Anda di halaman 1dari 48

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL (MAKP) METODE TIM DI RUANG PERAWATAN ANAK
RSUD PALEMBANG BARI

Oleh:
Ns. ESY LESTARI, S. Kep
NIP. 199308192020122021
NDH: 38

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXV
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Sebagai Aparatur Sipil Negara, PNS mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan; memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Berdasarkan peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1
Tahun 2021 tentang pedoman penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil, setiap instansi pemerintah wajib memberikan
Pelatihan Dasar CPNS selama masa prajabatan. Pelatihan Dasar
CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang
diakukan secara terintegrasi yaitu pembentukan karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugas. Pelatihan Dasar CPNS diorientasikan
agar nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) mampu
menginternalisasi pada diri setiap PNS. Selain itu, juga dituntut untuk
mampu mengaktualisasikannya pada instansi kerja masing-masing.
Dalam hal ini penulis ditempatkan pada instansi Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Palembang Bari sebagai perawat ahli pertama.
RSUD Palembang Bari mempunyai visi “Menjadi Rumah Sakit
Unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia”. Untuk mewujudkan visi
rumah sakit, diperlukan strategi yaitu sistem manajemen keperawatan
sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang merupakan tolok ukur dari pelayanan
kesehatan. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional (Nursalam, 2016).
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No.35 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Perawat, salah satu tugas pokok Perawat Ahli
Pertama adalah melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan
antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan. Perawat harus memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dan bertanggung jawab dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24
jam. Keberhasilan suatu pelayanan keperawatan pada pasien
ditentukan oleh pemilihan metode asuhan keperawatan profesional
(MAKP).
Berdasarkan pedoman Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) edisi 1, dalam konsep metode tim sebagai perawat
profesional harus mampu menggunakan teknik kepemimpinan.
Komunikasi yang efektif sangat penting agar kontinuitas rencana
terjamin. Dengan demikian kinerja perawat semakin baik dan kepuasan
pasien tercapai. Di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang Bari
pelaksanaan MAKP Metode Tim sudah berjalan, akan tetapi perlu
inovasi baru untuk mengoptimalkan agar tidak hanya melakukan
rutinitas saja atau monoton.
Dari gambaran di atas, maka penulis sebagai CPNS perawat ahli
pertama di RSUD Palembang BARI perlu membuat rancangan
aktualisasi mengenai “Optimalisasi Pelaksanaan Metode Asuhan
Keperawatan Professional (MAKP) metode tim di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari”.

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1. Tujuan
Adapun tujuan Laporan Aktualisasi dan Habituasi yang akan
dilaksanakan oleh CASN sebagai peserta pelatihan dasar mampu
menerapkan nilai-niali dasar ASN di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Palembang BARI sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan aktualisasi latsar CASN adalah untuk
mengetahui nilai-nilai dasar profesi, kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
b. Tujuan Khusus
1) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi, kedudukan, dan
peran ASN dalam NKRI.
2) Mengaktualisasikan nilai nilai dasar (ANEKA) pada tiap
kegiatan.
3) Mengoptimalkan pelaksanaan MAKP Metode Tim di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari.
4) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Latihan
Dasar CASN Pemerintah Kota Palembang.
2. Manfaat Aktualisasi
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
1) Mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
2) Menjadi perawat ahli pertama yang mampu menjalankan
fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan
perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan
profesional.
b. Bagi instansi RSUD Palembang BARI
1) Mendukung visi dan misi RSUD Palembang BARI.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di
wilayah kerja RSUD Palembang BARI secara menyeluruh
dan berkesinambungan.
c. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kepuasan dalam menerima asuhan keperawatan
yang lebih bermutu.

D. Ruang Lingkup
Penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN) seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi dilakukan di ruang lingkup lokasi habituasi yaitu Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang BARI. Berdasarkan SK Walikota
Palembang Tentang Pengangkatan CPNS Tahun 2020, penulis
ditugaskan di RSUD Palembang BARI. Kegiatan dilakukan dari tanggal
01 Oktober-05 November 2021 yaitu:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor
2. Mengumpulkan referensi terkait materi MAKP Metode Tim
3. Mengidentifikasi situasi dan berkoordinasi dengan Karu terkait
Pelaksanaan MAKP Metode Tim di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
4. Sosialisasi MAKP Metode Tim kepada sejawat di Ruang Perawatan
Anak RSUD Palembang Bari.
5. Melaksanakan MAKP Metode Tim di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari.
6. Melakukan evaluasi kegiatan.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

Gambar 2.1 Halaman Depan RSUD Palembang BARI

1. Profil RSUD Palembang Bari


Rumah sakit Umum Daerah Palembang Bari merupakan
unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan Kesehatan
yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum milik Pemerintah
Kota Palembang. RSUD Palembang Bari terletak di Jalan Panca No.
1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 dan berdiri diatas
tanah seluas 4,5 Ha.
Bangunan dari RSUD Palembang Bari berada kurang lebih
800m dari jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001, dibuat
jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang Bari
dari Jalan Poros Jakabaring.

2. Sejarah RSUD Palembang Bari


Berdiri pada tahun 1968 sampai dengan 1994 yang awalnya
merupakan Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian diresmikan
menjadi RSUD Palembang Bari tanggal 19 Juni 1995 dengan SK
Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 dan ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997.
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK/00/06.2.2.4646, RSUD
Palembang Bari memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar
pada tanggal 7 November 2003 kemudian di tahun berikutnya 2004
dibuat Master Plan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni
Gedung Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya
(2006) pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007
dilanjutkan dengan pembangunan 1 Gedung Administrasi, Gedung
Pendatiaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung
Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan
Cafetaria. Pada Februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
YM.0l.10/III/334/08 RSUD Palembang Bari memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat lanjut. Serta ditetapkan sebagai BLUD-SKPD
RSUD Palembang Bari berdasarkan Keputusan Walikota Palembang
No. 9l5.b tahun 2008 penetapan RSUD Palembang Bari sebagai
SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD (PPK-BLUD secara penuh. Adapun pembangunan yang
dilaksanakan pads tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3 lantai),
Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalasi Gizi (Dapur),
Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU,
Gedung Genset dan IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang Bari di tetapkan sebagai
Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenskes RI Nomor:
241/MENKES/W/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang Bari milik Pemerintah Kota Palembang
Provinsi Sumatera Selatan tanggal 2 April 2009. Adapun
pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi:
Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik
Serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang
berlangsung di tahun 2010-2011 meliputi Perawatan Kelas I, II, III,
Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan
Mushola.

