Anda di halaman 1dari 39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Overburden Removal

Dalam pekerjaan Overburden Removal dimulai dengan proses

pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan

setelah area penambangan benar-benar bersih dari pepohonan dan benda-benda

yang mengganggu proses penambangan. Top Soil Removal dilakukan pada

lapisan tanah bagian atas (humus) tanah humus dipindahkan ke area disposal.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah yang pada akhirnya

digunakan kembali untuk tanah reklamasi dan revegetasi.

Pengupasan lapisan batuan penutup (Overburden Removal) dilakukan

setelah lapisan tanah pucuk (Top Soil Removal) selesai dilakukan. Overburden

Removal ini dilakukan dengan unit excavator. Untuk pengangkutan menuju

disposal menggunakan unit alticulir dengan kapasitas 16 BCM (bank cubix

metrix) dan unit terex dengan kapasitas 21 BCM (bank cubix metrix). Setelah

sampai kearea disposal Overburden tersebut mengalami spreading

menggunakan Bulldoozer hal ini dilakukan dengan tujuan Overburden

meratadalam area disposal. Didalam pekerjaan Overburden Removal terdapat

banyak faktor dan potensi bahaya yang dapat menyebabkan penyakit akibat

kerja dan kecelakaan kerja. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya

kecelakaan dan juga timbulnya penyakit akibat kerja, PT Pesona Khatulistiwa


commit to user

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Nusantara melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko. Alur proses

pada kegiatan Overburden Removal meliputi :

a. Loading Overburden

b. Hauling Overburden

c. Dumping Overburden

d. Dozing atau Spreading Overburden

2. Identifikasi Bahaya

Dalam melakukan identifikasi bahaya penulis melakukannya dengan cara

observasi langsung dilapangan dan wawancara terhadap pekerja (orang yang

terlibat langsung dalam kegiatan Overburden removal). Proses identifikasi

bahaya dilakukan dengan cara membagi pekerjaan menjadi beberapa aktivitas.

Identifikasi bahaya dapat dilihat secara terpisah pada kegiatan kerja, mencakup

bahaya terhadap manusia, alat kerja dan lingkungan kerja. Beberapa tipe

bahaya yang ditemukan untuk memudahkan identifikasi bahaya pada pekerjaan

Overburden removal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain:

a. Bahaya fisika yang meliputi bising, getaran, dan pencahayaan

b. Bahaya ergonomi yang meliputi stres kerja, kelelahan, dan beban kerja

c. Bahaya kimia yang meliputi debu, dan kabut

d. Bahaya mekanis yang meliputi permesinan dan peralatan kerja

e. Bahaya lingkungan sekitar yang meliputi jalan bergelombang, cuaca kurang

mendukung, dan jalan berlumpur

f. Bahaya psikososial yang meliputi tekanan dari atasan dan hubungan

interpersonal antar pekerja


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

g. Bahaya tingkah laku yang meliputi ketidakpatuhan terhadap aturan yang

ada, kurang ahli dalam bidangnya, status pekerja baru yang belum mampu

adaptasi.

Efek potensi bahaya mencakup dampak terhadap manusia,alat kerja dan

lingkungan kerja sedangkan potensi bahaya yang mungkin atau bisa terjadi

pada pekerjaan Overburden removal antara lain:

a. Loading Overburden removal

1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan iritasi

mata

2) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kesilauan

yang menyebabkan tabrakan, terperosok

3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh

4) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran

5) Area kerja lembek dapat menyebabkan unit terperosok karena tanah

amblas

6) Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang dapat menyebabkan unit

terperosok, tabrakan dan kerusakan.

7) Ceceran solar dapat menyebabkan kebakaran

8) Silau pada malam hari (penempatan penerangan yang tidak sesuai)

dapat menyebabkan bucket excavator menghantam Vessel dumptruck

9) Jarak unit terlalu dekat dapat menyebakan Bucket excavator

menghantan Vessel dumptruck

10) Manuver unit dapat menyebabkan senggolan, tabrakan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

b. Hauling Overburden

1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan iritasi mata

2) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kesilauan

yang menyebabkan tabrakan, terperosok

3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh

4) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran

5) Kelelahan dapat menyebabkan tabrakan, terperosok

6) Overspeed dapat menyebabkan tabrakan

7) Jalan lembek dapat menyebabkan unit terperosok karena tanah amblas

8) Overload dapat menyebabkan muatan tumpah dan mengganggu jalur

hauling

9) Ban pecah dapat menyebabkan unit terguling

10) Parkir ditempat yang tidak ditentukan (sembarangan) dapat

menyebabkan tabrakan

11) Operator menelpon saat mengendarai unit dapat menyebabkan tabrakan,

terperosok

12) Unit berjalan beriringan dapat menyebabkan tabrakan

13) Jalan bergelombang dapat menyebabkan unit terguling

14) Debu menghalangi pandangan dapat menyebabkan unit menabrak,

ditabrak unit lain

c. Dumping Overburden

1) Area dumping lembek dapat menyebabkan unit terperosok karena tanah

amblas commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

2) Debu dapat menyebabkan gangguan parnafasan dan iritasi mata

3) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kesilauan

yang menyebabkan tabrakan, terperosok

4) Tidak ada dumpman dapat menyebabkan unit rebah, terperosok

d. Dozing atau Spreading

1) Material lembek dapat menyebabkan unit terperosok

2) Manuver unit dapat menyebabkan unit terperosok, menabrak

3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh

4) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan terperosok,

tabrakan dan kerusakan

5) Menelpon saat mengendarai unit dapat menyebabkan tabrakan,

terperosok

3. Penilaian risiko

Nilai risiko merupakan kombinasi dari kekerapan dan konsekuensi dari

suatu kejadian membahayakan yang terjadi sehingga untuk mempermudah

dalam menganalisa, penulis sajikan penilaian risiko dalam bentuk matrik risiko

berdasarkan kegiatan yang ada di area PT Pesona Khatulistiwa Nusantara

antara lain:

a. Loading Overburden

Tabel 5. Penilaian Risiko Loading Overburden


Bahaya Potensi Insiden L S Nilai Tingkat Status
Risiko risiko
1.1 Debu 1.1.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak
saluran diterima
pernafasan

