Anda di halaman 1dari 5

Materi VII

Konsep dan prinsip penerapan komunikasi terapeutik


1. Konsep komunikasi terapeutik
Menurut Ahli:
Stuart G.W.
Hubungan interpersonal (nakes dgn pasien) untuk memperoleh pengalaman belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.
Pengertian :
Komunikasi yang dilakukan secara sadar, mempunyai tujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik

2. Tujuan komunikasi terapeutik

• Membantu mengatasi masalah pasien


• Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien/pasien
• Memperbaiki pengalaman emosional klien
• Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan

3. Manfaat komunikasi terapeutik


• Sebagai sarana terbinanya hubungan yang baik antara pasien dan nakes
• Untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien
• Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan
• Sebagai tolok ukur komplain atas tindakan dan rehabilitasi
• Sebagai tolok ukur kepuasan pasien

4. Karakteristik komunikasi terapeutik


Arwani, 2003, menyatakan ada 3 hal yang mendasari komunikasi terapeutik:
1. Ikhlas  menerima semua perasaan negatif dari pasien dan melakukan pendekatan
secara verbal maupun non verbal untuk membantu pasien mengkomunikasikan
kondisinya dengan tepat.
2. Empathy  menerima dan berusaha memahami keadaan pasien
3. Hangat (warmth)  menciptakan kondisi nyaman sehingga pasien dapat
menyampaikan ide tanpa rasa takut, dan bisa mengekspresikan perasaannya lebih
dalam

5. Bentuk komunikasi terapeutik


(Potter and Perry)
• Komunikasi verbal  pertukaran informasi, pembicaraan dengan tatap muka,
menggunakan kata-kata sebagai simbol. (lebih akurat dan tepat waktu)
• Komunikasi tertulis  pemberian informasi secara tertulis (mis: nama obat,
keterangan ttg penyakit, surat rujukan ), harus memenuhi syarat seperti : lengkap,
ringkas, konkrit, jelas, sopan, dan benar.
• Komunikasi non verbal  komunikasi dilakukan secara non verbal/tanpa kata-kata.

6. Komunikasi Verbal Efektif


• Jelas dan ringkas. Sedikit kata-kata, sederhana, pendek, dan langsung, diucapkan
lambat dan jelas. Menghindari kerancuan informasi
• Perbendaharaan kata mudah (gunakan bahasa yang dimengerti pasien)
• Arti denotatif (pengertian sama dengan kata yang dipakai) dan konotatif
(merupakan pikiran, perasaan, ide yang terdapat dalam kata-kata)  jangan
sampai pasien salah tafsir dengan perkataan tenaga kesehatan
• Jeda dan kesempatan bicara (tempo pembicaraan jangan terlalu cepat, agar
kata-kata tertangkap jelas, jeda bisa digunakan untuk memberi penekanan)
• Waktu dan relevansi (mis: jika pasien sedang kesakitan, bukan waktu yang tepat
untuk menyampaikan resiko operasi)
• Humor. Sullivan and Diane melaporkan bahwa humor merangsang produksi
catecholamin  meredakan kecemasan, memfasilitasi relaksasi pernafasan,
meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit

7. Pesan non verbal (Morris and Liliweri)


• Kinesik  pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk bahasa
isyarat atau anggota tubuh
• Proxemic  bahasa non verbal yang ditunjukkan dengan “ruang” dan “jarak”
• Haptik (zero proxemic)  tidak berjarak, seperti menepuk2, memegang
• Paralinguistik  penggunaan suara untuk menginterpretasikan simbol verbal.
misal: mengungkapkan kemarahan tapi tidak dengan suara keras
• Artefak  pesan komunikasi yang ditangkap berasal dari benda2 material di
sekitarnya. Misal: status sosial orang terlihat dari merk HP yang dipakai
• Logo dan warna  penggunaan logo dan warna untuk menyampaikan pesan
khusus. Misal : pita hitam, pita merah
• Tampilan fisik tubuh (bisa berupa: sentuhan, ekspresi wajah, intonasi suara, self
performance)

8. Faktor yang mempengaruhi


• Spesifikasi tujuan komunikasi  Misalnya, tujuan komunikasi adalah
mengubah perilaku pasien, maka komunikasi diarahkan untuk mengubah
perilaku dari yang mal adaptif ke adaptif.
• Lingkungan  lingkungan yang kondusif/nyaman untuk terjalinnya
hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat, tenang/tidak
gaduh atau lingkungan yang sejuk/tidak panas.
• Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak)  melindungi privasi
sehingga pasien dan nakes bisa saling terbuka dan bebas untuk mencapai
tujuan.
• Kepercayaan diri  Kepercayaan diri masing-masing pihak (pasien dan
nakes) dalam komunikasi dapat menstimulasi keberanian untuk
menyampaikan pendapat
• Berfokus kepada klien  kebutuhan klien, segala upaya yang dilakukan
nakes adalah memenuhi kebutuhan pasien
• Stimulus yang optimal  penggunaan dan pemilihan komunikasi yang tepat
sebagai stimulus untuk tercapainya komunikasi terapeutik.
• Mempertahankan jarak personal  Jarak komunikasi yang nyaman harus
diperhatikan, bisa berbeda-beda tergantung pada keyakinan (agama), budaya,
dan strata sosial

9. Tehnik-tehnik komunikasi terapeutik


• Listening  mendengarkan penuh perhatian
• Accepting  menunjukkan penerimaan (bukan berarti setuju), tidak
menunjukkan ekspresi ‘tidak setuju’
• Open question  menggali informasi dan membuka komunikasi
• Repeating  mengulang kembali pernyataan pasien sebagai umpan balik dan
mengkonfirmasi
• Clarification  mengklarifikasi persepsi /informasi yang diterima/dipahami
• Focusing  memperhatikan dengan cermat isi pembicaraan pasien dan
mediskusikan lebih lanjut jika diperlukan
• Reflecting  mendorong pasien mengenali dan menerima perasaannya
sendiri
• Informing
• Silence  memberi waktu pasien untuk mengutarakan pikiran dan
perasaannya
• Identification
• Reward  memberi penghargaan misalnya memberi pujian
• Menawarkan diri  menyediakan waktu dan perhatianuntuk menemani
pasien tanpa diminta
• Memberi kesempatan pasien memulai pembicaraan
• Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
• Konfrontasi  hanya dilakukan setelah terbangun kepercayaan, jika
ditemukan adanya ketidaksesuaian antara perkataan dan tindakan pasien,
menghentikan kebiasaan yang merusak
• Humor  meredakan kecemasan

10.
11. FASE PRA INTERAKSI
Merupakan tahap persiapan, sebelum proses komunikasi terapeutik terjadi
Nakes mengumpulkan informasi terkait identitas pasien, penyakit dan hal-hal khusus
pasien , berdiskusi dengan sejawat atau tim untuk menentukan cara yang tepat untuk
berkomunikasi
Nakes mempersiapkan rencana cara yang tepat untuk berkomunikasi terapeutik
dengan pasien secara nyaman

12. Fase orientasi


Dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan pasien, sifat hubungan masih dangkal dan
komunikasi masih sebatas penggalian informasi antara nakes dan pasien.
Tujuan : melakukan validasi keakuratan data pasien dan rencana yang sudah dibuat
sesuai dengan kondisi pasien saat bertemu
5 kegiatan pokok:
1. Testing
2. Building trust
3. Identification problems and goals
4. Clarification of role
5. Contract formation

13. Fase kerja (Working)


Merupakan fase inti dari proses komunikasi terapeutik, fase terpanjang dalam
komunikasi terapeutik.
-Nakes mendukung pasien menyampaikan perasaan dan pikiran, lalu menganalisa
respon yang disampaikan pasien baik verbal maupun non verbal
-Nakes mendengar secara aktif dan penuh perhatian, membantu pasien
mendefinisikan masalahnya, mencari cara penyelesaian dan mengevaluasi
Terdiri dari dua kegiatan
1. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan perawatan
2. Membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan
14. Fase terminasi
Merupakan bagian akhir dari pertemuan nakes dan pasien.
Nakes menilai pencapaian tujuan yang telah disepakati, apakah telah tercapai dengan
kondisi saling menguntungkan dan memuaskan
Terdiri dari dua, yaitu:
1. Terminasi sementara  pasien dan nakes masih akan bertemu sesuai dengan kontrak
waktu yang telah disepakati
2. Terminasi akhir  pasien dan nakes tidak bertemu lagi karena telah menyelesaikan
seluruh proses
15. Hambatan komunikasi terapeutik
• Persepsi
• Nilai
• Latar belakang sosial budaya
• Emosi
• Jenis kelamin
• Pengetahuan
• Peran dan hubungan
• Lingkungan
• Jarak
• Citra diri
• Kondisi fisik

Anda mungkin juga menyukai