3. Visi, Misi, Motto, dan Nilai-Nilai RSUD Palembang BARI


a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Unggul, Amanah dan Terpercaya di
Indonesia
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar
mutu yang berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat
2) Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan
3) Menjadikan RSUD Palembang Bari sebagai Rumah
Sakitpendidikan dan pelatihan di Indonesia
c. Motto
Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan
kami.
d. Nilai-Nilai
Nilai-nilai organisasi yang diberlakukan di RSUD Palembang
Bari saat ini sesuai dengan visi dari RSUD Palembang Bari, yaitu
Unggul, Amanah dan Terpercaya. Adapun nilai-nilai tersebut
memiliki pengertian antara lain:
1) Unggul
RSUD Palembang Bari terus melakukan inovasi baik sarana,
prasarana dan sistem sesuai kemajuan teknologi dan sumber
daya manusia yang semakin maju di dalamnya. Langkah-
langkah ini dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik
dan paripurna, sehingga mencerminkan sebagai rumah sakit
yang dapat dijadikan contoh untuk instansi kesehatan yang
ada di Indonesia.
2) Amanah
Seluruh staf pegawai dituntut untuk memberikan pelayanan
yang akuntabel, tanggung jawab, ramah, tidak diskriminatif
dan profesional. Untuk membangun kesehatan masyarakat
indonesia, tiap-tiap tenaga kesehatan harus memiliki nilai-
nilai tersebut di dalam diri.
3) Terpercaya
RSUD Palembang Bari ingin menunjukkan pada masyarakat
bahwa setiap pelayanan yang diberikan dapat dipercaya,
mengubah pandangan masyarakat tentang pemerintahan
yang terlibat dalam KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
pungli, gratifikasi dan sebagainya. Oleh karena itu, di
beberapa titik disebutkan bahwa RSUD Palembang Bari
sebagai zona integritas tinggi.
4) Beretika
Beretika merupakan dasar dalam setiap tindakan. Selain
sopan dan santun, RSUDPalembang BARI mengamalkan 3S,
yaitu senyum, salam dan sapa. Bahkan, terdapat simbol
salam yang menjadi ciri khas di lingkungan kerja.
5) Profesionalisme
Dalam pelayanan yang berkualitas sikap profesionalisme
sangat dibutuhkan karena dengan profesionalisme tinggi
yang dimiliki sumber daya manusia di semua unit kerja rumah
sakit, kepuasan pasien akan meningkat.
Bagan 2.1 Struktur Organisasi RSUD Palembang BARI

DIREKTUR
dr. Hj. MAKIANI, S.H.,M.M.,MARS

KETUA KOMITE
KETUA KOMITE KETUA KOMITE KETUA KOMITE ETIK KETUA KOMITE PPI KETUA KOMITE KETUA SATUAN PENGAWAS
PMKP
MEDIK KEPERAWATAN DAN HUKUM dr. Masdianto Musai. K3RS INTERN (SPI)
dr. Syarifah Faridah,
dr. H. Hadi Asyik, Sp.A Ns. Ismardi, S.Kep dr. Suhendri, M.H SP.Pd, FINASIM dr. Arriz Akbar, M.KK Hj. Marija, S.KM., M.M
M.Kes

WADIR PELAYANAN
WADIR UMUM DAN KEUANGAN
dr. Alfarobi, M.Kes

KEPALA BAGIAN
KEPALA BAGIAN UMUM KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
KEUANGAN DAN KEPALA BIDANG
KEPALA BAGIAN REKAM PELAYANAN MEDIS KEPERAWATAN
DAN KEPEGAWAIAN ANGGARAN PENUNJANG MEDIS DAN
MEDIK DAN SIMRS dr. Amalia, M.Kes Hj. Masrianah, S.Kep., M.Kes
Septa Efrieni, S.E., Ak PENDIDIKAN
Mewi Andriani, S.KM., M.Kes

KASUBAG UMUM DAN KASUBAG PENCATATAN DAN KASIE PENGAWASAN


PERLENGKAPAN PELAPORAN KASUBAG KEUANGAN DAN PELAYANAN KASIE SDM DAN ETIKA KASIE PENGAWASAN
Joni Effendi, S.KM Ahmad Julianto, S.H., M.M., M.Kes Apria Eliza, S.E FASILITAS PROFESI KEPERAWATAN DAN PENGENDALIAN
Fadlun, S.ST., M.Bmd Farida Andriani, S.ST., M.Kes FASILITAS PENUNJANG
MEDIS
KASUBAG Hj. Rohmawati, S.KM
KEPEGAWAIAN Plt. KASUBAG ANALISA
EVALUASI KASUBAG ANGGARAN
Anna Novianti, S.H
Desy Ariani, A.md., PK Yuliza Yusfarianti, S.E., M.M KASIE PENGENDALIAN, KASIE LOGISTIK DAN ASUHAN
PENERIMAAN DAN PEMULANGAN KEPERAWATAN KASIE DIKLAT DAN
PASIEN Erni Endriani, S.Kep., Ns., M.M
Neny Variani, S.AP
LITBANG
Rizka Primananda, S.KM.,
KASUBAG HUMAS DAN M.KM
PEMASARAN Plt. KASUBAG INFORMASI
Lidia Rehulina br Tarigan, MANAJEMEN KASUBAG AKUNTANSI
S.AP Yudi Adi Ratna, S.T Widi Widayati, S.E., Ak INSTALASI
RADIOLOGI VIP/VVIP
LABORATORIUM REHABILITASI MEDIK
INSTALASI FARMASI PEMULASARAN JENAZAH
IPS RS RAWAT JALAN CSSD
IPL RS IGD GIZI
LAUNDRY IBS HEMODIALISA
REKAM MEDIK ICU
ICCU
PICU
NICU
B. Tugas Pokok Perawat

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No.35 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Perawat, Tugas pokok Perawat Ahli Pertama adalah sebagai
berikut:

1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;