1.1.2 Iritasi Mata B 2 12 Tinggi Tidak


commit to user diterima

Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Sambungan

1.2 Panas Matahari 1.2.1 Kekurangan C 3 13 Tinggi Tidak


cairan tubuh diterima

1.2.2 Silau E 5 15 Tinggi Tidak


menyebabkan diterima
tabrakan,
terperosok

1.3 Paparan getaran 1.3.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak


keseimbangan diterima
tubuh

1.4 Bising 1.4.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak


pendengaran diterima

1.5 Area kerja 1.5.1 Tanah amblas, E 3 6 Sedang Tidak


lembek terperosok diterima

1.6 Mengoperasikan 1.6.1 Unit terperosok E 5 15 Tinggi Tidak


peralatan tanpa diterima
wewenang

1.6.2 Tabrakan antar E 5 15 Tinggi Tidak


unit diterima

1.6.3 Kerusakan E 3 6 Sedang Tidak


diterima
1.7 Ceceran solar 1.7.1 Kebakaran E 5 15 Tinggi Tidak
diterima

1.8 Silau pada 1.8.1 Bucket E 3 6 Sedang Tidak


malam hari excavator diterima
( penempatan menghantam
penerangan yang vessel
tidak sesuai) dumptruck

1.9 Jarak unit terlalu 1.9.1 Bucket E 3 6 Sedang Tidak


dekat excavator diterima
menghantam
vessel
dumptruck

1.10 Manuver 1.10.1 Tabrakan E 5 15 Tinggi Tidak


antar unit diterima

Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Keterangan :

L: Kekerapan

S: Konsekuensi

b. Hauling overburden

Tabel 6. Penilaian Risiko Hauling Overburden


Bahaya Potensi Insiden L S Nilai Tingkat Status
Risiko Risiko
2.1 Debu 2.1.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak
saluran diterima
pernafasan
2.1.2 Iritasi mata B 2 12 Tinggi Tidak
diterima
2.2 Panas Matahari 2.2.1 Kekurangan C 3 13 Tinggi Tidak
cairan tubuh diterima

2.2.2 Silau E 5 15 Tinggi Tidak


menyebabkan diterima
tabrakan,
terperosok

2.3 Paparan getaran 2.3.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak


keseimbangan diterima
tubuh

2.4 Bising 2.4.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak


pendengaran diterima

2.5 Kelelahan 2.5.1 Tabrakan antar C 5 22 Ekstrim Tidak


unit, terperosok diterima

2.6 Overspeed 2.6.1 Tabrakan E 5 15 Tinggi Tidak


diterima
2.7 Jalan lembek 2.7.1 Amblas, unit C 2 8 Sedang Tidak
terperosok diterima

2.8 Overload 2.8.1 Mengganggu B 3 17 Tinggi Tidak


jalur hauling diterima

2.9 Ban pecah 2.9.1 Terguling E 5 15 Tinggi Tidak


diterima

2.10 Parkir di 2.10.1 Tertabrak E 5 15 Tinggi Tidak


tempat yang diterima
tidak
ditentukan commit to user

Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Sambungan
2.11 Operator 2.11.1 tabrakan, E 5 15 Tinggi Tidak
menelpon terperosok diterima

2.12 Unit beriringan 2.12.1 Menabrak E 5 15 Tinggi Tidak


diterima
2.13 Jalan 2.13.1 Terguling E 5 15 Tinggi Tidak
bergelombang diterima

2.14 Debu 2.14.1 Menabrak, E 5 15 Tinggi Tidak


menghalangi ditabrak unit diterima
pandangan lain

Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013

Keterangan :

L : Kekerapan

S : Konsekuensi

c. Dumping

Tabel 7. Penilaian Risiko Dumping


Bahaya Potensi Insiden L S Nilai Tingkat Status
Risiko Risiko
3.1 Area dumping 3.1.1 Amblas, unit B 4 21 Ekstrim Tidak
lembek terperosok diterima

3.2 Debu 3.2.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak


pernafasan diterima

3.2.2 Iritasi mata B 2 12 Tinggi Tidak


diterima

3.3 Panas 3.3.1 Kekurangan C 3 13 Tinggi Tidak


Matahari cairan tubuh diterima

3.3.2 Silau E 5 15 Tinggi Tidak


menyebabkan diterima
tabrakan,
terperosok

3.4 Tidak ada 3.4.1 Terperosok, E 5 15 Tinggi Tidak


dumpman rebah diterima

Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Keterangan :

L : Kekerapan

S : Konsekuensi

d. Dozing atau Spreading

Tabel 8. Penilaian Risiko Dozing atau Spreading


Bahaya Potensi Insiden L S Nilai Tingkat Status
Risiko Risiko
4.1 Material jalan 4.1.1 Unit terperosok E 5 15 Tinggi Tidak
lembek diterima

4.2 Manuver unit 4.2.1 Unit terperosok E 3 6 Sedang Tidak


diterima

4.3 Paparan 4.3.1 Gangguan E 4 10 Sedang Tidak


Getaran keseimbangan Diterima
tubuh

4.4Mengoperasikan 4.4.1 Unit E 5 15 Tinggi Tidak


peralatan tanpa Terperosok diterima
Wewenang
4.4.2 Tabrakan antar
E 5 15 Tinggi Tidak
unit
diterima
Tidak
4.4.3 Kerusakan E 3 6 Sedang
diterima
4.5 Operator 4.5.1 Tabrakan, Tidak
menelpon terperosok E 5 15 Tinggi diterima

Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013

Keterangan :

L : Kekerapan

S : Konsekuensi

4. Pengendalian Risiko

Setelah bahaya teridentifikasi maka potensi bahaya yang ada harus segera

di kendalikan, hal ini bertujuan untuk menurunkan tingkat risiko yang mungkin

timbul. Tindakan pengendalian yang digunakan di PT Pesona Khatulistiwa


commit to user
Nusantara menggunakan prinsip hirarki pengendalian risiko yang meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

Eliminasi, Subtitusi, Engineering Control, Administrasi dan Alat Pelindung

Diri (APD). Untuk tipe pengendalian yang dapat diterapkan pada aktivitas

pekerjaan Overburden Removal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain

Engineering control, pengendalian Administrasi dan penggunaan alat

pelindung diri (APD).

a. Engineering control

Langkah ini dilakukan dengan cara merubah struktur objek kerja

untuk mencegah seseorang terpapar kepada potensi bahaya maupun faktor

bahaya, pengendalian yang dilakukan dengan metode Engineering control:

1) Unit kabin tertutup dan dilengkapi AC untuk mengurangi paparan debu

dan panas matahari.

2) Desain kursi unit dengan pemberian peredam untuk mengurangi paparan

getaran.

3) Penempatan tower lamp dan mega lamp untuk pekerjaan malam hari.

4) Maintenance jalan secara rutin dengan unit Grader dan compactor

5) Penyiraman rutin sepanjang jalur hauling menggunakan unit watertruck

untuk mengurangi debu

b. Pengendalilan secara Administrasi

Pengendalian Administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu

sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar

potensi bahaya maupun faktor bahaya, metode pengendalian ini sangat

tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang

teratur untuk dipatuhinya pengendalian Administrasi ini. Pengendalian yang


commit
dilakukan secara Administrasi to :user
adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

1) Mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

2) Membuat prosedur atau instruksi kerja.

3) Membuat tanda bahaya.

4) Membuat rambu

5) Pembuatan SIMPER.

6) Pemberian sanksi bagi yang melanggar peraturan

7) Program pemeriksaan harian (P2H) pada setiap unit

8) Pengawasan

c. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri secara umum merupakan merupakan sarana

pengendali yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara

mana kala sistem pengendali yang lebih permanen belum dapat

diimplementasikan. APD merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem

pengendali risiko di tempat kerja. Adapun APD yang dipakai saat pekerjaan

Overburden Removal antara lain:

1) Safety helmet untuk melindungi kepala dari benturan

2) Kacamata untuk melindungi mata dari paparan debu dan silau matahari.

3) Masker untuk melindungi pernafasan dari paparan debu.

4) Safety shoes untuk melindungi kaki dari benda-benda yang dapat

menyebabkan cidera pada kaki.

5) Safety belt untuk melindungi operator saat unit rebah atau mengalami

kecelakaan.

6) Reflective vest untuk memudahkan seseorang terlihat.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Tindakan pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk

mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

menciptakan lingkungan kerja yang aman pada aktivitas pekerjaan

Overburden Removal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain sebagai

berikut:

a. Loading Overburden

Tabel 9. Pengendalian Risiko Loading Overburden

Risiko Sisa
Potensi Insiden Pengendalian yang Jenis Pengendalian
Dilakukan Nilai Tingkat Status
L S Risiko risiko

1.1 Debu dapat 1.1.1 Kabin tertutup 1.1.1.1 Engineering


menyebabkan Control
gangguan saluran 1.1.2 Masker 1.1.2.1 APD E 2 3 Rendah Diterima
pernafasan

1.2 Debu dapat 1.2.1 Kabin tertutup 1.2.1.1 Engineering


menyebabkan Control
E 1 1 Rendah Diterima
iritasi Mata

1.3 Panas matahari 1.3.1 Kabin tertutup, 1.3.1.1 Engineering


dapat kabin ber AC Control
menyebabkan
1.3.2 Pemberian air 1.3.2.1 Administrasi E 1 1 Rendah Diterima
kekurangan cairan
tubuh minum

1.4 Panas matahari 1.4.1 Kacamata 1.4.1.1 APD


dapat
menyebabkan silau
yang menyebabkan E 2 3 Rendah Diterima
tabrakan,
terperosok

1.5 Paparan getaran 1.5.1 Desain kursi 1.5.1.1 Engineering


dapat unit Control
menyebabkan
gangguan
keseimbangan E 2 3 Rendah Diterima
tubuh

commit to user

Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Sambungan
1.6 Bising dapat 1.6.1 Kabin tertutup 1.6.1.1 Engineering
menyebabkan Control
gangguan E 2 3 Rendah Diterima
pendengaran

