Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai warga negara Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah umat islam,
mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya adzan dan iqomah. Keduanya
adalah seruan yang digunakan oleh umat islam untuk menandakan akan masuknya
waktu ibadah.

Makalah ini kami buat sehubungan dengan selesainya presentasi kitab fathul
mu’in, lebih tepatnya pada bab adzan dan iqomah. Dalam makalah ini kami akan
menjelaskan adzan dan iqomah sesuai dengan keterangan yang kami dapat kitab
fathul mu’in dan kitab-kitab lain sebagai pendukung.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari adzan dan Iqomah?


2. Apa dalil dasar dari Adzan dan Iqomah?
3. Apa syarat-syarat dari Adzan dan Iqomah?
4. Bagaimana kesunnahan Adzan dan iqomah dalam sholat?
5. Bagaimana kesunnahan Adzan dan Iqomah dalam selain sholat?

Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari adzan dan Iqomah.


2. Mengetahui dalil dasar dari Adzan dan Iqomah.
3. Mengetahui syarat-syarat dari Adzan dan Iqomah.
4. Mengetahui kesunnahan Adzan dan iqomah dalam sholat.
5. Mengetahui kesunnahan Adzan dan Iqomah pada selain sholat.
BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Adzan dan Iqomah

Adzan dan iqomah secara bahasa berarti pembritahuan. Sedang secara istilah,
keduanya berarti kata-kata seruan yang sudah populer. Berikut Lafadz-lafadz adzan
dan iqomah:

x2 َّ ‫ َح َّي َعلَى ال‬x 2 ِ‫س ْو ُل هللا‬


‫صالَة‬ ْ َ‫ ا‬x 2 ُ‫ش َه ُد اَنْ الَ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا‬
ُ ‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬ ْ ‫ َأ‬x 2 ‫هللَا ُ اَ ْكبَر‬،‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
x 1 ُ‫ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬x 1 ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬x 2 ‫َح َّي َعلَى ا ْلفَالَح‬

x1 َّ ‫ َح َّي َعلَى ال‬x 1 ِ‫س ْو ُل هللا‬


‫صالَة‬ ْ َ‫ ا‬x 1 ُ‫ش َه ُد اَنْ الَ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا‬
ُ ‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬ ْ ‫ َأ‬x 1 ‫هللَا ُ اَ ْكبَر‬،‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
x 1 ُ‫ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬x 1 ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫ هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬x 2 ‫ قد قامت الصالة‬x 1 ‫َح َّي َعلَى ا ْلفَالَح‬

Dasar Dalil Adzan dan Iqomah

Dalil dasar mengenai adzan dan iqomah adalah adanya ijma’ (kesepakatan)
sahabat nabi saw. yang didahului oleh mimpi dari Abdullah bin zaid, sebagai berikut :

‫طاف بي وأنا نائم‬ ،‫بالناقوس يعمل ليضرب به للناس لجمع الصالة‬ )‫(لما أمر النبي (ص‬ :‫عن عبد هللا أنه قال‬
.‫ندعو به إلى الصالة‬ :‫فقلت‬ ‫وما تصنع به؟‬ :‫فقال‬ ‫يا عبد هللا أتبيع الناقوس؟‬ :‫رجل يحمل ناقوسا في يده فقلت‬
‫ ثم‬.‫ إلى آخر االذان‬،‫ هللا أكبر هللا أكبر‬:‫تقول‬ :‫بلى فقال‬ :‫فقلت له‬ ‫أو ال أدلك على ما هو خير من ذلك؟‬ :‫قال‬
‫ فلما أصبحت‬... ‫ إلى آخر االقامة‬،‫ هللا أكبر هللا أكبر‬:‫وتقول إذا قمت إلى الصالة‬ :‫استأخر عني غير بعيد ثم قال‬
‫قم مع بالل فألق عليه ما رأيت فليؤذن به‬.‫ إنها لرؤيا حق إن شاء هللا‬:‫فأخبرته بما رأيت فقال‬ )‫(ص‬ ‫أتيت النبي‬
‫فإنه أندى صوتا منك فقمت مع بالل فجعلت ألقيه عليه فيؤذن به فسمع ذلك عمر بن الخطاب وهو في بيته‬
.‫ فلله الحمد‬:)‫(ص‬ ‫والذي بعثك بالحق يا رسول هللا لقد رأيت مثل ما رأى فقال‬ :‫فخرج يجر رداءه ويقول‬

“Dari Abdullah bin Zaid, ia berkata: tatkala Nabi saw. menyuruh mempergunakan
kentongan untuk memanggil masa (untuk sholat), aku bermimipi ada seorang laki-
laki yang menngitariku dengan membawa kentongan. Aku bertanya
kepadanya:”wahai hamba allah! Apakah kamu menjual kentongan?”, ia
menjawab:”apa yang akan kamu lakukan dengannya?”, aku berkata:” akan aku
pergunakan memanggil orang-orang untuk melakukan sholat “. Ia bertanya
kepadaku:”apakah kamu mau aku tunjukkan yang lebih dari itu?”, aku
menjawab:”ya”. Katakanlah: “Allahu akbar-allahu akbar” dst. Samai akhir azdan.
Kemudian ia pergi, tidak jauh ia berkata lagi:” jika engkau akan mendirikan sholat
maka katakana: Allahu akbar-allahu akbar dst. Sampai akhir iqomah. Sewaktu pagi,
aku kabarkan mimpiku tsb. pada Nabi saw. dan beliau berkata:”sungguh itu adalah
mimpi yang benar. Pergilah pada Bilal dan ajarkan apa yang kamu mimpikan,
supaya ia mengumandangkan adzan. Karena ia lebih lantang suaranya dari pada
kamu”. Kemudian aku bergegas menemuinya dan aku ajarkan apa yang aku
mimipakan dan ia pun mengumandangkan adzan. Hal itu didengar oleh Umar bin
Khattab sedang ia berada dirumahnya, lalu ia pergi dengan tergesah-gesah dan
berkata:”demi allah, wahai Rosulullah! Aku juga bermimpi sam sepertinya”, Rosul
saw. berkata:” segala puji bagi allah”.

Syarat-syarat Adzan dan Iqomah

Adzan dan Iqomah memeliki beberapa syarat sebagai berikut:

1. Islam. Maka tidak sah dilakukan oleh orang yang non-islam.


2. Tamyiz. Maka tidak sah bila dilakukan oleh orang yang belum tamyiz, bahkan
makruh hukumnya adzan dan iqomah jika dilakukan oleh anak kecil yang
belum tamyiz.
3. Laki-laki. Syarat ini hanya terkhusus pada adzan saja. Maka tidak sah
hukumnya adzan yang dilakukan oleh wanita ataupun waria, bahkan haram
bila sampai mengeraskan suara. Adapun iqomah boleh dilakukan oleh laki-laki
ataupun perempuan dan waria, bahkan sunnah bagi wanita dan waria dengan
syarat dilakukan dengan lirih (sekiranya didengar sendiri).
4. Tertib. Adzan dan Iqomah wajib dilakukan sesuai dengan susunan yang sudah
ada, tidak boleh dibolak-balik. Apabila bila sudah terlanjur maka diharuskan
untuk kembali pada susunan aslanya atau lebih baiknya mengulangi dari awal.
5. Berkelanjutan. Kalimat-kalimat adzan dan iqomah tidak boleh dipisah dengan
hal-hal lain diluar keduanya. Tetapi tidak masalah adanya pembicaraan
ataupun diam yang sebentar, walaupun dengan sengaja. Disunnahkan untuk
membaca hamdalah secara pelan bila bersindan disunnahkan untuk
mengakhirkan menjawab salam dan membaca do’a bagi orang yang berisn.
6. Keras bagi jamaah. Adzan dan Iqomah yang dilakukan untuk jamaah harus
diperdengarkan minimal pada satu orang selain dia. Adapun adzan dan iqomah
yang dilakukan untuk dirinya sendiri cukup didengar oleh dirinya sendiri.
7. Memasuki waktu pada selain adzan subuh. Karena tujuan dari keduanya
adalah sebagai pemberitahuan, maka tidak sah dan tidak boleh dikerjakan
sebelum waktunya. Adapun adzan subuh boleh dilakukan mulai dari tengah
malam.

Kesunnahan Adzan dan Iqomah pada sholat

adzan dan Iqomah sunnah dilakukan pada sholat maktubah walaupun berupa sholat
qodlo’. Disunnahkan untuk adzan pada sholat pertama jika ia melakukan sholat
makktubah lebih dari satu. Adapun sholat sunnah, sholat jenazah, atau sholat nadzar
tidak disunnahkan adzan dan juga iqomah, tetapi untuk sholat sunnah yang
disyarti’atkan untuk berjamaah disunnah menggunakan panggilan yang berbunyi: ash-
sholatu jaami’ah yang dilakukan setelah masuknya waktu sholat dan akan hendak
sholat supaya menjagi pengganti dari adzan dan iqomah

Kesunnahan Adzan dan Iqomah pada selain sholat

Beberapa Permasalahn Yang Berkaitan Dengan Adzan dan Iqomah

Anda mungkin juga menyukai