A. Kompetensi Inti
Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi, tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Dasar-dasar Keperawatan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Dasar-dasar
Keperawatan.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerka mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami keperawatan
4.1 Mengelompokkan profesi keperawatan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penyampaian materi , Peserta didik dapat memahami tentang perkembangan
keperawatan Dunia dan di Indonesia dengan penuh rasa ingin tahu
2. Melalui menggali informasi peserta didik dapat menguraikan tentang profesi
keperawatan dengan penuh rasa ingin tahu
3. Melalui Penyampaian materi, peserta didik dapat memahami falsafah dan paradigma
keperawatan dengan penuh rasa ingin tahu
4. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi profesi
keperawatan dengan penuh rasa ingin tahu
5. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menggambarkan profesi
keperawatan dengan penuh rasa ingin tahu
E. Materi Pembelajaran
1. Perkembangan keperawatan Dunia
2. Perkembangan keperawatan di Indonesia
3. Pengertian dan pengelompokan profesi keperawatan
4. Falsafah dan paradigma keperawatan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Alokasi
Kegiatan Uraian
waktu
Guru memberi salam dan mempersiapkan kelas agar
lebih kondusif untuk berdo’a kemudian dilanjutkan
absensi, ( Religius )
Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan buku
Pendahuluan
pelajaran, dan perlengkapannya ( rasa ingin tahu ) 10 menit
Guru menyiapkan bahan ajar dan menyampaikan KD
dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
2. Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Uraian
waktu
Guru memberi salam dan mempersiapkan kelas agar
lebih kondusif untuk berdo’a kemudian dilanjutkan
absensi, ( Religius )
Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan buku
Pendahuluan 10 menit
pelajaran, dan perlengkapannya ( rasa ingin tahu )
Guru menyiapkan bahan ajar dan menyampaikan KD
dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
2. Penilaian pengetahuan
dilakukan dengan penugasan kepada peserta didik untuk membuat pertanyaan berkaitan
dengan materi yang dipelajarinya. (Penilaian Tugas / Tes tertulis / lisan )
3. Penilaian keterampilan
dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam mengkomunikasikan
hasil analisis. (Penilaian Portofolio )
I. Program Remidial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi pelajaran dan
belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain peserta
didik secara terencana mempelajari buku teks pelajaran Konsep Dasar Keperawatan pada
bagian tertentu yang belum dikuasainya. Guru menyediakan soal-soal latihan atau pertanyaan
yang merujuk pada pemahaman kembali tentang isi buku teks pelajaran. Peserta didik diminta
komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran yang
belum dikuasainya. Guru kemudian mengadakan uji kompetensi kembali pada materi yang
belum dikuasai peserta didik yang bersangkutan.
J. Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai materi pelajaran
sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain peserta
didik diminta untuk mencari informasi materi relevan yang tingkat kompetensinya lebih tinggi
dari kompetensi yang diharapkan. Selain itu, peserta didik tersebut diminta menyampaikan
atau mengumpulkan hasil informasi yang ditemukan.
3. Sumber Belajar
a. Yeni Lestari, S.Kep dkk, Konsep Dasar Keperawatan SMK/MAK Kelas X, Penerbit
Andi 2018.
b. Diva Viva Febriana, S.Kep., Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Healthy 2017.
Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya .
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
Lampiran
Materi Pembelajaran
Sejarah Keperawatan
b. Zaman Purba
Pada zaman ini orang percaya bahwa sesuatu yang ada dibumi mempunyai suatu kekuatan
mistik yang dapat mempengaruhi kebudayaan manusia. Kepercayaan ini bias disebut
Animisme, dimana mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh kekuatan
alam (pengaruh kekuatan gaib seperti : batu besar, gunung tinggi, pohon besar, sungai
besar), mereka percaya bahwa jiwa yang sehat membawa kebaikan dan jiwa yang jahat
membawa kesakitan dan kematian (Calon.Taylor, Lilis de Lemone,1997).
c. Zaman Keagamaan
Pada zaman ini, kuil menjadi pusat perawatan medis sebab orang percaya bahwa penyakit
disebababkan oleh dosa dan kutukan tuhan. Pemimpin agama dijunjung tinggi sebagai
tabib, perawat dianggap sebagai budak dan mendapat penghargaan yang rendah karena
pekerjaannya didasarkan perintah dari pemimpin agama yang berperan sebagai tabib. Pada
tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya
menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan ajaran agama
beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pengobatan
terhadap penyakit (kedokteran).
Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya rumah
sakit terkenal di Roma yang bernama Monastic Hospital. Rumah sakit ini dilengkapi
dengan fasilitas perawatan berupa bangsal-bangsal perawatan untuk merawat orang sakit
serta bangsal-bangsal lain sebagai tempat merawat orang cacat, miskin dan yatim piatu.
Seperti halnya di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi keperawatan juga berkembang
di benua Asia. Tepatnya di Timur Tengah seiring dengan perkembangan agama islam.
Pengaruh agama islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari
keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam ke berbagai pelosok
negara. Pada masa ini di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu
pasti, ilmu kimia, hygene dan obat-obatan. Hal ini menyebabkan keperawatan juga
berkembang. Prinsip dasar keperawatan seperti pentingnya menjaga kebersihan diri
(personal hygene), kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang pesat. Tokoh
keperawatan yang terkenal dari dunia arab pada masa ini adalah Rafidah.
e. Zaman Pertengahan
Pada zaman ini, terjadi perang besar antara agama yang dikenal dengan perang salib.
Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat, korban luka dan terbunuh, kelaparan,
berbagai penyakit. Untuk mengatasi kondisi tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit
guna memberikan pertolongan dan perawatan bagi korban perang. Akhirnya ilmu
pengobatan dan perawatan pun terus mengalami kemajuan, akan tetapi kiblat pembelajaran
untuk ilmu pengobat dan perawatan yang semula ada dinegara islam kini beralih ke negara
barat.
Pada zaman ini, muncul seorang tokoh keperawatan yang bernama Florence Nightingale.
Ia mengembangkan suatu model praktik asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa
kondisi sakit seseorang disebabkan oleh faktor lingkungan. Karenanya praktik keperwatan
ditekankan pada perubahan lingkungan yang memberi pengaruh kesehatan.
Padangan Florence Nightingale mengenai keperawatan timbul dari filosofi spiritual yang
tumbuh pada masa remaja dan dewasanya (MacRae, 1995), dan menggambarkan
perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Beliau memandang peran keperawatan sebagai
“tugas menjaga kesehatan seseorang” berdasarkan pengetahuan “bagaimana membuat
tubuh berada dalam keadaan yang bebas penyakit atau untuk sembuh dari penyakit”
(Nightingale, 1960). Pada tahun yang sama, Florence Nightingale mendirikan program
pertama yang teroganisasi untuk melatih perawat yaitu Nightingale Training School for
Nurses di Rumah sakit St. Thomas di Kota London.
Selain itu pada zaman ini berdiri Palang Merah Internasional yang dipelopori oleh Hendry
Dunand. Lembaga ini dibentuk untuk menampung para korban perang, mendirikan rumah
sakit dan mendidik perawat dalam melakukan PPPK (pertolongan pertama pada
kecelakaan). Pekerjaannya dititik beratkan pada upaya memajukan kesehatan, mencegah
penyakit dan meringankan penderitaan pasien.
Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya sebagai
perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer. Para perawat
dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi
profesi perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama
Perkoempoelan Zieken Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi
Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat staf dan
tentara Belanda.
Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui organisasinya diberikan
semacam pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah Belanda. Ilmu keperawatan pada masa
Belanda disebut Verpleegkunde. Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan
Indonesia yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar istilah
Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken (kain penutup),
warm-water zak (buli-buli hangat), Iiskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan
lain-lain
.
Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang, keperawatan Indonesia mengalami
masa kegelapan. Wabah penyakit menyebar di mana-mana, jumlah orang sakit meningkat,
sementara bahan-bahan yang dibutuhkan seperti balutan dan obat-obatan dalam kondisi
kekurangan. Pendidikan keperawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhenti.
Banyak perawat yang berhenti bekerja sebagai perawat dikarenakan ketakutan dan
kecemasan. Selanjutnya tidak ada catatan perkembangan sampai akhirnya Indonesia
mendapatkan kemerdekaan. .
e. Zaman Kemerdekaan
Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:
Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan.
Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR).
Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan
Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru
Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan.
Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper).
Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu Ikatan
Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat
Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan
Federasi Tenaga Keperawatan.
Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar
yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat
(SPR).
Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan
pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit.
Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang
menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam
pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan
terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional
berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan
pendidikan keperawatan.
Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang
pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum
terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia.
Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan).
Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.
b. Paradigma Keperawatan
Paradigm keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar dalam melihat
memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan terhadap fenomena yang
ada dalam bidan keperawatan.
Lampiran Instrumen Penilaian
Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
a. Sikap Spiritual
b. Sikap Sosial
1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.
Bent No
Kompetensi
IPK Materi Indikator Soal uk So
Dasar
Soal al
3.1 3.1.1 Mengetahui Sejarah Siswa Uraia 1
tentang Keperawatan: diminta n s.d
Memaha definisi Definisi mengetahui 3
mi keperawata Keperawatan tentang
keperawa n. Sejarah definisi
tan 3.1.2 Mengetahui Perkembanagan keperawatan.
proses Keperawatan Siswa
sejarah Dunia diminta
perkembana Sejarah mengetahui
gan Perkembanagan proses
keperawata Keperawatan sejarah
n dunia dan di Indonesia perkembanag
di Indonesia Trend an
3.1.3 Mengetahui Keperawatan keperawatan
trend sekarang dan dunia dan di
Keperawata masa depan Indonesia
n sekarang Karakteristik Siswa
dan masa Profesi diminta
depan Keperawatan mengetahui
3.1.4 Mengetahui Perkembangan trend
karakteristi Profesionalisme Keperawatan
k profesi Keperawatan sekarang dan
keperawata Tujuan masa depan
n. Pendidikan
3.1.5 Mengetahui Profesi
perkemban Keperawatan
gan Jenis
profesionali Pendidikan
sme Keperawatan di
keperawata Indonesia
n
.3.1.6
Menjelaska
n jenis
pendidikan
keperawata
n di
Indonesia
2. Jaman Kemerdekaan
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949
mulai dibangun rumah sakit dan balai kesehatn.
Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat
yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat
setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan
pendidikan keperawatan professional. Tahun
1962-sekarang keperawatan mulai berkembang
dengan pesat
Kompetensi Bentu No
IPK Materi Indikator Soal
Dasar k Soal Soal
4.1. 4.1.1 Pengelompokk Siswa Tes
an profesi diminta Prakte
Mengelo Melakuka keperawatan. melakukan k
m- n Membuat pengelompo
pokkan pengelom laporan kkan profesi
profesi pokkan pengelompokk keperawatan
keperawa profesi an profesi
tan keperawat keperawatan
an.
4.2.1 Membuat
laporan
pengelom
pokkan
profesi
keperawat
an
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 91 - 100
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 70 - 79
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap 80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 70 - 79
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan memahami Kemampuan memahami keperawatan tinggi 91 - 100
keperawatan Kemampuan memahami keperawatan cukup 80 - 90
Kemampuan memahami keperawatan kurang 70 - 79
b. Kemampuan mengelom-pokkan Kemampuan mengelom-pokkan profesi keperawatan
91 - 100
profesi keperawatan tinggi
Kemampuan mengelom-pokkan profesi keperawatan
80 - 90
cukup
Kemampuan mengelom-pokkan profesi keperawatan
70 - 79
kurang
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan informasi lengkap 91 - 100
informasi Kemampuan mendapatkan informasi cukup lengkap 80 - 90
Kemampuan mendapatkan informasi kurang lengkap 70 - 79
d. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan dalam bekerja tepat 91 - 100
Kemampuan dalam bekerja cukup tepat 80 - 90
Kemampuan dalam bekerja kurang tepat 70 - 79
e. Laporan Hasil Laporan disusun rapih 91 - 100
Hasil Laporan disusun cukup rapih 80 - 90
Hasil Laporan disusun kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79
Skor Maksimal
NK
Keterangan:
Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap komponen
ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total bobot untuk
komponen penilaian adalah 100
NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal
NK =
∑ Skor Perolehan × Bobot
Skor Maksimal
NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran