Anda di halaman 1dari 5

A.

MITOKONDRIA SEBAGAI ORGANEL PENGHASIL ENERGI BAGI SEL


Sel mengandung ratusan mitokondria, dimana mitokondria menempati 1/5 dari total
volume sel. Mitokondria merupakan organel tempat berlangsungnya produksi energi terbesar di
dalam sel. Ketika diamati dengan mikroskop electron, mitokondria seperti bulatan halus dari
serabut. Mitokondria mempunyai diameter 0,5 – 1 µm dan panjang 7 µm serta mempunyai dua
membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran dalam berlipat-lipat membentuk
ruang matriks. Antara membran dalam dan luar terdapat ruang antar membran. Matrik
mitokondria mengandung enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme energi. Jalur
metabolism utama yang termasuk dalam oksidasi karbohidrat, lipid, dan asam amino, serta jalur-
jalur khusus seperti siklus urea dan pembentukan heme terletak dalam ruangan matriks
mitonkondria (Gambar 1). Antara matriks mitokondria dengan ruang antar membrane terdapat
beda potensial (potential gradient). Beda potensial ini ditimbulkan oleh kerja pompa proton yang
terdapat pada membran tersebut. Energy yang dibebaskan oleh beda potensial ini digunakan
untuk sintesis ATP.

Gambar 1. Bagian-bagian Mitokondria (kiri) dan Jalur Metabolisme di Mitokondria


(kanan)
Selain itu, membran luar bersifat relatif permeabel tetapi membran dalam bersifat sangat
selektif dan mengandung sejumlah sistem transpor trans-membran. Membran bagian dalam
mengandung sistem transpor spesifik yang dapat memindahkan Ca2+ ke dalam dan ke luar
matriks mitokondria sehingga mitokondria dianggap memiliki fungsi dalam menjaga konsentrasi
ion Ca2+ dalam sitoplasma.
B. KARAKTERISTIK ENZIM PIRUVAT DEHIDROGENASE
Dalam organisme aerobik, glukosa dan bentuk gula yang lain, asam lemak dan sebagian
besar asam amino pada akhirnya mengalami oksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam
sitrat (TCA) dan rantai respirasi. Jalur reaksi katabolisme ini ditunjukkan oleh Gambar 2.

Gambar 2. Katabolisme Protein, Lemak, dan Karbohidrat melalui tiga jalur respirasi sel

Sebelum memasuki siklus asam sitrat, kerangka karbon dari gula dan asam lemak
didegradasi menjadi asetil-KoA, suatu bentuk yang paling diterima oleh siklus. Fungsi utama
dari asetil-KoA adalah untuk mengirikan gugus asetil ke siklus asam sitrat (TCA). Beberapa
karbon asam amino juga memasuki jalur tersebut meskipun ada beberapa yang terdegradasi
menjadi intermediet reaksi.
Pada jalur reaksi tersebut terdapat piruvat yang merupakan hasil dari reaksi glikolisis dari
glukosa dan gula yang lain. Melalui enzim piruvat deidrogenase (PDH), piruvat tersebut dapat
dioksidasi menghasilkan asetil Ko-A dan CO2. PDh merupakan suatu kelompok enzim (disebut
kompleks multienzim) yang terdapat pada mitokondria sel eukariot dan sitosol bakteri. Lima
kofaktor, 4diantaranya merupakan turunan vitamin berpartisipasi pada mekanisme reaksi yang
dikatalisis oleh PDH. Regulasi kompleks enzim ini jua menunjukkan kombinasi modifikasi
kovalen dan mekanisme alosterik yang menghasilkan regulasi yang pas melalui jalur metabolik.
Secara keseluruhan reaksi yang dikaatalisis oleh kompleks PDH adalah dekarboksilasi oksidati,
suatu proses oksidatif tidak dapat balik dimana gugus karbonil dilepaskan dari molekul piruvat
sebagai CO2 sedangkan 2 atom karbon lainnya menjadi gugus asetil Ko-A. NADH yang
dihasilkan pada reaksi ini memberikan ion hidrida (:H-) ke rantai respirasi, yang membawa 2
elektron ke aseptor electron yaitu oksigen..
Reaksi perubahan piruvat menjadi asetil KoA tersebut membutuhkan tiga jenis enzim dan
5 koenzim atau gugus prostetik, antara lain tiamin pirofosfat (TP), flavin adenine dinukleotida
(FAD), koenzim A (CoA), nikotinamida adenine dinukleotida (NAD), dan lipoat. 4 jenis
koenzim tersebut merupakan turunan vitamin yang dapat diperoleh manusia melalui makanan,
yaitu tiamin (dalam TPP), riboflavin (dalam FAD), niasin (dalam NAD), dan pantotenat (dalam
KoA). FAD dan NAD bertugas sebagai pembawa electron. Koenzim A (KoA) memiliki gugus
thiol reaktif (-SH) yang sangat penting dalam menjalankan perannya sebagai pembawa gugus
asil. Gugus asil yang terikat secara kovalen dengan gugus thiol membentuk thioester.
Dikarenakan energy bebas standar (ΔGo) untuk hidrolisis relative tinggi, thioester mempunyai
potensial transfer gugus asil yang tinggi dan dapat mendonorkan gugus asilnya ke molekul
aseptor. Oleh karena itu, gugus asil yang terikat di KoA dapat dikatakan sebagai bentuk yang
“teraktivasi” untuk proses transfer gugus.
Kofaktor yang kelima, lipoat memiliki 2 gugus thiol yang dapat mengalami oksidasi
reversible menjadi ikatan disulfide (-S-S-) mirip dengan dua asam amino sistein dalam suatu
protein. Karena dapat mengalami reaksi oksidasi-reduksi, lipoat dapat berperan sebagai
pembawa electron (hydrogen) dan gugus asil. Secara keseluruhan reaksi yang dikatalisis oleh
PDH terdapat pada Gambar 3.
Gambar 3. Reaksi Secara Keseluruhan oleh Piruvat Dehidrogenase (PDH)