1.7 Area kerja lembek 1.7.1 Pengawasan 1.7.1.1 Administrasi


dapat
menyebabkan
tanah amblas E 2 3 Rendah Diterima
sehingga unit
terperosok

1.8 Mengoperasikan 1.8.1 SIMPER, 1.8.1.1 Administrasi


tanpa wewenang Pengawasan,
dapat Inspeksi
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan unit SIMPER
terperosok

1.9 Mengoperasikan 1.9.1 SIMPER, 1.9.1.1 Administrasi


tanpa wewenang Pengawasan,
dapat Inspeksi
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan SIMPER
tabrakan antar unit

1.10 Mengoperasikan 1.10.1 SIMPER, 1.10.1.1 Administrasi


tanpa wewenang Pengawasan,
dapat Inspeksi
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan SIMPER
Kerusakan

1.11 Ceceran solar 1.11.1 Program 1.11.1.1 Administrasi


dapat pemeriksaan
menyebabkan harian E 2 3 Rendah Diterima
kebakaran

1.12 Silau pada malam 1.12.1 Pengawasan, 1.12.1.1 Administrasi


hari (penempatan Penempatan
penerangan tidak lampu yang
sesuai) dapat sesuai
menyebabkan E 2 3 Rendah Diterima
bucket excavator
menghantam
vessel dumptruck

1.13 Jarak unit terlalu 1.13.1 Penggunaan 1.13.1.1 Administrasi


dekat dapat radio
menyebabkan komunikasi,
bucket excavator Pengawasan, E 2 3 Rendah Diterima
menghantam pengaturan
vessel dumptruck jarak aman
commit to user

Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Sambungan
1.14 Manuver unit 1.14.1 Penggunaan 1.14.1.1 Administrasi
dapat radio
menyebabkan komunikasi,
tabrakan antar Prosedur E 2 3 Rendah Diterima
unit membunyikan
klakson,
training
operator

Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013

Keterangan :

L : Kekerapan

S : Konsekuensi

b. Hauling Overburden

Tabel 10. Pengendalian Risiko Hauling Overburden

Risiko Sisa
Potensi Insiden Pengendalian yang Jenis Pengendalian
Dilakukan Nilai Tingkat Status
L S Risiko risiko
2.1 Debu dapat 2.1.1 Kabin tertutup, 2.1.1.1 Engineering
menyebabkan Penyiraman Control
gangguan saluran secara rutin
pernafasan dengan water
E 2 3 Rendah Diterima
truck
2.1.2 Masker 2.1.2.1 APD

2.2 Debu dapat 2.2.1 Kabin tertutup, 2.2.1.1 Engineering


menyebabkan Penyiraman Control
iritasi mata secara rutin
dengan water E 1 1 Rendah Diterima
truck
2.2.2 Kacamata 2.2.2.1 APD

2.3 Panas Matahari 2.3.1 Kabin tertutup, 2.3.1.1 Engineering


dapat kabin Control
menyebabkan ber AC E 1 1 Rendah Diterima
kekurangan cairan 2.3.2 Penyediaan Air 2.3.2.1 Administrasi
tubuh minum

commit to user

Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Sambungan
2.4 Silau karena 2.4.1 Kacamata 2.4.1.1 APD
Panas Matahari
dapat
menyebabkan E 2 3 Rendah Diterima
tabrakan,
terperosok

2.5 Paparan Getaran 2.5.1 Desain kursi 2.5.1.1 Engineering


dapat unit ber Control
meyebabkan peredam
gangguan E 2 3 Rendah Diterima
keseimbangan
tubuh

2.6 Bising dapat 2.6.1 Kabin tertutup 2.6.1.1 Engineering


menyebabkan Control
gangguan E 2 3 Rendah Diterima
pendengaran

2.7 Kelelahan dapat 2.7.1 Shift kerja, 2.7.1.1 Administrasi


menyebabkan pemberian jam tidak
tabrakan antar istirahat C 2 8 Sedang
diterima
unit

2.8 Overspeed dapat 2.8.1 Limit Speed 2.8.1.1 Engineering


menyebabkan Control
tabrakan 2.8.2 Rambu, speed 2.8.2.1 Administrasi E 2 3 Rendah Diterima
gun

2.9 Jalan lembek 2.9.1 Training 2.9.1.1 Administrasi


dapat operator,
menyebabkan penerapan C 1 4 Rendah Diterima
terperosok prosedur
perawatan jalan
2.10 Overload dapat 2.10.1 Pengisian 2.10.1.1Administrasi
menyebabkan sesuai
muatan tumpah kapasitas
sehingga C 1 4 Rendah Diterima
mengganggu
jalur hauling

2.11 Ban pecah dapat 2.11.1 Program 2.11.1.1Administrasi


menyebabkan pemeriksaan
E 2 3 Rendah Diterima
terguling harian

Bersambung

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Sambungan
2.12 Parkir ditempat 2.12.1 Penggunaan 2.12.1.1Administrasi
yang tidak radio
ditentukan dapat komunikasi,
menyebabkan Pengawasan E 2 3 Rendah Diterima
tertabrak

2.13 Operator 2.13.1 Pengawasan, 2.13.1.1Administrasi


menelpon Pemberian
selama sanksi
mengoperasikan
unit dapat E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan
tabrakan,
terperosok

2.14 Unit beriringan 2.14.1 Penggunaan 2.14.1.1Administrasi


dapat radio
menyebabkan komunikasi,
tabrakan Rambu E 2 3 Rendah Diterima
utamakan
kendaraan
bermuatan

2.15 Jalan 2.15.1 Penerapan 2.15.1.1Administrasi


bergelombang prosedur
dapat perawatan
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan jalan
terguling

