Anda di halaman 1dari 8

Nama : Anggun Hilda Melanie

Kelas :7B
Nomor :

Peninggalan Kerajaan Majapahit


Candi Tikus

Candi Tikus merupakan salah satu peninggalan kerajaan Majapahit. Letak


Candi Tikus ada di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto. Candi Tikus sebelumnya telah terkubur, namun
ditemukan kembali sejak tahun 1914 dan kemudian dilakukan pemugara pada
era 80an.

Candi Bajang Ratu

Candi Bajang Ratu merupakan sebuah candi berbentuk gapura peninggalan


Kerajaan Majapahit. Letak Bajang Ratu ada di Desa Temon, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada
abad ke-14 Masehi dan mulai dinamai Bajang Ratu sejak tahun 1915.
Candi Sukuh

Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten


Karanganyar yang ada di provinsi Jawa Tengah. Dengan corak Hindu, candi ini
juga jadi salah satu candi peninggalan Majapahit. Struktur bangunan Candi
Sukuh terdiri dari tiga teras.

Candi Brahu

Candi Brahu merupakan candi dalam kompleks situs arkeologi Trowulan


sebagai salah satu candi peninggalan Majapahit. Letak Candi Brahu ada di
Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto. Candi ini dibangun bercorak Buddha dengan tinggi mencapai 20
meter.
Candi Wringin Lawang

Candi Wringin Lawang adalah candi berbentuk gapura yang juga salah satu
peninggalan Majapahit. Letaknya ada di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto. Diperkirakan bangunan ini mulai dibangun pada abad
ke-14 Masehi lalu.

Candi Ceto

Candi Ceto terletak di lereng Gunung Lawu pada Desa Gumeng, Kecamatan
Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Diduga candi ini dibangun pada akhir masa
kejayaan Kerajaan Majapahit. Kompleks candi digunakan oleh penduduk
setempat dan juga peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan.
Candi Surawana

Candi Surawana merupakan candi bercorak Hindu yang terletak di Desa


Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Nama asli candi ini
adalah Wishnubhawanapura. Dibangun pada abad ke-14 oleh raja dari
Kerajaan Wengker yang masih di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Candi Wringin Branjang

Candi Wringin Branjang merupakan candi yang terletak di Desa


Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Bentuk atap candi
menyerupai atap rumah biasa, dan diduga bangunan candi ini merupakan
tempat penyimpanan alat-alat upacara dari zaman kerajaan Majapahit.
Candi Pari

Candi Pari terletak di Desa Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.


Sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit, candi ini dibangun untuk
mengenang tempat hilangnya seorang sahabat atau adik angkat dari salah
satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di
keraton Majapahit di kala itu.

Candi Kedaton

Candi Kedaton merupakan salah satu candi bercorak Hindu yang menjadi
peninggalan Kerajaan Majapahit. Letak candi ini berada di kompleks situs
arkeologi di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini memiliki
struktur terbentuk dari pondasi batu bata merah.
Candi Minak Jinggo

Candi Minak Jinggo merupakan situs peninggalan Majapahit yang terletak di


Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto. Struktur candi ini menjadi satu-satunya yang menggunakan batu
andesit di semua kompleks situs di Trowulan.

Candi Grinting

Candi Grinting merupakan candi yang terletak di Dusun Grinting, Desa


Karangjeruk, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Sebagai salah satu
peninggalan kerajaan Majapahit, candi ini pertama kali ditemukan oleh
pengrajin batu bata yang diperkirakan semacam pondasi lama.
Candi Jolotundo

Candi Jototundo merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit.


Bentuk Candi Jolotundo dikenal memiliki arsitektur bangunan yang sangat
megah. Letaknya ada di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten
Mojokerto dengan bentuk petirtaan yang mengalirkan mata air.

Candi Gentong

Candi Gentong merupakan salah satu dari tiga candi yang berderet dengan
arah bujur barat ke timur yaitu Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi
Gentong. Kini hanya Candi Gentong yang tersisar setelah dilakukan
pemugaran sejak tahun 1995. Letaknya ada di Desa Telogo Gede, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto

Prasasti Kerajaan Majapahit


1. Prasasti Alasantan (939 Masehi), ditemukan di Desa Bejijong, Kecamatan
Trowulan, Kabupaten Mojokerto
2. Prasasti Kamban (941 Masehi), ditemukan tertulis dalam bahasa Kawi
3. Prasasti Hara-Hara (966 Masehi), dikenal juga sebagai prasasti Trowulan VI
4. Prasasti Maribong (1264 Masehi), dikenal juga sebagai prasasti Trowulan II
5. Prasasti Wurare (1289 Masehi), ditemukan di daerah Kandang Gajak di
Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto
6. Prasasti Kudadu (1294 Masehi), ditemukan di lereng Gunung Butak di
wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.
7. Prasasti Sukamerta (1296 Masehi), ditemukan di Gunung Penanggungan,
dikenal juga sebagai Prasasti Raden Wijaya.
8. Prasasti Butulan (1298 Masehi), ditemukn di Kawasan Pegunungan Kapur
Utara di Kabupaten Gresik
9. Prasasti Balawi (1305 Masehi), ditemukan di Desa Blawi di wilayah
Kabupaten Lamongan
10. Prasasti Canggu (1358 Masehi), dikenal juga sebagai prasasti Trowulan I
11. Prasasti Biluluk I (1366 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bluluk,
Kabupaten Lamongan
12. Prasasti Karang Bogem (1387 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bungah,
Kabupaten Gresik
13. Prasasti Katiden (1392 Masehi), ditemukan di wilayah Kabupaten Malang
14. Prasasti Biluluk II (1393 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bluluk,
Kabupaten Lamongan
15. Prasasti Biluluk III (1395 Masehi), ditemukan di Kecamatan Bluluk,
Kabupaten Lamongan
16. Prasasti Lumpang (1395 Masehi), ditemukan di wilayah Kabupaten Malang
dan dikenal sebagai prasasti Katiden II
17. Prasasti Waringin Pitu (1447 Masehi), ditemukan di wilayah Kabupaten
Mojokerto
18. Prasasti Marahi Manuk, ditemukan di wilayah Kabupaten Mojokerto
19. Prasasti Parung, ditemukan di wilayah Kabupaten Mojokerto

Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit


1. Kitab Negarakertama, dikarang oleh Empu Prapanca pada tahun 1365
Masehi
2. Kitab Sutasoma, dikarang oleh Empu Tantular
3. Kitab Arjunawiwaha, dikarang oleh Empu Tantular
4. Kitab Kutaramanawa, dikarang oleh Gajah Mada
5. Kitab Kunjakarna, tidak diketahui siapa pengarangnya
6. Kitab Parthayajna, tidak diketahui siapa pengarangnya
7. Kitab Pararaton, tidak diketahui siapa pengarangnya
8. Kitab Sudayana, tidak diketahui siapa pengarangnya
9. Kitab Ronggolawe, tidak diketahui siapa pengarangnya
10. Kitab Sorandakan, tidak diketahui siapa pengarangnya
11. Kitab Panjiwijayakarma, tidak diketahui siapa pengarangnya
12. Kitab Usana Jawa, tidak diketahui siapa pengarangnya
13. Kitab Usana Bali, tidak diketahui siapa pengarangnya
14. Kitab Tantu Panggelaran, tidak diketahui siapa pengarangnya
15. Kitab Calon Arang, tidak diketahui siapa pengarangnya

Anda mungkin juga menyukai