Anda di halaman 1dari 47

RENCANA GERAKAN PLHBS

SMP NEGERI 2 KALIJATI


TAHUN 2022

Disusun oleh
Tim Adiwiyata Sekolah

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SATUAN PENDIDIKAN FORMAL
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KALIJATI
Jln. Baru Kalijati No. 59 Telp. (0260) 460160 Kode Pos 41271
Website: smpn2kalijati.sch.id Email: info@smpn2kalijati.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA GERAKAN PBLHS SMP NEGERI 2 KALIJATI


TAHUN 2022

Subang, 10 Januari 2022


Ketua Komite KSPF SMPN 2 Kalijati
SMPN 2 Kalijati, Kabupaten Subang,

Asep Sumarna Drs. H. Opa Mustopa


Pembina Tingkat I, IV/b
NIP 19603131994121003

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya Rencana Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di SMP Negeri 2
Kalijati Tahun 2021 dapat tersusun. Rencana ini merupakan suatu perencanaan pencapaian
peningkatan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Kalijati Kabupaten Subang yang di
dalamnya memuat konsep Gerakan PBLHS, sasaran, Rencana, teknis pelaksanaan, serta
monitoring dan evaluasi yang harus dilaksanakan oleh semua civitas akademika sekolah.
Rencana ini secara garis besar memuat terdiri dari 5 (lima) BAB. BAB I
Pendahuluan menguraikan Latar Belakang, Landasan Hukum, Tujuan, dan Manfaat. BAB
II Gerakan PBLHS membahas mengenai Konsep Gerakan PBLHS, Kegiatan Gerakan
PBLHS, dan Alternatif Sekolah dalam Melaksanakan Gerakan PBLHS. BAB III Rencana
Gerakan PBLHS memuat Evaluasi Diri Sekolah, Identifikasi Potensi Masalah Lingkungan
Hidup. Rencana Kerja 4 Tahunan, dan Rencana Kerja Tahunan. BAB IV Monitoring,
Evaluasi, dan Pelaporan menguraikan monitoring dan evaluasi, mekanisme monitoring dan
evaluasi, serta pelaporan. BAB V Penutup menjelaskan simpulan.
Sebaik apapun sebuah program atau rencana, maka tidak akan ada artinya tanpa ada
implementasi yang baik. Untuk memperoleh hasil yang optimal sangat diperlukan kerja
sama yang baik antara semua pihak yang terlibat di dalamnya. Manusia hanya punya
rencana tetapi Allah yang menentukan berhasil atau tidaknya. Kita hanya bias berharap,
semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan meridhoi setiap gerak dan
langkah kita. Amiin…

Subang, 10 Januari 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PEGESAHAN ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Landasan Hukum …………………………………………………… 2
C. Tujuan ………………………………………………………………. 4
D. Manfaat ……………………………………………………………... 5
BAB II GERAKAN PBLHS
A. Konsep Gerakan PBLHS .................................................................... 6
B. Kegiatan Gerakan PBLHS .................................................................. 6
C. Alternatif Sekolah dalam Melaksanakan Gerakan PBLHS ……. 7
BAB III RENCANA GERAKAN PBLHS
A. Evaluasi Diri Sekolah ......................................................................... 10
B. Identifikasi Potensi Masalah Lingkungan Hidup ............................... 13
C. Rencana Kerja 4 Tahunan ................................................................... 21
D. Rencana Kerja Tahunan ...................................................................... 27
BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi .................................................................... 32
B. Mekanisme Monev ............................................................................. 32
C. Pelaporan ............................................................................................ 33
BAB V PENUTUP ………………………………………………………….. 35
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 36
LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Adiwiyata SMP Negeri 2
Kalijati Tahun 2020-2023 ………………………………………………….. 37
2. Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Gerakan PBLHS ………. 43

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai proses kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk memiliki
kekutatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi yang bermanfaat bagi peserta didik maupun lingkungan.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya dari segi kompetensi pendidik
yang terus diperhatikan, melainkan juga kualitas kondisi sekolah menjadi faktor
pendukung utama peningkatan tersebut, sehingga terwujud lingkungan sekolah
sebagai media pembelajaran yang sehat, nyaman serta membentuk siswa yang
kreatif. Kerusakan lingkungan cenderung meningkat akibat bertambahnya penduduk
dan upaya-upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa disertai upaya pelestarian
fungsi lingkungan. Akhirnya terjadi ketidakseimbangan alam. pertumbuhan
penduduk dan pengambilan sumber daya alam yang jauh melampaui daya
dukungnya merupakan salah satu penyebabnya. Isu-isu tersebut berkembang menjadi
permasalahan lingkungan yang serius.pencemaran udara, sampah, kelangkaan air
bersih, kerusakan lahan dan hutan, longsor, banjir dan kekeringan, merupakan
masalah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dewasa ini.
Adiwiyata, merupakan program pembentukan sikap peserta didik dan warga
sekolah terhadap lingkungan, yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
Hal ini diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik di sekolah, rumah atau
lingkungan tempat tinggalnya. Termasuk di dalamnya program Kurikulum Berbasis
Lingkungan, artinya kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan serta
mengintegrasikan materi lingkungan ke dalam pembelajarannya yang sesuai dengan
topik bahasannya.

1
2

Gerakan Peduli dan Berbasis Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) meliputi


tiga kegiatan diantaranya perencanaan gerakan PBLHS, Pelaksanaan Gerakan
PBLHS dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan gerakan PBLHS. Perencanaan
gerakan PBLHS disusun berdasarkan laporan pelaksanaan Gerakan PBLHS tahun
2021, laporan EDS, serta hasil Identifikasi Potensi dan Masalah Lingkungan
Hidup (IPMLH) yang memuat potensi lingkungan hidup sekolah, masalah
lingkungan hidup sekolah serta potensi dan ketahanan bencana, jenis kegiatan,
waktu pelaksanaan, target capaian, penanggung jawab, sumber pembiayaan dan
pihak yang terlibat.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kalijati memiliki lokasi dengan lahan yang
cukup luas merupakan modal utama dalam memberikan peluang kepada peserta
didik dan guru untuk memanfaatkannya sebagai media belajar berbasis lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka SMP Negeri 2 Kalijati bertekad untuk menerapkan
perilaku ramah lingkungan hidup melalui program Gerakan Peduli dan Berbudaya
Lingkungan Hidup di Sekolah.

B. Landasan Hukum
Dasar hukum pelaksanaan program adiwiyata sekolah antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
3

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah


(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
4

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah;
22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
P.52/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 Tahun 2019 tentang Gerakan Peduli dan
Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah;
23. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
P.53/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 Tahun 2019 tentang Penghargaan
Adiwiyata.

C. Tujuan
Program Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di SMP Negeri 2
Kalijati memiliki tujuan untuk mewujudkan:
1. perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup;
2. peningkatan kualitas lingkungan hidup.
5

D. Manfaat
Program Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di SMP Negeri 2
Kalijati memiliki manfaat antara lain:
1. Terciptanya perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab terhadap pelestarian
lingkungan hidup;
2. Terciptanya lingkungan hidup yang berkualitas;
3. Terciptanya peningkatan kualitas kesehatan warga sekolah;
4. Terciptanya peningkatan kenyamanan warga sekolah;
5. Terwujudnya insan religius, berkarakter, dan kompetitif.
BAB II
GERAKAN PBLHS

A. Konsep Gerakan PBLHS


Pendidikan Lingkungan Hidup adalah upaya upaya untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi kepedulian individu, komunitas,
organisasi dan berbagai pihak terhadap permasalahan lingkungan untuk
keberlanjutan pembangunan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Gerakan peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah disebut juga gerakan
PBLHS. Gerakan ini dtertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang
Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah. Gerakan ini
merupakan aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan
yang dilakukan sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.
Gerakan peduli lingkungan di sekolah memiliki dua tujuan. Pertama,
mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kedua, peningkatan kualitas lingkungan
hidup. Perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab disebut Penerapan
Perilaku Ramah Lingkungan Hidup yang disingkat PRLH. Menurut Pasal 1
peraturan menteri ini, PRLH merupakan sikap dan tindakan warga sekolah
dalam menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

B. Kegiatan Gerakan PBLHS


Perlu diketahui menurut Pasal 8 Ayat 2 Peraturan Menteri ini, gerakan
PBLHS dilaksanakan melalui lima kegiatan. Pertama, pembelajaran pada mata
pelajaran, ekstrakurikuler dan pembiasaan diri. Kedua, penerapan PRLH untuk
masyarakat sekitar sekolah. Ketiga, membentuk jejaring kerja dan komunikasi.
Keempat, kampanye dan publikasi gerakan PBLHS. Kelima, membentuk dan
memberdayakan Kader Adiwiyata. Demikianlah gambaran umum gerakan
PBLHS. Gerakan ini dapat dinilai positif karena melalui ke giatan ini warga
sekolah mendapatkan pendidikan lingkungan hidup.

6
7

Pendidikan lingkungan hidup menurut Pasal 1 Peraturan Menteri ini adalah


upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi kepedulian
individu, komunitas, organisasi dan berbagai pihak terhadap masalah
lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan generasi sekarang dan yang
akan datang. Pendidikan lingkungan hidup merupakan hak setiap orang. Secara
tegas ini dinyatakan dalam Pasal 65 Ayat 2 UU RI Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam pasal
tersebut dinyatakan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan
hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Masalahn ya gerakan PBLHS
masih sangat umum. Di dalamnya belum mencakup aspek teknis pelaksanaan
kegiatan. Padahal aspek teknis tersebut diperlukan sebagai pedoman sekolah
melaksanakan kegiatan lingkungan hidup.

C. Alternatif Sekolah dalam Melaksanakan Gerakan PBLHS


Terkait dengan aspek teknis tersebut, berikut ini alternatif yang dapat
dilaksanakan sekolah dalam melaksanakan gerakan PBLHS. Pertama, dalam
melaksanakan gerakan PBLHS melalui pembelajaran, sekolah dapat
mengintegrasikan gerakan ini dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler. Intrakurikuler adalah kegiatan guru dan siswa secara tatap
muka. Kokurikuler adalah pendukung kegiatan intrakurikuler seperti
penugasan oleh guru pada siswa. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pengembangan bakat dan minat siswa.
Sementara untuk pembiasaan diri, pelaksanaan gerakan PBLHS dapat
diintegrasikan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Perlu diketahui,
menurut Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter, PPK dilakukan dengan tiga prinsip. Tiga prinsip tersebut
adalah: 1) berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik, 2)
keteladanan pada lingkungan pendidikan. 3) berlangsung melalui pembiasaan
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tiga prinsip tersebut, maka jika
sekolah memiliki program pembiasaan membuang sampah sesuai tempat
8

pemilahannya, maka guru harus mengikuti program tersebut sebagai teladan


siswa.
Kedua, terkait penerapan PRLH untuk masyarakat, sekolah dapat
mensinergikan program sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah.
Misalnya, jika RT atau RW di sekitar sekolah memiliki program kerja bakti
bersih lingkungan, sekolah dapat menawarkan diri sebagai pelaksanana
program tersebut. Ketiga, terkait pembentukan jejaring kerja dan komunikasi
sekolah dapat mengadakan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Contohnya, sekolah dapat berkonsultasi dengan DLH tentang program sekolah
terkait lingkungan. Harapannya, dengan menjalin komunikasi dengan DLH,
sekolah mendapat masukan untuk pengembangan program.
Keempat, terkait kampanye dan publikasi gerakan PBLHS, sekolah dapat
memanfaatkan website sekolah dan aplikasi media sosial. Kedua layanan
tersebut dapat dijadikan sarana mempublikasikan kegiatan terkait lingkungan
yang dilaksanakan sekolah. Selain itu, sekolah juga dapat juga bekerjasama
dengan Pers. Tujuannya sama yaitu sebagai sarana publikasikan kegiatan
terkait lingkungan yang diadakan sekolah. Kerja sama dengan pers merupakan
cara efektif. Menurut Pasal 3 Ayat 1 UU RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers dinyatakan pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Berdasarkan pasal tersebut, kampanye
dan publikasi gerakan PBLHS memang senada dengan salah satu fungsi pers
yaitu media informasi pendidikan. Kelima, terkait pembentukan dan
memberdayakan Kader Adiwiyata, sekolah dapat mengadakan kegiatan
lingkungan yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah. Menurut
Pasal 8 Ayat 3 Peraturan Menteri Lingungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019.
Pembelajaran pada mata pelajaran, ekstrakurikuler, dan pembiasaan diri
yang mengintegrasikan penerapan PRLH di sekolah meliputi aspek-aspek
antara lain:
1) kebersihan, fungsi sanitasi, dan drainase,
2) pengelolaan sampah,
3) penanaman dan pemeliharaan pohon atau tanaman,
9

4) konservasi air,
5) konservasi energi; dan
6) inovasi terkait penerapan perilaku ramah lingkungan.
Akan sangat baik jika pengembangan kegiatan adiwiyata sekolah
mencakup aspek-aspek dalam pasal tersebut. Semua bentuk pelaksanaan
gerakan PBLHS yang disampaikan hanya alternatif. Artinya semuanya masih
dapat dikembangkan sesuai potensi yang dimiliki sekolah.
BAB III
RENCANA GERAKAN PBLHS

A. Evaluasi Diri Sekolah


1. Standar Kompetensi Lulusan
Alumni belum sepenuhnya terlibat dalam kegiatan lingkungan hidup. Potensi
keterlibatan alumni dalam mengembangkan sekolah yang berbasis budaya
dan lingkungan hidup sangat besar. Lulusan yang dihasilkan belum memiliki
rasa memiliki dan menghargai budaya dan lingkungan hidup sebagai tempat
yang harus dijaga, dilindungi, dan dilestarikan.
2. Standar Isi
Kurikulum sudah sesuai dengan relevan ditandai pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Kemernterian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurikulum sekolah dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah,
kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan
kebutuhan pembelajaran. Kurikulum sekolah telah menyiapkan dokumen
pengembangan budaya dan lingkungan hidup. Dalam penyelenggaraan
Pendidikan karakter berbasis budaya dan lingkungan hidup belum terlaksana
secara sistematis dan menyeluruh.
3. Standar Proses
Ada RPP dan Ekstrakurikuler terkait ingkungan tapi isu yang dibahas sebatas
lingkungan hidup sekolah belum mengupayakan/mengintegrasikan penerapan
PRLH dalam materi ajar. Baru 40% pendidik yang mengintegrasikan
penerapan PRLH ke RPP dan pelaksanaan pembelajaran. RPP masih dibuat
parsial dan hanya menyelipkan kata lingkungan atau sampah, energi,
keanekaragaman hayati, air, dan makanan sehat (SEKAM) dalam RPP belum
membahas lingkungan secara luas khususnya PMLH local dan global. Peserta
didik minim pemahaman tentang isu-isu penerapan PRLH dan belum menjadi
bahasan atau penelitian dalam pembelajaran mapel dan ekstrakurikuler.
Pembiasaan penerapan PRLH baru melibatkan sebagian peserta didik.
Perilaku pemilahan dan kelola sampah dengan Reduce, Reuse, Recycle (3R)

10
11

masih minim. Proses pembelajaran yang mengintegrasikan Pendidikan


karakter berbasis budaya dan lingkungan hidup belum terlaksana secara
optimal sehingga hasil yang diharapkan peserta didik yang berbudaya,
tangguh, dan berdaya saing belum tecapai.
4. Standar Penilaian
Penilaian terbagi dua, yaitu autentik dan non autentik. Penilaian non autentik
seharusnya digunakan untuk menilai pencapaian perkembangan siswa dalam
penerapan budaya dan lingkungan hidup dalam keseharian baik di sekolah
maupun di luar sekolah belum terlaksana. Hal ini dikarenakan guru
terkendala dalam menyusun instrumen penilaian yang terintegrasi dengan
penilaian capaian perkembangan peserta didik dalam penerapan budaya dan
lingkungan hidup dalam keseharian. Hal lain yang menjadi penyebab
terjadinya masalah penilaian terintegrasi adalah konsistensi dari seluruh
warga dalam mengembangkan Pendidikan karakter berbasis budaya dan
lingkungan hidup.
5. Standar Pengelolaan
Ada Visi, Misi, RKS, RKT, Dokumen Satu KTSP tapi belum memuat
penerapan PRLH, baru sisipan kegiatan belajar mengajar lingkungan hidup di
sekolah. Ada Tim Pengembang Sekolah dan Tim Adiwiyata tapi masih belum
sinergi dan masih berjalan sendiri. Tim Adiwiyata belum melibatkan Tim
Pengembang Sekolah. Pembagian kerja belum melibatkan semua komponen
dan deskripsi tugas belum jelas. Belum ada kerja sama dengan pihak terkait
atau masyarakat untuk mengatasi krisis air, listrik, banjir, dan sampah.
6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan kualifikasi pendidikan semua pendidik minimal sarjana, tetapi
dalam kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, proses
pembelajaran, dan melaksanakan penilaian belum semua focus dalam
pengembangan Pendidikan karakter yang berbasis budaya dan lingkungan
hidup. Konsistensi dalam melaksanakan program Gerakan Peduli Budaya dan
Lingkungan Sekolah perlu ditingkatkan sehingga pembinaan guru terhadap
siswa menjadi kebiasaan. Perlu pembinaan terhadap guru untuk
menignkatkan perannya dalam pengembangan budaya dan lingkungan hidup.
12

7. Standar Sarana dan Prasarana


Ada pembibitan dan penghijauan tapi masih sangat kurang. Belum ada sarana
prasarana penampungan air untuk solusi dan sarana mitigasi bencana
kebakaran hutan lahan, kemarau, banjir. Belum ada jarring penghambat
sampah agar sampah dari sungai tidak meluap ke sekolah. Sarana prasarana
terkait pemilahan sampah belum terkelola dengan baik. Tata ruang
penempatan gedung-gedung kurang karena minimnya pengetahuan tentang
planologi dan penambahan lahan yang sedikit-sedikit.
8. Standar Pembiayaan
Pembiayaan yang dialokasikan untuk pengembangan budaya dan lingkungan
hidup masih sedikit. Dalam beberapa tahun terakhir dana dari pemerintah
tersedot untuk pengadaan buku teks pelajaran dan pengembangan
perpustakaan. Beban anggaran untuk belanja pegawai, khususnya guru dan
tenaga administrasi cukup besar karena jumlah guru dan tenaga adminisrasi
honorer hampir setengah dari jumlah pegawai keseluruhan.
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah
Sekolah berupaya menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan
yang kondusif. Namun dalam implementasinya terkendala faktor personal,
pembiayaan, serta pendidik dan tenaga kependidikan. Adanya tata-tertib dan
kode etik warga sekolah tetapi dalam pelaksanaannya belum berjalan optimal.
Peserta didik perlu secara rutin mendapat bimbingan dengan teladan,
pembinaan, pengembangan kreativitas dari pendidik, dan tenaga
kependidikan. Penegakkan peraturan akademik sekolah belum sepenuhnya
tegas dan konsisten. Adanya sistem pengelolaan sampah terpadu, tetapi
belum melibatkan seluruh warga sehingga hanya sebagian kecil saja warga
yang peduli terhadap pengelolaan sampah.
10. Peran serta Masyarakat dan Kemitraan
Sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam
mengelola pendidikan secara akademik dan non akademik. Keterlibatan
warga baru sebatas kerja sama dalam pembinaan siswa di bidang akademik,
belum menyangkut pengembangan karakter yang berbasis budaya dan
lingkungan sekolah. Keterlibatan peran serta warga sekolah dan masyarakat
13

dalam pengelolaan masih terbatas pada kegiatan tertentu/insidental.


Pengembangan kemitraan dengan lembaga-lembaga terkait yang mendukung
pengembangan pendidikan karakter yang berbasis budaya dan lingkungan
sekolah masih perlu ditingkatkan.

B. Identifikasi Potensi Masalah Lingkungan Hidup

Identifikasi Global Lokal Sekolah


Potensi 1. Tidak terjadi 1. Reboisasi hutan 1. Pembuatan
Pencemaran air 2. Air sungai bersih taman sekolah
laut 3. Pencemaran air di sekitar
2. Polusi udara laut lapangan
minim 4. Polusi udara upacar
3. Kualitas minim 2. Pembuatan
maksimal di 5. Kualitas maksimal biopori di
Daerah aliran di Daerah aliran ruang terbuka
sungai (DAS) sungai (DAS) sekitar kelas 7
4. Reboisasi hutan 6. Lahan gambut (delapan)
mangrove tidak rusak 3. Pembuatan
(bakau) 7. Tidak terjadi tanaman obat
5. Lahan gambut Pembalakan liar keluarga
tidak rusak 8. Meminimalisir (Toga) di
6. Perubahan iklim Pengkonversian sekitar kelas 7
tidak ekstrim hutan menjadi 4. Pengelolaan
7. Emisi Gas lahan perkebunan sampah
Rumah Kaca dan pertanian terpadu di
terkendali 9. Menghindari bagian
8. Pemanasan Kebakaran hutan belakang
global berjalan 10. Penegakan hukum sekolah
alami terhadap 5. Penanaman
9. Tidak terjadi pembalakan liar pohon jati dan
Pembalakan liar dapat dialkukan tanaman keras
14

Identifikasi Global Lokal Sekolah


10. Meminimalisir sesuai aturan lainnya di
Pengkonversian 11. Mengurangi bawah lapang
hutan menjadi perambahan dan depan ruang
lahan perkebunan okupasi kawasan laboratorium
dan pertanian hutan IPA
11. Menghindari 12. Tidak terjadi 6. Pembuatan
kebakaran hutan Perburuan jumlah Green House
12. Penegakan satwa dan di sekitar
hukum terhadap tumbuhan liar ruang terbuka
pembalakan liar 13. Tidak terjadi kelas 7
dapat dilakukan Degradasi daya (delapan)
sesuai aturan dukung Daerah 7. Pembuatan
13. Mengurangi Aliran sungai kolam ikan di
Perambahan dan (DAS) akibat sekitar masjid
okupasi kawasan kerusakan hutan sekolah
hutan 14. Meminimalisir 8. Pembuatan
14. Tidak terjadi terjadinya taman tiap
Perburuan satwa Sedimentasi yang kelas
dan tumbuhan tinggi 9. Tidak terjadi
liar menyebabkan Pembuatan
15. Tidak terjadi kapasitas daya hutan sekolah
Degradasi daya tampung sungai di sekitar
dukung Daerah menurun ruang terbuka
Aliran sungai 15. Tidak terjadi kelas 7 (tujuh)
(DAS) akibat penambangan dan 8
kerusakan hutan galian C 9tanah (delapan)
16. Meminimalisir urug) tidak disertai 10. Penataan
terjadinya dengan upaya instalasi air di
Sedimentasi yang rehabilitasi fungsi semua halaman
tinggi lingkungan kelas sampai
15

Identifikasi Global Lokal Sekolah


menyebabkan 16. Tidak terjadi ke masjid
kapasitas daya Penurunan kualitas sekolah
tampung sungai air akibat kegiatan 11. Penghematan
menurun rumah tangga, air
17. Tidak terjadi pertanian, dan 12. Pemanfaatan
penambangan industri air bekas wudu
galian C 9tanah 17. Tidak terjadi untuk
urug) tidak Meningkatnya menyiram
disertai dengan ketinggian air tanaman
upaya rehabilitasi pasang (rob) setiap 13. Penghematan
fungsi tahun listrik PLN
lingkungan menyebabkan 14. Penataan
18. Tidak terjadi terjadi banjir rob Ruang Terbuka
Penurunan 18. Hilangnya flora Hijau di
kualitas air akibat dan fauna tertentu Sekolah
kegiatan rumah yang menyebabkan 15. Pembuatan
tangga, berkurangnya kebun buah di
pertanian, dan keanekaragaman bagian pojok
industri hayati sebagai sekolah
19. Tidak terjadi akibat alih fungsi 16. Penataan
Meningkatnya lahan, pembukaan kantin sekolah
ketinggian air lahan, dan menjadi lebih
pasang (rob) pembalakan liar bersih dan
setiap tahun 19. Tidak terjadi sehat
menyebabkan Kebakaran hutan 17. Pemanfaatan
terjadi banjir rob dan lahan sampah bekas
20. Hilangnya flora 20. Tidak terjadi botol atau
dan fauna degradasi hutan kertas menjadi
tertentu yang 21. Tidak terjadi kerajinan
menyebabkan pencemaran air berharga
16

Identifikasi Global Lokal Sekolah


berkurangnya sungai 18. Penataan
keanekaragaman 22. Tidak terjadi drainase
hayati sebagai Pencemaran air lingkungan
akibat alih fungsi laut sekolah
lahan, 23. Tidak terjadi 19. Tidak terjadi
pembukaan Pencemaran udara pencemaran
lahan, dan 24. Tidak terjadi udara
pembalakan liar Kerusakan 20. Tidak terjadi
21. Tidak terjadi lingkungan di pencemaran air
Kebakaran hutan Daerah aliran
dan lahan sungai (DAS)
22. Tidak terjadi 25. Tidak terjadi
degradasi hutan Kerusakan hutan
23. Tidak terjadi mangrove (bakau)
pencemaran air 26. Tidak terjadi lahan
sungai gambut pertanian
24. Tidak terjadi beralih fungsi
pencemaran air menjadi lahan
laut pertanian
25. Tidak terjadi
Pencemaran
udara
26. Tidak terjadi
Kerusakan
lingkungan di
daerah aliran
sungai (DAS)
27. Tidak terjadi
Kerusakan hutan
mangrove
17

Identifikasi Global Lokal Sekolah


28. Tidak terjadi
Lahan gambut
pertanian beralih
fungsi menjadi
lahan pertanian
29. Tidak terjadi
Peningkatan
fenomena
perubahan iklim
30. Tidak terjadi
Peningkatan
Emisi Gas
Rumah Kaca
31. Tidak terjadi
Degradasi daya
dukung Daerah
Aliran sungai
(DAS) akibat
kerusakan hutan
32. Tidak terjadi
hilangnya flora
dan fauna
tertentu yang
menyebabkan
berkurangnya
keanekaragaman
hayati sebagai
akibat alih fungsi
lahan,
pembukaan
18

Identifikasi Global Lokal Sekolah


lahan, dan
pembalakan liar
Masalah 1. Global Warming 1. Ruang Terbuka 1. Belum ada
2. Ilegal logging Hijau belum Taman
3. Krisis lahan maksimal Sekolah
4. Krisis sampah 2. Taman kota 2. Belum ada
plastik belum maksimal biopori di
5. Krisis energi 3. Penurunan sekolah
listrik kualitas air akibat 3. Belum ada
6. Kebakaran hutan kegiatan rumah tempat
dan lahan tangga, pertanian, penanaman
7. Degradasi hutan dan industri obat keluarga
dan Pencemaran 4. Belum ada di sekolah
air sungai tempat Green 4. Belum ada
8. Pencemaran air House di sekolah tempat
laut 5. Sampah belum pengelolaan
9. Pencemaran dikelola dengan bank sampah
udara baik 5. Belum banyak
10. Kerusakan 6. Penghijauan penanaman
lingkungan di masih kurang pohon jati dan
Daerah aliran 7. Lahan kritis tanaman keras
sungai (DAS) di meningkat lainnya
kecamatan 8. Krisis energi 6. Belum ada
Cipunagara- listrik tempat Green
Pamanukan 9. Kebakaran hutan House yang
11. Peningkatan dan lahan representatif
fenomena 10. Degradasi hutan 7. Belum ada
perubahan iklim dan Pencemaran kolam ikan
12. Peningkatan air sungai penampungan
Emisi Gas 11. Pencemaran air limbah air
19

Identifikasi Global Lokal Sekolah


Rumah Kaca laut wudhu
13. Pemanasan 12. Pencemaran 8. Belum semua
global udara kelas memiliki
14. Pengkonversian 13. Kerusakan taman kelas
15. Pengkonversian lingkungan di 9. Hutan sekolah
hutan menjadi daerah aliran hanya ada satu
lahan sungai (DAS) di lokasi
perkebunan dan kecamatan walaupun
pertanian Kalijati cukup lebat
16. Kebakaran hutan 14. Peningkatan 10. Instalasi air
17. Perambahan dan fenomena belum
okupasi kawasan perubahan iklim terpasang ke
hutan 15. Peningkatan seluruh kelas
18. Perburuan satwa Emisi Gas 11. Penggunaan air
dan tumbuhan Rumah Kaca masih boros
liar 16. Pemanasan global 12. Penggunaan
19. Degradasi daya 17. Pengkonversian listrik PLN
dukung Daerah 18. Pengkonversian masih boros
Aliran sungai hutan menjadi 13. Ruang Terbuka
(DAS) akibat lahan perkebunan Hijau belum
kerusakan hutan dan pertanian maksimal
20. Sedimentasi 19. Kebakaran hutan 14. Pemanfaatan
yang tinggi 20. Perambahan dan ruang terbuka
menyebabkan okupasi kawasan untuk
kapasitas daya hutan pembelajaran
tampung sungai 21. Perburuan satwa belum optimal
menurun dan tumbuhan
21. Maraknya liar
penambangan 22. Degradasi daya
galian C tanah dukung Daerah
20

Identifikasi Global Lokal Sekolah


urug) tidak Aliran sungai
disertai dengan (DAS) akibat
upaya kerusakan hutan
rehabilitasi 23. Sedimentasi yang
fungsi tinggi
lingkungan menyebabkan
kapasitas daya
tampung sungai
menurun
24. Maraknya
penambangan
galian C tanah
urug) tidak
disertai dengan
upaya rehabilitasi
fungsi lingkungan
25. Dampak
industrialisasi
tidak hanya
mengubah sosio-
kultural
masyarakat tetapi
juga berdampak
negatif pada
lingkungan hidup
berupa polusi
udara, polusi air,
dan polusi tanah.
21

C. Rencana Kerja 4 Tahunan (2020 – 2023)


Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)
Waktu
Pelaksanaan
Potensi Lingkungan
No Masalah Lingkungan Tahun Target Capain Kegiatan
Hidup Sekolah, Penanggung Sumber Pihak Yang
Hidup Sekolah, local, Kegiatan (2020 s.d.
Lokal, Daerah, dan Jawab Pembiayaan Terlibat
daerah, dan Global 2023)
Global
Perubahan Perubahan
1 2 3 4
Perilaku Kondisi Fisik LH
1. 1. Pembuatan taman 1. Belum ada Taman 1) Standar Pengintegrasian Wakil Kepala Dana BOS Komite
sekolah di sekitar Sekolah pengelolaan: penerapan Sekolah bidang Sekolah,
lapangan upacara 2. Belum ada biopori Review/pengintegr PRLH ke dalam Akademik Koordinator
2. Pembuatan biopori di sekolah asian penerapan dokumen satu Bidang
di ruang terbuka 3. Belum ada tempat PRLH (pengolahan KTSP Kebijakan,
sekitar kelas 8 penanaman obat sampah, fungsi dan
(delapan) keluarga di drainase, koordinator
√ √ √ √
3. Pembuatan sekolah konservasi air, Bidang
tanaman obat 4. Belum ada tempat penghijauan, Sarana
keluarga (Toga) di pengelolaan bank konservasi energi) Prasarana
sekitar WC sampah ke dokumen satu
perempuan 5. Belum banyak KTSP (visi, misi,
4. Pembuatan Bank penanaman tujuan, dan
sampah di sekitar pohon jati dan program)
lapangan parkir tanaman keras 2) Standar proses: Wakil Kepala Dana BOS Dinas
depan lainnya Pengitegrasian Sekolah Bidang Lingkungan
5. Penanaman 6. Belum ada tempat penerapan PRLH Sarana Hidup (DLH),
pohon jati dan Green House (pengolahan Thn 1: 25% Prasarana Dinas
tanaman keras 7. Belum ada kolam sampah, fungsi Thn 2: 50% Pendidikan
√ √ √ √
lainnya di bawah ikan drainase, Thn 3: 75% dan
lapang depan penampungan konservasi air, Thn 4: 100% Kebudayaan
ruang laboratorium limbah air wudhu penghijauan,
IPA 8. Belum semua konservasi energi)
6. Pembuatan Green kelas memiliki ke RPP
House di sekitar taman kelas 3) Standar Proses, a. Pengelolaan a. Pengelolaan 1) Wakil Dana BOS a. DLH
ruang terbuka 9. Hutan sekolah √ √ √ √
penilaian, dan sampah sampah Kepala dan sumber Kabupaten
22

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)
Waktu
Pelaksanaan
Potensi Lingkungan
No Masalah Lingkungan Tahun Target Capain Kegiatan
Hidup Sekolah, Penanggung Sumber Pihak Yang
Hidup Sekolah, local, Kegiatan (2020 s.d.
Lokal, Daerah, dan Jawab Pembiayaan Terlibat
daerah, dan Global 2023)
Global
Perubahan Perubahan
1 2 3 4
Perilaku Kondisi Fisik LH
kelas 8 (delapan) masih minim sarana prasarana: dengan 3R. dengan 3R. Sekolah lain Subang
7. Pembuatan kolam 10. Instalasi air belum Pembelajaran Peningkatan Pengurangan Bidang b. DLH
ikan di sekitar terpasang ke penerapan PRLH jumlah timbulan sarana Provinsi
masjid sekolah seluruh kelas (pengolahan pengelolaan sampah prasarana Jawa
8. Pembuatan taman 11. Penggunaan air sampah, fungsi sampah secara 2) Wakil Barat
tiap kelas masih boros drainase, bertahap: bertahap: Kepala c. Dinas
9. Pembuatan hutan 12. Penggunaan konservasi air, 1) Th 1: 3 Sekolah Pertanian
sekolah di sekitar listrik PLN masih penghijauan, upaya b. Penghematan Bidang atau
ruang terbuka boros konservasi energi) 2) Th 2: 5 penggunaan kesiswaan Pertamana
kelas 7 (tujuh) dan 13. Ruang Terbuka melalui mata upaya energi listrik 3) Koordinator n
8 (delapan) Hijau belum pelajaran, 3) Th 3: 7 dan air Bidang Kabupaten
10. Pembuatan maksimal ekstrakurikuler, upaya bertahap: Sarana subang
instalasi air di 14. Taman kota dan pembiasaan 4) Th 4: 10 Prasarana d. Sekolah
semua halaman belum maksimal diri upaya c. Peningkatan Adiwiyata
kelas sampai ke 15. Penurunan jumlah e. Dinas
masjid sekolah kualitas air akibat 5) Penghematan pohon/tanama ESDM
11. Penghematan air kegiatan rumah penggunaan n bertahap: f. Dinas
12. Penghematan tangga, pertanian, energi listrik 1) Th 1: 5% PUPR
listrik PLN dan industri dan air 2) Th 2: 7% g. Dinas
13. Pembutan Ruang 16. Belum ada tempat bertahap: 3) Th 3: 10% kesehatan
Terbuka Hijau di Green House di peningkatan 4) Th 4: 12% h. Perusahaa
kota Subang sekolah jumlah upaya n
14. Pembuatan 17. Sampah belum penghematan i. Praktisi
Taman Kota dikelola dengan energi listrik
Subang masih baik dan air:
bisa diperbanyak 18. Penghijauan 1) Th 1: 3
15. Kebakaran hutan masih kurang upaya
dan lahan 19. Lahan kritis 2) Th 2: 5
23

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)
Waktu
Pelaksanaan
Potensi Lingkungan
No Masalah Lingkungan Tahun Target Capain Kegiatan
Hidup Sekolah, Penanggung Sumber Pihak Yang
Hidup Sekolah, local, Kegiatan (2020 s.d.
Lokal, Daerah, dan Jawab Pembiayaan Terlibat
daerah, dan Global 2023)
Global
Perubahan Perubahan
1 2 3 4
Perilaku Kondisi Fisik LH
16. Degradasi hutan meningkat upaya
dan 20. Krisis energi listrik 3) Th 3: 7
17. Pencemaran air 21. Kebakaran hutan upaya
sungai dan lahan 4) Th 4: 10
18. Pencemaran air 22. Degradasi hutan upaya
laut dan Pencemaran
19. Pencemaran air sungai
udara 23. Pencemaran air
20. Kerusakan laut
lingkungan di 24. Pencemaran
Daerah aliran udara
sungai (DAS) 25. Kerusakan
21. Kerusakan hutan lingkungan di
mangrove Daerah aliran
(abakau) sungai (DAS) di
22. Lahan gambut kecamatan
pertanian beralih Cipunagara-
fungsi menjadi Pamanukan
lahan pertanian 26. Peningkatan
23. Peningkatan fenomena
fenomena perubahan iklim
perubahan iklim 27. Peningkatan
24. Peningkatan Emisi Emisi Gas Rumah
Gas Rumah Kaca Kaca
25. Pemanasan global 28. Pemanasan
26. Pembalakan liar global
27. Pengkonversian 29. Pengkonversian
28. Pengkonversian 30. Pengkonversian
24

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)
Waktu
Pelaksanaan
Potensi Lingkungan
No Masalah Lingkungan Tahun Target Capain Kegiatan
Hidup Sekolah, Penanggung Sumber Pihak Yang
Hidup Sekolah, local, Kegiatan (2020 s.d.
Lokal, Daerah, dan Jawab Pembiayaan Terlibat
daerah, dan Global 2023)
Global
Perubahan Perubahan
1 2 3 4
Perilaku Kondisi Fisik LH
hutan menjadi hutan menjadi
lahan perkebunan lahan perkebunan
dan pertanian dan pertanian
29. Kebakaran hutan 31. Kebakaran hutan
30. Lemahnya 32. Perambahan dan
penegakan hokum okupasi kawasan
terhadap hutan
pembalakan liar 33. Perburuan satwa
31. Perambahan dan dan tumbuhan liar
okupasi kawasan 34. Degradasi daya
hutan dukung Daerah
32. Perburuan satwa Aliran sungai
dan tumbuhan liar (DAS) akibat
33. Degradasi daya kerusakan hutan
dukung Daerah 35. Sedimentasi yang
Aliran sungai tinggi
(DAS) akibat menyebabkan
kerusakan hutan kapasitas daya
34. Sedimentasi yang tampung sungai
tinggi menurun
menyebabkan 36. Hilangnya flora
kapasitas daya dan fauna tertentu
tampung sungai sehingga minim
menurun keanekaragaman
35. Maraknya hayati
penambangan
galian C 9tanah
urug) tidak disertai
25

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)
Waktu
Pelaksanaan
Potensi Lingkungan
No Masalah Lingkungan Tahun Target Capain Kegiatan
Hidup Sekolah, Penanggung Sumber Pihak Yang
Hidup Sekolah, local, Kegiatan (2020 s.d.
Lokal, Daerah, dan Jawab Pembiayaan Terlibat
daerah, dan Global 2023)
Global
Perubahan Perubahan
1 2 3 4
Perilaku Kondisi Fisik LH
dengan upaya
rehabilitasi fungsi
lingkungan
36. Penurunan
kualitas air akibat
kegiatan rumah
tangga, pertanian,
dan industry
37. Meningkatnya
ketinggian air
pasang (rob)
setiap tahun
menyebabkan
terjadi banjir rob
38. Hilangnya flora
dan fauna tertentu
yang
menyebabkan
berkurangnya
keanekaragaman
hayati sebagai
akibat alih fungsi
lahan, pembukaan
lahan, dan
pembalakan liar
26

D. Rencana Kerja Tahunan (2022)


Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)

Waktu Pelaksanaan
Potensi
Target Capain Kegiatan
Lingkungan Masalah
No Hidup Lingkungan Sumber Pihak
Bulan ke- Penanggu
Sekolah, Hidup Sekolah, Kegiatan Pembiay Yang
ng Jawab
Lokal, local, daerah, aan Terlibat
Daerah, dan dan Global Perubahan
Global Perubahan Kondisi Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perilaku Lingkungan
Hidup
1. a. SDA hutan a. sampah 1) Standar
sebagai belum pengelolaan:
produsen dikelola Review/penginte
oksigen dengan baik
grasian Komite
b. Taman b. banjir
nasional c. kemarau penerapan Sekolah,
sebangau kurang air PRLH Koordinat
Pengintegrasia
c. Kebun d. banyak yang (pengolahan Wakil or Bidang
n penrapan
karet sakit diare sampah, fungsi Kepala Kebijakan
d. e. penghijauan PRLH ke Dana
drainase, √ √ √ √ Sekolah , dan
masih kurang dalam BOS
konservasi air, bidang koordinat
f. lahan kritis dokumen satu
penghijauan, Akademik or Bidang
meningkat KTSP
g. krisis energi konservasi Sarana
listrik energi) ke Prasaran
dokumen satu a
KTSP (visi, misi,
tujuan, dan
program)
27

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)

Waktu Pelaksanaan
Potensi
Target Capain Kegiatan
Lingkungan Masalah
No Hidup Lingkungan Sumber Pihak
Bulan ke- Penanggu
Sekolah, Hidup Sekolah, Kegiatan Pembiay Yang
ng Jawab
Lokal, local, daerah, aan Terlibat
Daerah, dan dan Global Perubahan
Global Perubahan Kondisi Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perilaku Lingkungan
Hidup
2) Standar
proses:

PTK, Penilaian,
dan Sarana
Prasarana: Dinas
1) Semua Lingkung
a. Pelatihan guru an Hidup
mendapatk Wakil
pendidik (DLH),
an Kepala
untuk Dana
integrasi √ √ √ √ pelatihan Sekolah
BOS Dinas
materi 3R 2) 50% mata Bidang
pelajaran Pendidika
dalam Akademik
mengitegra n dan
mata
pelajaran sikan Kebudaya
b. Review/pe materi 3R an
ngintegrasi
an
penerapan
PRLH
(pengolah
an
28

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)

Waktu Pelaksanaan
Potensi
Target Capain Kegiatan
Lingkungan Masalah
No Hidup Lingkungan Sumber Pihak
Bulan ke- Penanggu
Sekolah, Hidup Sekolah, Kegiatan Pembiay Yang
ng Jawab
Lokal, local, daerah, aan Terlibat
Daerah, dan dan Global Perubahan
Global Perubahan Kondisi Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perilaku Lingkungan
Hidup
sampah,
fungsi
drainase,
konservasi
air,
penghijaua
n,
konservasi
energi) ke
dalam
RPP
3) Standar Meningkatnya Terlatihnya Wakil Dana Koordinat
Proses: PTK, kompetensi semua guru Kepala BOS dan or Bidang
Penilaian, dan pendidik tentang Sekolah Sumber sarana
sarana dalam penerapan Bidang dana lain prasarana
Prasarana √ √ √ √ penerapan PRLH Sarana
Pelatihan teknis PRLH Prasaran
penerapan a
PRLH
(pengolahan
sampah, fungsi
29

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)

Waktu Pelaksanaan
Potensi
Target Capain Kegiatan
Lingkungan Masalah
No Hidup Lingkungan Sumber Pihak
Bulan ke- Penanggu
Sekolah, Hidup Sekolah, Kegiatan Pembiay Yang
ng Jawab
Lokal, local, daerah, aan Terlibat
Daerah, dan dan Global Perubahan
Global Perubahan Kondisi Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perilaku Lingkungan
Hidup
drainase,
konservasi air,
penghijauan,
konservasi
energi) bagi
pendidik

4) Standar Mulai Wakil Dana Koordinat


Proses, diterapkannya Kepala BOS dan or Bidang
penilaian, dan pengelolaan Sekolah Sumber sarana
Sarana sampah Bidang dana lain prasarana
Prasarana: dengan 3 Sarana ,
upaya Prasaran
a. Adanya pengelolaan a DLH,
upaya sampah
pengelolaan Perusaha
dengan 3R
sampah 3R an,
b. Penguranga (menyediakan
n timbulan air minum isi
Dinas
sampah ulang, warga
PUPR,
c. Adanya sekolah
30

Pemetaan
Rencana Gerakan PBLHS
(Potensi dan Masalah)

Waktu Pelaksanaan
Potensi
Target Capain Kegiatan
Lingkungan Masalah
No Hidup Lingkungan Sumber Pihak
Bulan ke- Penanggu
Sekolah, Hidup Sekolah, Kegiatan Pembiay Yang
ng Jawab
Lokal, local, daerah, aan Terlibat
Daerah, dan dan Global Perubahan
Global Perubahan Kondisi Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perilaku Lingkungan
Hidup
upaya membawa BP DAS,
penghemata botol minuman
n energi isi ulang, dan Dinas
listrik Pertaman
pengomposan
d. Adanya an, Dinas
upaya sampah
organik Pertanian
penghemata
n air , Komite
e. Peningkatan Sekolah
jumlah
pohon/tana
man
BAB IV
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi


Dalam rangka menjamin pelaksanaan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Hidup di Sekolah, maka perlu dilakukan pengendalian terhadap pelaksanaan Gerakan
PBLHS di sekolah yang dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi (monev).
Kegiatan monev dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan oleh kepala sekolah
terkait dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Gerakan PBLHS.
Hasil monev sangat penting untuk merefleksikan pelaksanaan Gerakan PBLHS dan
melihat apakah implementasi Rencana berhasil sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, serta sebagai masukan untuk peningkatan kualitas Gerakan PBLHS.
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus mampu menjawab pertanyaan:
1. Apakah perencanaan Gerakan PBLHS sesuai dengan kebutuhan sekolah?
2. Apakah pelaksanaan dan fungsi pelaksana Gerakan PBLHS dapat dilakukan secara
optimal?
3. Permasalahan apa saja yang teridentifikasi dalam pelaksanaan Gerakan PBLHS?
4. Apa dan bagaimana dampak positif kegiatan Gerakan PBLHS terhadap pengembangan
sekolah?
5. Bagaimana penerapan hasil Gerakan PBLHS dalam pelaksanaan tugas guru dan tenaga
kependidikan dalam memfasilitasi pembelajaran peserta didik.
6. Berdasarkan pertanyaan 1, 2, 3, 4 dan 5 bagaimana interpretasi kepala sekolah
berkaitan dengan akuntabilitas, keberlanjutan Gerakan PBLHS serta saran-saran dan
rekomendasi untuk peningkatannya?

B. Mekanisme Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi bertujuan untuk melihat ketercapaian hal-hal yang
terkait dengan indikator keberhasilan Rencana dan hasil pelaksanaan kegiatan dalam
pelaksanaan kegiatan Gerakan PBLHS. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh
kepala sekolah. Metode monitoring dan evaluasi untuk pengumpulan data dilakukan
melalui penyebaran angket, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

32
33

C. Pelaporan
Setelah melakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah, kepala sekolah menyusun
laporan monitoring dan evaluasi. Sistematika laporan hasil monitoring dan evaluasi
mencakup hal-hal berikut.
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan meliputi satu rangkaian cara berpikir yang mendasari kegiatan
monitoring Gerakan PBLHS meliputi:
a. Latar Belakang, berisi latar belakang suatu perencanaan kegiatan dilakukan oleh
sebuah tim kerja. Apa yang mendasari kegiatan monitoring. Apa yang menjadi
rujukan kegiatan monitoring Gerakan PBLHS.
b. Masalah, berisi sejumlah masalah penting yang berhubungan dengan pelaksanaan,
masalah pengorganisasian pelaksanaan, mekanisme, dan pembiayaan.
c. Tujuan, mencakup sejumlah model pelaksanaan dan pengembangan Gerakan
PBLHS yang ingin dicapai dalam kegiatan monitoring dan evaluasi di lapangan.
d. Manfaat, mencakup sejumlah harapan dalam tindak lanjut penerapan temuan hasil
monitoring pelaksanaan Rencana Gerakan PBLHS.
2. Strategi Monitoring dan Evaluasi
Menginformasikan strategi monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan terkait dengan:
a. Metodologi
b. Waktu Pelaksanaan
c. Petugas MONEV
d. Populasi dan sampel
e. Cara pengumpulan data
f. Instrumen yang digunakan
3. Hasil Monitoring dan Evaluasi
Hasil monitoring dan evaluasi adalah sebuah laporan yang berisikan hasil analisis data
kuantitatif maupun kualitatif yang didapat dari lapangan. Pengumpulan data hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Gerakan PBLHS sebagaimana tertuang dalam
lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 Tentang Gerakan Peduli dan
Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah. Instrumen monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Gerakan PBLHS secara lengkap terdapat pada lampiran.
34

4. Kesimpulan dan Rekomendasi


Kesimpulan memuat tentang temuan dan permasalahan pelaksanaan serta alternatif
pemecahan masalah Gerakan PBLHS. Sedangkan rekomendasi berisikan tentang usul
perbaikan dan tindak lanjut pelaksanaan program Gerakan PBLHS.
BAB V
PENUTUP

Tujuan penyusunan rencana Gerakan PBLHS ini sebagai pedoman dan petunjuk
dalam menjalankan program kegiatan penguatan Gerakan PBLHS, sehingga dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah menjadi terarah dan jelas. Program yang telah
tersusun ini dimaksudkan dapat memberi manfaat bagi segenap warga sekolah dan
diusahakan dapat terealisasi sesuai dengan harapan. Akan tetapi semua program tidak
akan berjalan dengan mudah semulus keinginan. Ada kalanya program yang telah
direncanakan pada tahun pertama, ternyata situasi dan kondisi tidak memungkinkan,
sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya program tersebut tertunda
pelaksanaannya.
Keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan perlu didukung oleh semua
komponen pendidikan yang ada. Beberapa hal yang dapat direkomendasikan
berkaitan dengan keberhasilan sekolah dalam menjalankan aktivitasnya:
1. Semua warga sekolah hendaknya memiliki komitmen yang sama.
2. Struktur organisasi sekolah akan lebih efektif dan efisien bukan berdasarkan
kuantitas personil, tetapi lebih ditentukan oleh kerja sama tim.
Keberhasilan pelaksanaan suatu perencanaan ditentukan oleh seberapa efektif
peran-peran personil dari setiap stakeholder. Hasil merupakan ketercapaian tujuan
dari pelaksanaan program penguatan karakter. Ada dua aspek yang masuk dalam
komponen hasil yaitu perubahan positif perilaku peserta didik secara individual dan
perubahan positif pada budaya sekolah di satuan pendidikan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan. (2017). Buku Panduan Kepala Sekolah.


Jakarta: Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemdikbud. (2017). Konsep Penguatan Pendidikan Karakter: Tingkat Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemdikbud.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 Tentang Gerakan Peduli dan
Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.
Sugiarto, dkk. (2011). Buku Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan Badan PSDMP dan PMP, Kementerian Pendidikan
Nasional.
Tim Adiwiyata. (2021). Laporan Pelaksanaan Gerakan PBLHS Tahun 2021. Tidak
diterbitkan. Subang: SMP Negeri 2 Kalijati.
Tim Penyusun RKS. (2020). Rencana Kerja Jangka Menengah SMP Negeri 2
Kalijati Tahun 2020. Tidak diterbitkan. Subang: SMP Negeri 2 Kalijati.

36
43

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI


PELAKSANAAN GERAKAN PBLHS
TAHUN 2022

Target Capain Kegiatan Hasil Pemantauan Analisis Hasil Pemantauan


Perubahan Perubahan
No Jenis Kegiatan Rencana
Perubahan Kondisi Fisik Perubahan Kondisi Fisik
Kendala Tindak
Perilaku Lingkungan Perilaku Lingkungan
Lanjut
Hidup Hidup
1. 1) Standar Pengintegrasian Tersedianya:
pengelolaan: penerapan PRLH ✓ pengolahan
Review ke dalam sampah
pengintegrasian dokumen satu ✓ sistem
penerapan PRLH KTSP drainase
(pengolahan ✓ sistem
sampah, fungsi konservasi
drainase, air
konservasi air, ✓ ruang
penghijauan, terbuka hijau
konservasi ✓ sistem
energi) ke konservasi
dokumen satu energi
KTSP (visi, misi,
tujuan, dan
program)
2) Standar 1) Semua guru Tersedianya:
proses: mendapatkan ✓ pengolahan
PTK, Penilaian, pelatihan sampah
dan Sarana 2) 50% mata ✓ sistem
Prasarana: pelajaran drainase
a. Pelatihan mengitegrasi ✓ sistem
pendidik untuk kan materi konservasi
integrasi 3R air
materi 3R ✓ ruang
dalam mata terbuka hijau
pelajaran ✓ sistem
b. Review/ konservasi
pengintegrasian energi
penerapan
PRLH
(pengolahan
sampah, fungsi
drainase,
konservasi air,
penghijauan,
konservasi
energi) ke
dalam RPP
3) Standar Meningkatnya Terlatihnya
Proses: PTK, kompetensi semua guru
Penilaian, dan pendidik dalam tentang
sarana Prasarana penerapan penerapan
Pelatihan teknis PRLH PRLH
penerapan PRLH
(pengolahan
sampah, fungsi
drainase,
konservasi air,
penghijauan,
konservasi
energi) bagi
pendidik
44

Target Capain Kegiatan Hasil Pemantauan Analisis Hasil Pemantauan


Perubahan Perubahan
No Jenis Kegiatan Rencana
Perubahan Kondisi Fisik Perubahan Kondisi Fisik
Kendala Tindak
Perilaku Lingkungan Perilaku Lingkungan
Lanjut
Hidup Hidup
4) Standar Mulai Tersedianya:
Proses, penilaian, diterapkannya ✓ pengolahan
dan Sarana pengelolaan sampah
Prasarana: sampah dengan ✓ sistem
a. Adanya upaya 3 upaya drainase
pengelolaan pengelolaan ✓ sistem
sampah 3R sampah dengan konservasi
b. Pengurangan 3R (menyediakan air
timbulan air minum isi ✓ ruang
sampah ulang, warga terbuka hijau
c. Adanya upaya sekolah ✓ sistem
penghematan membawa botol konservasi
energi listrik minuman isi energi
d. Adanya upaya ulang, dan
penghematan pengomposan
air sampah organic)
e. Peningkatan
jumlah
pohon/tanaman

Subang, 10 Januari 2022


Kepala Sekolah,

Drs. H. Opa Mustopa


Pembina Tingkat I, IV/b
NIP 196903131994121003
37

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SATUAN PENDIDIKAN FORMAL
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KALIJATI
Alamat: Jl. Baru Kalijati No. 59 Telp. (0260) 460160 Subang 41271
Website: smpn2kalijati.sch.id Email: info@smpn2kalijati.sch.id
NPSN: 20216994 SK PENDIRIAN: 0032/1102.211/D.85 SK IZIN OPERASIONAL: 0594/0/1985

KEPUTUSAN
KEPALA SPF SMP NEGERI 2 KALIJATI KABUPATEN SUBANG
NOMOR: 003/423.5/SMPN2KJT/I/2020
TENTANG
TIM ADIWIYATA SMP NEGERI 2 KALIJATI
TAHUN 2020 – 2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA SPF SMP NEGERI 2 KALIJATI,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pendidikan lingkungan hidup bagi masyarakat, perlu
dilakukan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup melalui gerakan peduli dan
berbudaya lingkungan hidup di sekolah;
b. bahwa dalam rangka memenuhi ketentuan persyaratan administratif calon sekolah
adiwiyata, perlu dibentuk Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Kalijati Tahun 2020-2023;
c. bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a dan b di atas, maka perlu
untuk ditetapkan dengan Keputusan Kepala SPF SMP Negeri 2 Kalijati Kabupaten
Subang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Tenaga Konselor;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160
Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
38

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63


Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2016 tentang Komite Sekolah;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2017 tentang Hari Sekolah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
32. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
P.52/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 Tahun 2019 tentang Gerakan Peduli dan
Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah;
33. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
P.53/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 Tahun 2019 tentang Penghargaan Adiwiyata.
39

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Struktur Organisasi Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Kalijati Tahun 2020-2023
sebagaimana tertuang dalam Lampiran I.
Kedua : Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Kalijati Tahun 2020-2023 sebagaimana tertuang dalam
Lampiran II.
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan ini, dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja sekolah.
Keempat : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Subang
Pada tanggal 13 Januari 2020
Kepala Sekolah,

Drs. H. Opa Mustopa


Pembina Tingkat I, IV/b
NIP 196903131994121003
40

Lampiran I Keputusan Kepala SPF SMP Negeri 2 Kalijati Kabupaten Subang


Nomor : 003/423.5/SMPN2KJT/I/2020
Tanggal : 13 Januari 2020
Tentang : Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Kalijati Tahun 2020 – 2023

STRUKTUR ORGANISASI TIM ADIWIYATA


SMP NEGERI 2 KALIJATI TAHUN 2020 – 2023

Penanggung Jawab Ketua Komite


Kepala Sekolah Sekolah

Ketua Umum

Sekretaris Bendahara

Pokja Pemberdayaan Pokja Kebersihan, Pokja Pengelolaan


Pokja Humas Fungsi Sanitasi, dan
Kader Adiwiyata Sampah
Drainase

Pokja Penanaman
Pokja Penerapan dan Pemeliharaan Pokja Konservasi
PRLH Pohon/Tanaman Air dan Energi

Kepala Sekolah,

Drs. H. Opa Mustopa


Pembina Tingkat I, IV/b
NIP 196903131994121003
41

Lampiran II Keputusan Kepala SPF SMP Negeri 2 Kalijati Kabupaten Subang


Nomor : 003/423.5/SMPN2KJT/I/2020
Tanggal : 13 Januari 2020
Tentang : Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Kalijati Tahun 2020 – 2023

TIM ADIWIYATA SMP NEGERI 2 KALIJATI


TAHUN 2020 – 2023

No. Jabatan Tugas Nama Guru NIP


1 Penanggung Jawab Drs. H. Opa Mustopa 196903131994121003
2 Pengawas Asep Sumarna -
3 Ketua Umum Elbania Ria Tirana, S.Pd. 197111281996011001
4 Sekretaris Asep Rahmat Saepuloh, M.Pd. 197405041999031007
5 Bendahara Endar Suhendar 198110252014111001
6 Pokja Penerapan PRLH Hj. Titin Nurhayati, S.Pd. 196903231991032004
Euis Masitoh, S.Pd. 197007062000122003
Ary Widiarsih, S.Pd. 197301212006042015
Dra. Tati Kurniati 196301061995122001
Maryati, S.Pd. 196803111995122001
Dra. Hj. Tuti Nurhayati 196609101991032008
7 Pokja Konservasi Air Jajat Sudrajat, S.Pd. 196702051990091001
dan Energi
Nina Herliany, S.Pd. 196310131984032005
Nining Daningsih, S.Pd. 197008171998022003
Sri Mulyati, S.Pd. 196310281987032009
Novi Hikmayanti, S.T. -
Asep Daryaman -
8 Pokja Penanaman dan Dadang Hernayo, S.Pd. 197111072000031004
Pemeliharaan Tanaman
Ganis Trimurti, S.Pd. 198207172010011018
Siti Susanti Widyawati, S.Si. 197810292008012004
Lola Zahroh Akmaliah, S.Pd. -
Ana Ratna Komala, S.Pd. -
Sri Maharrani, S.Pd. -
9 Pokja Humas Suharta, S.Pd. 197105312006041007
Merri Priyatni Agaatz, S.Pd. 198605272010012010
Latifah Jahroh, S.Pd. 198104272014102002
Yuni Rengganis, S.S. -
Yosi Sulistyowati, S.Pd. -
Milan Pramudia Nursyamsie, S.Pd. -
42

No. Jabatan Tugas Nama Guru NIP


10 Pokja Pengelolaan Hj. Dwi Any Hastutie, S.Pd. 197110072006042008
Sampah
Ela Nurmala, S.Pd. 196610162007012003
Mefi Indrawati, S.Pd. -
Iis Syamsiah, S.Pd. 197906232008012009
Dewi Irawati, S.Pd. 198312272009022004
Lilis Cahyati, S.E. -
11 Pokja Kebersihan, Riki Syamkudus, S.Pd. 198108182010011020
Fungsi Sanitasi, dan
Drainase Sandya Nurmayasari, S.Pd.Jas. 198311062010012010
Syamsul Aripin, S.Pd.I. -
Adetika Gandayana, S.Pd. -
Iwan Setiawan, S.Pd. -
Ratih Suyanti, S.Pd. -
12 Pokja Pemberdayaan Indriyani Purwaningsih, S.E. 197412202014102001
Kader Adiwiyata
Yeyen Heryani, S.Pd. -
Mega Ria Puspita, S.Pd. 198308272019032004
Yani, S.Pd. -
Marwah Sholehah, S.Pd.I. -
Nuniek Nurcahyani, S.Pd. -

Kepala Sekolah,

Drs. H. Opa Mustopa


Pembina Tingkat I, IV/b
NIP 196903131994121003

Anda mungkin juga menyukai