OLEH :
KELOMPOK 4 (KELAS A)
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan
baik.Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB dengan judul "Asuhan
keperawatan sindrome Steven Jhonson". Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
3. Patofisiologi……………………………………………………………………………………………………………………………..8
4. Pathway …………………………………………………………………………..8
6. Penatalaksaan……………………………………………………………………..9
7. Pemeriksaan penunjang………………………………………………………….11
8. Komplikasi………………………………………………………………………12
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 22
B. Saran........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindrom steven jhonson merupakan kelainan kulit yang bersifat fatal dan merupakan
kondisi paling ekstrim dari eritema multiformis. Kondisi ini dipicu oleh penggunaan
medikasi. Antibiotik, agens anti kejang NSAID, dan sulfonamida adalah obat-obatan
yang paling sering menimbulkan kejadian ini. Seluruh permukaan tubuh dapat dipenuhi
oleh eritema dan lepuhan. (Brunner & Suddarth, 2013)
Pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh dokter anak A.M. Stevens dan F.C.
Johnson setelah mendiagnosa seorang anak dengan keterlibatan okular dan oral akibat
reaksi obat. Hampir seluruh obat-obatan dapat menyebabkan SSJ, seperti ibuprofen. Pada
umumnya obat tersebut adalah obat anti konvulsan, antibiotik (seperti sulfa, penicillin dan
sefalosporin), dan antiinflamasi1,2,3.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Pengertian SSJ
2. Penyebab SSJ
4
3. Tanda dan gejala SSJ
4. Penatalaksanaan SSJ
5. Patofisiologi SSJ
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
SJS menampilkan kondisi yang kurang parah, yang mana pelepasan kulit <
10% dari permukaan tubuh
6
SJS/NET menampilkan pasien dengan perluasan kulit 10-30% dari luas
permukaan tubuh.
Menurut (Porth & Maffin, 2009 dalam Brunner & Suddarth, 2010) sindrom
steven johnson dipicu oleh reaksi obat. Etiologinya tidak diketahui, tetapi
kemungkinan berhubungan dengan sistem imun dan bisa berupa suatu reaksi
terhadap obat atau kelainan sekunder akibat infeksi virus. Antibiotik,
antikonvulsan, butazon dan sulfonamid merupakan obat yang paling sering
terlibat.
Beberapa penyebab sindrom steven johnson menurut (Kusuma & Nurarif, 2015):
6. Walaupun SSJ dapat disebabkan oleh infeksi viral, keganasan atau reaksi
alergi berat terhadap pengobatan, penyebab utama nampaknya karena
penggunaan antibiotik dan sulfametoksazole. Pengobatan yang secara turun
menurun diketahui menyebabkan SSJ, eritem multiformis, sindrom Lyell, dan
7
nekrolisis epidermal toksik diantaranya sulfanomide (antibiotik), penisilin
(antibiotic), berbiturate (sedative), lamotrigin(antikonvulsan), fenitoin-dilantin
(antikonvulsan). Kombinasi lamotrigin dengan asam valproat meningkatkan
resiko dari terjadinya SSJ.
3. Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, diperkirakan karena reaksi alergi tipe III dan IV.
Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang
membentuk mikropresipitasi sehingga terjadi aktivasi sistem komplemen.
Akibatnya terjadi akumulasi netrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan
menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran. Reaksi tipe IV terjadi akibat
limfosit T yang tersensitisasi berkontak kembali dengan antigen yang sama,
kemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (Muttaqin, 2012).
4. Pathway
8
5. Tanda dan Gejala SSJ
Menurut (Kusuma & Nurarif, 2015), pada sindroma ini terlihat adanya
kelainan berupa :
a. Kelainan kulit
10
terbentuk krusta kehitaman. Juga dpaat terbentuk psudomembran. Di bibir
kelainan yang sering tampak ialah krusta berwarna hitam yang tevbal. Adanya
stomatitis ini dapat menyebabkan penderita sukar menenlan. Kelainan ini di
mukosa dapat juga terjadi di faring, traktus respiratorus bagian atas, dan
esophagus. Terbentuknya pseudommebran di faring dapat memberikan
keluhan sukar bernafas dan penderitanya tidak dapat makan dan minum.
c. Kelainan mata
Kelainan pada mata merupsksn 80% diantara semua kasus, yang sering
terjadi ialah conjunctivitis kataralis. Selain itu dapat terjadi conjunctivitis
purulen, pendarahan, simblefaron, ulcus cornea, iritis/iridosiklitis yang pada
akhirnya dapat terjadi kebutaan sehingga dikenal trias yaitu stomatitis,
conjunctivitis, balanitis, uretritis.