2.16 Debu 2.16.1 Penyiraman 2.16.1.1 Engineering


menghalangi rutin degan Control
pandangan watertruck
E 2 3 Rendah Diterima
dapat
menyebabkan
tabrakan
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013

Keterangan :

L: Kekerapan

S: Konsekuensi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

c. Dumping

Tabel 11. Pengendalian Risiko Dumping


Risiko Sisa
Potensi Insiden Pengendalian yang Jenis Pengendalian
Dilakukan Nilai Tingkat
L S Status
Risiko Risiko
3.1 Area dumping 3.1.1 Layering area 3.1.1.1 Engineering
lembek dapat dengan Control
menyebabkan unit material keras
terperosok C 1 4 Rendah Diterima
3.1.2 Pengawasan 3.1.2.1 Administrasi

3.2 Debu dapat 3.2.1 Kabin tertutup 3.2.1.1 Enginering


menyebabkan Control
gangguan E 2 3 Rendah Diterima
pernafasan

3.3 Debu dapat 3.3.1 Kabin tertutup 3.3.1.1 Engineering


menyebabkan Control
iritasi mata E 1 1 Rendah Diterima

3.4 Panas matahari 3.4.1 Kabin terttutup 3.4.1.1 Engineering


dapat Control
menyebabkan
kekurangan cairan 3.4.2 Pemberian air 3.4.2.1 Administrasi E 1 1 Rendah Diterima
tubuh minum

3.5 Panas matahari 3.5.1 Kacamata 3.5.1.1 APD


dapat
menyebabkan
silau yang
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan
tabrakan,
terperosok

3.6 Tidak ada 3.6.1 Penggunaan 3.6.1.1 Engineering


dumpman dapat radio Control
menyebabkan komunikasi, E 2 3 Rendah Diterima
terperosok, rebah pengawasan
Sumber : Hasil Pendataan 8 April 2013

L : Kekerapan

S : Konsekuensi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

d. Dozing atau Spreading

Tabel 12. Pengendalian Risiko Dozing atau Spreading


Risiko Sisa
Potensi Insiden Pengendalian yang Jenis Pengendalian
Dilakukan
L S Nilai Tingkat Status
Risiko Risiko
4.1 Area lembek dapat 4.1.1 Layering area 4.1.1.1 Engineering
menyebabkan unit dengan material Control
E 2 4 Rendah Diterima
terperosok keras
4.1.2 Pengawasan 4.1.2.1 Administrasi

4.2 Manuver unit 4.2.1 SIMPER, 4.2.1.1 Administrasi


dapat Training
menyebabkan Operator D 2 5 Rendah Diterima
terperosok

4.3 Paparan getaran 4.3.1 Desain Kursi 4.3.1.1 Enginering


dapat unit Control
menyebabkan
gangguan E 2 3 Rendah Diterima
keseimbangan
tubuh

4.4 Mengoperasikan 4.4.1 SIMPER, 4.4.1.1 Administrasi


tanpa wewenang Pengawasan, E 2 3 Rendah Diterima
dapat Inspeksi
menyebabkan SIMPER
terperosok

4.5 Mengoperasikan 4.5.1 SIMPER, 4.5.1.1 Administrasi


tanpa wewenang Pengawasan,
dapat Inspeksi simper
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan
tabrakan antar unit

4.6 Mengoperasikan 4.6.1 SIMPER, 4.6.1.1 Administrasi


tanpa wewenang Pengawasan,
dapat Inspeksi simper
E 2 3 Rendah Diterima
menyebabkan
kerusakan unit

4.7 Operator 4.7.1 Pengawasan, 4.7.1.1 Administrasi


menelpon saat Pemberian
mengoperasikan Sanksi E 2 3 Rendah Diterima
unit dapat
menyebabkan
tabrakan,
terperosok
commit to user
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Keterangan :

L: Kekerapan

S: Konsekuensi

B. Pembahasan

1. Penilaian Risiko

Setelah dilakukan identifikasi bahaya langkah selanjutnya dilakukan

penilaian risiko, ada beberapa kategori tingkat risiko : 1-5 dengan status risiko

diterima kontrol yang dilakukan mereview dan mengontrol sebagai bagian dari

pekerjaan yang berlangsung terus menerus, 6-10 dengan status risiko tidak

diterima kontrol yang dilakukan mengoreksi dan mencegah tindakan dalam

jangka waktu tertentu, pimpinan mereview kontrol yang diukur melalui

rencana kemajuan, 11-19 dengan status risiko tidak diterima kontrol yang

dilakukan mengoreksi/mencegah tindakan secepatnya, pimpinan mereview

kontrol secepat mungkin, 20-25 dengan status risiko tidak diterima kontrol

yang dilakukan berhentinya kegiatan dan diperlukannya kontrol dengan segera,

pimpinan melakukan review kontrol terlebih dahulu terhadap aktivitas yang

akan kembali dimulai.

Tingkat risiko yang didapat dari tabel IBPR PT Pesona Khatulistiwa

Nusantara adalah kombinasi dari kekerapan atau kemungkinan terjadinya

kejadian berbahaya (accident) dengan konsekuensi atau tingkat keparahan yang

meliputi dampak terhadap kesehatan, keselamatan, lingkungan, kerusakan

property dan gangguan operasional.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

Hal tersebut telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 3.2.1

“Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan terjadi kejadian berbahaya

atau paparan dengan keparahan suatu cidera atau sakit penyakit yang dapat

disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut”.

Langkah berikutnya PT Pesona Khatulistiwa Nusantara melakukan

evaluasi apakah risiko tersebut dapat diterima sehingga tidak diperlukan

pengendalian atau tidak diterima sehingga diperlukan pengendalian, merujuk

kepada kriteria risiko yang berlaku atau ditetapkan oleh manajemen PT Pesona

Khatulistiwa Nusantara. Risiko 1-5 dimana nilai risiko sangat kecil maka tidak

perlu dilakukan pengendalian, risiko 6-10 (Medium), 11-19 (High) dan 20-25

(Extreme) dimana nilai risiko cukup tinggi sehingga diperlukan tindakan

pengendalian (Pro-09/ALL/EHS/2012). Langkah ini dilakukan untuk

menentukan prioritas pengendalian.

Hal tersebut telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 tentang

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko, metodologi organisasi dalam

melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus’’Menyediakan

identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko-risiko dan penerapan

pengendalian, sesuai keperluan’’.

2. Pengendalian Risiko

Organisasi harus memastikan hasil dari penilaian ini dipertimbangkan

dalam menetapkan pengendalian.

Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas

pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk

menurunkan risiko berdasarkancommit


hirarkito user :
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

a. Eliminasi.

b. Substitusi.

c. Pengendalian teknik.

d. Rambu/peringatan dan/atau pengendalian administrasi.

e. Alat pelindung diri. (OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 tentang Identifikasi

Bahaya dan Penilaian Risiko)

Adapun pengendalian yang telah dilakukan PT. Pesona Khatulistiwa

Nusantara Site Kelubir :

a. Loading Overburden

1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L (Kekerapan) : E, S ( Konsekuensi) : 4,

nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah

dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control

dan APD yaitu : kabin unit tertutup dan penggunaan masker nilai L : E, S

: 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut

dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan penggunaan masker dapat

menghindarkan operator unit dari paparan debu yang dapat terhirup dan

menyebabkan gangguan saluran pernafasan

2) Debu dapat menyebabkan iritasi mata sebelum dilakukan pengendalian

nilai : L : B, S : 2, nilai risiko : 12, tingkat risiko : tinggi, status : tidak

diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian

engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 1, Nilai

risiko : 1, tingkat risikocommit to user


: rendah, status : diterima. Setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan kabin unit tertutup dapat menghindarkan operator unit dari

paparan debu yang dapat mengenai mata dan menyebabkan iritasi mata.

3) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 3, nilai risiko : 13, tingkat risiko

: tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : kabin

tertutup, kabin ber AC dan pemberian air minum nilai L : E, S : 1, Nilai

risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan kabin unit tertutup dan ber AC dapat menghindarkan operator

unit dari paparan panas sinar matahari sedangkan pemberian air minum

dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat.

4) Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan,

terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko

: 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian APD yaitu : penggunaan

kacamata hitam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah,

status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami

penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kacamata hitam

dapat mengurangi silau yang disebabkan panas matahari.

5) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan

tubuhsebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10,


commit
tingkat risiko : sedang, statusto user
: tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu :

desain kursi unit berperedam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan desain kursi unit

berperedam dapat mengurangi paparan getaran ke tubuh operator unit.

6) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaransebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S

: 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut

dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat mengurangi paparan bising

yang bersumber dari mesin unit.

7) Area kerja lembek dapat menyebabkan tanah amblas sehingga unit

terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko

: 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : pengawasan

nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima.

Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal

tersebut dikarenakan dengan dilakukannya pengawasan jika ditemukan

kondisi tidak aman di area kerja yaitu : area kerja lembek yang

berpotensi menyebabkan tanah amblas pengawas dapat melakukan

tindakan perbaikan segera mungkin di area kerja sebelum hal yang tidak

diinginkan terjadi. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

8) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan unit terperosok

sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15,

tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER,

Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan

inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang

dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER

(surat ijin mengemudi perusahaan).

9) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan tabrakan antar

unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15,

tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER,

Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan

inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang

dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER.

10) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan kerusakan unit

sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6,


commit
tingkat risiko : sedang, statusto user
: tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER,

Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan

inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang

dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER.

11) Ceceran solar dapat menyebabkan kebakaransebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : program pemeriksaan harian (P2H)

nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima.

Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal

tersebut dikarenakan dengan penerapan program pemeriksaan harian jika

ditemukan kondisi tidak aman yaitu : ceceran solar dapat dilakukan

perbaikan segera terhadap sumber yang menyebabkan kondisi tidak aman

tesebut sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

12) Silau pada malam hari (penempatan penerangan tidak sesuai) dapat

menyebabkan bucket excavator menghantam vessel dumptruck sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko :

sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian administrasi yaitu : pengawasan dan penempatan

lampu sesuai nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah,


commit
status : diterima. Setelah to userpengendalian, risiko mengalami
dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan jika ditemukan

kondisi tidak aman yaitu : penempatan lampu tidak sesuai dapat

dilakukan perbaikan segera mungkin dengan penempatan lampu yang

sesuai untuk menghindari kesilauan yang disebabkan cahaya lampu.

13) Jarak unit terlalu dekat dapat menyebabkan bucket excavator

menghantam vessel dumptruck sebelum dilakukan pengendalian nilai : L

: E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima

setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi

yaitu : penggunaan radio komunikasi, pengawasan dan pengaturan jarak

aman nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status :

diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan

hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan penggunaan radio

komunikasi dapat mengingatkan operator DT (dumptruck) untuk selalu

menjaga jarak aman agar bucket excavator tidak menghantam vessel

dumptruck.

14) Manuver unit dapat menyebabkan tabrakan antar unitsebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : penggunaan radio komunikasi,

prosedur membunyikan klakson dan training operator nilai L : E, S : 2,

Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut

dikarenakan operator unit dapat mengingatkan melalui radio komunikasi

dan memberikan isyaratcommit


melaluitoprosedur
user membunyikan klakson antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

operator sedangkan training operator betujuan menambah keterampilan

mengemudi operator sehingga dapat mengurangi potensi bahaya tabrakan

antar unit.

b. Hauling Overburden

1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko

: sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian engineering control dan APD yaitu : kabin unit

tertutup, penyiraman rutin dengan watertruck dan penggunaan masker

nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima.

Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal

tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan penggunaan masker

dapat menghindarkan operator unit dari paparan debu sedangkan

penyiraman rutin menggunakan watertruck mengurangi debu yang

dihasilkan saat aktivitas hauling.

2) Debu dapat menyebabkan iritasi mata sebelum dilakukan pengendalian

nilai : L : B, S : 2, nilai risiko : 12, tingkat risiko : tinggi, status : tidak

diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian

engineering control dan APD yaitu : kabin unit tertutup, penyiraman

rutin dengan watertruck dan penggunaan kacamata nilai L : E, S : 1, Nilai

risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan kabin unit tertutup dan penggunaan kacamata dapat

menghindarkan operatorcommit to user


unit dari paparan debu yang dapat mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

mata dan menyebabkan iritasi mata sedangkan penyiraman rutin

menggunakan watertruck mengurangi debu yang dihasilkan saat kegiatan

hauling.

3) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 3, nilai risiko : 13, tingkat risiko

: tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : kabin

tertutup, kabin ber AC dan pemberian air minum nilai L : E, S : 1, Nilai

risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan kabin unit tertutup dan ber AC dapat menghindarkan operator

unit dari paparan panas sinar matahari sedangkan pemberian air minum

dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat.

4) Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan,

terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko

: 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian APD yaitu : penggunaan

kacamata hitam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah,

status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami

penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kacamata hitam

dapat mengurangi silau yang disebabkan panas matahari.

5) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh

sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10,


commit
tingkat risiko : sedang, statusto user
: tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu :

desain kursi unit berperedam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan desain kursi unit

berperedam dapat mengurangi paparan getaran ke tubuh operator unit.

6) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S

: 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut

dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat mengurangi paparan bising

yang bersumber dari mesin unit.

7) Kelelahan dapat menyebabkan tabrakan antar unit sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : C, S : 5, nilai risiko : 22, tingkat risiko : ekstrim,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : shift kerja dan jam istirahat nilai L : C,

S : 2, Nilai risiko : 8, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima.

Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan namun

status risiko belum dapat diterima.

8) Overspeed dapat menyebabkan tabrakan sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis


commit
pengendalian engineering to dan
control user administrasi yaitu : limit speed,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

rambu batas kecepatan dan penyelenggaraan speed gun nilai L : E, S : 2,

Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut

dikarenakan denganpenerapan limit speed laju setiap unit maksimal

hanya dapat melaju 60 Km/jam sedangkan penerapan rambu batas

kecepatan seperti rambu batas kecepatan yang terpasang di area pit aktif

30 Km/jam sebagai pengingat agar operator unit melaju sesuai batas

kecepatan yang diperkenankan. Untuk mengetahui laju unit sesuai batas

kecepatan yang diperkenankan atau tidak dilakukan speed gun setiap

bulan sekali secara rutin.

9) Jalan lembek dapat menyebabkan terperosok sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : C, S : 2, nilai risiko : 8, tingkat risiko : sedang,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : training operator dan penerapan

prosedur perawatan jalan nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, tingkat risiko :

rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan melakukan

training operator dapat meningkatkan keterampilan operator dalam

mengoperasikan unit sedangkan penerapan prosedur perawatan jalan

yang baik menjamin terhindarnya jalur hauling dari kondisi tidak aman

seperti jalan lembek.

10) Overload dapat menyebabkan muatan tumpah sehingga mengganggu

jalur hauling sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : B, S : 3, nilai

risiko : 17, tingkat risiko commit


: tinggi,tostatus
user : tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : pengisian

sesuai kapasitas nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, tingkat risiko : rendah,

status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami

penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengisian sesuai kapasitas

mengurangi risiko muatan tumpah yang dapat mengakibatkan

terganggunya jalur hauling.

11) Ban pecah dapat menyebabkan terguling sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : program pemeriksaan harian (P2H)

nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima.

Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal

tersebut dikarenakan dengan program pemeriksaan harian dapat diketahui

kondisi tidak aman secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan

pencegahan sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

12) Parkir ditempat yang tidak ditentukan dapat menyebabkan

tertabraksebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko :

15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : penggunaan

radio komunikasi dan pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3,

tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian,

risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan

penggunaan radio komunikasi dapat menginformasikan kepada sesama


commit
operator posisi unit yang to user
sedang berhenti untuk parkir sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

pengawasan dilakukan agar unit parkir pada tempat yang sudah

ditentukan.

13) Operator menelpon selama mengoperasikan unit dapat menyebabkan

tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5,

nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah

dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu :

pengawasan dan pemberian sanksi nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3,

tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian,

risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan

pengawasan jika ditemukan tindakan tidak aman yaitu : operator

menelepon selama mengoperasikan unit pengawas dapat memberikan

sanksi.

