resusitasi

a.       Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per
menit

b.      Adanya retraksi (tarikan) interkostal

c.       Bayi merintih (bising napas ekspirasi) atau megap- megap (bising napas inspirasi)

d.      Tubuh bayi pucat atau kebiruan

e.       Bayi lemas

Konseling

a.       Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu dirujuk. Bayi dirujuk
bersama ibunya dan didampingi oleh bidan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu
atau keluarganya.
b.      Minta keluarga untuk menyiapkan sarana transportasi secepatnya. Suami atau
salah seorang anggota keluarga juga diminta untuk menemani ibu dan bayi selama
perjalanan rujukan.

c.       Beritahukan (bila mungkin) ke tempat rujukan yang dituju tentang kondisi bayi
dan perkiraan waktu tiba. Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang sedang
dirujuk.

d.      Bawa peralatan resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selama perjalan
ke tempat rujukan

Asuhan bayi baru lahir yang dirujuk

a.       Periksa keadaan bayi selama perjalanan (pernapasan, warna kulit, suhu tubuh)
dan catatan medik.

b.      Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, tutup kepala bayi dan bayi dalam posisi
“Metode Kangguru” dengan ibunya. Selimuti ibu bersama bayi dalam satu selimut.

c.       Lindungi bayi dari sinar matahari.

d.      Jelaskan kepada ibu bahwa sebaiknya memberi ASI segera kepada bayinya,
kecuali pada keadaan gangguan napas, dan kontraindikasi lainnya

Asuhan lanjutan

Merencanakan asuhan lanjutan sesudah bayi pulang dari tempat rujukkan akan sangat
membantu pelaksanaan asuhan yang diperlukan oleh ibu dan bayinya sehingga apabila
kemudian timbul masalah maka hal tersebut dapat dikenali sejak dini dan kesehatan
bayi tetap terjaga.

3.      Resusitasi tidak berhasil

Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan
upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan
syaraf pusat dan kemudian meninggal. Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral
yang adekuat Secara hati-hati dan bijaksana, ajak ibu dan keluarga untuk memahami
masalah dan musibah yang terjadi serta berikan dukungan moral sesuai adat dan
budaya setempat
Satuan Acara Pembelajaran Tiar kartika R,
Amd.Keb
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Mata kuliah               : Asuhan Kebidanan Neonatus


Beban studi                : Bd. 304
Beban studi                : 2 SKS
Penempatan               : Semester III
Pokok bahasan          : Resusitasi Bayi Baru Lahir
Sub pokok bahasan : Tindakan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Pertemuan                 : 1 (satu)
Waktu pertemuan     : 20 menit 
Hari/tanggal               : Jumat, 17 mei 2013

A.    Tujuan Instruksional 
1.      Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
2.      Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat :
a.       Menjelaskan pengertian resusitasi bayi baru lahir dengan benar
b.      Menjelaskan tujuan tindakan  resusitasi bayi baru lahir dengan benar
c.       Melakukan persiapan dan alat resusitasi bayi baru lahir dengan benar
d.      Melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir dengan benar
3.      Tujuan ketrampilan dasar mengajar mikro
a.       Membuka pelajaran
b.      Menjelaskan materi pelajaran

B.     Pokok Materi
1.      Definisi resusitasi
2.      Tujuan tindakan resusitasi bayi baru lahir
3.      Persiapan dan alat resusitasi
4.      Check list tindakan resusitasi bayi  baru lahir
C.    Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Dosen Kegiatan Media dan Metode


Mahasiswa Alat

Pendahuluan1.      Mengucapkan salam Menjawab - Ceramah


5  menit pembuka Salam
2.      Memperkenalkan diri Memperhatikan - -
3.      Menginformasikan pokok Memperhatikan ” Ceramah
materi yang akan dibahas -
4.      Menjelaskan relevansi
pokok bahasan ini dengan
profesi bidan Memperhatikan - Ceramah
5.      Menjelaskan tujuan
pembelajaran ini -
6.      Melakukan apersepsi Memperhatikan Ceramah
berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan Memberikan Tanya
sumbang saran Jawab
Penyajian 7.      Menjelaskan tentang  Memperhatikan Alat dan Ceramah
20 menit persiapan bahan
dan peralatanresusitasi
8.      Menjelaskan dan Memperhatikan Alat & bahan Demonstrasi
mendemonstrasikan yang dibuat
tentang prosedur untuk
tindakan resusitasi praktek
9.      Memberikan kesempatan (benda
mahasiswa untuk Memperhatikan langsung) Demonstrasi
mendemonstrasikantindaka Alat & bahan
n resusitasi yang dibuat
untuk
praktek
(benda
Penutup 10.  Mengevaluasi materi yang Menjawab - Tanya
5 menit telah disampaikan kepada pertanyaan jawab
mahasiswa
11.  Menyimpulkan secara Memperhatikan - Ceramah
singkat materi yang telah
disampaikan
12.  Mengucapkan salam Memperhatikan - Ceramah
penutup
D.      Alat Bantu dan Bahan
Terlampir
E.       Evaluasi
 Prosedur       :
a.         Tes awal dalam kegiatan (apersepsi)
b.         Test dalam proses yang ada dalam proses pembelajaran
c.         Tes akhir dalm kegiatan akhir (post test)
2. Jenis             : Lisan dan Praktek/demonstrasi

3. Bentuk         : Subyektif

4. Alat              : Check List

5. Soal              : Terlampir
F.       Referensi
Saifudin , A.B , 2002 , Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
STikes Ngudi Waluyo Ungaran, Checklist Resusitasi pada bayi , 2013
Lampiran 1

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

A.      PENGERTIAN RESUSITASI

Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat-alat vital lainnya.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)

B.       TUJUAN RESUSITASI

1.      Memberikan ventilasi yang adekuat


2.      Membatasi kerusakan serebi
3.      Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung
dan alat – alat vital lainnya
4.      Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

C.      PERSIAPAN RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi
upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami
kerusakan otak yang berat atau meninggal (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
1.      Persiapan Keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk
membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan.