6. Penatalaksanaan
d. Sumple jaringan dari nasofaring, mata, telinga, darah, urine, kulit, dan lepuhan
yang tidak pecah digunakan untuk mengidentifikasi pathogen.
11
g. Kortikosteroid sistemik diberikan di awal proses penyakit.
i. Kulit dilindungi dengan agens topikal; antibakteri topikal dan agens anestesi
digunakan untuk mencegah sepsis pada luka.
k. Perawatan orofaring dan perawatan mata yang cermat sangat penting ketika
membran mukosa dan mata mengalami gangguan berat
7. Pemeriksaan Penunjang
b) Infeksi darah (sepsis): Sepsis dapat terjadi, ketika bakteri dari infeksi
memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Sepsis adalah kondisi
12
yang dapat berkembang dengan cepat, menyebabkan kegagalan organ, dan
bahkan mengancam jiwa.
e) Kerusakan kulit permanen: Ketika kulit baru tumbuh kembali setelah sembuh
dari sindrom Stevens-Johnson, mungkin dapat meninggalkan bekas berupa
warna kulit yang tidak merata, dan juga jaringan parut. Penyakit kulit ini juga
bisa menyebabkan rambut rontok dan kuku yang tidak tumbuh dengan normal.
1. Pengkajian
b. Gambaran klinik
c. Histopatologi
d. Riwayat kesehatan : riwayat alergi, reaksi alergi terhadap makanan, obat serta
zat kimia, masalah kulit sebelumnya dan riwayat kanker kulit.
- Data Fokus
superficial serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (NANDA, 2015), diagnosa yang dapat ditegakkan pada klien dengan
sindrom steven johnson, adalah :
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera ditandai dengan kulit yang
terkelupas dan adanya lesi.
3. Perencanaan Keperawatan
14
Tujuan yang diharapkan (NOC) : Integritas jaringan : kulit & membran
mukosa baik
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil:
1) Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan dengan tepat.
16
Rasional : Karakteristik luka dapat menjadi indikator adanya infeksi.
6) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkannya kepada penyedia perawatan kesehatan.
c. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera ditandai dengan kulit yang
terkelupas dan adanya lesi (00132)
Kriteria Hasil :
17
1) Secara konsisten menunjukkan dalam menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa analgesic
Intervensi Rasional
18
5) Tingkatkan istirahat/tidur yang cukup untuk membantu mengurangi
rasa nyeri.
Kriteria Hasil:
4) Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu
yang paling cocok untuk konsumsi secara optimal
5) Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien dan orang
terdekat dengan klein.
Kriteria Hasil :
20
2) Asupan makanan secara oral adekuat
21
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)
yang telah direncakan dalam rencna tindakan keperawatan. Dalam tahap ini
perawat harus mengetahui beberapa hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan
perlindungan pada klien, tiknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami
tingkat perkembangan psaien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua
jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. Sebagai
profesi, perawat mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam
menentukan asuhan keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi,
dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien
dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon klien
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan. Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah
mencapai tujuan yang ditetapkan).Memodifikasi rencana asuhan keperawatan
(jika klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan). Meneruskan rencana
asuhan keperawatan (jika klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tujuan)
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Jadilah perawat yang profesional dalam melakukan tindakan dan harus sesuai dengan
prosedur dan SOP yang berlaku di institusi dan gunakanlah cara safety and comfort
dalam melakukan tindakan apapun terhadap klien dan gunakanlah alat perlindungan
diri ( APD ) untuk keamanan dalam bekerja.
23
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.
Jakarta: EGC
Julia fitriany, Fajri Alratisda. 2019. Stevens Jhonson Syndrome vol. 5 No. 1 Mei
Zuhrial Zubir, Reny Fahila. Sindroma Steven Jhonson dan Nekrolisis Epidermal Toksik.
Academia.edu
24