Anda di halaman 1dari 4

C.

Manfaat Pendidikan Inklusi

Menurut Garinda (2015), manfaat dari Pendidikan inklusi itu sendiri yaitu:

1. Manfaat bagi siswa


a. Anak-anak dapat mengembangkan persahabatan, persaudaraan, dan belajar
bagaimana bermain dan berinteraksi satu sama lain.
b. Anak-anak mempelajari bagaimana harus bersikap toleran terhadap orang lain.
c. Anak megembangkan citra yang lebih positif dari diri mereka sendiri dan mempunyai
sikap yang sehat tentang keunikan yang ada pada orang lain.
d. Melatih dan membiasakan untuk menghargai dan merangkul perbedaan dengan
menghilangkan budaya labeling atau memberi cap negatif kepada orang lain.
e. Anak-anak memperoleh model dari orang-orang yang berhasil , meskipun mereka
memiliki tantangan dan hambatan.
f. Memunculkan rasa percaya diri melalui sikap penerimaan dan pelibatan di dalam
kelas.
g. Anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki kesempatan untuk belajar
keterampilan baru dengan mengamati dan meniru anak-anak lain.
h. Anak-anak didorong untuk lebih berakal, kreatif, dan kooperatif.

2. Manfaat bagi guru


a. Guru berkembang secara profesional dengan mengembangkan keterampilan baru dan
memperluas perspektif mereka tentang perkembangan anak.
b. Guru memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mengembangkan kemitraan
dengan masyarakat lain.
c. Guru belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dengan bekerja sesama tim.
d. Guru membangun hubungan yang kuat dengan orang tua.
e. Guru berusaha meningkatkan kredibilitas mereka sebagai seorang profesional yang
berkualitas.
f. Guru senantiasa mengembangan kreativitas dalam mengelola pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.
g. Guru bertentangan untuk terus menerus belajar melalui perbedaan yang dihadapi di
kelas.
h. Guru terlatih dan tebiasa untuk memiliki budaya kerja yang positif, kreatif, inovatif,
fleksibel, dan akomodatif terhadap semua anak didiknya dengan segala perbedaan.

3. Manfaat bagi orangtua dan keluarga


a. Menjadi lebih mengetahui sistem belajar di sekolah.
b. Meningkatkan kepercayaan terhadap guru dan sekolah.
c. Memperkuat tanggung jawab Pendidikan anak di sekolah dan di rumah.
d. Mengetahui dan mengikuti perkembangan belajar anak.
e. Semakin terbuka dan ramah bekerja sama dengan guru.
f. Mempermudah mengajak anak belajar di sekolah.
g. Semua keluarga harus belajar untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan
anak.
h. Semua keluarga senang melihat anak-anak mereka berteman dengan kelompok yang
beragam anak-anak.
i. Semua keluarga memiliki kesempatan untuk mengajar anak-anak mereka tentang
perbedaan-perbedaan individual dan keberagaman.

4. Manfaat bagi masyarakat


a. Mengontrol terlaksananya sekolah penyelanggara Pendidikan inklusi di
lingkungannya.
b. Masyarakat yang lebih beragam membuka lebih kreatif, dan lebih terbuka terhadap
berbagai kemungkinan dan kesempatan.
c. Pendidikan inklusi membantu ABK untuk menjadi lebih siap untuk tanggung jawab
dan hak-hak kehidupan masyarakat.
d. Ikut menjadi sumber belajar dan semakin terbuka dan ramah bermitra dengan
sekolah.

5. Manfaat bagi pemerintah


ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) mendapatkan hak Pendidikan yang sama dan
mendapatkan kesempatan Pendidikan yang lebih luas. Mempercepat penuntasan wajib
belajar Pendidikan dasar 9 tahun Pendidikan terlaksana berlandaskan pada asas demokrasi,
berkeadilan dan tanpa diskriminasi.

D. Prinsip Pendidikan Inklusi

Abdul Salim Choiri mengungkapan prinsip-prinsip Pendidikan inklusi diantaranya:

1. Setiap anak berhak memperoleh Pendidikan dasar yang lebih baik.


2. Setiap anak berhak memperoleh layanan Pendidikan pada sekolah-sekolah yang ada
disekitarnya.
3. Setiap anak memiliki potensi, bakat, dan irama perkembangan masing-masing yang harus
diberikan secara tepat.
4. Pendekatan pembelajaran bersifat fleksibel, kooperatif, dan berdayaguna.
5. Sekolah adalah bagian integral dari masyarakat.

Secara umum prinsip penyelenggaraan Pendidikan inklusi di Indonesia dapat dirumuskan


sebagai berikut:

1. Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu


Pendidikan inklusi merupakan salah satu upaya untuk pemerataan kesempatan bagi
peserta didik untuk memperoleh Pendidikan. Nah, pemerintahlah yang mempunyai
tanggung jawab untuk Menyusun strategi dan upaya untuk peningkatannya.
2. Prinsip kebutuhan individual
Setiap anak itu memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh karena itu
Pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak.
3. Prinsip kebermaknaan
Pendidikan inklusi harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah,
menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan.
4. Prinsip keberlanjutan
Pendidikan inklusi diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua jenjang Pendidikan.
5. Prinsip keterlibatan penyelenggaraan Pendidikan inklusi harus melibatkan seluruh
komponen Pendidikan terkait.

E. Penempatan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di Sekolah Inklusi

Penempatan ABK di sekolah inklusi dilakukan dengan berbagai model diantaranya ialah:

1. Bentuk kelas regular penuh anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal)
sepanjang hari di kelas regular dengan menggunakan kurikulum yang sama.
2. Bentuk kelas regular dengan cluster
Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) di kelas regular dengan kelompok
khusus.
3. Bentuk kelas regular dengan cluster dan pull out
Anak berkelainan belajar bersama dengan anak lain (normal) di kelas regular dalam
kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas regular ke ruang
sumber untuk belajar bersama dengan guru pembimbing khusus.
4. Bentuk kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian anak berkelainan belajar di kelas
khusus pada sekolah regular, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama
dengan anak normal di kelas regular.
5. Bentuk kelas khusus penuh di sekolah regular
Samuel A. Kirk membuat gradasi layanan Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ,
bergradasi dari model segregasi ke model mainstreaming.

Daftar Pustaka

Harahap, Ernawati, dkk. 2022. Pendidikan Inklusi. Pekalongan: PT. Nasya Expanding
Management.

Nurfadhillah, Septy. 2021. Pendidikan Inklusi SD. Sukabumi: CV Jejak.

Anda mungkin juga menyukai