2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya
pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan
keperawatan;
7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan;
9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular;
10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan);
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan);
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal;
15. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;
17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh;
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu;
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu;
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi;
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah;
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
anak;
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas;
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
41. melakukan perawatan luka;
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien;
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer;
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/
unit/ fasilitas kesehatan;
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat; dan
51. melakukan preseptorship dan mentorship;
C. Deskripsi Isu/Situasi Problematik RSUD Palembang BARI
Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus.
Dalam hal ini, isu yang muncul digunakan untuk meningkatkan kinerja
perawat yang ada di RSUD Palembang BARI sehingga dapat memberikan
pelayanan yang lebih optimal. Pelayanan keperawatan yang diberikan di
RSUD Palembang Bari sudah baik hanya saja perlu adanya
pengembangan asuhan keperawatan agar menjadi lebih baik dan dapat
mewujudkan visi dari RSUD Palembang Bari menjadi rumah sakit yang
unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman di instansi kerja dan konsultasi kepada
mentor, situasi problematik yang terjadi di RSUD Palembang Bari dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang
Bari
Manajeman keperawatan merupakan suatu proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien/keluarga/masyarakat. Proses manajemen meliputi kegiatan-
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian SDM, fisik dan
teknologi. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan pada pasien, sangat
ditentukan pada pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
professional yang disebut MAKP. Setiap unit keperawatan mempunyai
riwayat dalam menyeleksi model dalam pengelolaan asuhan
keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana serta kebijakan rumah sakit. Pemilihan MAKP metode tim
salah satu upaya maksimal dalam proses memberikan asuhan
keperawatan dikarenakan lebih menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan dan komunikasi antar tim lebih efektif untuk
mengatasi konflik dan memberikan kepuasan pelayanan. Berdasarkan
pedoman SNARS Edisi 1, model ini dengan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
kelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 kelompok yang
terdiri dari tenaga professional, teknikal dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Perawat tim merespon
kebutuhan pasien dan staf. Anggota tim distimulasi oleh ketua tim untuk
belajar dan mengembangkan keterampilan yang baru. Ketua tim
memberi instruksi pada anggota tim, sebagai supervisi dan memberi
penugasan yang memungkinkan kemajuan anggota. Ketua tim
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan semua aspek dan
pendelegasian perawatan pasien pada anggota tim.
Pelaksanaan MAKP model tim di RSUD Palembang Bari diketahui
pembagian tugas masih belum jelas, kepala ruangan yang seharusnya
melakukan fungsi manajemen masih melakukan tugas teknis sebagai
perawat pelaksana. Ketua tim belum bisa membagi tugas kepada
anggota tim dalam memberikan asuhan keperawatan. Pengkajian awal
kepada pasien sering dilakukan oleh perawat pelaksana, yang
seharusnya pengkajian awal merupakan tugas dari ketua tim.
Kondisi ideal: Metode dalam memberikan asuhan keperawatan harus
sudah berpedoman pada SNARS Edisi 1 dan perawat seharusnya
mampu berperan dan bertanggung jawab sesuai dengan
penggorganisasian dalam memberikan pelayanan keperawatan agar
dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien
Kegiatan dengan materi: Manajemen ASN
2. Belum Optimalnya Upaya Pencegahan Resiko Jatuh di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari
WHO (2005) menyatakan bahwa peluang terjadinya kecelakaan rumah
sakit adalah 1:300, hal ini menuntut pihak pelayanan kesehatan di
rumah sakit agar menjadi perhatian utama untuk mengurangi resiko
cedera yang dialami oleh pasien selaku pengguna jasa layanan. Dalam
penelitian yang dilakukan Healey (2009) yang dilakukan di English and
Welsh Hospitals didapatkan sebanyak 100 kasus jatuh per 1000 tempat
tidur dalam setiap bulannya (Desember 2005–Mei 2006). Data di
Indonesia terkait dengan kejadian tidak diinginkan (terutama jatuh)
masih langka, hal ini disebabkan karena banyaknya perawat yang tidak
mendokumentasikan hal tersebut, bahkan terkadang menyembunyikan
apabila terdapat kasus tersebut dengan alasan pencitraan rumah sakit
Pencegahan resiko jatuh merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
pemberi asuhan bertujuan untuk mencegah pasien jatuh selama dalam
masa perawatan di rumah sakit. Langkah-langlah yang bisa dilakukan
untuk mencegah terjadinya resiko jatuh yakni rumah sakit harus selalu
berorientasi pada mutu keselamatan pasien. Salah suatu usaha rumah
sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
pasien dari cidera karena jatuh melalui standar pelayanan medis yaitu
pemasangan gelang/tanda risiko jatuh di tempat tidur pasien.
Pelaksanaan berlaku pada semua situasi, kondisi setiap pasien yang
masuk rumah sakit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur
pelaksanaan. Pelaksanaan pengkajian pasien risiko jatuh dilaksanakan
dalam 24 jam oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang datang
melalui pintu Gawat Darurat maupun Rawat Jalan dan pasien Rawat
Inap yang memungkinkan terjadinya perubahan kondisi akibat efek
pengobatan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan jatuh bagi
mereka yang dianggap beresiko jatuh.
Kondisi ideal: tenaga kesehatan harus memahami dan menjalankan
penerapan pencegahan resiko jatuh di rumah sakit agar tidak terjadinya
resiko cedera terutama pada pasien anak-anak.
Kegiatan dengan materi: Managemen ASN dan pelayanan publik
3. Belum Optimalnya Pengkajian Awal Keperawatan Anak di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari
Tahap proses keperawatan memerlukan dokumentasi dari awal yang
dimulai dari pengkajian sampai seterusnya. Suatu pengkajian awal
keperawatan keperawatan yang komprehensif atau menyeluruh,
sistematis dan logis akan mengarah dan mendukung identifikasi
masalah pasien. Tujuan pengkajian awal keperawatan adalah untuk
memberikan acuan pada perawat agar didapatkan data yang cukup
untuk memulai asuhan keperawatan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasien secara efektif dan menghasilkan keputusan tentang
kebutuhan asuhan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam
pengkajian awal keperawatan meliputi data riwayat pasien,
pemeriksaan fisik, status gizi, nyeri dan pengkajian skrining lainnya.
Pengkajian awal juga berfokus pada masalah, resiko cedera seperti
jatuh, skrining pasien seperti nyeri dan status gizi. Dalam SNARS Edisi
1 diatur pengkajian harus memperhatikan kondisi pasien, umur,
kebutuhan kesehatan, dan permintaan.
Kondisi ideal: Pengkajian awal keperawatan harus berpedoman pada
SNARS Edisi 1 dan perawat juga bisa menggunakan melakukan dengan
efektif agar tindakan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Kegiatan dengan materi: Managemen ASN dan pelayanan public.
4. Belum Optimalnya Peran Perawat terhadap Prinsip Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan suatu upaya
kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada
pasien, tenaga kesehatan petugas non medis, pengunjung dan
masyarakat sekitar rumah sakit. Peran perawat untuk mencegah
transmisi infeksi dirumah sakit adalah tingkatan pertama dalam
pemberian pelayanan yang bermutu. Hal ini disebabkan karena perawat
menjadi salah satu anggota tim kesehatan yang berhubungan langsung
dengan pasien dan barang infeksius diruang perawatan. Prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sudah dijalankan perlu
dioptimalkan lagi, terutama kepatuhan dalam five moment hand hygiene
dan pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya.
Kondisi ideal: Perawat menyadari peran pentingnya dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi agar dapat mengurangi resiko
terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit.
Kegiatan dengan materi: Manajemen ASN
5. Belum Optimalnya Pendidikan Kesehatan kepada Orang Tua
Pasien mengenai Tindakan Invasif di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
Pemenuhan kebutuhan informasi klien dalam hal pendidikan kesehatan
merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan dirumah
sakit. Semakin tinggi tingkat keberhasilan pemberian pendidikan
kesehatan yang diberikan atau semakin tinggi tingkat kepuasan pasien
terhadap pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat, maka
semakin tinggi kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut.
Pemberian informasi tentang tindakan invasif oleh perawat untuk dapat
dipertahankan dan ditingkatkan secara adekuat agar hak pasien dapat
terpenuhi sehingga mutu pelayanan keperawatan tetap terjaga dengan
baik. Pemberian informasi ini sebaiknya tidak saja pada pasien namun
apabila terdapat keluarga yang mendampingi lebih baik disampaikan
kepada semua yang ada, sehingga sikap kooperatif dari pasien dan
keluarga agar dapat dipertahankan
Kondisi ideal: Perawat harus memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien maupun keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
beserta resiko sehingga mengurangi terjadinya komplain dan kesalah
pahaman antara perawat dan keluarga pasien.
Kegiatan dengan materi: Managemen ASN dan pelayanan publik.
6. Kurangnya Kepatuhan Keluarga Pasien dalam Pelaksanaan
Protokol Kesehatan di Lingkungan Rumah Sakit
Keluarga pasien masih belum begitu memahami dengan benar
mengenai aturan di rumah sakit dalam rangka mengantisipasi
penyebaran dan upaya pencegahan Covid-19 yaitu menjalankan
protokol kesehatan 5M yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini
disebabkan belum optimalnya penerimaan edukasi dari petugas saat
penerimaan pasien baru di ruang Rawat Inap. Jika aturan tidak dipatuhi
dan diterapkan dengan benar dapat mengakibatkan rentan tertularnya
penyebaran virus Covid-19 bagi petugas dan terjadinya infeksi
nosokomial pada pasien. Angka kejdadian tercatat di berbagai negara
sekitar 3,3%-9,2%, artinya sekian persen pasien yang dirawat tertular
infeksi nosokomial dan dapat terjadi secara akut atau secara kronis.
Protokol kesehatan 5M merupakan salah satu upaya dalam
melaksanakan indikator keselamatan pasien yaitu pengurangan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan. Menerapkan protocol kesehatan
5M harus menjadi kebiasaan bagi petugas kesehatan maupun
pasien/keluarga.
Kondisi ideal: Keluarga pasien menyadari pentingnya menerapkan
protokol kesehatan dengan baik dan benar agar dapat mengurangi
resiko terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit.
Kegiatan dengan materi: Whole of Government

