Anda di halaman 1dari 24

Assalamu’alaikum

Kurikulum
merdeka :v

ADZAN DAN IQOMAH

KRY:Ali Reza Al ghazi


DEFINISI ADZAN

Adzan secara
Adzan secara syara’ yaitu ibadah
kepada Alloh
etimologi
dengan cara
artinya seruan, memberitahukan
pemberitahuan masuknya waktu
, maklumat shalat dengan
dzikir/lafal khusus

1
SEJARAH ADZAN

Diwajibkannya adzan Adzan


ketika berada di disyari’atkannya
Madinah tahun 1 H ketika di Mekkah

Sebagaimana mimpi Abdulloh bin Zaid


2
Kisah mimpi Abdulloh bin Zaid

"Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu


malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang
menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya
apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku
memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya,"
Untuk apa? Aku menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami
dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat." Orang itu berkata
lagi, "Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?" Dan aku menjawab "Ya!" Lalu
dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:
Allahu Akbar Allahu Akbar................... (sampai akhir)
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad SAW, dan
menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad SAW,
berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan
ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan
adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun
melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh
Umar ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad, SAW.

3
Jumhur Ulama’ :
Sunnah Muakkad

Hukum Adzan

Hanabilah :
Fardhu Kifayah

4
KETERANGAN :
- Adzan bagi musafir --> menurut Hanabilah : Sunnah.
- Adzan sendiri bagi yang shalat munfarid --> Syafi’iyyah
& Hanabilah : Sunnah
- Adzan untuk shalat yang dijama’ --> Jumhur ulama’ :
Sunnah (cukup satu kali adzan), Imam Malik (adzan
untuk setiap sholat)
- Shalat yang disyari’atkan untuk adzan : Shalat 5 waktu
dan shalat jum’at.
- Shalat jenazah, sholat witir, sholat idain, sholat
gerhana, istisqo’ dan tarawih, tidak disunnahkan adzan
tetapi sunnahnya memakai lafal “ash-shalatul jami’ah”.
- Adzan ditelinga kanan bayi dan iqomah di telinga kiri
bayi --> disunnahkan, tetapi ada perbedaan pendapat.
5
HUKUM ADZAN DAN IQOMAH BAGI WANITA

 Menurut Jumhur Ulama’ (kecuali Hanafiyyah) : tidak


diperbolehkan mengumandangkan adzan untuk
kaum wanita.
 Disunnahkan iqomah tanpa adzan bagi wanita ketika
berjama’ah menurut Syafi’iyyah dan Malikiyyah.
Namun hukumnya makruh menurut Hanafiyah dan
Hanabilah iqomah bagi perempuan begitu juga bagi
khuntsa.

6
Perbedaan dalam Lafal Adzan

Ada 3 macam :
1. Ada 15 kalimat ( 4 takbir dan yang lainnya 2x, kecuali kalimat
tauhid yang terakhir cuma sekali ). Ini menurut madzhab
Hanafiyyah dan Hanabilah, mengambil riwayat hadits dari
Abdulloh bin Zaid.
2. Ada 19 kalimat ( seperti yang pertama, namun ada pengulangan
dalam 2 syahadat). Ini menurut Syafi’iyyah, mengambil riwayat
hadits dari Abu Makhdzurah.
3. Ada 17 kalimat (seperti yang kedua tetapi takbir pertamanya 2
kali saja). Ini menurut Malikiyyah, mengambil riwayat hadits dari
Abu Mahdzur.

7
‫‪Lafal Adzan‬‬

‫)‪(2x‬‬ ‫ُهللَا َاْك َبر‪ُ ،‬هللَا َاْك َبر‬


‫)‪(2x‬‬ ‫َأْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِإَّالُهللا‬
‫َاْش َهُد َاَّن ُمَحَّم ًد ا َر ُس ْو ُل ِهللا )‪(2x‬‬
‫)‪(2x‬‬ ‫َحَّي َع َلى الَّص َالِة‬
‫)‪(2x‬‬ ‫َال‬‫َف‬ ‫ْل‬
‫َحَّي َع َلى ا ِح‬
‫)‪(1x‬‬ ‫ُهللَا َاْك َبر ‪ُ ,‬هللَا َاْك َبر‬
‫)‪(1x‬‬ ‫َال ِإَلَه ِإَّالهللا‬
Tatswib dalam Adzan untuk Shalat Fajar

 Tatswib yaitu menambahkan lafal


“‫ ”الصالة خير من النوم‬dua kali setelah lafal
“‫ ”حي على الفالح‬ketika sholat fajar.
 Hukumnya : menurut Jumhur Ulama’
sunnah. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
ceritanya Bilal yang menambahkan lafal
“‫ ”الصالة خير من النوم‬ketika sholat fajar.
Hukum Adzan

 Hukumnya : Sunnah, karena sholat tanpa adzan dan iqomah


hukumnya makruh.
 Iqomah disunnahkan untuk disegerakan ( membaca lebih
cepat daripada adzan tetapi tetap jelas pengucapan huruf-
hurufnya).
 Menurut jumhur mengumandangkan iqomah tidak harus di
tempat waktu ia adzan, tetapi menurut Hanabilah
disunnahkan di tempat ketika ia adzan kecuali jika adzannya
di menara atau tempat yang jauh dari masjid.
 Mengumandangkan iqomah dengan suara yang lebih
rendah daripada saat mengumandangkan adzan.
IQOMAH

Yaitu pemberitahuan atau


seruan akan didirikannya
shalat, dengan kalimat yang
telah diajarkan oleh syari’at
dan dengan sifat khusus.
Perbedaan Lafal Iqomah

Lafal iqomah :

Ada 3 pendapat : ‫ ُهللَا َاْك َبر‬،‫ُهللَا َاْك َبر‬


‫َأْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِإَّالُهللا‬
1. Hanafiyyah --> 19 kalimat ‫َاْش َهُد َاَّن ُمَحَّم ًد ا َر ُس ْو ُل ِهللا‬
(seperti lafal adzan tetapi ‫َحَّي َع َلى الَّص َالِة‬
ditambah “qad qaamatish ‫َحَّي َع َلى اْلَفَالِح‬
shalah” 2 kali) ‫ َقْد َقاَم ِت الَّص َالُة‬، ‫َقْد َقاَم ِت الَّص َالُة‬
2. Syafi’iyyah dan Hanabilah --> ‫ُهللَا َاْك َبر ُهللَا َاْك َبر‬
11 kalimat (lafal iqomah satu ‫َال ِإَلَه ِإَّالهللا‬
kali-satu kali, kecuali “qad
qaamatish shalah” 2 kali)
3. Malikiyyah --> 10 kalimat
(lafal iqomah satu kali semua)
Keutamaan Adzan dan
Muadzin

- Adzan termasuk ciri agama Islam dan juga termasuk syiar Islam.
- Pahala adzan sangatlah besar.
- Makhluk dan benda yang mendengar adzan akan menjadi saksi di
hari kiamat.
- Muadzin akan mendapatkan ampunan dari Alloh.
- Orang yang adzan akan mendapatkan pahala seperti orang yang
sholat bersamanya.
- Muadzin menjadi orang yang dipercaya Alloh.
- Muadzin dido’akan oleh Rasululloh.
- Adzan membuat setan takut dan lari sejauh-jauhnya.
- Leher muadzin akan dipanjangkan oleh Alloh di hari kiamat.
- Orang yang adzan dibanggakan Alloh di hadapan malaikat-Nya.
- Para muadzin akan dimasukkan ke dalam surga.
Lebih utama muadzin ataukah imam ?

• Syafi’iyah dan Hanabilah --> adzan dan iqomah lebih utama daripada
imam. Sebagaimana Hadits Abu Hurairah, ia berkata : “Rasululloh
bersabda : Imam adalah penanggung dan muadzin adalah orang yang
diberi amanah, maka Alloh memberi petunjuk kepada para imam dan
memberikan ampunan bagi para muadzin.” Karena amanah lebih tinggi
derajatnya daripada penanggung dan yang dimaksud imam bahwa
penanggung yaitu menanggung rahasianya bacaan dan dzikirnya. Al-
Khithobi berkata : “Maknanya yaitu bahwa imam itu menjaga sholat
kaumnya, sedangakan makna muadzin itu bahwa orang yang diberi
amanah dalam waktu-waktu sholat.
• Hanafiyah --> iqomah dan imam lebih utama daripada adzan karena
sesungguhnya Nabi dan para khalifah itu berwali kepada imam, bukan
kepada adzan. Imam al-Ghozali berkata : “Imam lebih utama daripada
pemberitahuan yang paling benar.” Alasannya yaitu Nabi dan para
khalifahnya tidak pernah beralih ke muadzin, demikian juga para
ulama’-ulama’ besar setelah mereka.
Syarat Adzan dan Iqomah

1. Masuk pada waktu shalat.


2. Melafalkannya menggunakan bahasa
Arab.
3. Dapat terdengar oleh sebagian
jama’ah.
4. Dapat terdengar oleh dirinya sendiri
jika ia munfarid.
5. Berurutan dan tanpa jeda antara lafal
adzan dan iqomah.
6. Mengikuti sunnah Rasululloh.
Syarat-syarat Muadzin

1. Satu orang saja.


2. Laki-laki yang muslim, berakal.
• Tidak sah adzan orang kafir,
orang gila, atau belum mumayyiz,
orang yang pingsan atau mabuk.
Karena mereka semua bukan ahli
ibadah.
• Tidak sah adzan seorang wanita
atau khuntsa. Karena mencegah
terjadinya fitnah dari suara wanita
sedangkan kalau khuntsa itu
belum jelas bahwa ia emang laki-
laki.
Adab Adzan dan Sunnah-sunnahnya

• Suaranya bagus (cakep) dan lantang


• Di tempat yang tinggi dekat dengan masjid
• Berdiri di dinding (atap) atau menara masjid supaya terdengar
• Muadzinnya merdeka, baligh, adil, amanah, sholih, dan mengetahui
waktu-waktu shalat
• Dalam keadaan berwudhu serta suci
• Memasukkan jari-jarinya ke telinga
• Menoleh ke kanan pada kalimat yang pertama dan menoleh ke kiri
pada kalimat yang kedua ketika melafalkan hayya’alatain
• Memperlambat adzan dengan cara diam sebentar di antara tiap 2
kalimat
• Menyegerakan iqomah
• Menghadap kiblat ketika adzan dan iqomah
• Tidak mengambil upah darinya
• Mengumandangkan adzan di awal waktu
Hal-hal yang Dimakruhkan dalam Adzan

1. Meninggalkan sunnah-sunnah adzan.


2. Adzan sambil duduk atau berjalan dan bercakap-cakap.
3. Melagukan dan memanjangkan kalimat adzan dengan berlebihan.
4. Keluar dari masjid setelah adzan tanpa sholat kecuali karena
udzur.
5. Muadzin mengucapkan puji-pujian adzan dan iqomah.
6. Menambahkan lafal “sayyidina” ketika mengucapkan syahadat.
7. Mengucapkan sholawat Nabi dengan keras setelah adzan.
Menjawab Adzan dan Iqomah

 Hukumnya : Disunnahkan untuk


menjawabnya bagi orang yang
mendengarkan adzan dan iqomah.
 Lafalnya sama dengan lafal adzan
kecuali pada lafal “hayya’alatain”
dijawab dengan lafal “laa haula wa
laa quwwata illa billah”.
Sedangakan kalau iqomah lafalnya
sama kecuali “qad qaamatish
shalah” dijawab dengan lafal
“aqaamahallah wa adamahaa”.
‫‪Berdo’a Setelah Adzan‬‬

‫‪• Setelah syahadataian mengucapkan :‬‬


‫رضيت باهلل ربا و باإلسالم دينا و بمحمد نبيا ورسوال‬

‫‪• Mengucapkan do’a setelah adzan, yaitu :‬‬


‫َاللُه َّم َرَّب هِذِه الَّد ْع َو ِة الَّتآَّمِة‪َ ،‬والَّصَالِة اْلَق آِئَم ِة‪ ،‬آِت ُمَح َّم َد اِن اْلَو ِس ْيَلَة‬
‫َواْلَف ِض ْيَلَة َواْبَعْثُه َمَق اًماَمْح ُم ْو َداِن اَّلِذ ْى َو َعْد َتُه ِاَّنَك َالُتْخ ِلُف اْلِم ْيَعاد‬

‫‪• Membaca sholawat setelah menjawab adzan‬‬


‫‪yaitu sholawat ibrahimiyyah.‬‬
Waktu Berdiri untuk Mengerjakan Shalat

 Syafi’iyyah dan mayoritas ulama’ --> tidak boleh berdiri


melakukan shalat kecuali kumandang iqomah selesai.
 Malikiyyah --> shalat didirikan setelah iqomah selesai.
 Hanabilah --> ketika muadzin mengumandangkan
kalimat “qad qaamatish shalah” waktu shalat dimulai.
 Hanafiyah --> boleh melaksanakan shalat ketika
muadzin mengumandangkan kalimat “hayya ‘alash
shalah”.
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركته‬

Anda mungkin juga menyukai