Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelumnya kita telah mengenal    dan    menggunakan    sistem    koordinat


dalam pelajaran matematika. Sistem koordinat yang sering dipakai adalah sistem
koordinat    kartesius atau kartesian.    Sistem    koordinat    ini biasa dipakai untuk
menggambarkan garis    dalam    sistem    persamaan    linier dan    sistem    persamaan
kuadrat.

Dalam    fungsi    juga menerapkan sistem    koordinat    untuk    menggambarkan


setiap pasangan terurut himpunan penyelesaiannya.

Bangun datar dan bangun ruang juga mempergunakan sistem koordinat ini
untuk menggambarkan bangun serta untuk menentukan turunan rumusnya. Dalam
integral    juga diperlukan    sistem    koordinat    untuk    menentukan    bentuk    dan
menghitung luas maupun volume benda putar atau benda pejal.

Sistem koordinat menjadi sangat penting dalam mempelajari matematika


tingkat    atas    dan    lanjut.    Hampir    setiap    submaterinya menggunakan    sistem
koordinat. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai materi
sistem koordinat, khususnya sistem koordinat tiga dimensi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian sistem koordinat tiga dimensi.


2. Grafik dalam ruang dimensi tiga.
3. Vektor dalam ruang dimensi tiga

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui dan mempelajari sistem koordinat tiga dimensi, mulai


dari pengertian, kategori dan grafik serta vektor dalam ruang dimensi tiga.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Singkat Sistem Koordinat

Dua orang    Perancis    telah    berjasa atas    gagasan    tentang sistem    koordinat.
Pierre de Fermat adalah seorang pengacara yang menggemari matematika. Pada
tahun    1629,    ia    menulis sebuah    makalah    yang    pada dasarnya menggunakan
koordinat untuk mendeskripsikan titik ± titik dan kurva ± kurva.

Rene Descartes    adalah seorang    ahli filsafat    yang berpikir    bahwa


matematika    dapat    membuka kunci    alam    semesta.    Ia menerbitkan    La    Geometrie
pada tahun 1637. Buku    itu sangat terkenal    dan    walaupun memang menekankan
aljabar dalam memecahkan masalah ± masalah geometri, orang hanya menjumpai
suatu petunjuk tentang koordinat disana.

Berdasarkan    siapa yang mempunyai gagasan pertama    kali,    Fermat


sepantasnya mendapat pengakuan yang utama. Akan tetapi, sejarah bisa menjadi
hal    yang membingungkan.    Koordinat    dikenal    sebagai    koordinat    Cartesius,    yang
dinamakan menurut nama Rene Descartes.

2.2 Koordinat Cartesius

Dalam    sebuah    bidang, gambarkanlah dua garis real, satu    mendatar dan
satu lainnya tegak, sedemikian sehingga keduanya berpotongan pada titik ± titik
nol dari kedua garis tersebut. Dua garis itu dinamakan sumbu – sumbu koordinat.
Perpotongannya diberi tanda O    dan    disebut    titik asal. Menurut perjanjian, garis
yang mendatar dinamakan sumbu sumbu x dan garis yang tegak dinamakan sumbu
y.Setengah bagian positif dari sumbu x adalah kekanan dan setengah bagian positif
dari sumbu y adalah keatas.

Sumbu    ± sumbu    membagi    bidang menjadi    empat    daerah,    yang disebut


kuadran – kuadran yang diberi tanda I, II, III, dan IV.

2
y

I II 2
1

x
-2 -1 O
-1 1 2
III -2 IV

Setiap    titik    pada bidang sekarang dapat    dinyatakan    dengan    sepasang


bilangan, yang dinamakan koordinat – koordinat Cartesiusnya. Jika garis ± garis
mendatar dan    tegak    yang melalui P masing ± masing memotong sumbu    x    dan
sumbu    y    di    a dan    b,    maka P mempunyai    koordinat    (    a,b    ).    Kita    sebut (    a,b    )
sebagai    pasangan    berurutan bilangan ± bilangan, karena akan    berbeda jika
urutannya dibalik. Bilangan pertam    a dalah koodinat    x    atau    absis dan    bilangan
kedua b adalah koordinat y atau ordinat.

Sebaliknya, ambil    sembarang    pasangan terurut (a,b) bilangan ± bilangan


real. Garis tegak meelalui a pada sumbu    x dan    garis mendatar b pada sumbu    y
bertemu di titik P, koordinatnya adalah ( a,b ).

2 -

b .P(a,b)
1

x
O
a 2

3
2.1 Koordinat Kartesius dalam Dimensi Tiga

Dimensi    tiga merupakan    suatu    konsep    abstrak yang memiliki panjang,


lebar, tinggi dan ruang. Oleh karena itu, dimensi tiga sering diterjemahkan sebagai
geometri ruang.
Koordinat cartesius tiga dimensi digunakan untuk menggambarkan suatu
objek    baik    satu dimensi,    dua dimensi    maupun    tiga dimensi.    Dalam sistem
koordinat kartesius, dimensi tiga digambarkan memalui tiga sumbu, yaitu sumbu ;
x, y, z.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sistem Koordinat Tiga Dimensi

Sistem    koordinat    tiga    dimensi    adalah suatu    cara yang digunakan    untuk
menentukan letak suatu titik pada ruang. Pada sistem koordinat tiga dimensi letak
suatu    titik    pada umumnya    dinyatakan    dalam    koordinat    cartesius dan    koordinat
bola.

3.1.2 Koordinat Cartesius

Untuk menyatakan posisi sebuah benda di dalam ruang, dibutuhkan suatu


sistem    koordinat    yang memiliki pusat    koordinat.    Sistem    koordinat    yang paling
umum adalah    koordinat cartesius.    Jika    kita berbicara ruang dua dimensi,    maka
koordinat    cartesius dua dimensi    memiliki pusat    di    O dan    dua sumbu    koordinat
yang saling tegak lurus, yaitu x dan y.

Selannjutnya koordinat    cartesius dua    dimensi    dapat    diperluas    menjadi


cartesius tiga dimensi yang berpusat di O dan memiliki sumbu x, y, dan z.

y
o

Sistem    koordinat    cartesius dalam    ruang tiga dimensi    dapat    digolongkan


kedalam dua kategori yakni, sistem tangan kiri dan sistem tangan kanan. Menurut

5
kebiasaan    yang baku    dalam    penggambaran    sumbu    koordinat    cartesius,    pada
sistem tangan kanan sumbu y dan sumbu z terletak pada bidang kertas dengan arah
positif    masing ± masing    ke atas.    Kemudian    sumbu    x tegak    lurus    kertas    dengan
arah positif menuju kita. Dinamakan tangan kanan karena jika jari ± jari tangan
kanan    dikepalkan    sehingga melengkung dari    sumbu    x    positif    ke arah    sumbu    y
positif, ibu jari akan mengarah ke sumbu z positif.

Untuk    sistem    tangan    kiri    memiliki sumbu    x    dan    sumbu    z terletak    pada
bidang kertas    dengan    arah    positif    masing ± masing ke kanan    dank    ke atas.
Kemudian    sumbu    y    tegak lurus    kertas    dengan    arah    positif    menuju    kita.
Dinamakan    tangan    kiri    karena jika jari    ± jari    tangan    kiri    dikepalkan    sehingga
melengkung dari sumbu x    positif ke arah sumbu y positif, ibu jari akan mengarah
ke sumbu z positif.

z z

y x

x y

Sistem tangan kanan Sistem tangan kiri


z

Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga bidang, bidang ± bidang xy, xz dan
yz, yang membagi ruang menjadi delapan oktan. Terhadap tiap titik P dalam ruang
berpadanan    suatu    bilangan ganda    tiga berurut    (    x,    y,    z),    yaitu    koordinat
cartesiusnya, yang mengukur jarak ± jarak berarahnya dari tiga bidang itu.

6
z>0

Bilangan-bilangan

Oktan-oktan I, II, III dan IV diatas bidang xy dan lainnnya dibawah bidang
xy. Oktan-oktan V, VI, VII, VIII berturut-turut berada tepat dibawah oktan oktan
I, II, III dan    IV.    Pada gambar berikut    berturut-turut    adalah contoh letak    titik
P (2,3,4) dan Q (4,-2,3)

NO Titik P(x, y, z) pada :


1 Oktan I X>0 y>0
2 Oktan II X<0 y>0

7
z<
>0

3 Oktan III X<0 y<0


4 Oktan IV X>0 y<0
5 Oktan V X>0 y>0
6 Oktan VI X<0 y>0
7 Oktan VII X<0 y<0
8 Oktan VIII X>0 y<0

3.1.2 Rumus Jarak dan Koordinat Bola

Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem cartesius
tiga dimensi,    dapat    juga didefinisikan    dalam    sistem    koordinat    bola    (prinsip
dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).

Jarak    dua titik    dalam    sitem    koordinat    ruang dimensi    tiga menghasilkan
rumus jarak dalam ruang dimensi tiga.

Keterangan :

P1 ( x1, y1, z1)

R (x2, y1, z1)

P2 (x2, y2, z2)

Q (x2, y2, z1)

P1P2 = {(x2-x1),(y2-y1),(z2-z1)}

|P1P2| = ( x2  x1 )2  ( y2  y1 )2  ( z2  z1 )

QP2 = {(x2-x2),(y2-y2),(z2-z1)}

8
||QP2|| = (z2-z1)

QR = {(x2-x2),(y1-y2),(z1-z1)}

||QR||    = (y1-y2)

P1R = {(x2-x1),(y1-y1),(z1-z1)}

||QP2|| = (x2-x1)

Jarak dua titik P( x1 , y1 , z1 ) dan Q ( x 2 , y 2 , z 2 ) adalah

2
|PQ | = ( x2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2  ( z 2  z1 )

Dari    rumus jarak    ke persamaan sebuah bola merupakan suatu langkah


kecil. Bola adalah himpunan semua titik berjarak tetap ( jari ± jari ) dari suatu titik
tetap ( pusat ). Kenyataannya, jika (x, y, z) adalah titik pada bola dengan jari ± jari
r berpusat pada (h, k, l).

(x,y,z)
r
(h, k, l)

Persamaan baku bola :


(x – h)2+(y – k) 2+(z – l) 2= r 2

9
3.2 Grafik dalam Ruang Dimensi Tiga

Suatu    hal    wajar    untuk    pertama    ± tama memandang    persamaan    kuadrat


karena hubungannya dengan    rumus    jarak.    Namun,    agaknya suatu    persamaan
linear dalam x, y, z    yakni, persamaan berbentuk :

Ax + By + Cz = D      , A2+ B +2 C 2 0

Seharusnya masih    lebih    mudah    untuk dianalisis.    Memang akan


ditunjukkan bahwa grafik persamaan linear merupakan bidang. Dengan menerima
kenyataan ini, mari kita tinjau bagaimana kita dapat menggambar persamaan yang
demikian.

Jika suatu bidang memotong ketiga sumbu, yaitu kasus yang akan sering
kali terjadi, kita mulai dengan mencari titik ± titik potong ini, yakni, kita mencari
perpotongan    dengan    sumbu    x,    y,    dan    z.    ketiga titik    ini menetukan    bidang dan
memungkinkan    kita menggambar    bidang koordinat, yang berupa garis    ± garis
perpotongan    bidang tersebut    dengan    bidang ± bidang koordinat.    Kemudian,
dengan sedikit berseni, kita dapat mengarsir bidang tersebut.

Misalkan diberikan persamaan 3x + 4y + 2z = 12, sketsakanlah grafiknya.

z
Bidang

3x + 4y + 2z = 12

jejak
jejak
y

jejak

10
Untuk    menetukan    perpotongan    dengan    sumbu    x,    tetapkan    y    dan    z sama
dengan nol dan selesaikan untuk x, diperoleh x=4. Titik yang berpadanan adalah
(4,0,0).    Secara serupa,    perpotongan    dengan    sumbu    y dan    z adalah (0,3,0)    dan
(0,0,6). Lalu, tarik garis yang menghubungkan titik ± titik ini untuk memperoleh
jejak.    Kemudian, arsir ( bagian oktan pertama ) bidang tersebut.

3.3 Vektor dalam Ruang Dimensi Tiga

Perbedaan vektor pada bidang    dan    vektor    dalam    ruang hanyalah    bahwa
vektor dalam ruang sekarang vektor u mempunyai tiga komponen, yakni :

u = ( u1,u u2, ) =
3 u i + 
1   u j 2+ u k3

Di    sini    i,    j,    dan    k    adalah    vektor    ± vektor    satuan    baku,    disebut    vektor    ±
vektor    basis,    pada arah ketiga sumbu    koordinat positif.    Panjang    u,    dinotasikan
dengan |u|, berasal dari rumus jarak dan diberikan sebagai

|u| = ¥ Q56 EQ 6
6 EQ 6
7

z
i j

Vektor ± vektor dalam ruang ditambahkan, dikalikan dengan skalar, dan


dikurangkan sama seperti pada bidang, dan hukum ± hukum aljabar yang dipenuhi
sesuai dengan yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil kali titik dari u = (u 1,u u2,) 3

3 dan v = (v1,v v2, ) didefinisikan sebagai

11
u . v = u 1v + 
1   u 2v + 
2   u v3 3

Dan mempunyai tafsiran geometri yang telah dinyatakan terdahulu, yakni :

X=.=Y===_X_=_Y_=FRV=_

aHQJaQ==_==aGaOaK=sudut=antara=u==dan==v.==Akibatnya,==masih==tetap==benar
bahwa dua vektor saling tegak lurus jika dan hanya jika hasil kali juga nol.

3.3.1 Perkalian Silang Dua Vektor ( Cross )

Perkalian silang dua vektor didefinisikan sebagai berikut.

Jika    u    = (u1 , u 2 , u3 ) dan    v    =(v1 , v2 , v3 ) adalah    vektor    ± vektor    dalam    ruang


dimensi    tiga,    maka perkalian    silang u    x v    adalaha vektor    yang didefinisikan
sebagai :

u x v = (u 2 v3  u3 v2, u3v1  u1v3 , u1v2  u2 v1 )

Atau dalam notasi determinan :

u 2 u3 u1 u 3 u1 u2 
uxv=  , , 
v2 v3 v1 v3 v1 v2 

Ada suatu    perbedaan    penting antara perkalian    titik    dan    perkalian    silang
pada vektor.    Hasil perkalian    titik    atau    dot vektor    merupakan    suatu scalar
sedangkan    hasil    dari    perkalian    silang atau    cross    vektor    adalah    komponen    ±
komponen vektor baru.

Beberapa teorema mengenai perkalian silang dua vektor.

a) u . ( u x v ) = 0 ( u x v orthogonal terhadap u )
b) v . ( u x v ) = 0 ( u x v orthogonal terhadap v )
c) ! QHR ! 6 L ! Q! 6 ! R! 6 : QR ; 6 ( identitas Langrange )

Sifat    ± sifat    aritmetika utama dari    perkalian    silang ditampilkan    pada


teorema berikut.

12
a) u x v = - ( v x u )
b) u x ( v + w ) = ( u x v ) + ( u x w )
c) ( u + v ) x w = ( u x w ) + ( v x w )
d) k( u x v ) = ( ku ) x v = u x ( kv )
e) u x 0 = 0 x u = 0
f) u x u = 0

3.3.2 Vektor Posisi

Vektor posisi titik P adalah vektor    yaitu vektor yang berpangkal di titik O
(0 , 0 , 0) dan berujung di titik P (x , y , z), bila ditulis

Modulus / besar vektor posisi    adalah :

3.3.3 Perbandingan Vektor

13
Vektor
dan b .  posisi
  Titik titik
C A dan titik B berturut-turut adalah a
terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan m : n atau AC : CB = m : n, dan

vektor posisi titik C dinyatakan dengan vektor    c .

Titik C terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan m : n atau AC :


CB = m : n, dan vektor posisi titik C dinyatakan dengan vektor . Karena ruas garis
berarah    AC    searah    dengan    ruas    garis    berarah    CB,    maka persamaan    itu    dapat
dituliskan dalam bentuk persamaan vektor:
n AC m CB

   
   
 nc  a  m b  c , ingat AC
 
c  a dan CB b  c
 
  
 cn an bm  cm
   
 cn cm  an
bm

 
 m  nc  an
bm 
 bm an
c
m n

Misalkan vektor-vektor posisi titik A dan titik B berturut-turut adalah    dan


Titik C terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan AC : CB = m : n, maka
vektor posisi C adalah ditentukan dengan rumus:

14
 
 bm an
c
m n

3.4 Masalah dan Solusi

3.5.1 Carilah jarak antara titik ± titik P(2, -3, 4) dan Q(-3, 2, -5).

Solusi :

|PQ| = ¥ :FuFt; 6 E:tEu; 6 E:FwFv; 6

|PQ| = ¾twEtwEzs

|PQ| = ¾sus

3.5.2 Sketsakan grafik persamaan linear 2x + 3y = 6 dalam ruang dimensi tiga.

Solusi :

Perpotongan x dan y masing ± masing adalah (3,0,0) dan (0,2,0) dan titik ±
titik ini menetukan jejak di bidang xy. Bidang ini tidak pernah memotong
sumbu z(x dan y keduanya tidak nol) sehingga bidang ini sejajar sumbu z.
Sketsa grafik :
z

jejak
jejak

y (0,2,0)

(3,0,0) jejak

Cari sudut ABC jika A =3.5.3


(1,-1,3), B = (2,4,-6), dan C = (5,-3,2).

A(1, -2,3)

15
θ
B(2,4,-6) C(5,-3,2)

Solusi :

Pertama kita tentukan vektor ± vektor u dan v ( berasal dari titik asal ),
setara terhadap ,,,,,& ,,,,,&. Ini    dilakukan    dengan cara mengurangkan
$# dan $%
koordinat ± koordinat titik ± titik pangkal dari titik ± titik ujung, yakni :

QL ÃsFtFtFvuEx ÄL ÃFsFx{ Ä

RL ÃwFtFuFvtEx ÄL ÃuFyz Ä

Jadi,

èé : ?5 ;: 7; >:?: ;: ?;>; = : ;: <;


|
=>8=>:8
FRV=_===
|è ||é
L Nr{tws
¾5>7:><5 ¾

o
_ = 0,3894 ( sekitar 22,31 )

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Koordinat    cartesius dua dimensi    dapat    diperluas    menjadi    cartesius tiga


dimensi yang berpusat di O dan memiliki sumbu x, y, dan z. OP adalah jarak titik
P ke pusat    O.    Sistem koordinat    cartesius dalam    ruang tiga dimensi    dapat
digolongkan    kedalam    dua kategori    yakni,    sistem    tangan    kiri    dan sistem    tangan
kanan.

Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga bidang, bidang ± bidang xy, xz dan
yz, yang membagi ruang menjadi delapan oktan. Terhadap tiap titik P dalam ruang
berpadanan    suatu    bilangan ganda    tiga berurut    (    x,    y,    z),    yaitu    koordinat
cartesiusnya.

Perbedaan vektor pada bidang    dan    vektor    dalam    ruang hanyalah    bahwa
vektor dalam ruang sekarang vektor u mempunyai tiga komponen, yakni :

u = ( u1,u u2, ) =
3 u i + 
1   u j 2+ u k3

17
DAFTAR PUSTAKA

Anton,    Howard.2010.Dasar    – Dasar    Aljabar Linier    Jilid    Satu.Tangerang :


Binarupa Aksara

Purcell, Edwin J dan Dale Varberg.2010.Kalkulus Jilid Satu.Tangerang : Binarupa


Aksara

Purcell, Edwin J dan Dale Varberg.2010.Kalkulus Jilid Dua.Tangerang : Binarupa


Aksara

18

Anda mungkin juga menyukai