Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya dalam mengajar
kimia SMA selama ini, siswa masih kesulitan mempelajari kimia. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil belajar Ulangan Harian kimia yang diperoleh siswa
SMAN 2 Kampar Kelas XI IPA pada semester sebelumnya, yaitu 35%
siswa belum mencapai target KKM yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil analisa soal ternyata bukan hanya soal-soal hitungan saja yang tidak
bisa dijawab dengan baik. Soal-soal pemahaman konsep pun masih masih
banyak siswa yang menjawab tidak tepat.
Mata pelajaran menarik tidaklah sulit untuk diajarkan. Ketika mata
pelajaran tidak menarik, hanya mendengar nama mata pelajarannya saja
siswa sudah kehilangan motivasi untuk belajar. Pembelajaran Kimia
seharusnya memberikan suasana belajar yang menarik untuk mencapai
hasil yang maksimal. Iklim belajar yang menarik akan konduksif untuk
menciptakan situasi belajar atau iklim kelas aktif, konstruktif, belajar
melalui pengalaman , belajar kooperatif / kolaboratif.
Oleh karena itu saya harus menemukan cara supaya belajar itu
adalah hal yang menyenangkan. Untuk mengatasi permasalah di atas saya
mencoba menerapkan permainan pencocokan kartu indeks untuk
meningkatkan pemahaman konsep Kimia siswa.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Permainan
Pencocokan Kartu Indeks dapat meningkatkan pemahaman konsep Kimia
Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 KAMPAR Tahun Pelajaran
2018/2019?”

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep
Kimia khususnya konsep koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 2
KAMPAR Tahun Pelajaran 2018/2019?.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti sendiri : meningkatkan kemampuan dalam memecahkan

permasalahan yang muncul dari siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah : sebagai bahan supervisi kegiatan pengembangan

pembelajaran.

3. Bagi Siswa : meningkatkan pemahaman konsep kimia dalam pokok

bahasan koloid

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Efektif
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari
serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam suatu situasi edukatif untuk mencapai tujuan.
Menurut Yusuf Hadi Miarso (2007: 550), pembelajaran efektif adalah
pembelajaran yang dapat menghasilkan prosedur yang tepat.
Pada pembelajaran efektif terdapat dua hal penting, yaitu terjadinya
belajar pada siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan
siswanya. Suatu proses belajar mengajar dapat membangkitkan proses
belajar.Mengajar merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau
sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses pembelajaran.
Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Menurut
Sardiman (2008:49) hasil belajar itu dipengaruhi oleh banyak
komponen, terutama aktivitas siswa sebagai subjek belajar Prinsip utama
belajar adalah berbuat yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku.
Berbuat artinya melakukan kegiatan yang disebut aktivitas.
Menurut Kunandar (2008) aktivitas siswa dalam belajar adalah
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, dan perhatian dalam
kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan, proses belajar
mengajar serta memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Oleh sebab itu
siswa harus mampu belajar secara efektif dan partisifasi aktif dalam proses
pembelajaran.
Aktivitas dalam belajar terbagi dua yang saling berkaitan,
yaitu; aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Penggolongkan
aktivitas belajar adalah sebagai berikut:
1) Visual activities atau kegiatan-kegiatan visual.

3
Kegiatan visual merupakan kegiatan yang berkaitan
dengan indra penglihatan. Aktivitas siswa yang termasuk
kedalamnya antara lain membaca, memperhatikan gambar-
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Oral activities atau kegiatan-kegiatan lisan.
Merupakan kegiatan yang disampaikan dalam kata-kata.
saran, diskusi wawancara, interupsi, mengemukakan fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian dan mengajukan pertanyaan
3) Listening activities atau kegiatan-kegiatan mendengarkan.
Kegiatan audio merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
indra pengdengaran. Aktivitas siswa yang termasuk
kedalamnya seperti mendengarkan: uraian, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan
dan mendengarkan radio.
4) Writing activities atau kegiatan-kegiatan menulis.
Aktivitas siswa yang termasuk dalam kegiatan ini
antara lain; menulis: cerita, membuat laporan, menyalin,
memeriksa karangan, mengerjakan soal-soal atau tes dan mengisi
angket.
5) Drawing activities atau kegiatan-kegiatan menggambar.
Aktivitas siswa yang termasuk dalam kegiatan ini
yaitu menggambar, membuat peta, membuat grafik, diagram dan
pola.
6) Motor activities atau kegiatan-kegiatan motorik
Merupakan aktivitas yang melibatkan alat gerak manusia.
Aktivitas yang termasuk kegiatan ini antara lain:
melakukan percobaan, menyelenggarakan permainan, berkebun,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran dan menari.
7) Mental activities atau kegiatan-kegiatan mental.

4
Aktivitas siswa yang termasuk kedalam kegiatan ini
seperti: memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan, merenungkan dan memecahkan masalah.

8) Emotional activities atau kegiatan-kegiatan emosional.


Aktivitas emosional seseorang antara lain; menaruh
minat, bersemangat, berani, tenang, gugup, marah dan lain
sebagainya.
Klasifikasi aktivitas di atas menunjukkan bahwa aktivitas
belajar sangat kompleks dan bervarisi (Paul B. Diedrich dalam
Sardinian, 2008). Dalam kegiatan permainan pencocokan kartu indeks
adalah aktivitas motoriknya yang sangat menonjol. Tapi bukan berarti
aktivitas lain tidak dilakukan, karena permainan ini hanya bisa
dilaksanakan diakhir pembelajaran suatu pokok bahasan.

B. Permainan Pencocokan Kartu Indeks


Kartu indeks adalah sepasang kartu yang terdiri dari kartu
pertanyaan dan kartu jawaban (Siberman,2006). Supaya tidak
membingungkan mana kartu pertanyaan dan mana kartu jabawan, maka di
samping kiri atas kartu diberi kode. Kode X untuk kartu pertanyaan dan
kode Y untuk kartu jawaban, seperti gambar berikut:

X Y

Gambar 1. a. Kartu Pertanyaan Gambar 1.b. Kartu Jawaban

Hal ini juga untuk memudahkan siswa mencari pasangan kartu,


karena tidak mungkin kartu akan berpasangan sesama X atau sesama Y.

5
Tetapi warna kartu harus sama supaya tidak ada beda kartu ketika siswa
memilih kartu mana yang akan diambilnya.

Gambar 2.a. Jawaban sudah pasti salah jika pasangan kartu X-X

Gambar 2.b. Jawaban sudah pasti salah jika pasangan kartu Y-Y

Buat kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah


jumlah siswa, begitu juga dengan jumlah kartu jawaban. Jika jumlah siswa
ganjil tidak ada salahnya guru ikut serta dalam permainan ini.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan ini saya laksanakan di kelas XI IPA pada semester genap


dengan KD 3.14. Menerapkan konsep koloid dalam menyelesaikan
masalah. Pada pokok bahasan ini saya bagi kedalam 4 (empat) kali
pertemuan. Setiap pertemuan saya gunakan metode yang sama. Untuk
pertemuan pertama saya gunakan metode ceramah. Pertemuan kedua saya
gunakan pendekatan sistematik untuk penyelesaian masalah dengan
menggunakan key relation chart (kartu rumus) karena sudah sampai pada
pembahasan soal-soal. Pertemuan kedua mengunakan diskusi informasi
karena materinya pemahaman konsep. Pertemuan keempat merupakan
lanjutan pemahaman konsep dan saya gunakan permainan pencocokan
kartu indeks. Permainan ini dilaksanakan 1 jam pelajaran terakhir, 1 jam
pelajaran pertama digunakan untuk latihan soal-soal sambil membahas
pertanyaan-pertanyaan dari siswa.