2.      Persiapan Tempat Resusitasi


Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan ruangan yang
hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan
atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi.
Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak
tiupan angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya
60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang kelahiran bayi.
3.      Persiapan Alat Resusitasi
Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam
keadaan siap pakai, yaitu:
a.       2 helai kain/handuk
b.      Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung
setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
c.       Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet
d.      Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
e.       Kotak alat resusitasi.
f.       Jam atau pencatat waktu

D.           LANGKAH – LANGKAH RESUSITASI


Langkah – langkah melakukan tindakan resusitasi (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002)

         LANGKAH AWAL RESUSITASI --> H-A-I-K-A-L


           HANGATKAN BAYI. 
 Letakkan bayi dengan posisi terlentang di bawah lampu pemanas, pertahankan selimut  yang
melingkupi tubuh bayi
           ATUR POSISI BAYI.
Posisikan kepala dan leher bayi dengan posisi setengah ekstensi untuk membuka jalan nafas
dengan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain
      ISAP LENDIR
     Lakukan pengisapan lendir, dengan menggunakan pengisap lendir De Lee terlebih dahulu pengisapan
lendir pada mulut (< 5cm), setelah itu pada hidung (< 3 cm)
      KERINGKAN BAYI
Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil dengan memberikan sedikit tekanan mulai
dari muka, kepala ke seluruh tubuh bayi. Gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung, perut
dan dada.
      ATUR KEMBALI POSISI BAYI DAN BUNGKUS BAYI
Ganti kain yang basah dengan kain yang baru yang bersih, kering dan hangat. Selimuti bayi dengan
kain tersebut, biarkan bagian muka dan dada sedikit terbuka untuk memberi keleluasaan bernafas
dan memantau gerakan dada. Atur kembali posisi kepala bayi pada posisi setengah ekstensi.
      LAKUKAN PENILAIAN
 Menilai pernafasan dan denyut jantung bayi bila bayi bernafas spontan: letakkan bayi pada dada ibu
dan selimuti bayi bersama ibunya, anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya. Bila bayi tidak
bernafas, megap-megap, merintih dan atau disertai DJA  <100x/m " SEGERA LAKUKAN VTP"

VTP ( Ventilasi Tekanan Positif)


Pastikan kepala bayi sudah benar posisinya, kemudian pasang sungkup dengan benar sehingga
melingkupi hidung, mulut dan dagu.
Lakukan ventilasi percobaan (2x), lihat apakah dada bayi mengembang setelah silakukan peniupan 2
kali. Bila dada mengembang lanjutkan VTP sebanyak 20x dalam 30 detik (cara menghitung: 1-lepas-
lepas) Bila dada bayi tidak mengembang: periksa posisi sungkup, posisi kepala apaka sudah setengah
ekstensi, periksa apakah masih ada sumbatan jalan nafas ex: lendir, bila masih ada lendir lakukan
pengisapan ulang.
LAKUKAN PENILAIAN
 Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
ventilasi. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila bayi tetap tidak bernafas, DJA < 100 x/m
lanjutkan VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP).
 RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
 Pasang sungkup dengan benar. Lakukan kompresi dada sebanyak 3x kompresi (pada 1/3 bawah
sternum dengan kedalaman 1/2-3/4 inchi) dan 1x ventilasi. sehinggga perbandingan kompresi dan
ventilasi sebanyak 3:1 dengan frekuensi 15x dalam 30 detik
LAKUKAN PENILAIAN
 Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
RJP. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila bayi tetap tidak bernafas, DJA < 100 x/m lanjutkan
VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP ulang). Bila setelah RJP ulang DJA masih di
bawah 60x/m berikan suntikan adrenalin.

PEMBERIAN SUNTIKAN ADRENALIN


 Pemberian suntikan adrenalin (epineprin) dengan dosis 0,01-0,03 mg/kgBB secara IV.
LAKUKAN PENILAIAN
Bila bayi mulai bernafas normal (30-60 x/m) tidak ada retraksi dada, tidak merintih maka hentikan
tindakan. Pantau kondisi bayi secara seksama. Bila setelah 2-3 menit bayi tetap tidak bernafas, DJA <
100 x/m lanjutkan VTP, bila DJA <60 x/m lakukan kompresi dada (RJP) "siapkan rujukan". Bila bayi
tetap tidak bernafas setelah 20 menit "pertimbangkan utnuk menghentikan tindakan resusitasi"
 PEMANTAUAN DAN DUKUNGAN
Lakukan pemantauan seksama pasca resusitasi selama minimal 2 jam. Perhatikan tanda-tanda
kesulitasn bernafas pada bayi, periksa adanya tarikan dinding dada, amati apakah nafas bayi megap-
megap. Observasi warna kulit, denyut jantung, pernafasan, gerakan bayi. Menjaga bayi agar tetap
hangat dan kering, tunda memandikan bayi sampai 6-24 jam. Setelah tindakan resusitasi bereskan
peralatan.
PENCATATAN
Lakukan pencatatan: identitas bayi, tanggal dan waktu bayi lahir, kondisi saat bayi lahir, tindakan
resusitasi yang telah dilakukan, hasil tindakan resusitasi dan asuhan pasca resusitasi yang telah
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai