DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.2 TUJUAN...................................................................................................6
1.3 SASARAN................................................................................................7
2.2 Tujuan........................................................................................................9
3.1 Peran.............................................................................................................10
3.2 Tugas............................................................................................................10
BAB IV DEFINISI...................................................................................................................12
ii
program peningkatan keselamatan pasien..........................................................15
Uraian Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut..................19
iii
BAB IX PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................................31
9.2 Rapat........................................................................................................31
9.3 Pelatihan..................................................................................................31
9.4 Orientasi..................................................................................................31
9.5 Supervisi..................................................................................................31
9.6 Evalusai regulasi......................................................................................31
9.7 Evaluasi capaian insiden keselamatan pasieN.........................................31
9.8 Sosialisasi................................................................................................31
9.9 Laporan....................................................................................................32
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
7
adverse event ) sebesar 29%, dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan di
New York KTD adalah sebesar 37 % dengan angka kematian13,6 %.
Angkakematian akibat KTD pada pasien rawat inap diseluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 % juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi
WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka- angka penelitian rumah sakit di
berbagai Negara : Amerika, Inggris, Denmark dan Australia, ditemukan KTD
dengan rentang 3,2 % - 16,6 %. Dengan data – data tersebut, berbagai Negara
segera melakukan penelitian dan mengembangkan System Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera ( Near
Miss ) masih langka, namun di lain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal
praktek”, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Sub Komite Keselamatan
Pasien . Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah – langkah persiapan
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan
laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan
berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan
pasien di RSIA Putri dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan di
RSIA Putri terutama di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat
diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat di
cegah sedini mungkin.
1.2 TUJUAN
Umum : Sebagai pedoman bagi manajemn RSIA Putri untuk dalam
melaksakan sistim keselamatan pasien rumah sakit sehingga
tercipta budaya keselamatan pasien dan peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.
Khusus:
1. Terlaksananya program keselamatan pasien rumah sakit secara
sitematis dan terarah
8
2. Terlaksananya sistim pelaporan insiden keselmatan pasien
rumah sakit
3. Terbangunnya kesa daran tenaga kesehatan dan masyarakat
tentang budaya keselamatan pasien
1.3 SASARAN
1. Pasien
2. Karyawan
3. Provider
9
BAB II
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
10
Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain
itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi IKP.
2.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
3. Menurunkan angka insiden keselamatn pasien di rumah sakit
4. Terlaksananaya program program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapakn
11
BAB III
PENGELOLAAN KEGIATAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
3.1 Peran
1. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Standar Keselamatan Pasien di
RSIA Putri
2. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Tujuh Langkah Keselamatan
Pasien di RSIA Putri
3. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien di
RSIA Putri
4. Memonitor dan mengevaluasi sistem pelaporan insiden internal dan
eksternal di RSIA Putri
3.2 Tugas
1. Mempertanggung jawabkan kepada ketua Komite Mutu terhadap
pengelolaan dan pengendalian program Keselamatan Pasien.
2. Mempertanggung jawabkan kepada ketua Komite Mutu terhadap upaya
meminimalkan insiden.
3. Membuat dan mengembangkan program penanganan keselamatan pasien.
4. Membimbing dan mengkoordinir anggota – anggota penggerak yang
berada di bawah tanggung jawabnya agar dapat berjalan lancar dan tertib
5. Mengevaluasi dan memantau kegiatan keselamatan pasien
6. Bersama – sama dengan bagian diklat rumah sakit melakukan pelatihan
internal keselamatan pasien
7. Secara bekala membuat laporan kegiatan ke ketua Komite Mutu
12
3.3 Tata Hubungan Kerja
13
BAB IV
DEFINISI
1. Keselamatan Pasien
Adalah adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan tibulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
14
Adalah kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera
tetapi belum terjadi insiden
9. Kejadian Sentinel
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius , bisanya dipakai untuk kejadian yang sangat
tidak diharapkan atau tidak datap diterima, sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkakan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku
15
BAB V
STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
16
c. Mengajukan pertanyan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekwensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
17
menganalisis secara intesif kejadian tidak diharapkan dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan ( design)
yang baik , mengacu pada visi misi dan tujuan rumah sakit, kebutuhan
pasien , petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik
bisnis yang sehat dan faktor faktor lain yang berpotensi risiko bagi
pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit”
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang
antara lain terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi , manajemen
