PPI
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi.
2.6 Surveilans
Surveilans mempakan pilar utama kegiatan PPI. Surveilans
merupakan kegiatan pengamatan secara terus menerus, aktif, dan
sistematis terhadap kejadian dan penyebaran masalah kesehatan ( HAIs )
pada suatu populasi serta peristiwa yang mempengaruhi terjadinya
masalah kesehatan. Beberapa hal penting dalam kegiatan surveilans
yaitu:
1. Analisa data dan pemanfaatan informasi merupakan
strategiprogrampengendalian (HAIs) dengan target zero (0) baik di
Puskesmas maupun di rumah sakit.
2. Menjadikan budaya zero tolerance yaitu tidak ada toleransi untuk
proses
dan sistem yang membuat pasien gagal terapi, petugas sakit dan
merusaklingkungan.
Tabel 5.1
Kategori Rekomendasi Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tabel 5.2
PenerapanKewaspadaan Standar
Kewaspadaan
No Tindakan
Standar
1 Kebersihan a. Hindari menyentuh permukaan di sekitar
Tangan pasien agar tangan terhindar kontaminasi
patogen dari dan kepermukaan. (kategori 1
B)
b. Apabila tangan tampak kotor, mengandung
bahan berprotein, cairan tubuh, cuci tangan
dengan sabun biasa/antimikroba dengan air
mengalir.(kategori 1 A)
c. Apabila tangan tidak tampak kotor,
dekontaminasi dengan alkohol handrub.
(kategori 1 B)
d. Lakukan kebersihan tangan sesuai 5
keadaan atau 5 moment, segera setelah
membuka sarung tangan, dan setelah
menggunakan toilet.(kategori 1 B)
4. Tata Laksana
a. Pasang tanda peringatan di pintu.
b. Pintu harus selalu dalam keadan tertutup.
c. Sediakan lembar catatan dipintu masuk atau nurse station, agar
apabila dibutuhkan tindak lanjut tersedia data yang dibutuhkan.
2. Meninggalkan ruangan
Di pintu keluar, lepaskan APD dengan urutan yang benar:
a. Sarung tangan: lepas dan buang ke dalam tong Limbah medis.
b. Kaca mata atau pelindung wajah: letakan dalam peralatan bekas
pakai.
c. Gaun: dengan tidak memegang bagian luar gaun, masukan
kedalam tempat cucian.
d. Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis
alkhohol.
e. Tinggalkan ruangan.
f. Lepaskan masker atau respirator dengan memegang elastis
dibelakang telinga jangan memegang bagian luar masker.
g. Setelah keluar ruangan, gunakan kembali handrub berbasis
alkhohol atau cuci tangan dengan air mengalir.
h. Petugas mandi di kamar mandi yang telah disediakan di kamar
ganti. sebelum meninggalkan ruangan dan mengenakan pakaian
dari rumah.
Evidence
Rute penyebaran Resistensi
Infeksi Faktor Variabel Waktu isolasi Kategori Risiko
Transmisi di Rumah Antibiotika
Sakit
Varicella Airborne Sering Sedikit a. Ante-natal/Neonatus Sampai vesikel menjadi Tinggi Tinggi
b. Pasien onkologi atau krusta
immunocompromised
Clostridium Fecal-oral Sedang Sedikt Fecal incontinece Diare berhenti selama 48 Medium
jam
Diare Fecal-oral Sering Sedikit Fecal incontinece Diare berhenti selama 48 Medium
(infektif) jam
Hepatitis B Bloodborn Jarang Hindari paparan dengan darah Tidak di perlukan kecuali Rendah
e dan cairan tubuh dengan perdarahan yang
tidak terkontrol
HIV/AIDS Bloodborn Tergantung organisme/Infeksi Rujukan mikrobiologis Rendah/Tinggi
e yang spesifik
Campak Airborne Sering Sedikit a. Ante-natal/Post- 14 hari Tinggi
natal/Neonatus Tinggi
b. Pasien onkologi atau
imnocompromised
Meningiytis Droplet Jarang Sedikit a. Batuk:tenaga kesehatan 24 jam setelah Medium
(undiagnos harus memakai masker pemberian terapi Rendah
ed atau pada jarak 3 kaki dari antibiotika yang efektif
meningoco pasien sampai dengan 24
ccus) jam setelah pemberian
terapi antibiotika yang
efektif
b. Tanpa batuk
32
Evidence
Rute penyebaran Resistensi
Infeksi Faktor Variabel Waktu isolasi Kategori Risiko
Transmisi di Rumah Antibiotika
Sakit
MRSA Kontak Sering Serius a.penyakit kulit deskuamasi Tidak dapat di tentukan Tinggi
(eczema,psoriasis) atau Tidak dapat diteukan lagi Medium
kolonisasi sputum pada screening Rendah
b.kolonisasi >1 tempat
c. karier nasal
a.Tubercolo Airborne Sering Sedikit Merujuk pada kebijakan 2 minggu sampai Tinggi
