Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 8 Batam


Mata Pelajaran : Konsep Dasar Keperawatan
Komp. Keahlian : Asisten Keperawatan
Kelas/Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit (2 x pertemuan)
Materi Pokok : Kebutuhan Psikospiritual Manusia

A. Kompetensi Inti
Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi, tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Dasar-dasar Keperawatan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Dasar-dasar
Keperawatan.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerka mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung

B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis kebutuhan psikospiritual manusia
4.3 Melakukan identifikasi kebutuhan psikospiritual manusia

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1 Menganalisis pemenuhan kebutuhan psiko-spiritual manusia
3.3.2 Menganalisis asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan spiritual
3.3.3 Menafsirkan peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan psiko-spiritual pasien/klien
4.3.1 Mengimplementasikan pemenuhan kebutuhan psiko-spiritual manusia
4.3.2 Melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan spiritual

D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui menggali informasi, peserta didik dapat menganalisis pemenuhan kebutuhan
psiko-spiritual dengan penuh rasa ingin tahu
2. Melalui menggali informasi, peserta didik dapat menganalisis asuhan keperawatan pada
masalah kebutuhan spiritual dengan penuh rasa ingin tahu
3. Melalui menggali informasi, peserta didik dapat menafsirkan peran perawat dalam
pemenuhan kebutuhan psiko-spiritual pasien/kline dengan penuh rasa ingin tahu
4. Melalui menggali informasi, peserta didik dapat mengimplementasikan pemenuhan
kebutuhan psiko-spiritual manusia dengan penuh rasa ingin tahu
5. Melalui penugasan, peserta didik dapat melalukan asuhan keperawatan pada masalah
kebutuhan spiritual dengan bertanggung jawab
E. Materi Pembelajaran
1. Pemenuhan kebutuhan psikospiritual manusia
2. Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan spiritual
3. Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan psikospiritual pasien/klien

F. Pendekatan, Model dan Metode


1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Model pembelajaran : Discovery learning
3. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Alokasi
Kegiatan Uraian
waktu
 Guru memberi salam dan mempersiapkan kelas agar
lebih kondusif untuk berdo’a kemudian dilanjutkan
absensi, ( Religius )
 Guru menagih tugas minggu lalu mengenai pemeriksaan
10
Pendahuluan dan pencatatan hasil tindakan tanda-tanda vital
menit
 Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan buku
pelajaran, dan perlengkapannya ( rasa ingin tahu )
 Guru menyiapkan bahan ajar dan menyampaikan KD
dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
 Peserta didik duduk berkelompok (satu kelompok
terdiri dari 6/7 orang)
Kegiatan  Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi 110
Inti  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di menit
depan kelas dan melakukan tanya jawab dengan
kelompok lain
Penutup  Guru memberikan penguatan materi yang baru saja 15
dibahas , sehingga peserta didik dapat memperoleh
kepastian / kebenaran ilmu yang dipelajarinya.
 Guru mengingatkan materi yang akan dipelajari minggu
yang akan datang/ mengingatkan tugas yang harus
dikerjakan menit
 Guru mengajak Peserta didik mengakhiri pembelajaran
dengan bacaan hamdalah / pembacaan do’a penutup

2. Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Uraian
waktu
 Guru memberi salam dan mempersiapkan kelas agar
lebih kondusif untuk berdo’a kemudian dilanjutkan
absensi, ( Religius )
 Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan buku
Pendahuluan 10 menit
pelajaran, dan perlengkapannya ( rasa ingin tahu )
 Guru menyiapkan bahan ajar dan menyampaikan KD
dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

 Peserta didik duduk berkelompok (satu kelompok


terdiri dari 6/7 orang)
Kegiatan  Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi 110
Inti  Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di menit
depan kelas dan melakukan tanya jawab dengan
kelompok lain
Penutup  Guru memberikan penguatan materi yang baru saja 15
dibahas , sehingga peserta didik dapat memperoleh menit
kepastian / kebenaran ilmu yang dipelajarinya.
 Guru mengingatkan materi yang akan dipelajari minggu
yang akan datang/ mengingatkan tugas yang harus
dikerjakan
 Guru mengajak Peserta didik mengakhiri pembelajaran
dengan bacaan hamdalah / pembacaan do’a penutup

H. Penilaian Pembelajaran, Remidial Dan Pengayaan


1. Penilaian Sikap
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan
observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta
didik pada saat pembelajaran berlangsung. ( Penilaian Jurnal Observasi )

2. Penilaian pengetahuan
dilakukan dengan penugasan kepada peserta didik untuk membuat pertanyaan berkaitan
dengan materi yang dipelajarinya. (Penilaian Tugas / Tes tertulis / lisan )

3. Penilaian keterampilan
dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam mengkomunikasikan
hasil analisis. (Penilaian Portofolio )

I. Program Remidial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi pelajaran
dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain
peserta didik secara terencana mempelajari buku teks pelajaran Konsep Dasar Keperawatan
pada bagian tertentu yang belum dikuasainya. Guru menyediakan soal-soal latihan atau
pertanyaan yang merujuk pada pemahaman kembali tentang isi buku teks pelajaran. Peserta
didik diminta komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam rangka memahami materi
pelajaran yang belum dikuasainya. Guru kemudian mengadakan uji kompetensi kembali
pada materi yang belum dikuasai peserta didik yang bersangkutan.

J. Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai materi pelajaran
sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain peserta
didik diminta untuk mencari informasi materi relevan yang tingkat kompetensinya lebih
tinggi dari kompetensi yang diharapkan. Selain itu, peserta didik tersebut diminta
menyampaikan atau mengumpulkan hasil informasi yang ditemukan.

K. Media/Alat, Bahan, Dan Sumber Belajar


1. Media/Alat : Buku ajar
2. Bahan : Spidol , Penghapus.
3. Sumber Belajar
a. Yeni Lestari, S.Kep dkk, Konsep Dasar Keperawatan SMK/MAK Kelas X, Penerbit
Andi 2018.

Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya .

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.

Batam, Agustus 2019

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 8 Batam Guru Mata Pelajaran

Drs. Refio, MPd Yunita Mandasari, AMd.Keb, SKM


NIP. 19670101 199802 1 006
Catatan Kepala Sekolah
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

Lampiran
Materi Pembelajaran
Psiko-spiritual Manusia

PENGERTIAN SPIRITUAL
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pencipta. Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
 berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,
 menemukan arti dan tujuan hidup,
 menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
 mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.

Mempunyai kepercayaaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen


terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama,
kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam,
Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan Ketuhanan, kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau
kuasa, suatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan
sepenuhnya (action). Harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu
kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang
kurang menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada
individu untuk mencapai sutau prestasi dan berorientasi ke depan. Agama, adalah sebagai sistem
organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas
secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisasi
atau teratur.

Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup,
kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang
berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara
orang lain dan lingkungan) dan transpersonal  (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu
hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur
spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual dan kesadaran spiritual. Dimensi
spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal,
fisiologikal atau fisik, sosiologikal dan spiritual.

Kata “spiritual” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian
spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk
memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan,
dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atau pernyataan jiwa, kekudusan,
sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembangan pemikiran
dan perasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubungan dengan organisasi
keagaamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar,
penting, dan mampu menggerakan serta memimpin cara berfikir dan bertingkah laku seseorang .

Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna,
harapan, kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati
bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya
sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan
intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki
dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam
hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000)

Para ahli keperawatan menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat
diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal
bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi,
memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.

KETERKAITAN ANTARA SPIRITUAL, KESEHATAN DAN SAKIT


Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan
dan perilaku self-care klien. Keyakinan spiritual yang perlu di pahami antara lain
 menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi klien, seperti tentang makanan diet.
 sumber dukungan
Saat stress individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
 sumber kekuatan dan penyembuhan
Individu bisa menahan distress fisik yang luar biasa karena mempunyai keyakinan yang kuat.
 sumber konflik

Pada situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan,
seperti  pandangan penyakit.

Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan
tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan untuk
memberikan dan mendapatkan maaf .

KARAKTERISTIK SPIRITUAL
Spiritualitas mempunyai suatu karakter, sehingga bisa diketahui bagaimana tingkat spiritualitas
seseorang. Karakteristik spiritual tersebut, antara lain
1. Hubungan dengan diri sendiri
 Pengetahuan diri (siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya).
 Sikap (percaya pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, harmoni atau
keselarasan diri).
2. Hubungan dengan alam
 Mengetahui tentang tanaman, pohon, margasatwa dan iklim.
 Berkomunikasi dengan alam (bertanam, berjalan kaki), mengabadikan dan melindungi
alam.
3. Hubungan dengan orang lain
Harmonis
 Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik.
 Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit.
 Menyakini kehidupan dan kematian.
Tidak harmonis
 Konflik dengan orang lain.
 Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi.
4. hubungan dengan Ketuhanan
Agamis atau tidak agamis
 Sembahyang/berdo’a/meditasi.
 Perlengkapan keagamaaan.
 Bersatu dengan alam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan spiritualnya apabila mampu :
 Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan,
 Mengembangkan arti penderitaan dan menyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan,
 Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta,
 Membina integritas personal dan merasa diri berharga,
 Merasakan kehidupan yang terarah yang terlihat melalui harapan,
 Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.

KONSEP-KONSEP YANG TERKAIT DENGAN SPIRITUAL


Sebuah isu yang sering muncul dalam konsep keperawatan adalah kesulitan dalam membedakan
antara spiritual dengan aspek-aspek yang lain dalam diri manusia, khususnya membedakan
spiritual dari religi. Selain itu perawat juga perlu memahami perbedaan dimensi spiritual dengan
dimensi psikologi, dan memperkirakan bagaimana kebudayaan dengan spiritual saling
berhubungan.
 Religi
Berdasarkan kamus, religi berarti suatu sistem kepercayaan dan praktek yang berhubungan
dengan Yang Maha Kuasa (Smith, 1995). Pargamet (1997) mendefinisikan religi sebagai
suatu pencarian kebenaran tentang cara-cara yang berhubungan dengan korban atau
persembahan. Seringkali kali kata spiritual dan religi digunakan secara bertukaran, akan tetapi
sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Dari definisi religi, dapat digunakan sebagai
dasar bahwa religi merupakan sebuah konsep yang lebih sempit daripada spiritual. Mengingat
spiritual lebih mengacu kepada suatu bagian dalam diri manusia, yang berfungsi untuk
mencari makna hidup melalui hubungan intra-, inter-, dan transpersonal (Reed, 1992). Jadi
dapat dikatakan religi merupakan jembatan menuju spiritual yang membantu cara berfikir,
merasakan, dan berperilaku serta membantu seseorang menemukan makna hidup. Sedangkan
praktek religi merupakan cara individu mengekspresikan spiritualnya .

 Dimensi Psikologi
Karena fisik, psikologi, dan spiritual merupakan aspek yang saling terkait, sangat sulit
membedakan dimensi psikologi dengan dimensi spiritual. Akan tetapi sebagai perawat harus
mengetahui perbedaan keduanya.Spilka, Spangler, dan Nelson (1983) membedakan dua
dimensi ini dengan mengatakan bahwa dimensi psikologi berhubungan dengan hubungan
antar manusia seperti : berduka, kehilangan, dan permasalahan emosional. Sedangkan dimensi
spiritual merupakan segala hal dalam diri manusia yang berhubungan dengan pencarian
makna, nilai-nilai, dan hubungan dengan Yang Maha Kuasa.

 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan kumpulan cara hidup dan berfikir yang dibangun oleh sekelompok
orang dalam suatu daerah tertentu (Martsolf, 1997). Kebudayaan terdiri dari nilai,
kepercayaan, tingkah laku sekelompok masyarakat. Kebudayaan juga meliputi perilaku,
peran, dan praktek keagamaan yang diwariskan turun-temurun. Menurut Martsolf (1997) ada
tiga pandangan yang menjelaskan hubungan spiritual dengan kebudayaan, yaitu spiritual
dipengaruhi seluruhnya oleh kebudayaan, spiritual dipengaruhi pengalaman hidup yang tidak
berhubungan dengan kebudayaan, dan spiritual dapat dipengaruhi kebudayaan dan
pengalaman hidup yang tidak berhubungan dengan kebudayaan.

MANIFESTASI SPIRITUAL
Manifestasi spiritual merupakan cara kita untuk dapat memahami spiritual secara nyata.
Manifestasi spiritual dapat dilihat melalui bagaimana cara seseorang berhubungan dengan diri
sendiri, orang lain, dan dengan Yang Maha Kuasa, serta bagaimana sekelompok orang
berhubungan dengan anggota kelompok tersebut (Koenig & Pritchett, 1998).

Contoh kebutuhan spiritual individu adalah kebutuhan seseorang untuk mencari tujuan hidup,
harapan, mengekspresikan perasaan kesedihan maupun kebahagiaan, untuk bersyukur, dan untuk
terus berjuang dalam hidup. Kebutuhan spiritual menyangkut individu dengan orang lain
meliputi keinginan memaafkan dan dimaafkan serta mencintai dan dicintai. Menurut Nolan &
Crawford (1997) kebutuhan spiritual sekelompok orang meliputi keinginan kelompok tersebut
untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya.

Dalam kenyataannya, semua manusia memiliki dimensi spiritual,  semua klien akan
mengekspresikan dan memanifestasikan kebutuhan spiritual mereka kepada perawat. Karena
kurangnya pemahaman tentang kebutuhan spiritual, seringkali perawat gagal dalam mengenali
ekspresi kebutuhan spiritual klien, sehingga perawat gagal dalam memenuhi kebutuhan
tersebut.Kesejahteraan Spiritual,merupakan suatu kondisi yang ditandai adanya penerimaan
hidup, kedamaian, keharmonisan, adanya kedekatan dengan Tuhan, diri sendiri, masyarakat, dan
lingkungan sehingga menunjukkan adanya suatu kesatuan (Greer & Moberg, 1998). Dalam
hierarki kebutuhan dasar manusia, kesejahteraan spiritual termasuk dalam tingkat kebutuhan
aktualisasi diri .

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUAL


Menurut Taylor & Craven (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi spiritual seseorang adalah
 Tahap perkembangan seseorang
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat negara berbeda, ditemukan
bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda
menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak.
 Keluarga
Peran orang tua sangat menentukan dalam perkembangan spiritual anak. Hal yang penting
bukan apa yang diajarkan oleh orang tua pada anak tentang Tuhan, tetapi apa yang anak
pelajari mengenai Tuhan, kehidupan, diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. Oleh karena
keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam
mempersepsikan kehidupan di dunia, maka pandangan anak ada umumnya diwarnai oleh
pengalaman mereka dalam berhubungan dengan saudara dan orang tua.
 Latar belakang etnik dan budaya
Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan budaya. Pada umumnya
seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya
menjalankan kegiatan agama termasuk nilai moral dari hubungan keluarga. Akan tetapi perlu
diperhatikan apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja
pengalaman spiritual unik bagi setiap individu.
 Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat mempengaruhi
spiritual seseorang. Pengalaman hidup yang menyenangkan seperti pernikahan, kelulusan,
atau kenaikan pangkat menimbulkan syukur pada Tuhan. Peristiwa buruk dianggap sebagai
suatu cobaan yang diberikan Tuhan pada manusia untuk menguji imannya.
 Krisis dan perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang. Krisis sering dialami
ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan
kematian. Bila klien dihadapkan pada kematian, maka keyakinan spiritual dan keinginan
untuk sembahyang atau berdoa lebih meningkat dibandingkan dengan pasien yang
berpenyakit tidak terminal.
 Terpisah dari ikatan spiritual
Menderita sakit terutama yang bersifat akut, seringkali membuat individu terpisah atau
kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup sehari-hari juga
berubah antara lain tidak dapat menghadiri acara sosial, mengikuti kegiatan agama dan tidak
dapat berkumpul dengan keluarga atau teman yang biasa memberikan dukungan setiap saat
diinginkan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual beresiko terjadinya perubahan fungsi
spiritual.
 Isu moral terkait dengan terapi
Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk
menunjukkan kebesaranNya walaupun ada juga agama yang menolak intervensi pengobatan.
Prosedur medis seringkali dapat dipengaruhi oleh ajaran agama seperti sirkumsisi,
transplantasi organ, sterilisasi,dll. Konflik antara jenis terapi dengan keyakinan agama sering
dialami oleh klien dan tenaga kesehatan.

CARA PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PERAWAT


Perawat diharapkan terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan spiritualnya, sebelum membantu pasien
dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien. Dengan hal ini diharapkan perawat dapat lebih
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan spiritual perawat antara lain sebagai berikut.

 Beribadah dalam suatu komunitas.


Berpartisipasi dalam suatu komunitas rohani dapat meningkatkan spiritualitas. Banyak orang
merasa asing dengan orang-orang yang memiliki agama atau kepercayaan sama. Tetapi
dengan bergabung dalam suatu komunitas rohani dapat menimbulkan rasa nyaman dan dapat
meningkatkan rasa spiritual.
 Berdoa.
Berdoa, membaca kitab suci, merenungkan berkat dalam hidup dan berserah kepada Yang
Maha Kuasa merupakan cara yang baik dalam meningkatkan spiritual.
 Meditasi.
Beberapa orang manggunakan yoga atau meditasi untuk kembali menenangkan diri dan
memfokuskan pikiran kembali untuk menemukan makna dari suatu hal.
 Pembenaran yang positif.
Pembenaran yang positif dapat membantu seseorang menghadapi situasi stress. Salah satu
cara untuk mendapat pembenaran positif adalah dengan berdiam diri, sambil merenungkan
kitab suci atau nyanyian.
 Menulis pengalaman spiritual.
Perawat dapat menulis perasaan yang sedang dirasakan, pengalaman spiritual yang dialami,
atau semua inspirasi dan pikiran-pikiran yang timbul. Cara ini sangat bermanfaat bagi perawat
untuk dapat keluar dari situasi stress.
 Mencari dukungan spiritual.
Dukungan spiritual dapat datang dari mana saja. Perawat dapat mencari dukungan spiritual
dari komunitas rohaninya. Selain itu dukungan spiritual juga dapat diperoleh dari teman,
mentor, ataupun konselor.

Menurut Agus (2002) inti dari pemenuhan kebutuhan spiritual untuk mencapai kecerdasan
spiritual (Spiritual Quotient) adalah proses transendensi dan realisasi. Dalam proses
transendensi (menyendiri), pencerahan-pencerahan spiritual terjadi. Seseorang dapat
menjalankan hubungan yang paling intim dengan hakikat diri terdalamnya atau dengan
Tuhannya. Dengan memusatkan diri untuk sementara waktu dari keributan dunia, seseorang
dapat mencurahkan segenap kemampuannya untuk memahami makna dari apa yang telah
terjadi dan bagaimana seharusnya kejadian itu dapat diperbaiki .
Hal serupa juga dikemukakan oleh Danah Zohar & Ian Marshall (2002). Secara umum kita
dapat meningkatkan kecerdasan spiritual dengan meningkatkan proses tersier psikologi kita,
yaitu kecenderungan untuk bertanya mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala
sesuatu, untuk membawa ke permukaan asumsi-asumsi mengenai makna dibalik atau di
dalam sesuatu. Kita menjadi lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri kita,
bertanggung jawab, lebih sadar diri, lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani.
Lampiran Instrumen Penilaian

A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial

1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama


Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.
B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 8 Batam


Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Program Keahlian : Keperawatan
Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan (C2)
Kelas / Semester : X/ I

Bent No
Kompetensi
IPK Materi Indikator Soal uk So
Dasar
Soal al
3.3 3.3.1 Mengetahui Kebutuhan Psiko-  Siswa Uraia 1
tentang Spiritual Manusia: diminta n s.d
Menga Definisi  Definisi mengetahui 2
na-lisis Spiritualitas. Spiritualitas tentang
kebutuh 3.3.2  Aspek aspek definisi
an Spiritualitas Spiritualitas.
psiko- Menjelaska  Karakteristik  Siswa
spiritua n Aspek Spiritual diminta
l aspek  Konsep konsep menjelaskan
manusi Spiritualitas yang terkait Aspek aspek
a . dengan spiritual Spiritualitas.
3.3.3  Manifestasi .
spiritual
Menjelaska  Faktor yang
n Konsep berhubungan
konsep dengan
yang terkait Spiritualitas
dengan  Keterkaitan
spiritual. spritual ,
kesehatan dan
sakit
 Pemenuhan
kebutuhan
spiritual
perawat

Instrumen Soal Pengetahuan :


N Level
Soal Kunci Jawaban Skor
o Kognitif
1 Jelaskan tentang  Parks Pehamam
definisi menggambarkan spiritualitas sebagai an ( C2 )
Spiritualitas…? sebuah pencarian personal untuk
menjadi berarti, transenden, menyadari
keseluruhan jiwa, mencari tujuan, dan
memahami spirit sebagai yang
menghidupkan esensi pada hidup.
 Dewit-Weaver (dalam McEwen, 2004)
mendefinisikan spiritualitassebagai
bagaian dari dalam diri individu (core of
individuals) yang tidak terlihat (unseen,
invisible) yang berkontribusi terhadap
keunikan serta dapat menyatu dengan
nilai-nilai transendental (suatu kekuatan
yang maha tinggi/high power dengan
Tuhan/God) yang memberikan makna,
tujuan, dan keterhubungan.
 Spiritualitas juga didefinisikan sebagai
suatu tindakan untuk membuat dan
mencari makna melalui rasa
keterhubungan pada dimensi yang
melebihi diri sendiri (Reed, dalam
McEwen, 2004).
 Definisi lain menyatakan
bahwa spiritualitas adalah prinsip hidup
seseorang untuk menemukan makna dan
tujuan hidup serta hubungan dan rasa
keterikatan dengan sesuatu yang misteri,
maha tinggi, Tuhan, atau sesuatu yang
universal (Burkhardt, dalam McEwen
2004).
 Tischler (2002) mengatakan
bahwa spiritualitas mirip dengan suatu
cara yang berhubungan dengan emosi
atau perilaku dan sikap tertentu dari
seorang individu. Menjadi seorang yang
spiritual berarti menjadi seorang yang
terbuka, memberi, dan penuh kasih.
 Larson (2003) menyatakan
bahwa spiritualitas mengacu kepada
orientasi seseorang terhadap
pengalaman-pengalaman transedensi
atau karakteristik hakiki dari kehidupan,
seperti makna, arah dan tujuan hidup,
serta keterkaitannya. Kadang-kadang
spiritualitas mengacu pada pencarian
hal-hal suci dalam kehidupan.
 Spiritualitas merupakan sebuah bentuk
multidimensi dan dinamis. Emmons
(2003) mengatakan bahwa sangatlah
terlalu sederhana untuk menganggap
spiritualitas sebagai tingkah laku yang
pasif dan statis yang dimiliki seseorang,
atau perilaku yang terikat di dalamnya,
seperti ritual- ritual.
 Friedman et al
mendefenisikan spritualitas sebagai
proses aktif dan positif yang melibatkan
pencarian aktivitas-aktivitas yang
mengembalikan seseorang kepada rasa
keterpaduan (coherence), menuju
kualitas keutuhan dan kedamaian dalam
diri.
 Beberapa ahli menyamakan konsep
spiritualitas dengan agama atau praktik-
praktik keagamaan (Emblen & Halstead,
1993; dalam Smith, 1994). Menurut
mereka, spiritualitas tidak bertentangan
dengan agama, tetapi spiritualitas
merupakan fenomena yang lebih
inklusif. Bagi beberapa individu,
spiritualitas bisa dihubungkan serta
diungkapkan melalui agama formal,
sedangkan bagi sebagian individu yang
lain, spiritualitas dianggap tidak
berkaitan dengan keyakinan-keyakinan
keagamaan ataupun afiliasi keagamaan
yang lainnya (Elkins, et al. 1998, dalam
Smith 1994).
 Secara eksplisit, Piedmont (2001)
memandang spiritualitas sebagai
rangkaian karakteristik motivasional
(motivational trait), kekuatan emosional
umum yang mendorong, mengarahkan,
dan memilih beragam tingkah laku
individu. Lebih jauh, Piedmont (2001)
mendefinisikan spiritualitas sebagai
usaha individu untuk memahami sebuah
makna yang luas akan pemaknaan
pribadi dalam konteks kehidupan setelah
mati (eschatological).
 Elkins, dkk (dalam Smith, 1994)
mendeskripsikan spiritualitas dari
perspektif humanis dan eksistensial
dengan menciptakan definisi dari
tulisan- tulisan Maslow, Dewey, dan
Frankl tentang potensi-potensi positif
manusia. Elkins, dkk. kemudian
memandang spiritualitas sebagai suatu
fenomena yang secara potensial berada
di dalam diri setiap manusia. Menurut
mereka, spiritualitas dapat diartikan
sebagai jalan untuk menjadi serta
mengalami kesadaran spiritual yang
diperoleh melalui kesadaran dimensi
transendental yang ditandai oleh nilai-
nilai yang mampu diidentifikasi baik
yang datang dari diri sendiri, orang lain,
alam, kehidupan maupun nilai-nilai yang
mengarahkan seseorang untuk mencapai
tujuan puncak (Ultimate).

2 Sebutkanlah factor - Pertimbangan Tahap perkembangan Analsisis
penting Berdasarkan hasil penelitian terhadap ( C4 )
spiritualitas..? anak-anak dengan empat agama yang
berbeda ditemukan bahwa mereka
mempunyai persepsi tentang Tuhan dan
bentuk sembahyang dan berbeda
menurut usia, seks, agama, dan
kepribadian anak.
- Keluarga
Peran orang tua sangat menentukan
dalam perkembangan spiritualitas anak.
Yang penting bukan apa yang diajarkan
oleh orang tua kepada anaknya tentang
Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari
mengenai Tuhan, kehidupan dan diri
sendiri dari perilaku orang tua mereka.
Oleh karena keluarga merupakan
lingkungan terdekat dan pengalaman
pertama anak dalam mempersepsikan
kehidupan di dunia, maka pandangan
anak pada umumnya diwarnai oleh
pengalaman mereka dalam berhubungan
dengan orangtua dan saudaranya.
- Latar belakang etnik dan budaya
Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi
oleh latar belakang etnik dan sosial
budaya. Pada umumnya seseorang akan
mengikuti tradisi agama dan spiritual
keluarga. Anak belajar pentingnya
menjalanka agama. Termasuk nilai oral
dari hubungan keluarga dan peran serta
dalam berbagai bentuk kegiatan
keagamaan. Perlu diperhatikan apapun
tradisi agama atau sistem kepercayaan
yang dianut individu, tetap saja
pengalaman spiritual unik bagi tiap
individu.
- Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif
maupun pengalaman negatif dapat
mempengaruhi spiritualitas seseorang.
Sebaliknya juga dipengaruhi oleh
bagaimana seseorang mengartikan secara
spiritual kejadian atau pengalaman
tersebut. Sebagai contoh, jika dua orang
wanita yang percaya bahwa Tuhan
mencintai umatnya, kehilangan anak
mereka karena kecelakaan, salah satu
dari mereka akan bereaksi dengan
mempertanyakan keberadaan Tuhan dan
tidak mau sembahyang lagi. Sedangkan
wanita yang lain bahkan sebaliknya terus
berdoa dan meminta Tuhan
membantunya untuk mengerti dan
menerima kehilangan anaknya.
- Krisis dan perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan
kedalaman spiritual seseorang (Troth,
Craven, dan Hirnle). Krisis sering
dialami ketika seseorang menghadapi
penyakit, penderitaan, proses penuaan,
kehilangan dan bahkan kematian,
khusunya pada klien dengan penyakit
terminal atau dengan prognosis yang
buruk. Perubahan dalam kehidupan dan
krisis yang dihadapi tersebut merupakan
pengalaman spiritual selain juga
pengalaman yang bersifat fisikal dan
emosional.
- Terpisah dari ikatan spiritual
Menderita sakit terutama yang bersifat
akut, seringkali membuat individu
merasa terisolasi dan kehilangan
kebebasan pribadi dan sistem dukungan
sosial (social support system). Klien
yang dirawat merasa terisolasi dalam
ruangan yang asing baginya dan merasa
tidak aman. Kebiasaan hidup sehari-hari
juga berubah, antara lain tidak dapat
menghadiri acara resmi, mengikuti
kegiatan keagamaan atau tidak dapat
berkumpul dengan keluarga atau teman
dekat yang biasa memberikan dukungan
setiap saat diinginkan. Terpisahnya
seseorang dari ikatan spiritual berisiko
terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.

C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 8 Batam


Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Program Keahlian : Keperawatan
Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan (C2)
Kelas / Semester : X/ I

Kompetensi Bentu No
IPK Materi Indikator Soal
Dasar k Soal Soal
4.3. 4.3.1 Membuat  Laporan  Siswa Tes
laporan identifikasi diminta Prakte
Melakuk identifikas kebutuhan membuat k
an i psiko-spiritual laporan
identifika kebutuhan manusia. identifikasi
si psiko- kebutuhan
kebutuha spiritual psiko-
n psiko- manusia. spiritual
spiritual manusia.
manusia

Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 91 - 100
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 70 - 79
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap 80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 70 - 79
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan menganalisis Kemampuan menganalisis kebutuhan psiko-spiritual
91 - 100
kebutuhan psiko-spiritual manusia tinggi
manusia Kemampuan menganalisis kebutuhan psiko-spiritual
80 - 90
manusia cukup
Kemampuan menganalisis kebutuhan psiko-spiritual
70 - 79
manusia kurang
b. Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan identifikasi kebutuhan psiko-
91 - 100
identifikasi kebutuhan psiko- spiritual manusia tinggi
spiritual manusia Kemampuan melakukan identifikasi kebutuhan psiko-
80 - 90
spiritual manusia cukup
Kemampuan melakukan identifikasi kebutuhan psiko-
70 - 79
spiritual manusia kurang
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan informasi lengkap 91 - 100
informasi Kemampuan mendapatkan informasi cukup lengkap 80 - 90
Kemampuan mendapatkan informasi kurang lengkap 70 - 79
d. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan dalam bekerja tepat 91 - 100
Kemampuan dalam bekerja cukup tepat 80 - 90
Kemampuan dalam bekerja kurang tepat 70 - 79
e. Laporan Hasil Laporan disusun rapih 91 - 100
Hasil Laporan disusun cukup rapih 80 - 90
Hasil Laporan disusun kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d.  Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79

Pengolahan Nilai Keterampilan :

Nilai Praktik (NP)


Proses dan
Persiapan Sikap Kerja Waktu ∑ NK
Hasil Kerja
1 2 3 5 6
Skor Perolehan

Skor Maksimal

Bobot 10% 60% 20% 10%

NK

Keterangan:
 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap komponen
ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total bobot untuk
komponen penilaian adalah 100
 NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal
NK =
∑ Skor Perolehan × Bobot
Skor Maksimal

 NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK

Batam, Agustus 2019

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 8 Batam Guru Mata Pelajaran

Drs. Refio, MPd Yunita Mandasari, AMd.Keb, SKM


NIP. 19670101 199802 1 006

Anda mungkin juga menyukai