Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AGENDA 1

“Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah dalam Rangka


Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang dan Kesinambungan
Kinerja sebagai Refleksi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara”
Oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Halmahera Barat

Oleh:
Reinhard Bunga, S.Pd., M.Pd.
Nip. 19830815 200903 1 001
Sekretaris Inspektorat Daerah
Kabupaten Halmahera Barat
Provinsi Maluku Utara

Pelatihan Kepemimpinan Administrator


Angkatan V Tahun 2022
PPSDM Regional Makassar

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelesaian Kerugian Daerah merupakan amanat Pasal 3 Huruf “j” Undang-


undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

B. Rumusan Masalah

Terdapat temuan Kerugian Daerah atas Pemeriksaan BPK, BPKP dan APIP pada
setiap Tahun Anggaran Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Halmahera Barat.

C. Tujuan

Penyelesaian kerugian negara perlu segera dilakukan untuk mengembalikan


kekayaan negara yang hilang atau berkurang serta meningkatkan disiplin dan
tanggung jawab para pegawai negeri/pejabat negara pada umumnya, dan para
pengelola keuangan pada khususnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Hukum Kerugian Negara

1. Kerugian Negara/Daerah menurut Hukum Pidana


2. Kerugian Negara/Daerah menurut Hukum Perdata
a. Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 BW)
b. Hubungan Kontraktual (Wanprestasi)
3. Kerugian Negara/Daerah menurut Hukum Administrasi Negara (Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara)

B. Dasar Hukum Kerugian Negara Menurut Hukum Administrasi Negara

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Pasal


35)
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Pasal 59 s.d 67)
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Pasal 22 dan 23)
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan (Pasal 10 s.d 11)

C. Definisi Kerugian Negara/Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 1 angka 22 dan Undang-


undang Nomor 15 Tahun 2006 Pasal 1 angka 15, “Kerugian Negara/Daerah
adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.”
Menurut Pasal 1 angka 16 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006, “Ganti
Kerugian adalah sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang
harus dikembalikan kepada negara/daerah oleh seseorang atau badan yang telah
melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.”
Komponen penting dalam definisi Kerugian Negara/Daerah adalah:

3
 kekurangan uang, surat berharga, dan barang
 nyata dan pasti jumlahnya
 akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai Kerugian
Negara/ Daerah.
Kata “Kekurangan”, berarti:
Kekurangan bukan hanya sebagai kekurangan dalam jumlah
pembayaran/pemasukan terhadap Kas Negara/Kas Daerah, namun juga
harus diartikan sebagai kehilangan sejumlah uang dan kelebihan pembayaran
dari nilai yang seharusnya. Begitu juga kerugian negara/daerah terjadi pada
surat berharga (surat piutang) atau bentuk-bentuk tagihan yang bernilai uang
maupun terhadap barang-barang milik negara/daerah.
Frase “nyata dan pasti jumlahnya”, berarti:
 Nilai kerugian negara/daerah harus konkrit dengan menyebutkan
jumlahnya yang jelas sebagai hasil akhir dari perhitungan yang pasti.
 Nilai kerugian negara/daerah harus berdasarkan bukti-bukti konkrit dan
merupakan hasil perhitungan yang cermat sehingga bukan sebagai hasil
dari penaksiran.
 Orang tidak dapat melakukan negoisasi dan perundingan untuk
menurunkan atau menaikkan nilai kerugian negara/daerah yang telah
ditetapkan berdasarkan perhitungan dan bukti-bukti yang konkrit.

D. Dasar Pemikiran Kerugian Negara/Daerah

4
E. Jenis Kerugian Negara/Daerah

F. Tuntutan Ganti Kerugian Terhadap Bendahara

5
G. Tuntutan Ganti Kerugian terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau

Pejabat Lain

H. Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah

I. Hubungan Ganti Kerugian Negara/Daerah dengan Sanksi Administratif dan

Sanksi Pidana

6
a. Sanksi Pidana Bendahara

b. Sanksi Pedana Bukan Bendahara atau Pejabat Lain

J. Pelaporan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara/Daerah

7
BAB III

PENUTUP

Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah Rangka Pemberantasan Korupsi Jangka


Panjang dan Kesinambungan Kinerja sebagai Refleksi Wawasan Kebangsaan dan
Bela Negara di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara hendaknya terus
dilakukan.
Tugas mandiri Pelatihan Kepemimpinan Administrator ini khusus pada Agenda 1
diharapkan tidak sebatas pemenuhan tugas semata tetapi menjadi pedoman dalam
Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah sebagai bentuk Implementasi Wawasan
Kebangsaan dan Bela Negara.

Anda mungkin juga menyukai