Anda di halaman 1dari 2

ERGONOMI DAN PERANCANGAN KERJA

TIM 3 :

1. Alya Dwi Lisnawati (152111713093)

2. Sabila Rizki (152111713082)

3. M. Aditya Permana (152111713063)

4. M. Andrean Pamuja (152111713059)

5. Yossa Fitria Anwar (152111713044)

6. Dito Retandra (152111713047)

a). Studi Kasus :

Pada posisi A menunjukan :

1. Posisi yang nyaman atau posisi tersebut memudahkan dokter (H) untuk memeriksa
pasien, dimana posisi tempat duduk (M) dari dokter tidak merunduk dan berjarak
30-60 derajat dari objek atau pasien.(Komponen antara manusia dan alat kerja/ H-M)
2. Tidak hanya itu pada tempat duduk dokter terdapat bantalan tangan (hand resting)
dan tempat duduk bisa di adjust sesuai dengan posisi yang diinginkan. (Interaksi
antara alat kerja dan manusia/ M-H)
3. Selain itu posisi dokter terbilang presisi karena pandangan dokter tidak perlu
menunduk sehingga pandangan hanya tertuju layar monitor (M) yang diletakkan di
depan dokter. (Interaksi antara alat kerja dan lingkungan kerja/ M-E)
4. Selain itu lampu penerangan juga terbilang cukup dan pas karena telah tersambung
secara langsung di tempat duduk pasien. (Interaksi antara alat kerja dan manusia/
M-H)

Pada posisi B dikatakan tidak ergonomis karena :

1. Postur tubuh dokter yang merunduk dan tidak presisi dikarenakan posisi lampu
penerangan yang diletakkan di kepala (head lamp). (Interaksi antara alat kerja dan
manusia/ M-H)
2. Selain itu jarak antara dokter dan pasien tidak berjarak 30-60 derajat. (Interaksi
antara alat kerja dan lingkungan kerja/M-E)
3. Posisi dokter yang tidak dengan duduk melainkan dengan berdiri yang menyebabkan
nyeri pada sendi. (Interaksi antara manusia dan lingkungan kerja/ H-E)

b). Bagian tubuh yang mengalami kesakitan atau nyeri serta rekomendasi :

1. Leher bagian atas dikarenakan posisi kepala menunduk dan miring. Rekomendasi yang
dapat dilakukan ialah dengan melakukan peregangan sebanyak 2-3 kali sehari atau
dilakukan ketika dokter selesai melakukan perawatan pada pasien.
2. Leher bagian bawah dikarenakan adanya tekanan yang disebabkan oleh leher bagian
atas. Rekomendasi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan optimal dental posture
dimana leher ditekuk, siku sejajar dengan lantai, pinggul dan lutut ditekuk dengan paha
sejajar dengan lantai.

3. Lengan atas kanan dikarenakan saat dokter tengah memeriksa pasien lengan atas
tersebut digunakan sebagai penyangga (tidak ada hand resting pada tempat duduk dokter)
yang menyebabkan lengan menjadi nyeri. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu
memodifikasi desain tempat duduk dokter dengan menambah bantalan pada bagian lengan.

4. Punggung dikarenakan melakukan perawatan dengan posisi merunduk (awkward


position). Rekomendasi yang diberikan yaitu dengan menyesuaikan sandaran tempat duduk
agar dapat diatur sesuai dengan keamanan dan kenyamanan.

5. Pinggang dikarenakan posisi dokter membungkuk dan miring. Rekomendasi yang dapat
diberikan yaitu mengganti tempat duduk dengan karakteristik : kursi berkaki lima, tinggi kursi
dapat disesuaikan, dan sandaran punggung sesuai lekuk tubuh.

6. Betis kanan dan kiri dikarenakan posisi dokter saat melakukan pemeriksaan dalam posisi
berdiri dalam waktu yang cukup lama. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dengan
melakukan peregangan sebanyak 2-3 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai