Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

ANNAS FADHIL RASYID, TONY ALFAN, ALIFIA IMANANDA, ELA SINTA


NURLAELA, MUHAMMAD HAFIDHUDDIN, RIZKY MULYA RACHMAT, TIARA
RIZKY WIBOWO Pengaruh musim hujan terhadap kesehatan mahasiswa PPKU. Dibimbing
oleh Dhea Ayuningsih, S.Pd., M.Pd.
Musim hujan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pada
manusia. Mahasiswa menjadi salah satunya yang terdampak karena faktor musim hujan. Untuk
memperkecil pengaruh dari musim hujan terhadap kondisi kesehatan Mahasiswa, harus ada
tindakan preventif saat musim hujan agar Mahasiswa tetap dalam keadaan sehat. Tujuan
penelitian ini adalah 1) Mengetahui tingkat aktivitas Mahasiswa selama musim hujan, 2)
Mengetahui dampak musim hujan terhadap kesehatan Mahasiswa, dan 3) Menentukan tindakan
preventif yang tepat untuk menjaga kesehatan Mahasiswa selama musim hujan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data (kuesioner) dengan bentuk
semi terbuka dari responden dengan variabel aktivitas Mahasiswa ketika musim hujan, penyakit
yang dialami ketika hujan, dan obat dan atau vitamin yang dikonsumsi Mahasiswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 80% diantara seluruh responden melakukan aktivitasnya diluar
asrama dengan minimal 3 kali dalam seminggu selama musim hujan. Selain itu, persentase
responden yang terkena dampak musim hujan seperti terserang penyakit musiman adalah
78.57%. Sesuai dengan data yang didapatkan, bahwa pengaruh dari musim hujan terhadap
kesehatan Mahasiswa PPKU sangat berpengaruh.
Kata kunci: Aktivitas, kesehatan, mahasiswa, musim hujan, penyakit musiman

The rainy season is one of the factors that can affect human health. Students become one that is
affected due to the rainy season. To minimize the rainy season's impact on the students health,
there must be preventive measures during the rainy season in order to keep students health. The
purpose of this study are 1) knowing the level of student activity during the rainy season, 2)
knowing the impact of the rainy season on student health, and 3) determining appropriate
preventive measures to keep students healthy during the rainy season. The method that used in
this study is data collection (questionnaire) with semi-open form respondents with variable
student activities during the rainy season, the illness experienced during rainy season, and drugs
and or vitamins consumed by students. The resuls shows that 80% of all respondents do their
activities outside the dorm at least 3 times a week during the rainy season. In addition, the
percentage of respondents that affected by the rainy season due to seasonal illness is 78.57%.
According to the data obtained, that the influence of the rainy season for the health of PPKU
students is very influential.

Keywords: Activities, health, students, rainy season, seasonal illness


Tinjauan Pustaka
Hujan adalah suatu proses fisis yang dihasilkan dari fenomena cuaca. Cuaca sendiri
adalah suatu sistem yang kompleks sehingga bisa dimaklumi apabila para “modeler cuaca” atau
“peramal cuaca” kadang meleset prakiraannya. Berdasarkan pola umum terjadinya, curah hujan
di Indonesia dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yakni tipe ekuatorial, tipe monsun, dan tipe lokal.
Tipe curah hujan ekuatorial proses terjadinya berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi
ke arah utara dan selatan mengikuti pergerakan semu matahari, sedangkan tipe monsun lebih
dipengaruhi oleh adanya tiupan angin musim (Angin Musim Barat), dan tipe lokal lebih
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik setempat, yakni adanya bentang perairan sebagai
sumber penguapan dan pegunungan atau gunung-gunung yang tinggi sebagai daerah tangkapan
hujan. Jumlah curah hujan rata-rata yang turun di berbagai tempat di Indonesia dalam setahun
berkitar antara 500 mm sampai lebih dari 5.000 mm (Tukidi 2010).
Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena
ikatan atau hubungan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dapat diartikan juga sebagai calon
intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali dituntut
dengan berbagai predikat (Permadi 2014). Menurut Siswoyo (2007), mahasiswa dapat diartikan
sebagai individu yang sedang atau dinyatakan berstatus menimba ilmu di suatu perguruan tinggi
negeri maupun swasta atau lembaga lainnya yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa
adalah kelompok yang memiliki intelektualitas yang tinggi, memiliki kecerdasan berfikir,
mampu merencanakan, dan juga bertindak mengambil keputusan. Seorang mahasiswa cenderung
selalu berfikir kritis dan berindang dengan cepat, sigap dan juga tepat (Nurnaini 2014).