14) Unit beriringan dapat menyebabkan tabrakansebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : penggunaan radio komunikasi dan

rambu utamakan kendaraan bermuatan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3,

tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian,

risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan adanya

rambu utamakan kendaraan bermuatan berfungsi mengingatkan operator

untuk selalu mengutakan kendaran bermuatan sedangkan radio

komunikasi berfungsi untuk menginformasikan kendaraan bermuatan

yang akan mendahului.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

15) Jalan bergelombang dapat menyebabkan tergulingsebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : penerapan prosedur perawatan jalan

nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, tingkat risiko : rendah, status : diterima.

Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal

tersebut dikarenakan dengan penerapan prosedur perawatan jalan yang

baik menjamin terhindarnya jalur hauling dari kondisi tidak aman seperti

jalan bergelombang.

16) Debu menghalangi pandangan dapat menyebabkan tabrakan terguling

sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15,

tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu :

penyiraman rutin menggunakan watertruck nilai L : E, S : 2, Nilai risiko :

3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan penyiraman ruting menggunakan watertruck dapat mengurangi

debu yang dihasilkan selama kegiatan hauling.

c. Dumping

1) Area lembek dapat menyebabkan unit terperosoksebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : B, S : 4, nilai risiko : 21, tingkat risiko : ekstrim,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : layering area


commit
dengan material keras dan to user nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4,
pengawasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian,

risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan material area

dumping yang lembek setelah dilakukan layering dengan material keras,

material menjadi lebih keras dan stabil sedangkan dengan pengawasan

kondisi tidak aman dapat dideteksi secara dini sehingga tindakan

perbaikan dapat dilakukan sebelum kejadian yang tidak diinginkan

terjadi.

2) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko

: sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L

: E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut

dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat menghindarkan operator

unit dari paparan debu yang dapat terhirup dan menyebabkan gangguan

saluran pernafasan

3) Debu dapat menyebabkan iritasi mata sebelum dilakukan pengendalian

nilai : L : B, S : 2, nilai risiko : 12, tingkat risiko : tinggi, status : tidak

diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian

engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 1, Nilai

risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan kabin unit tertutup dapat menghindarkan operator unit dari

paparan debu yang dapatcommit to user


mengenai mata dan menyebabkan iritasi mata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

4) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuhsebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 3, nilai risiko : 13, tingkat risiko

: tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : kabin

tertutup, kabin ber AC dan pemberian air minum nilai L : E, S : 1, Nilai

risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan

pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan

dengan kabin unit tertutup dan ber AC dapat menghindarkan operator

unit dari paparan panas sinar matahari sedangkan pemberian air minum

dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat.

5) Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan,

terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko

: 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian APD yaitu : penggunaan

kacamata hitam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah,

status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami

penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kacamata hitam

dapat mengurangi silau yang disebabkan panas matahari.

6) Tidak ada dumpman dapat menyebabkan terperosok, rebah sebelum

dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko

: tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan

jenis pengendalian Administrasi yaitu : penggunaan radio komunikasi

dan pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah,


commit
status : diterima. Setelah to userpengendalian, risiko mengalami
dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan radio

komunikasi dapat dilakukan koordinasi dengan sesama operator maupun

pengawas dalam menentukan lokasi yang aman untuk melakukan

dumping.

d. Dozing atau spreading

1) Area lembek dapat menyebabkan unit terperosok sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : layering area

dengan material keras dan pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 4,

tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian,

risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan material area

dumping yang lembek setelah dilakukan layering dengan material keras,

material menjadi lebih keras dan stabil sedangkan dengan pengawasan

kondisi tidak aman dapat dideteksi secara dini sehingga tindakan

perbaikan dapat dilakukan sebelum kejadian yang tidak diinginkan

terjadi.

2) Manuver unit dapat menyebabkan terperosok sebelum dilakukan

pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang,

status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis

pengendalian administrasi yaitu : SIMPER dan training operator nilai L :

D, S : 2, Nilai risiko : 5, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah

dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut


commit to
dikarenakan untuk mendapatkan user perusahaan mewajibkan calon
SIMPER,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

operator untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan

sehingga operator yang telah diterima merupakan orang yang

berkompeten dalam bidangnya sedangkan penyelenggaraan training

operator bertujuan untuk menambah keterampilan operator.

3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh

sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10,

tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu :

desain kursi unit berperedam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan desain kursi unit

berperedam dapat mengurangi paparan getaran ke tubuh operator unit

4) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan unit

terperosoksebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko

: 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER,

Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan

inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang

dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER

(surat ijin mengemudi perusahaan).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

5) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan tabrakan antar

unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15,

tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER,

Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan

inspeksi SIMPER dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang

dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER.

6) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan kerusakan unit

sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6,

tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan

pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER,

Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat

risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko

mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan

inspeksi SIMPER dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai

kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang

dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER.

7) Operator menelpon selama mengoperasikan unit dapat menyebabkan

tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5,

nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah

dilakukan pengendalian commit


dengan tojenis
userpengendalian administrasi yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

pengawasan dan pemberian sanksi nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3,

tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian,

risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan

pengawasan jika ditemukan tindakan tidak aman yaitu : operator

menelepon selama mengoperasikan unit pengawas dapat memberikan

sanksi.

Upaya pengendalian dengan tujuan menurunkan risiko yang telah

dilakukan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Site Kelubir telah sesuai

dengan OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 tentang Identifikasi Bahaya

dan Penilaian Risiko.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai