PENDAHULUAN
Bangun datar dan bangun ruang juga mempergunakan sistem koordinat ini
untuk menggambarkan bangun serta untuk menentukan turunan rumusnya. Dalam
integral juga diperlukan sistem koordinat untuk menentukan bentuk dan
menghitung luas maupun volume benda putar atau benda pejal.
1.3 Tujuan
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Dua orang Perancis telah berjasa atas gagasan tentang sistem koordinat.
Pierre de Fermat adalah seorang pengacara yang menggemari matematika. Pada
tahun 1629, ia menulis sebuah makalah yang pada dasarnya menggunakan
koordinat untuk mendeskripsikan titik ± titik dan kurva ± kurva.
Dalam sebuah bidang, gambarkanlah dua garis real, satu mendatar dan
satu lainnya tegak, sedemikian sehingga keduanya berpotongan pada titik ± titik
nol dari kedua garis tersebut. Dua garis itu dinamakan sumbu – sumbu koordinat.
Perpotongannya diberi tanda O dan disebut titik asal. Menurut perjanjian, garis
yang mendatar dinamakan sumbu sumbu x dan garis yang tegak dinamakan sumbu
y.Setengah bagian positif dari sumbu x adalah kekanan dan setengah bagian positif
dari sumbu y adalah keatas.
2
y
I II 2
1
x
-2 -1 O
-1 1 2
III -2 IV
2 -
b .P(a,b)
1
x
O
a 2
3
2.1 Koordinat Kartesius dalam Dimensi Tiga
4
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem koordinat tiga dimensi adalah suatu cara yang digunakan untuk
menentukan letak suatu titik pada ruang. Pada sistem koordinat tiga dimensi letak
suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat cartesius dan koordinat
bola.
y
o
5
kebiasaan yang baku dalam penggambaran sumbu koordinat cartesius, pada
sistem tangan kanan sumbu y dan sumbu z terletak pada bidang kertas dengan arah
positif masing ± masing ke atas. Kemudian sumbu x tegak lurus kertas dengan
arah positif menuju kita. Dinamakan tangan kanan karena jika jari ± jari tangan
kanan dikepalkan sehingga melengkung dari sumbu x positif ke arah sumbu y
positif, ibu jari akan mengarah ke sumbu z positif.
Untuk sistem tangan kiri memiliki sumbu x dan sumbu z terletak pada
bidang kertas dengan arah positif masing ± masing ke kanan dank ke atas.
Kemudian sumbu y tegak lurus kertas dengan arah positif menuju kita.
Dinamakan tangan kiri karena jika jari ± jari tangan kiri dikepalkan sehingga
melengkung dari sumbu x positif ke arah sumbu y positif, ibu jari akan mengarah
ke sumbu z positif.
z z
y x
x y
Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga bidang, bidang ± bidang xy, xz dan
yz, yang membagi ruang menjadi delapan oktan. Terhadap tiap titik P dalam ruang
berpadanan suatu bilangan ganda tiga berurut ( x, y, z), yaitu koordinat
cartesiusnya, yang mengukur jarak ± jarak berarahnya dari tiga bidang itu.
6
z>0
Bilangan-bilangan
Oktan-oktan I, II, III dan IV diatas bidang xy dan lainnnya dibawah bidang
xy. Oktan-oktan V, VI, VII, VIII berturut-turut berada tepat dibawah oktan oktan
I, II, III dan IV. Pada gambar berikut berturut-turut adalah contoh letak titik
P (2,3,4) dan Q (4,-2,3)
7
z<
>0
Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem cartesius
tiga dimensi, dapat juga didefinisikan dalam sistem koordinat bola (prinsip
dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).
Jarak dua titik dalam sitem koordinat ruang dimensi tiga menghasilkan
rumus jarak dalam ruang dimensi tiga.
Keterangan :
P1P2 = {(x2-x1),(y2-y1),(z2-z1)}
|P1P2| = ( x2 x1 )2 ( y2 y1 )2 ( z2 z1 )
QP2 = {(x2-x2),(y2-y2),(z2-z1)}
8
||QP2|| = (z2-z1)
QR = {(x2-x2),(y1-y2),(z1-z1)}
||QR|| = (y1-y2)
P1R = {(x2-x1),(y1-y1),(z1-z1)}
||QP2|| = (x2-x1)
2
|PQ | = ( x2 x1 ) 2 ( y 2 y1 ) 2 ( z 2 z1 )
(x,y,z)
r
(h, k, l)
9
3.2 Grafik dalam Ruang Dimensi Tiga
Ax + By + Cz = D , A2+ B +2 C 2 0
Jika suatu bidang memotong ketiga sumbu, yaitu kasus yang akan sering
kali terjadi, kita mulai dengan mencari titik ± titik potong ini, yakni, kita mencari
perpotongan dengan sumbu x, y, dan z. ketiga titik ini menetukan bidang dan
memungkinkan kita menggambar bidang koordinat, yang berupa garis ± garis
perpotongan bidang tersebut dengan bidang ± bidang koordinat. Kemudian,
dengan sedikit berseni, kita dapat mengarsir bidang tersebut.
z
Bidang
3x + 4y + 2z = 12
jejak
jejak
y
jejak
10
Untuk menetukan perpotongan dengan sumbu x, tetapkan y dan z sama
dengan nol dan selesaikan untuk x, diperoleh x=4. Titik yang berpadanan adalah
(4,0,0). Secara serupa, perpotongan dengan sumbu y dan z adalah (0,3,0) dan
(0,0,6). Lalu, tarik garis yang menghubungkan titik ± titik ini untuk memperoleh
jejak. Kemudian, arsir ( bagian oktan pertama ) bidang tersebut.
Perbedaan vektor pada bidang dan vektor dalam ruang hanyalah bahwa
vektor dalam ruang sekarang vektor u mempunyai tiga komponen, yakni :
u = ( u1,u u2, ) =
3 u i +
1 u j 2+ u k3
Di sini i, j, dan k adalah vektor ± vektor satuan baku, disebut vektor ±
vektor basis, pada arah ketiga sumbu koordinat positif. Panjang u, dinotasikan
dengan |u|, berasal dari rumus jarak dan diberikan sebagai
|u| = ¥ Q56 EQ 6
6 EQ 6
7
z
i j
11
u . v = u 1v +
1 u 2v +
2 u v3 3
X=.=Y===_X_=_Y_=FRV=_
aHQJaQ==_==aGaOaK=sudut=antara=u==dan==v.==Akibatnya,==masih==tetap==benar
bahwa dua vektor saling tegak lurus jika dan hanya jika hasil kali juga nol.
u 2 u3 u1 u 3 u1 u2
uxv= , ,
v2 v3 v1 v3 v1 v2
Ada suatu perbedaan penting antara perkalian titik dan perkalian silang
pada vektor. Hasil perkalian titik atau dot vektor merupakan suatu scalar
sedangkan hasil dari perkalian silang atau cross vektor adalah komponen ±
komponen vektor baru.
a) u . ( u x v ) = 0 ( u x v orthogonal terhadap u )
b) v . ( u x v ) = 0 ( u x v orthogonal terhadap v )
c) ! QHR ! 6 L ! Q! 6 ! R! 6 : QR ; 6 ( identitas Langrange )
12
a) u x v = - ( v x u )
b) u x ( v + w ) = ( u x v ) + ( u x w )
c) ( u + v ) x w = ( u x w ) + ( v x w )
d) k( u x v ) = ( ku ) x v = u x ( kv )
e) u x 0 = 0 x u = 0
f) u x u = 0
Vektor posisi titik P adalah vektor yaitu vektor yang berpangkal di titik O
(0 , 0 , 0) dan berujung di titik P (x , y , z), bila ditulis
13
Vektor
dan b . posisi
Titik titik
C A dan titik B berturut-turut adalah a
terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan m : n atau AC : CB = m : n, dan
nc a m b c , ingat AC
c a dan CB b c
cn an bm cm
cn cm an
bm
m nc an
bm
bm an
c
m n
14
bm an
c
m n
3.5.1 Carilah jarak antara titik ± titik P(2, -3, 4) dan Q(-3, 2, -5).
Solusi :
|PQ| = ¾twEtwEzs
|PQ| = ¾sus
Solusi :
Perpotongan x dan y masing ± masing adalah (3,0,0) dan (0,2,0) dan titik ±
titik ini menetukan jejak di bidang xy. Bidang ini tidak pernah memotong
sumbu z(x dan y keduanya tidak nol) sehingga bidang ini sejajar sumbu z.
Sketsa grafik :
z
jejak
jejak
y (0,2,0)
(3,0,0) jejak
A(1, -2,3)
15
θ
B(2,4,-6) C(5,-3,2)
Solusi :
Pertama kita tentukan vektor ± vektor u dan v ( berasal dari titik asal ),
setara terhadap ,,,,,& ,,,,,&. Ini dilakukan dengan cara mengurangkan
$# dan $%
koordinat ± koordinat titik ± titik pangkal dari titik ± titik ujung, yakni :
QL ÃsFtFtFvuEx ÄL ÃFsFx{ Ä
RL ÃwFtFuFvtEx ÄL ÃuFyz Ä
Jadi,
o
_ = 0,3894 ( sekitar 22,31 )
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga bidang, bidang ± bidang xy, xz dan
yz, yang membagi ruang menjadi delapan oktan. Terhadap tiap titik P dalam ruang
berpadanan suatu bilangan ganda tiga berurut ( x, y, z), yaitu koordinat
cartesiusnya.
Perbedaan vektor pada bidang dan vektor dalam ruang hanyalah bahwa
vektor dalam ruang sekarang vektor u mempunyai tiga komponen, yakni :
u = ( u1,u u2, ) =
3 u i +
1 u j 2+ u k3
17
DAFTAR PUSTAKA
18