Aktivitas dapat diartikan sebagai segala bentuk bagian baik berupa kegiatan langsung,
keaktifan, dan juga salah satu kegiatan kerja (Alpunsari 2014). Arti lain dari aktivitas
adalah suatu kegiatan yang diikuti dengan terjadinya perubahan tingkah laku, sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan. Mahasiswa dikenal dengan aktivitasnya yang banyak dan juga
padat. Perkembangan di dunia yang semakin pesat memang menuntut mahasiswa agar semakin
kompeten dalam hal persaingan. Perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan dan juga
peningkatan daya saing menjadi salah satu faktor pengembangan kepribadian. Setiap mahasiswa
dituntut untuk mampu menjalankan segala aktivitas dengan mengatur dan mengendalikan waktu
yang dimiliki untuk menghadapi tugas-tugas kuliah maupun kegiatan lain yang diikuti (Caesari
et al. 2013).
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang
meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Maka
secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada
perasan sehat, sejahtera dan bahagia ( well being ). Terdapat keserasian antara pikiran, perasaan,
perilaku, dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu
mengatasi tantangan hidup sehari-hari (Keliat 2005). Kesehatan adalah keadaan seimbang yang
dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan,
minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut
menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periode-
periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang ingin menyadarinya (Santoso 2012).
Perubahn iklim global telah terjadi berpengaruh pada beberapa penyakit yang
penularannya akan meningkat karena berada di fase musim tertentu. Penelitian memang
menunjukkan bahwa beberapa penyakit atau kelainan memang dapat dipicu oleh factor ikllim,
cuaca, dan musim seperti penyakit malnutrisi, cikungunya, flu singapura, SARS (Severe Acute
Respiratory Sndrome), seasonal influenza (Anurogo 2016). Penyakit yang biasa muncul pada
musim hujan antara lain DBD, leptpirosis (kencing tikus), diare, dan coomond cold. Penyakit
DBD disebabkan dengue virus I (DENV-1), dengue virus 2 (DENV-2), dengue virus 3 (DENV-
3), dan dengue virus 4 (DENV-4). Demam dengue merupakan penyakit yang rentan terjadi di
musim penghujan, terutama saat banjir terjadi. Kosnayani dan Hidayat (2018), mengatakan
Beberapa faktor iklim mempengaruhi parasit dan vektor seperti suhu, curah hujan, kelembaban,
air permukaan, dan kecepatan angin. Kehadiran hujan bisa menciptakan banyak genangan air
dimana nyamuk berkembang biak, sedangkan kelembaban mempengaruhi umur nyamuk dimana
kelembaban rendah akan memperpendek umur nyamuk sehingga semakin berkembang saat
musim hujan tiba.
Sebenarnya, penyebaran virus flu di Indonesia mengenal bulan atau musim tertentu.
Sebab secara epidemiologi, sirkulasi virus influenza di Indonesia selalu ada tiap tahunnya.
Berbeda dengan di negara Amerika Serikat dan Australia, di kedua negara tersebut sirkulasi virus
flu mencapai puncaknya pada musim dingin. Virus flu ini seringkali meningkat kasusnya di
musim pancaroba dan hujan. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi ada dugaan di masa
tersebut sistem imun tubuh terhadap penyakit atau virus jadi berkurang. Virus penyebab penyakit
flu ini dapat dengan mudah menyebar melalui udara atau air ludah. Virus penyebab penyakit ini
pun dapat dengan mudah bermutasi setiap waktu, sehingga sistem imunitas tubuh sulit
mendeteksi virus yang satu ini. Ini karena sulitnya sistem imun tubuh mendeteksi virus influenza
ini, maka tubuh cenderung lebih mudah terkena flu.

Perubahan iklim seperti hujan yang terus menerus atau kemarau yang berkepanjangan
dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung; mulai dari kematian karena gangguan jantung (kardiovaskular), gangguan pernafasan
karena gelombang panas, berubahnya transmisi penyakit menular, serta gizi buruk dari
kegagalan panen. Salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia adalah diare. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa meningkatnya suhu udara, berubahnya pola curah hujan, dan bertambahnya kelembaban
dapat berpengaruh terhadap penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan (Athena dan
Cahyorini 2017).

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan tiga masalah sebagai berikut:
1) Berapa persen pengaruh tingkat aktivitas Mahasiswa selama musim hujan?
2) Apa saja dampak musim hujan terhadap kesehatan Mahasiswa?
3) Bagaimana tindakan preventif yang tepat untuk menjaga kesehatan Mahasiswa selama
musim hujan?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, dapat disusun tiga tujuan. Ketiga tujuan tersebut sebagai berikut:
1) Mengetahui tingkat aktivitas Mahasiswa selama musim hujan
2) Mengetahui dampak musim hujan terhadap kesehatan Mahasiswa
3) Menentukan tindakan preventif yang tepat untuk menjaga kesehatan Mahasiswa selama
musim hujan.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dari para responden yang meliputi
Mahasiswa Asrama PPKU IPB dengan menggunakan kuisioner selama dua hari. Metode dengan
kuisioner tersebut dipilih karena lebih efisien dan cocok digunakan jika jumlah responden yang
dibutuhkan cukup banyak namun tersebar di berbagai wilayah di indonesia. Kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini menerapkan metode kuisioner semi terbuka. Variabel yang
diambil dalam penlitian ini adalah aktivitas Mahasiswa ketika musim hujan, penyakit yang
dialami ketika hujan, dan obat dan atau vitamin yang dikonsumsi Mahasiswa.

Hasil dan Pembahasan


Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian
dan pembahasan yang tercakup dalam bab ini adalah: (1) Tingkat aktivitas mahasiswa IPB
selama musim hujan; (2) Persentase mahasiswa IPB yang sakit selama musim hujan; (3) Jenis
penyakit penyakit yang dialami mahasiswa IPB selama musim hujan; dan (4) Tindakan yang
dilakukan mahasiswa untuk menjaga kesehatan.
1) Tingkat aktivitas mahasiswa IPB selama musim hujan
3% 1%

9%
19%
Skala 0
Skala 1
Skala 2
Skala 3
34% Skala 4
Skala 5

34%
Gambar 1. Persentase Tingkat Aktivitas Mahasiswa

Gambar 1 yang berskala 0-5 diketahui bahwa 69 mahasiswa dari 70 mahasiswa


IPB masih beraktivitas keluar asrama selama musim hujan. Persentase mahasiswa yang
tidak keluar asrama selama musim hujan atau bisa diartikan tingkat aktivitasnya selama
musim hujan berskala 0 hanya 1%, sedangkan 99 % mahasiswa lainnya masih
beraktivitas keluar asrama selama musim hujan dengan tingkat aktivitas yang berbeda-
beda. Tingkat aktivitas yang banyak dilakukan mahasiswa adalah dalam skala 2 dan 3
dengan persentase masing-masing 34%, sedangkan persentase tingkat aktivitas lainnya
yaitu dalam skala 1, 4, dan 5 secara berturut-turut adalah 9%, 19%, dan 3%.

2) Persentase mahasiswa yang sakit selama musim di IPB

Persentase Mahasiswa IPB yang Sakit dan


Tidak Sakit Selama Musim Hujan

21%

Ya
Tidak

79%

Gambar 2. Persentase Mahasiwa yang Sakit dan Tidak Sakit

Gambar 2 menunjukkan kecenderungan bahwa mahasiswa IPB sakit selama


musim hujan. Sebanyak 79% dari 70 mahasiswa IPB pernah mengalami sakit selama
musim hujan, sedangkan 21% lainnya tidak mengalami sakit selama musim hujan.

Menurut Blum (1981), terjadinya suatu penyakit adalah sebagai akibat interaksi
antara lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan, sedangkan berdasarkan
teori segitiga epidemiologi terjadinya suatu penyakit karena terdapatnya interaksi antara
pejamu/host, agen penyakit dan lingkungan. Komponen lingkungan dikatakan memiliki
potensi untuk menyebabkan penyakit jika dalam lingkungan tersebut terdapat satu atau
lebih agen penyakit yang dapat berupa agen biologis (bakteri, parasit, virus), fisik (suhu,
debu, radiasi), kimia (karbon monoksida, asbes, arsen, dsb.), dan nutrisi (kelebihan atau
kekurangan gizi) (Githeko et al. 2000). Cuaca dan iklim dapat menciptakan lingkungan
yang beragam sehingga berpengaruh terhadap patogenesis berbagai penyakit yang
berbeda dan dengan cara berbeda satu sama lain pula. Musim hujan merupakan bentuk
perubahan cuaca dan iklim. Perubahan suhu, kelembapan dan kecepatan angin pada
musim hujan dapat meningkatkan populasi, memperpanjang umur dan memperluas
penyebaran vektor sehingga berdampak terhadap peningkatan kasus penyakit menular
seperti: malaria, dengue fever, schistosomiasis, dan filariasis (Epstein dan Mills 2006).

3) Jenis penyakit penyakit yang dialami mahasiswa IPB selama musim hujan
60

50

40

30

20

10

0
Flu Demam Batuk Diare Radang Sakit Mata Ikan
Kepala
Gambar 3. Jenis Penyakit yang Diderita Mahasiswa

Gambar 3 menunujukkan jenis penyakit yang dialami mahasiswa IPB selama


musim hujan dan dengan catatan bahwa mahasiswa tersebut dapat mengalami lebih dari
satu jenis penyakit. Berdasarkan Gambar 3 di atas jenis penyakit yang paling banyak
diderita mahasiswa IPB selama musim hujan adalah penyakit flu dengan jumlah 49
mahasiswa. Kemudian berturut-turut demam diderita 37 mahasiswa; batuk diderita 28
mahasiswa; diare diderita 11 mahasiswa; radang tenggorokan, sakit kepala, dan mata
ikan masing-masing diderita 1 mahasiswa. Mayoritas mahasiswa selama musim hujan
menderita penyakit yang umumnya disebut sebagai penyakit musiman. Penyakit
musiman merupakan penyakit yang timbul pada kondisi dan waktu tertentu seperti
influenza, diare, demam tifoid atau yang umumnya dikenal sebagai tifus, dan yang
lainnya (Dowell 2001). Umumnya penyakit musiman dapat menyerang individu yang
memiliki imunitas rendah selama musim tertentu.

4) Tindakan yang dilakukan mahasiswa untuk menjaga kesehatan


Tidak konsumsi
apapun 10 Konsumsi Vitamin
10

Konsumsi obat
20
Konsusmsi ked-
uanya 30

Gambar 4. Tindakan yang dilakukan mahasiswa untu menjaga kesehatan

Gambar 4 menunjukkan jumlah mahasiswa yang melakukan tindakan untuk


menjaga kesehatan saat musim hujan. Tindakan yang banyak dilakukan oleh mahasiswa
adalah mengonsumsi obat dan vitamin, lalu hanya mengonsumsi obat, dan diikuti dengan
hanya mengonsumsi vitamin. Perilaku ini menunjukkan bahwa mahasiswa berusaha
untuk menjaga kondisi kesehatan diri mereka selama musim hujan. Dengan adanya
kegiatan mahasiswa di luar asrama yang beragam serta dengan datangnya musim hujan
membuat mahasiswa harus menjaga kondisi kesehatan ataupun mengembalikan kondisi
kesehatan yang sebelumnya menurun. Tindakan untuk mengonsumsi obat ataupun
vitamin merupakan bentuk dari program masyarakat untuk menjaga kesehatan mereka
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif (Adliyani 2015).
Daftar Pustaka
Adliyani ZON. 2015. Pengaruh perilaku individu terhadap hidup sehat. Jurnal Majority.
4(7):109-114

Alpusari M. 2014. Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata kuliah konsep dasar ipa ii di program
studi pendidikan guru sekolah dasar tahun akademik 2013/2014. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar. 2(1) : 118-130.

Anugroho D. 2016. The Art of Medicine. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama.
Blum HL. 1981. Planning for Health. New York (US): Human Science Press.

Caesari YK, Listiara A, Arianti J. 2013. Studi kasus mengenai strategi belajar pada
mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa pecinta alam Universitas
Diponegoro. Jurnal Psikologi Undip. 12 (2) : 164-176.
Dowell SF. 2001. Seasonal variation in host susceptibility and cycles of certain
infectious diseases. Emerging Infectious Diseases. 7(3):369-374.doi:
10.3201/eid0703.010301

Epstein PR and Mills E. 2006. Climate Change Futures, Health, Ecological and
Economic Dimensions. The Center for Health and the Globa Environment Harvard
Medical School.

Githeko AK, Lindsay SW, Confalonieri UE, Patz JA. 2000. Climate change and vector-
borne diseases: A regional analysis. Bull World Health Organ. 78(9):1136–47.
Keliat BA et al. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta(ID):
EGC.
Nurnaini K. 2014. Motivasi berprestasi mahasiswa penyandang tunadaksa [skripsi].
Surabaya (ID) : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Permadi A. 2015. Aktivitas mahasiswa di luar kampus dalam ungkap karya seni lukis
kontemporer [skripsi]. Padang (ID) : Universitas Negeri Padang.
Santoso B, Ningtyas EAE, Fatmasari D. 2012. Improving elderly's dental hygiene
through nursing home staff's dental health education at the nursing home . Jurnal
Kesehatan Masyarakat . 12(2): 96-105
Siswoyo D. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Tukidi. 2010. Karakter curah hujan di Indonesia. Jurnal Geografi FIS UNNES . 7(2):
136-145.

Anda mungkin juga menyukai