PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai warga negara Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah umat islam,
mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya adzan dan iqomah. Keduanya
adalah seruan yang digunakan oleh umat islam untuk menandakan akan masuknya
waktu ibadah.
Makalah ini kami buat sehubungan dengan selesainya presentasi kitab fathul
mu’in, lebih tepatnya pada bab adzan dan iqomah. Dalam makalah ini kami akan
menjelaskan adzan dan iqomah sesuai dengan keterangan yang kami dapat kitab
fathul mu’in dan kitab-kitab lain sebagai pendukung.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Adzan dan iqomah secara bahasa berarti pembritahuan. Sedang secara istilah,
keduanya berarti kata-kata seruan yang sudah populer. Berikut Lafadz-lafadz adzan
dan iqomah:
Dalil dasar mengenai adzan dan iqomah adalah adanya ijma’ (kesepakatan)
sahabat nabi saw. yang didahului oleh mimpi dari Abdullah bin zaid, sebagai berikut :
طاف بي وأنا نائم ،بالناقوس يعمل ليضرب به للناس لجمع الصالة )(لما أمر النبي (ص :عن عبد هللا أنه قال
.ندعو به إلى الصالة :فقلت وما تصنع به؟ :فقال يا عبد هللا أتبيع الناقوس؟ :رجل يحمل ناقوسا في يده فقلت
ثم. إلى آخر االذان، هللا أكبر هللا أكبر:تقول :بلى فقال :فقلت له أو ال أدلك على ما هو خير من ذلك؟ :قال
فلما أصبحت... إلى آخر االقامة، هللا أكبر هللا أكبر:وتقول إذا قمت إلى الصالة :استأخر عني غير بعيد ثم قال
قم مع بالل فألق عليه ما رأيت فليؤذن به. إنها لرؤيا حق إن شاء هللا:فأخبرته بما رأيت فقال )(ص أتيت النبي
فإنه أندى صوتا منك فقمت مع بالل فجعلت ألقيه عليه فيؤذن به فسمع ذلك عمر بن الخطاب وهو في بيته
. فلله الحمد:)(ص والذي بعثك بالحق يا رسول هللا لقد رأيت مثل ما رأى فقال :فخرج يجر رداءه ويقول
“Dari Abdullah bin Zaid, ia berkata: tatkala Nabi saw. menyuruh mempergunakan
kentongan untuk memanggil masa (untuk sholat), aku bermimipi ada seorang laki-
laki yang menngitariku dengan membawa kentongan. Aku bertanya
kepadanya:”wahai hamba allah! Apakah kamu menjual kentongan?”, ia
menjawab:”apa yang akan kamu lakukan dengannya?”, aku berkata:” akan aku
pergunakan memanggil orang-orang untuk melakukan sholat “. Ia bertanya
kepadaku:”apakah kamu mau aku tunjukkan yang lebih dari itu?”, aku
menjawab:”ya”. Katakanlah: “Allahu akbar-allahu akbar” dst. Samai akhir azdan.
Kemudian ia pergi, tidak jauh ia berkata lagi:” jika engkau akan mendirikan sholat
maka katakana: Allahu akbar-allahu akbar dst. Sampai akhir iqomah. Sewaktu pagi,
aku kabarkan mimpiku tsb. pada Nabi saw. dan beliau berkata:”sungguh itu adalah
mimpi yang benar. Pergilah pada Bilal dan ajarkan apa yang kamu mimpikan,
supaya ia mengumandangkan adzan. Karena ia lebih lantang suaranya dari pada
kamu”. Kemudian aku bergegas menemuinya dan aku ajarkan apa yang aku
mimipakan dan ia pun mengumandangkan adzan. Hal itu didengar oleh Umar bin
Khattab sedang ia berada dirumahnya, lalu ia pergi dengan tergesah-gesah dan
berkata:”demi allah, wahai Rosulullah! Aku juga bermimpi sam sepertinya”, Rosul
saw. berkata:” segala puji bagi allah”.
adzan dan Iqomah sunnah dilakukan pada sholat maktubah walaupun berupa sholat
qodlo’. Disunnahkan untuk adzan pada sholat pertama jika ia melakukan sholat
makktubah lebih dari satu. Adapun sholat sunnah, sholat jenazah, atau sholat nadzar
tidak disunnahkan adzan dan juga iqomah, tetapi untuk sholat sunnah yang
disyarti’atkan untuk berjamaah disunnah menggunakan panggilan yang berbunyi: ash-
sholatu jaami’ah yang dilakukan setelah masuknya waktu sholat dan akan hendak
sholat supaya menjagi pengganti dari adzan dan iqomah