sis (BTA Airborne Sering Serius tubercolosis BTA negatif Tinggi
Positif)
b.Tubercolo
sis
MDRTB
(atau high
probabilit
y)
Respiratory Droplet Sering Situasi non epidemic Sampai gejala hilang Medium
Synctial dan Situasi epidemic
virus kontak
Avian Airborne, sering serius a.dewasa:7 hari bebas Tinggi
influenza Droplet panas
dan b.Anak(<12tahun):
kontak 21hari bebas panas
33
6.1.3 Emollient
Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol yang
ketika ditambahkan pada handrub dan losion tangan akan melunakan kulit
dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan, kekeringan, iritasi
dan dermatitis)akibat pencucian tangan dengan sabun yang
sering(dengan atau antiseptik) dan air.
Tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih (atau handrub
antiseptik) setelah melepas sarung tangan karena pada saat tersebut
mungkin sarung tangan ada lubang kecil atau robek, sehingga
bakteri dapat dengan cepat berkembang biak pada tangan akibat
lingkungan yang lembab dan hangat di dalam sarung tangan (CDC
1989, Korniewicz et al 1990)
Gambar 6.2 Cara Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air Mengalir Diadaptasi dari
WHO guindeline on hand hygene in health care: First Global Patient
Safety Challenge, World Organization
Gambar 6.3. Cara Mencuci Tangan Dengan Cairan Antiseptik Diadaptasi dari
WHO guidelines on hand hygiene in health care: First Global
Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.
6.4.4 Perhiasan
Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan.
Pelindung paling baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah
diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah
atau cairan tubuh). Bahan yang tahan cairan ini tidak banyak tersedia
karena harganya mahal.
Di banyak negara, kain katun ringan (dengan jumlah benang 140/inci
persegi) adalah bahan yang paling umum digunakan untuk pakaian bedah
(masker, topi dan gaun) serta duk. Namun, katun yang ringan tersebut
bukan merupakan penghalang yang efektif, karena cairan dapat tembus
dengan mudah sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi. Denim
kanvas, dan bahan berat lainnya disisi lain terlalu tebal untuk ditembus
oleh uap air pada waktu pengukusan sehingga tidak dapat diseterilkan,
sulit dicuci dan memerlukan waktu terlalu lama untuk kering. Sebaiknya
bahan kain yang digunakan berwarna putih atau terang agar kotoran dan
kontaminasi dapat terlihat dengan mudah. Topi atau masker yang terbuat
dari kertas tidak boleh digunakan ulang karena tidak ada cara untuk
membersihkannya dengan baik.
Ingat!
Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci
tangan atau pemakaian antiseptik yang digosokan pada tangan.
Ya
SARUNG TANGAN
Apakah kontak dengan RUMAH TANGGA atau
pasien? Tidak SARUNG TANGAN
BERSIH
Ya
SARUNG TANGAN
Apakah kontak dengan BERSIH Atau SARUNG
jaringan di bawah kulit? Tidak
TANGAN DTT
Ya
SARUNG TANGAN
STERIL Atau
SARUNG TANGAN
DTT
7.3.2 Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah
atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan. Apabila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua tersebut.
Masker yang ada terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan,
kain kasa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa diantaranya tahan
cairan. Masker yang dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi
tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Masker yang dibuat
dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel
berukuran besar (>5 um) yang tersebar melalui batuk atau bersin keorang
yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter) namun masker bedah
terbaik untuk menutup secara pas dan erat (menempel sepenuhnya pada
wajah), sehingga mencegah kebocoran udara pada bagian tepinya.
Dengan demikian, sehingga mencegah kebocoran udara pada bagian
tepinya. Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring
udara yang dihisap (Chen dan Welleke 1992) dan tidak dapat
direkomendasikan untuk tujuan tersebut.