risiko, utilisasi , mutu pelayanan, keuangan
c. Setiap rumah saki harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan
semua kejadian tidak diharapkan dan secara proaktif melakukan
evaluasi satuproses kasus rsiko tingi
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan , agar
kinerja dan keselamatan pasien terjamin
18
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur , mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta
meningkatkan keselamatan pasien
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien
Kriteria:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
psien
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan pasien
dan program meminimilkan insiden, yang mencakup jenis jenis
kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari Kejadian Nyaris
Cedera sampai dengan Kejadian Tidak Diharapkan
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien
d. Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah , membatasi isiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal bekaitan dengan
insiden temasuk penyedian informasi yang benar dan jelas analisis
akar masalah (RCA) kejadian nyaris cidera dan kejadian sentinel pada
saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,misalnya
menangani kejadian sentinel atau kegiatan proaktif utnuk memperkecil
risiko termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan kejadian sentinel
g. Terdapat lolaborasi dan komunikasi terbuka secara suka rela antaar unt
dan antar engelola pelayanan di dlam rumah sakit dengan pendekatan
antr disiplin
h. Tersedia sumber data dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan
19
pasien termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya
tersebut
i. Tersedia sasaan terukur dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien temasuk rencana tindak lanjut dan
implementasinya
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesauai
dengan tugasnya masing masing
b. Setiap rumah sakit harus menintegrasikan topik keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan in – servis training dan memberi pedoman yang
jelas tentang pelaporan insiden
c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang
kerjasama kelompok ( tamwork) guna menggunakan pendekatan
interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien
20
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain peoses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi informasi internal dan
eksternal
b. Tranmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
Kriteria:
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal hal
terkait dengan keselamatan pasien.
b. Tersedian mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi menajemen informasi yang ada
BAB VI
TUJUH LANGKAH KESELAMATAN RUMAH SAKIT
Uraian Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut
6.1 Bangun Kesadaran akan nilai keselamatan pasien
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
Langkah penerapan:
a. Tingkat Rumah Sakit
21
langkah – langkah pengumpulan fakta harus diberikan kepada staf,
pasien dan keluarga.
1. RSIA Putri memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan
peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden
2. RSIA berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari
insiden yang terjadi di rumah sakit
3. Assessment dengan menggunakan survey penilaian keselamatan
pasien
b. Tingkat Unit Kerja / Tim :
1. Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara
mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada
insiden
2. Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran – ukuran yang
dipakai di RSIA Putri untuk memastikan semua laporan dibuat
secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yang tepat
22
1. Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan keselamatan
pasien
2. Selalu nmenjelaskan kepada seluruh personil relevansi dan
pentingnya serta manfaat bagi mereka dengan menjalankan gerakan
keselamatan pasien
3. Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden
23
6.4 Kembangkan sistem pelaporan
Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian /
insien, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien ( KNKP).
Langkah Penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
24
4. Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana
terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang
jelas dan benar secara tepat
5. Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada
pasien dan keluargnya
25
1. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari
system pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta
analisis, untuk menentukan solusi
2. Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang system ( input
dan proses ), penyesuaian pelatihan staf dan atau kegiatan klinis,
termasuk penggunaan instrument yang menjamin keselamatan
pasien
3. Lakukan assessment risiko untuk setiap perubahan yang di
rencanakan
4. Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
5. Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang di ambil
atas insiden yang dilaporkan
B. Tingkat Unit Kerja / Tim
1. Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara
untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan aman
2. Telaah kembali perunbahan – perubahan yang telah dibuat dan
pastikan pelaksanaannya
3. Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap
tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
26
BAB VII
SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
27
1. Rumah sakit mengembangkan kebijakan tentang keakuratan dan
penerapan komunikasi (lisan.telpon) secara konsisten di rumah sakit
2. Rumah sakit mengembangkan pedoman/panduan komunikasi efektif yang
akan dijadikan acuan bagi seluruh unit di rumah sakit
3. Rumah sakit merancang SPO tentang komunikasi efektifitas
4. Rumah sakit meancang SPO tentang komunikasi efektifitas SBAR
5. Rumah sakit membuat daftara singkatan resmi yang digunakan oleh
seluruh unit
6. Rumah sakit membuat SPO serah terima pasien
7. Rumah skit merancang SPO tentang penyampaian hasil nilai kritis
28
1. Rumah sakit mengembangkan kebijakan tentang prosedur Operasi( tepat-
lokasi, tepat prosedur, tepat-pasien)
2. Rumah sakit merancang SPO tentang penandaan identifikasi lokasi operasi
3. Rumah sakit merancang SPO tentang surgical patien safety check list
4. Rumah sakit mengembangkan form surgical patient safety check list
5. Rumah sakit merancang SPO tentang pengecekan instrument ,kasa
6. Rumah sakit mengembangkan form pengecekan instrument,kasa
29
BAB VII
SISTEM PELAPORAN, ANALISA DAN SOLUSI
Bagaimana memulainya?
Dibuat suatu sistim pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur
pelaporan, formulir pelaporan dan pelaporan yang harus disosialisasikan pada
seluruh karyawan
30
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial ataupun
yang nyaris terjadi
31
5. Hasil grading akan menetukan bentuk investigsi dan analisa yang akan
dilakukan sebagai berikut:
32
8.2 Alur Pelaporan Insiden ke KNKP ( Komite Nasional Keselamatan Pasien
) ( Eksternal)
Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA terjadi
pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan solusi oleh sub komite
keselamatan psien rs (internal0/pimpinan rs . laporan dilakukan dengan
melakukan entry data ( e-reporting) dikirim ke KNKP dengan menggunakan user
dan password untuk menjamin kerahasiaan sumber informasi.
BAB IX
PELAKSANAAN KEGIATAN
9.2 Rapat
a. Rapat dengan penggerak keselamatan pasien
b. Rapat dengan kepala instalasi
33
c. Rapat dengan ketua komite mutu
9.3 Pelatihan
a. Pelatihan/ penyegaran penggerak keselamatan pasien
b. Pelatihan/ penyegaran kepada semua karyawan rumah sakit
9.4 Orientasi
Orientasi untukpegawai baru
9.5 Supervisi
Melakukan ronde / visite pasien
9.8 Sosialisasi
Sosialisasi regulasi baru dan lama yang terkait dengan keselamatan pasien
9.9 Laporan
a. Melaksanakan sistem pelaporan dan pencatatan keselamatan pasien
b. Melakukan investigasi sederhana /RCA/MFEA
c. Melaporkan kegiatan setiap 3 bulan sekali kepada ketua komite mutu
d. Melaporkan kejadiaan ke KPPRS pusat
34
BAB X
PENCATATAN DAN PELAPORAN
35
a. Pelaporan internal yaitu mekanisme / alur pelaporan keselamatan pasien
di internal RSIA Putri.
b. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari RSIA Putri ke Komite
Nasional Keselamatan Pasien.
4. Sub komite Keselamatan Pasien RSIA Putri melakukan pencatatan kegiatan
yang telah dilakukan dan laporan kegiatan kepada Ketua komite mutu secara
berkala .
5. Sub komite keselamatan pasien merakapitulasi laporan insiden dari rumah
sakit dan menjaga kerahasiaannya
6. Sub komite keselamatan pasien melakukan kajian dan analisis dari laporan
insiden rumah sakit serta melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi
masalah ke rumah sakit.
7. Sub komite keselamatan pasien membuat laporan tahunan kegiatan yang telah
dilaksanakan ke kementrian kesehatan
8. Sub komite keselamatan pasien rumah sakit melakukan pengembangan dan
pengelolaan sistem pelaporan sistem pelaporan insiden untuk pembelajaran
rumah sakit
BAB XI
MONITORING DAN EVALUASI
36
3. Sub komite keselamatan pasien rumah sakit melakukan evaluasi kegiatan
setiap triwulan dan membuat tindak lanjut
4. Kepala rumah sakit secara berkala wajib melakukan pembinaan , pengawasan
dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan oleh sub komite keselamatan pasien
5. Memonitor dan mengevaluasi penerapan standar keselamatan pasien
6. Monitoring dan evaluasi pemenuhan sasaran keselamatan pasien
7. Monitoring dan evaluasi sistem pelaporan insiden yang dilakukan di internal
rumah sakit
BAB XII
PENUTUP
37
termasuk motivasi yang tinggi untuk bersedia melaksanakan program keselamatan
pasien secara berkesinambungan dan bekelanjutan
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
38
I. DATA PASIEN
Nama : .....................................................................................................................
39
Lain-lain ...........................................................................................................
(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ...................................................................................................
(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
40
....................................................................................................................................
.....
....................................................................................................................................
.....
....................................................................................................................................
.....
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
....................................................................................................................................
.....
....................................................................................................................................
.....
Pembuat Penerima
Laporan : ................................... Laporan : ...................................
Tgl Tgl
Terima : ................................... Lapor : ...................................
41
Lampiran 2. Grading Matrix
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya
a. Dampak ( consequences )
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
di alami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal ( Tabel 1 )
b. Probabilitas / Frekuensi / Likehold
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya
insiden tersebut terjadi ( Tabel 2 )
Tingkat
Risiko Deskripsi Dampak
1 Tidak signifikan tidak ada cedera
2 Minor 6. Cedera ringan missal luka lecet
7. Dapat di atasi dengan
pertolongan pertama
3 Moderat 8. Cedera sedang missal luka robek
9. Berkurngnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual(reversible), tidak
berhubungan dengan penyakit
10. Setiap kasus yang
memperpanjang perawatan
4 Mayor 11. Cedera luas / berat missal
cacat,lumpuh
12. Kehilangan fungsi motorik /
sensorik / psikologis atau
intelektual ( irreversible ) tidak
berhubungan dengan
penyakitnya
5 Katastropik 13. Kematian yang tidak
berhubungan dengan perjalanan
42
penyakitnya
TINGKAT
RISIKO DESKRIPSI
1 Sangat jarang / Rate ( > 5 tahun / kali )
2 Jarang / Unlikely ( 2 – 5 tahun / kali )
3 Mungkin / Posible ( 1 – 2 tahun / kali )
4 Sering / Likeky ( beberapa kali / tahun )
5 Sangat sering / almost certain ( tiap minggu/ bulan )
Tabel 2. Penilaian Probabilitas / Frekuensi
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam tabel matriks
grading risiko untuk menghitung skor dan mencari warna brand risiko.
SKOR RISIKO
Skor Risiko : Dampak x Probability
Cara menghitung Skor Risiko :
Untuk menentukan skor risiko di gunakan matriks grading risiko ( tabel 3 ) :
a. Tetapkan frekuensi pada kolom kmiri
b. Tetapkan dampak pada baris kea rah kanan
c. Tetapkan Warna Brand nya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak
BRANDS RISIKO
Brand Risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu :
Biru, Hijau, Kuning dan Merah
Warna “Brands” akan menentukan investigasi yang akan dilakukan ( tabel 4 )
1. Brands BIRU dan HIJAU : investigasi sederhana
2. Brands KUNING dan MERAH : investigasi Komprehensif / RCA
Contoh :
Perawat salah memberikan obat pada pasien, sebenarnya pasien mendapat terapi
dulcolax Supp oleh perawat pasien diberikan profenid supp kejadian ini di RS X
terjadi pada 1 tahunyang lalu.
43
Nilai dampak : 2 ( minor ) pasien dapat di atasi dengan pertolongan
pertama
Nilai probabiltas : 3 ( mungkin terjadi ) karena pernah terjadi 2 tahun yang
lalu
Scoring Risiko :2x3=6
Warna Brand : Hijau ( Moderat )
44
dengan detail & perlu tindakan segera serta membutuhkan
perhatian top manajemen.
Moderate (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling
lama 2
minggu. Manajer / Pimpinan Klinis sebaiknya menilai
dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Low ( Rendah ) Risiko rendah, dilakukan investigsi sederhana paling lama 1
minggu diselesaikan dengan prosedur rutin.
45
Laporan ini hanya di buat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien.
Laporan yang bersifat anonim, tidak mencantumkan nama, hanya di
perlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien ( IKP ), bila ada kerancuan persepsi, isilah sesuai
dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan
lengkap. Jangan dikosongkan agar data dapat dianalisa.
Segera kirimkan Laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit ( KKP – RS )
KODE RS :………………………………..
Jenis RS :
RS Umum
RS Khusus
RSIA RS Paru
RS Mata RS Orthopedi
RS Jantung RS Jiwa
RS Kusta
RS Khusus lainnya ……………………………………….
Kelas RS
46
A
B
C
D
JAMKESMAS
Tanggal Masuk RS : ……………………….Jam ……………….
47
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD ( Adverse Event ) / Kejadian
Sentinel ( Sentinel Event )
5. Orang pertama yang melaporkan insiden
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain – lain ……………………………………….
( sebutkan )
6. Insiden Terjadi pada :
Pasien
Lain – lain …………………………………………..
( sebutkan )
Mis : karyawan / pengunjung / pendamping / keluarga pasien,
lapor ke K3 RS
7. Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien IGD
Lain – lain
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ……………………………………………………..
( sebutkan )
( tempat pasien berada )
9. Insiden terjadi pada pasien : ( sesuai kasus penyakit / spesialisasi )
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-
lain ................................................................................................
(sebutkan)
48
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit
kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
TIPE INSIDEN :
………………………………………………………………………………
49
d. Faktor Tim
e. Faktor Petugas dan kinerja
f. Faktor tugas
g. Faktor pasien
h. Faktor komunikasi
50