Siswa kelas XI IPA berjumlah 20 orang, sehingga terdapat 10 buah kartu


pertanyaan dan 10 kartu jawaban, sebagai berikut:

Tabel Kartu Pertanyaan dan Kartu Jawaban

Kartu Pertanyaan Kartu Jawaban


1. Suspensi Air sungai yang keruh, campuran air
dengan pasir
2. Aerosol Asap, debu, kabut, awan
3. Emulsi Mayonnaise, minyak bumi, dan minyak
ikan
4. Sol Air sungai, tinta tulis, cat
5. Efek Tyndall Berkas sinar matahari melalui celah
daun pohon-pohon pada pagi yang

7
berkabut
6. Gerak Brown Gerak zig-zag partikel koloid
7. Elektroforesis Identifikasi DNA dalam rangka
mengidentifikasi korban/pelaku
kejahatan
8. Adsorbsi Penjernihan air
9. Koagulasi Pembentukan delta di muara sungai
10. Dialisis Proses cuci darah pada penderita gagal
ginjal

Prosedur Permainan Pencocokan Kartu Indeks:

1. Campurkan dua kumpulan kartu (kartu pertanyaan dan kartu


jawaban). Kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampur
aduk.
2. Letakkan setiap kartu di atas meja dalam kondisi tertutup (seperti
gambar).

Gambar 3. Kartu diletakkan tertutup di atas meja.


3. Minta setiap siswa mengambil satu kartu secara bergiliran.

8
4. Siswa yang sudah mengambil kartu diminta keluar ruangan kelas
sambil menunggu siswa lain keluar juga.

Gambar 4 . Siswa mencari pasangan kartunya.


5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan kartu mereka.
Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang
berpasangan itu untuk masuk kelas dan mencari tempat duduk
bersama.

Gambar 5.a . Siswa duduk bersama pasangan kartunya.

9
Gambar 5.b . Siswa duduk bersama pasangan kartunya.
6. Pasangan berikutnya mencari tempat duduk dibelakang pasangan
yang masuk duluan dan seterusnya, sehingga guru dapat memantau
kecepatan menjawab dan ketepatan jawabannya.
7. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan
setiap pasangan membacakan kartunya dan melakukan diskusi
kebenaran jawabannya.

B. Hasil Permainan Pencocokan Kartu Indeks


Kesalahan yang dibuat oleh seorang siswa akan mengakibatkan
sekurang-kurangnya 4 (empat) siswa lainnya akan menjawab salah. Pada
saat inilah saya menanamkan nilai-nilai moral bahwa kesalahan yang kita
buat akan berakibat negatif kepada orang lain, sehingga kita harus berhati-
hati dalam berbuat dan bertindak. Permainan berlangsung seru, siswa
saling berdiskusi mencocokkan pasangan kartunya.
Pada hasil pembahasan kebenaran jawaban terdapat 2 pasang kartu
( 4 orang siswa) yang salah jawabannya (20 % siswa menjawab salah) dan
80% siswa menjawab benar.Yaitu kartu dengan elektroforesis dan
adsorbpi. Pada tabel yaitu kartu nomor 7, dan nomor 8. Keempat siswa ini

10
disuruh kembali keluar kelas untuk berdiskusi dan masuk kembali ke kelas
setelah menemukani pasangan kartunya yang tepat.
Selanjutnya permainan diulang kembali dan kartu kembali di acak.
Pada permainan kedua ini 100% siswa menemukan pasangan kartunya.
Respon siswa setelah proses pembelajaran berlangsung sangat baik,
mereka bertanya kapan kita bermain berkembali. Harapan saya untuk masa
yang akan datang semoga mata pelajaran kimia menjadi mata pelajaran
yang disukai oleh seluruh siswa.

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan best practise yang telah dilakukan dapat di ambil

kesimpulan, yaitu permainan pencocokan kartu indeks dapat

meningkatkan pemahaman konsep kimia siswa pada pokok bahasan koloid

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian best practise ini, penulis memberi


saran sebagai berikut :
1) Kepada guru yang akan menggunakan permainan pencocokan
kartu indeks ini, supaya memberi ruang yang luas kepada siswa
untuk mencari pasangan kartunya.
2) Penggunaan permainan pencocokan kartu indeks dapat juga
diterapkan pada materi pokok yang lain asal saja karakteristik
tujuan yang akan dicapai sama yaitu pemahaman konsep.

12

Anda mungkin juga menyukai