Tabel 2.1 Identifikasi Isu


Keterkaitan
Kondisi yang Identifikasi Akar
No Isu dengan
Diharapkan Permasalahan
Agenda 3
Belum Optimalnya
Pelaksanaan MAKP
Pelaksanaan
belum optimal karena
Metode Asuhan Telah optimalnya
perawat belum
Keperawatan pelaksanaan
Manajemen melaksanakan peran
1. Profesional (MAKP) memberikan MAKP
ASN dan tanggung jawab
di Ruang Perawatan dengan metode yang
sesuai
Anak RSUD sesuai.
pengorganisasian dalam
Palembang Bari
MAKP Metode Tim

Upaya belum optimal


Belum Optimalnya dilakukan karena
Upaya Pencegahan kurangnya penerapan
Telah optimalnya
Resiko Jatuh di pendekatan dengan
Manajemen upaya pencegahan
2. Ruang Perawatan pengkajian resiko jatuh
ASN resiko jatuh pada
Anak RSUD serta edukasi resiko
pasien.
Palembang Bari pasien resiko jatuh
kepada pasien baru
rawat inap.
Belum Optimalnya
Telah optimalnya
Pengkajian Awal Belum optimalnya
pelaksanaan
Keperawatan Anak Pengkajian awal
Manajemen pengkajian
3. di Ruang Perawatan keperawatan karena
ASN keperawatan anak
Anak RSUD pengkajian belum
sesuai pedoman
Palembang Bari dilakukan oleh ketua tim.
SNARS Edisi 1.
Belum Optimalnya
Peran Perawat Belum optimalnya peran
terhadap Prinsip karena perawat belum
Pencegahan dan Telah optimalnya menyadari peran
Pengendalian Pelayanan peran perawat dalm pentingnya dalam upaya
4.
Infeksi di Ruang Publik pencegahan dan mengurangi resiko
Perawatan Anak pengendalian infeksi. terjadinya infeksi
RSUD Palembang nosokomial di rumah
Bari sakit.

Belum Optimalnya
Pendidikan Telah optimalnya Belum optimalnya
Kesehatan kepada pemberian supervisi penilaian
Orang Tua Pasien Pendidikan pelaksanaan edukasi
Pelayanan
5. mengenai Tindakan kesehatan kepada pasien dan keluarga
Publik
Invasif di Ruang orang tua pasien berdasarkan standar
Perawatan Anak mengenai tindakan yang telah ditetapkan
RSUD Palembang invasive. rumah sakit.
Bari
Kurangnya Belum optimalnya
Kepatuhan penerimaan edukasi dari
Keluarga patuh
Keluarga Pasien petugas dan kurangnya
Whole of terhadap
6. dalam Pelaksanaan kesadaran keluarga
Government pelaksanaan
Protokol Kesehatan pasien untuk
protokol kesehatan.
di Lingkungan melaksanakan protokol
Rumah Sakit kesehatan.

C. Analisis Isu
Ditemukan 6 (enam) isu di RSUD Palembang Bari. Berdasarkan
pemetaan dan identifikasi isu, perlu dilakukan proses analisis isu untuk
menentukan mana satu isu yang merupakan prioritas untuk dicarikan solusi.
Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Identifikasi
isu menggunakan metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, dan
Kelayakan). Penjelasan AKPK adalah sebagai berikut.
1. Aktual, benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat.
2. Kekhalayakan, isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik, isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan, isu yang masuk akal, realisitis dan relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Adapun Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu AKPK memiliki skala nilai
1-5 dengan keterangan: 5(sangat kuat pengaruhnya), 4(kuat pengaruhnya),
3(sedang pengaruhnya), 2(kurang pengaruhnya), dan 1(Sangat kurang
pegaruhnya).
Berikut ini adalah hasil analis menggunakan Analisis AKPK:
Tabel 2.2 Hasil Penilaian Kualitas Isu dengan AKPK

No. Isu A K P K Jumlah Peringkat


Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode
Asuhan Keperawatan Profesional
1. 5 4 4 5 18 1
(MAKP) di Ruang Perawatan Anak
RSUD Palembang Bari
Belum Optimalnya Upaya Pencegahan
2. Resiko Jatuh di Ruang Perawatan Anak 3 2 2 3 10 6
RSUD Palembang Bari
Belum Optimalnya Pengkajian Awal
3. Keperawatan Anak di Ruang Perawatan 2 2 3 4 11 5
Anak RSUD Palembang Bari
Belum Optimalnya Peran Perawat
terhadap Prinsip Pencegahan dan
4. 3 4 3 3 13 3
Pengendalian Infeksi di Ruang Perawatan
Anak RSUD Palembang Bari
1. Belum Optimalnya Pendidikan Kesehatan
kepada Orang Tua Pasien mengenai
5. 3 2 3 4 12 4
Tindakan Invasif di Ruang Perawatan
Anak RSUD Palembang Bari
2. Kurangnya Kepatuhan Keluarga Pasien
6. dalam Pelaksanaan Protokol Kesehatan di 3 4 3 4 14 2
Lingkungan Rumah Sakit