Kompleks PDH mengandung tiga jenis enzim, yaitu piruvat dehidrogenasi (E1),
dihidrolipoil transasetilase (E2) dan dihidrolipoil dehydrogenase (E3), dimana setiap enzim ada
dalam jumlah banyak. Oleh karena itu ukuran komplek enzim PDH bisa bervariasi pada
beberapa spesies. Kompleks enzim PDH terdapat pada Gambar 4.

Gambar 4. Komplek Enzim PDH

Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan secara skematik kompleks PDH menjalankan 5 reaksi


berturut-turut dalam reaksi dekarboksilasi dan dehidrogenasi piruvat. Jalur konversi piruvat
diberi warna merah muda.
1. Langkah 1: Reaksi Piruvat dengan TPP yang terdapat pada Piruvat Dehidrogenase (E1)
Langkah ini merupakan reaksi dekarboksilasi piruvat menghasilkan turunan hidroksietil
2. Langkah 2: Transfer 2 elektron dan gugus asetil dari TPP ke gugus lipollisil enzim pusat,
dihidrolipoil transasetilase (E2), untuk membentuk thioester asetil dari gugus lipoil yang
tereduksi
3. Langkah 3 : transesterifikasi dimana gugus thiol (-SH) dari KoA menggantikan gugus
thiol dari E2 menghasilkan asetil-KoA dan gugus lipoil pada E2 dalam bentuk tereduksi
sempurna (dithiol)
4. Langkah 4 : E3 mendukung proses transfer 2 atom hydrogen dari gugus lipoil tereduksi
yang terdapat pada E2 ke FAD (pada E3) sehingga menghasilkan bentuk teroksidasi dari
gugus lipollisil di E2 dan FADH2 di E3
5. Langkah 5: FADH2 mentransfer ion hidrida ke NAD+ membentuk NADH

Pusat dari mechanism kompleks PDH adalah ayunan lengan lipollisil E2, yang
mendapatkan 2 elektron dan gugus asetil dari piruvat, kemudian mengirimkannya ke E3. Semua
enzim dan koenzim pada kompleks PDH ini membentuk kluster.
Salah satu prediksi dimana ketika terjadi mutasi pada gen pengkode subunit dari
kompleks PDH atau defisiensi thiamin dapat berdampak buruk. Binatang yang mengalami
defisiensi thiamin tidak dapat mengoksidasi piruvat secara normal. Padahal oksidasi piruvat yang
merupakan salah satu tahap penting dari oksidasi glukosa secara aerobik, mampu menyediakan
energy untuk otak. Salah satu penyakit kekurangan thiamin adalah beri-beri. Penyakit ini
terutama terjadi pada populasi yang mengonsumsi beras putih (polished rice) atau beras yang
kehilangan sekam yang mengandung banyak thiamin. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga
dapat menyebabkan defisiensi thiamin. Hal ini dikarenakan pada tidak adanya vitamin pada
minuman beralkohol. Tingginya kadar piruvat dalam darah merupakan indicator kelainan
oksidasi piruvat yang disebabkan oleh salah satu dari dua faktor tersebut.

Anda mungkin juga menyukai