Langkah 2
Posisikan respirator di bawah dagu anda
dan sisi untuk hidung berada di atas
Langkah 3
Tariklah tali pengikat respirator yang atas
dan posisikan tali agak tinggi di belakang
kepala anda di atas telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang
bawah dan posiskan tali di bawah
telinga.
Langkah 4
Letakkan jari-jari kedua tangan anda di
atas bagian hidung yang terbuat dari
logam.tekan sisi logam
tersebut(Gunakan dua jari dari masing –
masing tangan) mengikuti bentuk hidung
anda.jangan menekan respirator dengan
satu tangan karena dapat
mengakibatkan respirator dengan satu
Langkah 5
Tutup bagiandepan respirator dengan
kedua tangan, dan hati-hati agar
respirator tidak berubah.
3. Kewaspadaan
Beberapa masker mengandung komponen lateks dan tidak bisa
digunakan oleh individu yang alergi terhadap lateks. Petugas harus diberi
cukup waktu untuk menggunakan dan mengepaskan masker dengan baik
sebelum bertemu dengan pasien.
7.3.4 Topi
Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama
pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
Selain itu, topi juga dapat memberikan sejumlah pelindungan pada cairan
tubuh yang terpecik atau menyemprot.
a. Gaun pelindung
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan
hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan
kebelakang punggung.
2. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang.
b. Masker
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah
I kepala dan leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga
melekat dengan baik.
4. Periksa ulang pengepasan masker
c. Kacamata atau pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.
d. Sarung tangan
a. Sarung Tangan
1. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi.
2. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainya, lepaskan.
3. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan
menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan.
4. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan
di bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan
tangan.
5. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
6. Buang sarung tangan di tempat Limbah infeksius.
b. Kacamata atau Pelindung Wajah
1. Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah
telah terkontaminasi.
2. Untuk melepasnya. pegang karet atau gagang kacamata.
3. Letakan di wajah yang telah disediakan untuk di proses ulang
atau dalam tempat limbah infeksius.
c. Gaun Pelindung
1. Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun telah
b. Cara melepas
1) Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun
2. Masker
a. Cara menggunakan
1) Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah
kepala dan leher.
2) Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung.
3) Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik.
4) Periksa ulang pengepasan masker.
b. Cara melepas
1) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah
terkontaminasi JANGAN SENTUH!
2) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau
karet bagian atas.
3) Buang ke tempat limbah infeksius.
4. Sarung tangan
a. Cara menggunakan
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun
isolasi.
b. Cara melepas
1) Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah
terkontaminasi
2) Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainnya lepaskan.
3) Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan
menggunakan tangan yang masih memakai sarung
Penggantian
Alat intra Penggantian Penggantian
Chatheter-site
vaskuler dan relokasi alat administrasi set
dressing
Peripheral Dewasa: Kondisi: 1. Administrasi
Venous 1. 48-72 jam, jika 1. Diganti / set: 72 jam
Chatheter pemasangan dipindahkan 2. Administer
dalam kondisi 2. Basah, lepas, blood,
emergency: kotor problood, lipid
24 jam 3. Pasien diaphoretic emulasion jam
2. Hepairin lock: tertutup kasa 3. Intermiten
96 jam tebal: untuk infusion: 24
3. Pediatric: no visualisasi buka jam
rekomendasi perban kemudian
ganti/dressing
kembali dengan
teknik steril
4. Mode Transmisi
Tabel 8.2
Sumber Penyebaran Infeksi
Tindakan Mikroorganisme
nebulizer, respirator, Pseodomonas, Klebsiella, serratia,
trakeostomi Staphylococcus candida
Chatheter intravena Staphylococcus Pseodomonas, streptococci,
candida acinetobacter
Bedah Abdhomen atas Batang gram negative, bakteroides dan
sreptococcus anaerob, stapylococcus,
streptococus
Pembersihan
(cuci bersih, sikat dalam air mengalir
dan tiriskan)
Direbus Kimiawi
Perhatian:
Perhatian:
1. Angkut linen dengan hati-hati.
2. Angkut linen kotor dalam wadah/kantong tertutup.
3. Pastikan linen diangkut dengan dan diolah dengan aman
dengan melakukan klasifikasi (ini sangat penting) dan
menggunakan wadah/kantong yang ditentukan klasifikasinya.
4. Petugas kesehatan harus menggunakan APD yang memadai
saat mengangkut linen kotor.
5. Transportasi / Trolley linen bersih dan linen kotor harus
dibedakan, apabila perlu diberi warna yang berbeda.
Table 10.1
Macam Limbah Rumah Sakit
Jenis limbah ini tidak boleh diinsinerasi karena uap logam bercun
yang dikeluarkan. Biasanya limbah jenis ini hanya terdapat dalam jumlah
yang kecil di fasilitas kesehatan.
Air raksa merupakan neurotokin kuat, terutama pada masa tumbuh
kembang janin dan bayi. Jika dibuang dalam air dan udara, air raksa
masuk dan mengkontaminasi danau, sungai dan, aliran air lainya. Untuk
mengurangi risiko polusi, benda-benda yang mengandung air raksa
seperti termometer, dan tensimeter sebaiknya diganti dengan yang tidak
mengandung air raksa jika. termometer pecah, maka hal yang dilakukan
adalah:
a. Pakai sarung tangan pemeriksaan pada kedua belah tangan
b. Kumpulkan semua butiran air raksa yang jatuh dengan sendok, dan
mungkin dalam wadah kecil tertutup untuk di buang atau dipakai
kembali.
Perhatian:
Ventilasi ruangan yang baik, diperlukan selama dan segera setelah proses
desinfeksi dengan jenis desinfektan yang digunakan.
Permukaan sekitar:
1. Rumah sakit merupakan tempat yang mutlak harus bersih. Lingkungan
jarang merupakan sumber infeksi. Masih kontradiksi tentang desinfeksi
ruangan rutin. Tidak ada perbedaan HAIs yang bermakna antara
ruangan dibersihkan dengan desinfektan dan detergen (WA Rutala,
2001).
2. Desinfeksi rutin dapat menyebabkan bakteri resisten (QAV), toleransi
meningkat (formaldehid), membunuh bakteri yang sensitif,
mempengaruhi penampilan limbah yang ditangani, membentuk
komponen organik halogen (Na hipoklorin), mengkontaminasi
permukaan air, membentuk bahan mutagenik.
Tabel11.1
Laju Ventilasi dan Penurunan Droplet Nuklei
12 15 21 24
Ventilasi 6 ACH 9 ACH 8 ACH
ACH ACH ACH ACH
0 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jenis
Ventilasi mekanis Ventilasi alami
ventilasi
Kelebihan 1. Cocok untuk semua 1. Biaya, operasional dan
iklim dan cuaca pemeliharaan lebih murah
2. Lingkungan yang lebih 2. Dapat mencapai tingkat
terkontrol dan nyaman ventilasi yang sangat tinggi
sehingga dapat membuat
sepenuhnya polutan dalam
gedung
kekurangan 1. Biaya pemasangan 1. Lebih sulit perkiraan,
dan pemeliharaan analisis, rancangannya
mahal 2. Mengurangi tingkat
2. Memerlukan keahlian kenyamanan penghuni saat
cuaca tidak bersahabat
seperti terlalu panas,
lembab, atau dingin
3. Tidak mungkin menghasilkan
tekanan negative ditempat
isolasi apabila diperlukan.
4. Resiko pajanan terhadap
serangga atau vektor.
Jendela ditutup 8, 8
Sumber: Qian, H, Seto WH, and Li Y, Universitas Hong Kong dan Rumah
Sakit Queen Mary.
11.3.4 Air
1. Pertahankan temperatur air, panas 51 °C, dingin 20 °C.
2. Pertahankan resirkulasi tetap panas air didistribusikan ke unit
perawatan.
3. Anjurkan pasien, keluarga, pengunjung dari air keran.
4. Jangan memegang es langsung dengan tangan dan cuci
tangan sebelum mengambilnya.
5. Gunakan skop ketika mengambil.
11.3.7 Binatang
1. Anjurkan pasien menghindari dari kotoran, air liur, urine
binatang.
2. Jangan membiarkan binatang anjing kucing berkeliaran di
sekitar rumah sakit.
3. Bersihkan lingkungan rumah sakit dari kotoran binatang.
Untuk DESINFEKSI
Konsentrasi Derajat Pengenceran
NO Kriteria Barang Clorin yang Tablet Tablet Tablet Lama Perendaman
Dibutuhkan 0,5 gram 2,5 gram 5,0 gram
1. Instrumen / barang yang non kritikal 1000 ppm 4 tablet 4 tablet 3,5 tablet Rendam perlengkapan dalam
(alat yang kontak dengan kulit utuh) a.I: 1 liter air 5 liter air 10 liter air larutan Precept selama 1 jam
a. Tubing / suction
b. Manset termometer
c. Alat-alat lain
2. Sanitasi lingkungan untuk Area kritikal 1000 ppm 4 tablet 4 tablet 3,5 tablet Usap permukaan area
(OK, lab, HD dan VK) 1 liter air 5 liter air 10 liter air dengan lap yang telah
a. Lantai direndam dalam larutan
b. Lemari precept
c. Permukaan meja
d. Permukaan dinding
e. Lap / sikat
f. Pel lantai
3. Sanitasi lingkungan untuk umum 140 ppm 1 tablet 1 tablet 10 1 tablet 20 Usap permukaan area
a. Lantai 2 liter air liter air liter air dengan lap yang telah
b. Lemari direndam dalam larutan
c. Permukaan meja precept
d. Permukaan dinding
e. Lap / sikat
f. Pel lantai
4. Khusus sanitasi lingkungan yang Basahi lap dengan larutan
terkontaminasi dengan darah 18 tablet 7 tablet 1 9 tablet precept dan bersihkan darah
10.000 ppm
0,5 liter liter air 2,5 liter air dengan lap tersebut
145
2. Monitoring
a. Profilaksis harus diberikan selama 28 hari.
b. Dibutuhkan dukungan psikososial.
c. Pemeriksaan labolaturium diperlukan untuk mengetauhi infeksi HIV
dan untuk memonitor toksisitas obat.
12.2.5 Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
Berikut ini tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan
tubuh:
1. Pada mata: bilas dengan air mengalir- 15 menit
2. Pada kulit: bilas dengan air mengalir - 1 menit
3. Pada mulut: segera kumur2 - 1 menit
4. Lapor ke KPPI dan K3RS
12.4.4 Edukasi
Sosialisasi SPO pencegahan dan pengendalian infeksi, misal:
kewaspadaan solasi, kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis
transmisi, kebijakan departemen Kesehatan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) terkini.
2. Penyimpanan
Suhu untuk penyimpanan makanan harus dipertahankan
diatas 600 atau dibawah 7° C. Makanan hangat yang mudah rusak
harus didinginkan dulu sebelum disimpan, atau disimpan dalam
wadah yang dangkal supaya bakteri tidak berkembang biak atau
menghasilkan toksin karena keduanya dapat menyebabkan
keracunan makanan akibat Staphylococcus.
Penyiapan dan penyimpanan formula bayi juga harus
diperhatikan karena formula susu bubuk untuk bayi yang
terkontaminasi juga merupakan masalah. Dalam suatu penelitian
dari 141 bubuk makanan pengganti AS dari 28 negara, lebih
separuh (52%) dari contohnya mengandung organisme gram
negatif (Muytjens, Roelofs, Wilemse da Jaspar 1998). Kebanyakan
masalah dengan formula bayi timbul sewaktu penyiapan dan
penyimpanan produk tersebut. Formula harus dipersiapkan
3. Pengolahan
Semua bahan yang dimasak harus mencapai suhu yang sesuai.
Khususnya daging, daging yang dibekukan harus mencair sebelum
dimasak untuk mencegah adanya bagian dalam daging yang masih
dingin.
4. Pengangkutan
Distribusi makanan ke ruangan harus memakai alat angkut/ kereta
khusus makanan (tidak dicampur untuk mengangkut barang lain).
Bertutup untuk menghindari debu sepanjang jalannya kereta
makan. Alat angkut makanan harus dibersihkan secara
periodik/berkala. Proses penyajian makanan di ruang rawat inap
harus disajikan dengan segera, alat makan yang dipakai untuk
menyajikan makanan harus dalam keadaan bersih dicuci dengan
sabun, dibilas dengan air panas beberapa menit serta tidak ada
tanda-tanda dicemari tikus, kecoa dan lainnya.
5. Pencucian alat
Alat makan dan alat bekas memasak dilakukan setiap kali makan
dan masak selesai, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Membuang sisa makanan yang melekat pada alat, apabila perlu
direndam dengan air panas, disabun, dibilas dengan air/air panas
dan dikeringkan.