Setelah dilakukan analisis AKPK, dapat disimpulkan bahwa isu dengan


peringkat pertama yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya adalah
Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang Bari.
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Berdasarkan hasil analisis isu di atas yang menggunakan analisis AKPK,
terpilih isu “Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang Bari”. Isu
ini dianggap aktual dan layak untuk dilakukan habituasi karena untuk
mengetahui pemilihan metode auhan keperawatan yang tepat dan sesuai
untuk acuan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.
Setelah mengetahui core issue terpilih, selanjutnya dicarikan kegiatan
pemecahan masalah yang dilakukan dengan tahapan-tahapan kegiatan dan
kontribusi terhadap visi dan misi organisasi yang dituangkan dalam matrik
kegiatan aktualisasi. Adapun untuk mengatasi isu tersebut ditetapkan judul
“Optimalisasi Pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Metode Tim di Ruang Keperawatan Anak RSUD Palembang
Bari”.
Berdasarkan Undang-Undang Keperawatan No.38 tahun 2014 dan
Permenkes 26 Tahun 2019, praktik keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan. Asuhan
keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan pasien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian pasien dalam merawat dirinya.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No.35 Tahun 2019 Pasal 6 tentang
Tugas Jabatan Fungsional Perawat yaitu melakukan kegiatan Pelayanan
Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan dan pengelolaan
keperawatan, serta pasal 8 mengenai uraian tugas Perawat Ahli Pertama
diantaranya melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan. Dalam
hal ini manajemen keperawatan bertugas mengupayakan staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber
daya manusia, fisik dan teknologi agar mencapai tujuan organisasi.
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan ditentukan pada pemilihan metode
asuhan keperawatan professional (MAKP). MAKP adalah suatu sistem yang
terdiri dari tiga aspek yaitu struktur, proses dan nilai professional
(professional value), yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan profesional (Nursalam, 2016). Aspek struktur ditetapkan
dengan jumlah tenaga, jenis tenaga dan standar asuhan keperawatan.
Aspek proses ditetapkannya pemilihan model asuhan keperawatan yang
disesuaikan dengan kondisi asuhan keperawatan. Aspek nilai profesional
terdiri dari profesional, hubungan profesional dengan komunikasi,
pengambilan keputusan, metode pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien.
Berdasarkan SNARS Edisi 1 tata kelolaan keperawatan level ruangan
terdiri dari kepala ruangan, perawat penanggung jawab asuhan/ketua tim
dan perawat pelaksana yang masing-masing mempunyai uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang. Di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari, pelaksanaan MAKP metode tim sudah berjalan tetapi
perawat terbiasa melakukan asuhan keperawatan secara rutinitas.
Dari uraian diatas, maka diperlukan inovasi sebagai upaya
mengoptimalkan pelaksanaan MAKP metode tim agar meningkatkan kinerja
perawat. Hal ini harus didukung pengetahuan dan motivasi perawat untuk
mengembangkan asuhan keperawatan yang profesional dan tidak
menganggap pekerjaan sebagai rutinitas. Isu ini sangat penting untuk
diselesaikan, maka penulis mengambil judul “Optimalisasi Pelaksanaan
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Model Tim di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari” dengan penerapan nilai-nilai
dasar ASN serta peran dan kedudukan ASN dalam habituasinya.
E. Nilai-Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN
Nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN perlu diterapkan
dalam melaksanakan habituasi. Nilai nilai dasar profesi ASN terdiri atas
nilai dasar ANEKA yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi. Sedangkan nilai peran dan kedudukan
ASN terdiri dari manajemen ASN, Whole of Government (WOG), dan
Pelayanan Publik.
1. Nilai-Nilai Dasar ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal
(horizontal accountability).
1) Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas.
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pmpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya
2) Transparansi
Keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
4) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan
Landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan
kinerja tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7) Keseimbangan
Keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang
dimiliki. Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas
8) Kejelasan
Mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja. Selain itu, pelaksanaan wewenang dan
tanggung jawab harus memiliki ambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi
Menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel
melalui usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan
individu terhadap bangsanya. Makna nasionalisme secara politis
merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-
cita dan pendorong bagi suatu bangsa baik merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan
negara. Ciri-ciri nasionalisme adalah:
1) Sudah ada persatuan dan kesatuan bangsa
2) Sifat perjuangan bersifat nasional
3) Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan agar dapat mendirikan
suatu negara merdeka yang kekuasaannya berada di tangan rakyat
4) Sudah ada organisasi modern dan bersifat nasional
5) Mengandalkan kekuatan pikiran, dimana pendidikan sangat
berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatkan, yaitu:
1) Sila ke 1 (Ketuhanan yang Maha Esa)
Nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa religious, bukan bangsa atheis.
Dalam sila pertama memaknai bahwa negara yang didirikan dalam
pelaksanaannya dan penyelenggraaanya harus dijiwai oleh nilai
nilai keagamaan.
2) Sila ke 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana
mestinya. Dalam sila kemanusiaan terkandung bahwa negara
harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
mahluk beradab, selain itu sila ini mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia dengan
didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya
dengan norma norma dan kebudayaan pada umumnya, baik
terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan
disekitar kehidupannya.
3) Sila ke 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha untuk mencapai
kesatuan antar sesama rakyat untuk membina rasa nasionalisme
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Negara
Indonesia memiliki beraneka ragam perbedaan manusia, yang
diantaranya perbedaan suku, ras, golongan. Oleh karena itu
perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu keadaan yang
saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan yang
bersama untuk menwujudkan tujuan bersama sebagai bangsa
4) Sila ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga perwakilan. Dalam sila ini terkandung nilai
demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup
bernegara, adanya kebebasan yang harus disertai dengan
tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara
moralterhadap Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia, menjamin dan memperkokoh persatuan
dan kesatuan dalam hidup bersama, serta mewujudkan dan
mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosal agar tercapai
tujuan bersama.
5) Sila ke 5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia)
Nilai yang terkandung dalam sila ke 5 yaitu terkandung nilai nilai
yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan hidup bersama.
Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan
kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia
dengan Tuhan.
c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Pelayanan publik yang profesional tidak hanya membutuhkan
kompetensi teknik dan leadership, tetapi juga membutuhkan
kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi
tidak peka, tidak peduli, diskriminatif, terutama pada kalangan bawah.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan) dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat atau kebaikan orang lain.
Terdapat tiga fokus utama dalam pelayanan publlik, yaitu:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam Undang-Undang
ASN adalah sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan bedasarka prinsip keadilan
5) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9) Memberikan layanankepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
d) Komitmen Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna (Goetsch dan Davis, 2001
dalam Yuniarsih dan Taufik, 2006). Dengan kata lain dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil
harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan
kepada stakeholder. Komitmen mutu merupaka tindakan untuk
menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang berorientasi
mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Indikator nilai nilai komitemen mutu antara lain:
1) Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja
2) Efisien yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya
(berdaya guna) dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
3) Inovasi yaitu hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
public yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu adalah suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen atau pengguna. Mutu merupakan salah satu
standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
e) Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara
(Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999). Korupsi berasal dari bahasa
Latin yaitu Corruptio yang memiliki arti kerusakan, kebobrokan, dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak
hanya terjadi dalam kurun watu yang pendek, namun dapat berdampak
dalam jangka waktu yang panjang (Dwiyanto, Agus dkk, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang no 31 tahun 1999, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yaitu:
1) Kerugian keuangan negara
2) Suap menyuap
3) Pemerasan
4) Perbuatan curang
5) Penggelapan dalam jabatan
6) Benturan kepentingan dalam pengadaan
7) Gratifikasi
Ada sembilan indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
2) Peduli
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Jejaring
sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk
menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
5) Tanggung jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatu. Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6) Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan, di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian keberanian. Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara
seseorang yang mempunyai etos kerja dengan yang tidak memiliki
etos kerja. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup
dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak
akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.

2. Peran dan Kedudukan ASN


a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme.
ASN memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian (PPK) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Pelayanan publik
Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
b. Pelayanan Publik
Menurut UU No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,
pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perUUan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam pelayanan publik
terdapat 3 unsur penting, yaitu organisasi penyelenggaraan
pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan serta kepuasan
yang diberikan dan/atau yang diterima oleh penerima layanan
(pelanggan). Prinsip-prinsip dalam pelayanan publik antara lain
partisipasif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel serta berkeadilan.
c. Whole of Government (WoG)
WoG merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas untuk mencapai tujuan pembangunan.
WoG juga dipandang sebagai bentuk kerja sama antara seluruh
sektor, pemerintah dan sebaliknya. Ada 2 alasan dibentuknya WoG,
yaitu:
1) Faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang
baik
2) Faktor-faktor internal seperti fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan.
WoG diperlukan sebagai sebuah upaya untuk memahami
pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama.

F. Matrik Rancangan
1. Unit Kerja: Ruang Keperawatan Anak RSUD Palembang Bari
2. Identifikasi Isu:
a) Belum Optimalnya Pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang
Bari
b) Belum Optimalnya Upaya Pencegahan Resiko Jatuh di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari
c) Belum Optimalnya Pengkajian Awal Keperawatan Anak di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari
d) Belum Optimalnya Peran Perawat terhadap Prinsip Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang
Bari
e) Belum Optimalnya Pendidikan Kesehatan kepada Orang Tua Pasien
mengenai Tindakan Invasif di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
f) Kurangnya Kepatuhan Keluarga Pasien dalam Pelaksanaan Protokol
Kesehatan di Lingkungan Rumah Sakit
3. Isu yang diangkat: Belum Optimalnya Pelaksanaan MAKP di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari
4. Gagasan pemecahan isu:
Berdasarkan isu yang diangkat, maka penulis merumuskan judul:
“Optimalisasi Pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) di Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang
Bari” dengan gagasan pemecahan isu sebagai berikut:
a) Melakukan konsultasi dengan mentor
b) Mengumpulkan referensi terkait materi MAKP Metode Tim
c) Mengidentifikasi situasi dan berkoordinasi dengan Karu terkait
Pelaksanaan MAKP Metode Tim di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
d) Sosialisasi MAKP Metode Tim kepada sejawat di Ruang Perawatan
Anak RSUD Palembang Bari
e) Melaksanakan MAKP Metode Tim di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
f) Melakukan evaluasi kegiatan.
Tabel 2.3 Matriks Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Dengan Nilai-nilai Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Visi dan Misi
Mata Diklat nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Manajemen ASN Kegiatan ini Kegiatan ini
Konsultasi dengan Melaksanakan rencana kegiatan mendukung Visi: mendukung nilai
Mentor secara professional, brintegritas Menjadi Rumah Sakit organisasi berupa:
dan bertanggung jawab. yang unggul, amanah
dan terpercaya di Amanah
Keterkaitan Dengan Nilai Indonesia. Mengerjakan tugas
ANEKA: dengan baik,
1. Menjelaskan tentang 1. Rancangan 1. Akuntabilitas (kejelasan) profesional dan
rencana aktualisasi aktualisasi Memberikan gambaran yang Dan mendukung Misi, bertanggung jawab.
jelas tentang tahapan- yaitu Menjadikan
2. Mendiskusikan 2. Lembar konsultasi tahapan pelaksanaan Rumah Sakit Umum Beretika
pelaksanaan aktualisasi terhadap core isu Daerah Palembang Dalam
aktualisasi dengan yang diangkat. BARI sebagai rumah melaksanakan
mentor. 2. Nasionalisme sakit pendidikan dan kegiatan konsultasi
(musyawarah): pelatihan di Indonesia. kepada menntor
Adanya komunikasi dan Dalam melakukan tetap menerapkan 5
mendengarkan pendapat konsultasi kepada S, senyum, salam,
mentor secara musyawarah mentor dapat sapa, sopan, santun
dan diskusi dalam meningkatkan
menyelesaikan masalah. koordinasi yang baik Profesionalisme
3. Meminta persetujuan 3. Lembar persetujuan 3. Komitmen Mutu: antara mentor dan Melakukan konsul
dari mentor untuk Melakukan kerjasama peserta sebagaimana dengan mentor,
melaksanakan dengan atasan/mentor yang terdapat pada mengikti saran dan
kegiatan aktualisasi. dalam merealisasikan salah satu misi masukan mentor,
rencana kegiatan yang akan organisasi dimana serta menjalankan
dilakukan. menjadikan RSUD tugas sesuai arahan
Palembang Bari mentor untuk
sebagai rumah sakit mencapai kinerja
pendidikan dan terbaik.
pelatihan di Indonesia
yang bisa
mengedukasi setiap
golongan serta
meningkatkan
kemitraan semua
pihak guna
kepentingan
organisasi

2. Mengumpulkan Manajemen ASN Dengan melakukan Kegiatan ini


referensi terkait Melaksanakan tugas dan fungsi pengumpulan mendukung nilai
materi MAKP secara profesional, bertanggung referensi dan data organisasi berupa:
Metode Tim jawab, integritas dalam yang akurat. Hal ini
menyampaikan ide. dimaksudkan untuk Profesionalisme
memperoleh hasil Melakukan kegiatan
Keterkaitan Dengan Nilai yang sesuai dengan berdasarkan apa
ANEKA: Visi: Menjadi rumah yang telah di
1. Mencari dan 1. Literatur tentang 1. Anti Korupsi (Kejujuran): sakit yang unggul, rencanakan dengan
mempelajari referensi MAKP Metode Tim Mencari referensi, tidak amanah dan sebaik mungkin
terkait dengan MAKP memanipulasi data dan terpercaya di
Metode Tim mencantumkan sumber. Indonesia. Amanah
Selain itu, sesuai Melaksanakan
2. Melakukan diskusi 2. Lembar konsultasi 2. Nasionalisme dengan Misi: kegiatan pencarian
dengan mentor (musyawarah): Meningkatkan kualitas sumber sesuai
Adanya komunikasi dan pelayanan kesehatan dengan bimbingan
mendengarkan pendapat yang berorientasi dari mentor
mentor secara musyawarah pada keselamatan dan berdasarkan literatur
dan diskusi dalam ketepatan sesuai yang telah
menyelesaikan masalah. standar mutu yang didapatkan
berdasarkan pada
etika dan
3. Etika publik:
3. Menerima masukan dan 3. Lampiran kartu profesionalisme
Bersikap sopan,
arahan dari mentor bmbingan
mendengarkan masukan
serta menerima arahan dari
mentor
3. Mengidentifikasi Whole of Government Kegiatan ini Kegiatan ini
situasi dan Adanya kerjasama dengan Karu mendukung Visi: mendukung nilai
berkoordinasi dalam kegiatan optimalisasi Menjadi Rumah Sakit organisasi berupa:
dengan Karu MAKP Metode Tim di Ruang yang unggul, amanah Unggul:
terkait Perawatan Anak RSUD dan terpercaya di Setiap kegiatan
Pelaksanaan Palembang Bari Indonesia. dalam pelaksanaan
MAKP Metode Tim MAKP Metode Tim
di Ruang Keterkaitan Dengan Nilai Dan mendukung Misi: bertujuan untuk
Perawatan Anak ANEKA: Meningkatkan mutu menjadikan RSUD
RSUD Palembang 1. Berkoordinasi dengan 1. Catatan saran 1. Etika publik: manajemen sumber Palembang Bari
Bari Karu untuk meninjau dan masukan dari Membuat janji waktu daya kesehatan. unggul dalam
pelaksanaan MAKP di Karu pertemuan terlebih dahulu pengelolaan MAKP.
Ruang Perawatan Anak sebagai bentuk etika dengan
RSUD Palembang Bari atasan/lingkungan kerja. Amanah:
Mengerjakan tugas
2. Melihat situasi ruangan 2. Dokumentasi 2. Nasionalisme: dengan baik,
dan mengobservasi foto/video Kegiatan ini dimaksudkan profesional dan
kegiatan yang kegiatan untuk menciptakan bertanggung jawab.
berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan
pelaksanaan MAKP program kegiatan dengan Beretika:
metode Tim (proses standar yang berlaku serta Dalam
penerimaan pasien satu kesatuan antara setiap melaksanakan
baru, timbang terima kegiatan pelaksanaan MAKP kegiatan diperlukan
(handover), Metode Tim. sikap 5S yakni
penerimaan pasien senyum, sapa,
baru, sentralisasi obat, salam, sopan dan
ronde keperawatan dan santun.
perencanaan pasien
pulang (discharge
planning) di Ruang Profesionalisme
Perawatan Anak RSUD Koordinasi,
Palembang Bari konsultasi dan
kerjasama dengan
3. Mencatat hal-hal yang 3. Catatan hasil 3. Anti korupsi Karu merupakan
perlu di optimalkan pengamatan Mengerjakan tugas dengan wujud
terkait pelaksanaan baik dan sungguh-sungguh profesionalitas
kegiatan MAKP Metode serta dengan segala seorang ASN dalam
Tim di Ruang konsekuensinya. upaya meningkatkan
Perawatan Anak RSUD mutu pelayanan
Palembang Bari keperawatan.

4. Melakukan diskusi 4. Catatan saran 4. Etika publik:


dengan Karu rencana dan masukan dari Bersikap sopan ketika
tindak lanjut pelaksaan Karu berdiskusi, mendengarkan
MAKP Metode Tim
serta menerima masukan
dari Karu.

4. Sosialisasi MAKP Pelayanan Publik Dengan melakukan Kegiatan ini


Metode Tim Membuat rangkaian kegiatan sosialisasi tentang mendukung nilai
kepada sejawat di sebagai upaya untuk pemenuhan pelaksanaan MAKP organisasi berupa:
Ruang Perawatan kebutuhan pelayanan. Metode Tim saya ikut Unggul:
Anak RSUD berkontribusi dalam Melakukan inovasi
Palembang Bari. Whole of Government Visi rumah sakit yaitu untuk memperbaiki
Adanya kerjasama dengan Karu Menjadi Rumah Sakit sistem dengan
dalam memberikan sosialisasi yang unggul, memanfaatkan
pada teman sejawat tentang amanah dan kemajuan metode di
pelaksanaan MAKP Metode Tim. terpercaya di bidang keperawatan,
Indonesia. kemajuan teknologi
Keterkaitan Dengan Nilai Dengan dilakukan dan sumber daya
ANEKA: sosialisasi diharapkan manusia yang
1. Mempersiapkan 1. Materi sosialisasi 1. Akuntabilitas sejawat lebih semakin maju
rancangan sosialisasi Mempersiapkan rancangan memahami peran dan merupakan langkah-
kegiatan agar informasi yang tanggung jawab dalam langkah yang harus
disampaikan dapat memberikan dilakukan untuk
dipertanggungjawabkan. pelayanan memberikan
keperawatan kepada pelayanan terbaik
pasien sehingga dan paripurna
2. Meminta persetujuan 2. Lampiran kartu 2. Etika publik menjadikan RSUD
kepada mentor dan bimbingan Sebelum bertemu membuat Palembang Bari yang Amanah:
Karu untuk melakukan janji waktu terlebih dahulu unggul, amanah dan Mengerjakan tugas
sosialisasi MAKP sebagai bentuk etika dengan terpercaya. dengan baik,
Metode Tim di Ruang atasan/lingkungan kerja. profesional dan
Perawatan Anak bertanggung jawab.
Kontribusi terhadap
3. Etika publik Misi rumah sakit yaitu: Beretika:
3. Melakukan sosialisasi 3. Daftar hadir peserta Dalam menyampaikan - Meningkatkan Sopan dan santun
pelaksanaan MAKP
dan dokumentasi meteri sosialisasi harus kualitas saat berkomunikasi
Model Tim
foto sosialisasi memperhatikan etika, tata pelayanan dengan atasan
krama dan sikap, sehingga kesehatan maupun sejawat.
pesan utama dapat dengan
tersampaikan. berorientasi pada Professional:
keselamatan dan
ketepatan sesuai Kegiatan dilakukan
standar mutu dengan berpegang
berdasarkan teguh pada nilai
pada etika dan moral yang
profesionalisme mengarahkan dan
yang menjangkau mendasari
seluruh lapisan perbuatan.
masyarakat.
Dengan dilakukan
sosialisasi
diharapkan
sejawat dapat
memberikan
asuhan
keperawatan yang
perofesional dan
tepat sehingga
meningkatkan
kualitas dan mutu
pelayanan kepada
pasien.

- Meningkatkan
mutu manajemen
sumber daya
kesehatan.
Setelah dilakukan
sosialisasi dan
roleplay tentang
pelaksanaan
MAKP Metode Tim
diharapkan
meningkatkan
pemahaman
sejawat terhadap
pelayanan
keperawatan yang
professional.
5. Melaksanakan Manajemen ASN: Kegiatan ini Kegiatan ini
MAKP Metode Tim Melaksanakan tugas dan fungsi mendukung Visi: mendukung nilai
di Ruang secara profesional, bertanggung Menjadi Rumah Sakit organisasi berupa:
Perawatan Anak jawab, serta integritas dalam yang unggul, amanah
RSUD Palembang memberikan asuhan dan terpercaya di Unggul:
Bari. keperawatan profesional. Indonesia. Melaksanakan
kegiatan MAKP
Whole of Government: Mendukung Misi: Misi merupakan wujud
Adanya kerjasama antara kepala pertama, yaitu dari nilai unggul
ruangan, ketua tim, anggota tim meningkatkan kualitas dengan
serta keterlibatan pasien dalam pelayanan kesehatan memanfaatkan
manajemen asuhan dengan berorientasi kemajuan metode di
keperawatan profesinal. pada keselamatan dan bidang keperawatan,
ketepatan sesuai sarana, prasarana
Keterkaitan dengan nilai-nilai standar mutu serta kemajuan
dasar ASN adalah: berdasarkan pada teknologi demi
1. Meminta persetujuan 1. Lampiran kartu 1. Komitmen mutu etika dan memberikan
kepada mentor untuk bimbingan Melakukan koordinasi profesionalisme yang pelayanan yang
melakukan MAKP dengan mentor mengenai menjangkau seluruh terbaik.
Metode Tim di Ruang kegiatan yang akan lapisan masyarakat.
Perawatan Anak. dilaksanakan agar sesuai Misi yang kedua, yaitu Amanah:
dengan sasaran yang dituju. meningkatkan mutu Melakukan kegiatan
manajemen sumber metode tim,
2. Berkoordinasi dengan 2. Catatan saran dan 2. Etika publik daya kesehatan. khususnya timbang
Karu, ketua tim dan masukan dari Karu Membuat jadwal terima dan
rekan sejawat yang pelaksanaan terlebih dahulu pendokumentasian
sedang bertugas shift sebagai bentuk etika dengan askep merupakan
pagi atasan/lingkungan kerja. bentuk tugas
tanggung jawab
3. Melaksanakan MAKP 3. Dokumentasi foto 3. Akuntabilitas terhadap kinerja
Metode Tim: dan video kegiatan Pelaksanaan MAKP Metode yang telah dilakukan
- Penerimaan pasien Tim dilakukan secara apakah berhasil atau
baru terbuka sehingga tidak tidak, dilanjutkan,
- Hand over atau merugikan pihak manapun. dipertahankan
timbang terima Kegiatan ini untuk ataupun diperbaiki.
- Sentralisasi obat meningkatkan komunikasi
- Ronde keperawatan dan kerjasama antar Terpercaya:
- Memberikan anggota tim. Kegiatan MAKP
ischarge planning Metode Tim kepada
pasien dilakukan
dengan sebenar-
benarnya dengan
berpedoman pada
prosedur standar
yang telah
ditetapkan.

Beretika:
Dalam
melaksanakan
kegiatan MAKP
Metode Tim
menggunakan
komunikasi
terapeutik dan
menerapkan prinsip
5S baik dengan
pasien maupun
teman sejawat.
6. Melakukan Pelayanan Publik: Kegiatan ini Kegiatan ini
Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan MAKP Metode mendukung Visi: mendukung nilai
Tim berkaitan dengan Menjadi Rumah Sakit organisasi berupa:
keberhasilan dari sosialisasi yang unggul, amanah
yang telah dilakukan sehingga dan terpercaya di Unggul
dapat meningkatkan kualitas dan Indonesia. Evalusasi kegiatan
pelayanan. MAKP merupakan
Mendukung Misi: wujud dari nilai
Keterkaitan dengan nilai-nilai Misi pertama, yaitu unggul dengan
dasar ASN adalah: meningkatkan kualitas memanfaatkan
1. Mengumpulkan hasil 1. Foto dan Video Akuntabilitas: pelayanan kesehatan kemajuan metode di
kegiatan pelaksanaan Hasil monitoring kegiatan MAKP dengan berorientasi bidang keperawatan
MAKP Metode Tim Metode Tim yang diperoleh pada keselamatan dan agar memberikan
sebelum dan harus dapat dipertanggung ketepatan sesuai pelayanan yang
sesudah jawabkan. standar mutu professional.
mendapatkan berdasarkan pada
sosialisasi. etika dan Amanah
profesionalisme yang Melakukan evaluasi
kegiatan merupakan
2. Membandingkan 2. Catatan evaluasi Komitmen mutu: menjangkau seluruh bentuk tanggung
pelaksanaan MAKP Melakukan evaluasi lapisan masyarakat. jawab terhadap
Metode Tim sebelum pelaksanaan MAKP secara Misi yang kedua, yaitu kinerja yang telah
dan setelah sosialisasi pofesional. meningkatkan mutu dilakukan.
3. Menyampaikan hasil 3. Lembar konsultasi Etika Publik: manajemen sumber
kegiatan kepada Bersikap sopan ketika daya kesehatan. Terpercaya
mentor menyampaikan hasil evaluasi Evaluasi kegiatan
dengan mentor serta MAKP dilakukan
mendengarkan dan menerima dengan berpedoman
pendapat mentor. pada prosedur
standar yang telah
ditetapkan.

Profesionalisme:
Melakukan evaluasi
kegiatan dapat
meningkatkan
profesionalisme
dalam memberikan
pelayanan.
G. Jadwal Kegiatan
Tabel 2.4 Jadwal Kegiatan
Minggu Pelaksanaan
No. Kegiatan Oktober November
I II III IV I
1. Melakukan konsultasi dengan mentor
2. Mengumpulkan referensi terkait materi MAKP
Metode Tim
3. Mengidentifikasi situasi dan berkoordinasi
dengan Karu terkait Pelaksanaan MAKP Metode
Tim di Ruang Perawatan Anak RSUD
Palembang Bari
4. Sosialisasi MAKP Metode Tim kepada sejawat di
Ruang Perawatan Anak RSUD Palembang Bari.
5. Melaksanakan MAKP Metode Tim di Ruang
Perawatan Anak RSUD Palembang Bari.
6. Melakukan evaluasi kegiatan.
H. Kendala dan Antisipasi
Mencakup kendala-kendala yang mungkin terjadi saat aktualisasi
nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya. Adapun kendala yang
mungkin terjadi:
Tabel 2.5 Kendala dan Antisipasi
No Kendala Antisipasi
1. Keterbatasan waktu melaksanakan kegiatan. Merancang waktu
pelaksanaan dengan efektif
dan efisien.
2. Jadwal shift kerja yang tidak sesuai dengan Berkoordinasi dengan Karu
waktu untuk melaksanakan sosialisasi maupun terkait kebutuhan kesesuaian
pelaksanaan ronde keperawatan dengan teman jadwal kerja.
sejawat yang bertugas di Ruang Perawatan
Anak RSUD Palembang BARI.
3. Ada banyak metode dalam memberikan asuhan Melakukan pendekatan
keperawatan sehingga sejawat belum optimal persuasif dengan teman
berperan dalam pelaksanaan MAKP Metode sejawat untuk melaksanakan
Tim. MAKP Metode Tim dalam
memberikan pelayanan
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai