Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XIV

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2022

Optimalisasi Layanan Kesehatan Pasien Jiwa Melalui Pelaksanaan Timbang Terima


(Hand Over) Dengan Metode komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,
Rekommendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Provinsi Kalimantan Tengah”

DISUSUN OLEH :
NAMA : HERVINA, S.Kep.,Ns
NIP : 19910627 202203 2 004
ANGKATAN : XIV
KELOMPOK : 2

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XIV
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2022

“Optimalisasi Layanan Kesehatan Pasien Jiwa Melalui Pelaksanaan Timbang Terima


(Hand Over) Dengan Metode komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,
Rekommendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Provinsi Kalimantan Tengah”

DISUSUN OLEH :
NAMA : HERVINA, S.Kep.,Ns
NIP : 19910627 202203 2 004
ANGKATAN : XIV
KELOMPOK : 2

SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAL 23 AGUSTUS 2022

MENTOR, COACH,

MARADONA, S.Kep,Ns. M.Kep SUGIYONO, S.Sos. MSi


NIP. 198801072011011001. NIP. 196910011990021003

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XIV
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2022

“Optimalisasi Layanan Kesehatan Pasien Jiwa Melalui Pelaksanaan Timbang Terima

(Hand Over) Dengan Metode komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,

Rekommendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Provinsi Kalimantan Tengah”

DISUSUN OLEH :
NAMA : HERVINA, S.Kep.,Ns
NIP : 19910627 202203 2 004
ANGKATAN : XIV
KELOMPOK : 2

TELAH DISEMINARKAN TANGGAL 23 AGUSTUS 2022

MENTOR, PENGUJI, COACH,

MARADONA, S.Kep,Ns. M.Kep FAHRIZAL FITRI, S.Hut.M.P SUGIYONO, S.Sos. MSi


NIP. 198801072011011001. NIP. 196912121996031003 NIP. 196910011990021003
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat

dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Layanan Kesehatan

Pasien Jiwa Melalui Pelaksanaan Timbang Terima (Hand Over) Dengan

Metode komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,

Rekommendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei Provinsi Kalimantan Tengah”.

Penyusunan rancangan aktualisasi ini sebagai syarat untuk melakukan

aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada latihan dasar (Latsar)

Gelombang XIV tahun 2022. Rancangan aktualisasi sebagai bentuk

implementasi nilai dasar PNS yang terdiri berorientasi pelayanan, akuntabel,

kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif Penulis menyadari, dalam

penyusunan laporan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Sri Widanarni, S.IP., M.Si., selaku Kepala Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Tengah.

2. Ibu dr.Seniriaty., selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.

3. Ibu Bapak Sugiyono, S.Sos M. Si, selaku Pembimbing/ Coach yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan petunjuk dalam

penyusunan Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil.

iii
4. Bapak Maradona, S.Kep.,Ns. M.Kep selaku Kepala Ruangan Cendana

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei sekaligus sebagai mentor yang telah

memberikan dukungan, motivasi, arahan, serta masukan.

5. Bapak Fahrizal Fitri S.Hut.M.P selaku penguji dalam seminar Rancangan

Aktualisasi

6. Keluarga yang selalu ada untuk mendukung dan membantu pada saat

kegiatan Latsar berlangsung sehingga penulis dapat menjalankannya

dengan penuh semangat

7. Teman-teman Golongan III Angkatan XIV Kelompok 2 yang senantiasa

menjalin komunikasi dan berbagi informasi dalam menjalankan tugas-

tugas sehingga semua anggota dapat menyelesaikannya dengan baik

8. Semua pihak yang berkontribusi baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk perbaikan rancangan aktualisasi ini. Melalui

Rancangan Aktualisasi ini tentunya terselip harapan untuk dapat

memberikan kontribusi kepada Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei, semoga

inovasi sederhana ini dapat bermanfaat bagi peningkatan layanan pasien di

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah.

Palangka Raya, Agustus 2022


Penulis,

HERVINA, S.Kep,Ns
NIP : 199106272022032004
iv
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ............................................................................. i
Lembar Pengesahan ............................................................................ ii

Kata Pengantar .................................................................................... iii


Daftar Isi............................................................................................... iv

Daftar Tabel ......................................................................................... vi


Daftar Gambar ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Identifikasi Isu ................................................................................ 7
1.3 Maksud dan Tujuan........................................................................ 8
1.4 Manfaat .......................................................................................... 10

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ........................................ 12

2.1 Identitas / Profil ............................................................................. 12

2.2 Struktur Organisasi ........................................................................ 17


2.3 Visi dan Misi ................................................................................... 17
2.4 Nilai Organisasi .............................................................................. 19

2.5 Role Model ..................................................................................... 19


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ................................................ 22

3.1 Nilai – Nilai Dasar PNS .................................................................. 22


3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ...................................... 25

3.3 Rancangan Aktualisasi................................................................... 31


3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .................................................... 48

Daftar Pustaka ..................................................................................... 51

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Permasalahan dengan Metode APKL ..................... 32

Tabel 3.2 Analisa Permasalahan dengan Metode USG ....................... 35

Tabel 3.3 Deskripsi Analisa USG…………………. ............................... 36

Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi Diri ................................... 38

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Diri .................................... 50

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei......................................... 12

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei ......... 17

Gambar 2.2 Gambar Role Model ......................................................... 19

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu organisasi negara, ditentukan dari bagaimana

kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Oleh karena itu,

pengelolaan yang semula personnel administration yang hanya berupa

pencatatan administratif kepegawaian, wajib hukumnya berpindah kepada

human resource management yaitu pendekatan yang memandang

sumber daya manusia aparatur sebagai aset negara yang harus dikelola,

dihargai dan dikembangkan dengan baik. Sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan

modal utama negara yang memiliki peran vital dalam pencapaian tujuan

negara dan tujuan politik pemerintah. ASN merupakan unsur utama

sumber daya manusia yang memiliki peran penting dalam menentukan

pergerakan roda pemerintahan di negara ini. Dalam Peraturan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita

bangsa dan mewujudkan tujuan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil

Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,

mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta

mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan

kesatuan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk

membentuk PNS professional, dibutuhkan pola penyelenggaraan

pelatihan dasar CPNS yang didukung oleh semua pihak. Peraturan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri

Sipil ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk

mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi professional seperti

tersebut di atas adalah Latsar Prajabatan. Latsar ini dilaksanakan dalam

rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang

kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS

yang mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani

masyarakat.

Rumah sakit jiwa adalah suatu lembaga yang memberikan

pelayanan di bidang kesehatan jiwa masyarakat meliputi usaha-usaha

pencegahan, pengobatan dan pemulihan serta rehabilitasi. Rumah Sakit

Jiwa Kalawa Atei sebagai salah satu instansi pelayanan khusus satu-

satunya di provinsi Kalimantan Tengah yang menangani masalah

kesehatan jiwa, dan sebagai rujukan pelayanan kesehatan jiwa untuk

masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai Rumah Jiwa baru dan

sedang berkembang RSJ Kalawa Atei selalu ingin melakukan inovasi dan

pembenahan. Kegiatan ini dilakukan demi mencapai tujuan visi nya

“Menjadi Rumah Sakit yang memiliki kualitas prima dalam pelayanan,

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang

kesehatan yang bertaraf internasional”. Hal tersebut dapat terwujud

dengan memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas pada

2
pasien. Pelayanan yang baik dan berkualitas membutuhkan tenaga

kesehatan yang mencukupi dan profesional. Pemberi pelayanan

keperawatan khususnya perawat berkontribusi terhadap terjadinya

kesalahan yang mengancam keselamatan pasien. Sekitar 40 % tenaga

yang ada di rumah sakit adalah perawat. Perawat merupakan tenaga

kesehatan dengan jumlah terbanyak di rumah sakit, pelayanan terlama

(24 jam secara terus-menerus) dan tersering berinteraksi pada pasien

dengan berbagai prosedur. Kesalahan yang sering terjadi adalah karena

masalah komunikasi antar perawat. Komunikasi terhadap berbagai

informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi kesehatan di

rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan

pasien (Riesenberg, 2010). Transfer informasi pada saat pergantian shift

yang disebut dengan timbang terima (handover) yang bertujuan untuk

menyampaikan informasi dari setiap pergantian shif serta memastikan

efektifitas dan keamanan dalam perawatan pasien. Informasi terkait

dengan keadaan klinis pasien, kebutuhan pasien, keadaan personal

pasien, sampai pada faktor sosial pasien. (McCLoughen et al., 2008

dalam Scovell, 2010).

Kegiatan timbang terima (hand over) merupakan kegiatan rutin

yang dilakukan oleh perawat dalam menginformasikan kondisi terakhir

pasien serta menjadi gerbang awal dalam mengelola asuhan keperawatan

yang komprehensif dan berkesinambungan. Komunikasi yang salah dapat

menimbulkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Peraturan Menteri

Kesehatan (PERMENKES) no 11 tahun 2017 mendefinisikan Kejadian

3
Tidak Diharapkan (KTD) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan

kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang

dapat dicegah pada pasien. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dapat

menyebabkan lama rawat di rumah sakit bertambah sehingga

meningkatkan biaya perawatan, bahkan dapat menyebabkan kecacatan,

cidera dan kematian (Rahcmah, 2018).

Joint Commission International (JCI) & World Health Organization

(WHO) melaporkan sebanyak 25.000 – 30.000 kasus kecacatan

permanen yang terjadi di Australia 10% nya disebabkan oleh kesalahan

komunikasi antar penyedia layanan kesehatan pada tahun 2007.

Penelitian Catherine (2008) dalam Rahayu (2016) di Denver Health

Medical Center menyatakan bahwa kegagalan komunikasi perawat dalam

melakukan hand over atau timbang terima antar shift 30% disebabkan

karena kegagalan komunikasi secara langsung seperti: 1) Komunikasi

yang terlambat, 2) Kegagalan komunikasi dengan semua anggota tim, 3)

Isi komunikasi yang tidak jelas. Hal ini menyebabkan tujuan komunikasi

yang diharapkan tidak tercapai dan menyebabkan ketidakpuasan perawat

dalam melakukan operan. Joint Commission International melakukan

upaya pencegahan terjadinya KTD salah satunya dengan meningkatkan

komunikasi efektif yaitu komunikasi yang singkat akurat, jelas, dan mudah

dimengerti oleh penerima pesan sehingga mengurangi kesalahan dan

meningkatkan mutu pelayan dan keselamatan pasien. (JCI, 2017).

Banyaknya masalah yang berkaitan dengan keselamatan pasien

menggerakkan Rumah Sakit untuk melakukan sebuah gerakan universal

4
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien

(Depkes RI, 2020). Upaya tersebut dapat dicapai dengan mengoptimalkan

peran dan fungsi perawat yang dapat diwujudkan melalui komunikasi yang

efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan lain (Supinganto,

2018). Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan

efektiftasnya adalah saat timbang terima antar shif (hand over). Sebab jika

komunikasi dalam timbang terima tidak efektif dapat menyebabkan

kesalahan dalam kesinambungan pelayanan, juga bisa terjadi pengobatan

yang tidak tepat dan potensi kerugian bagi pasien sehingga, timbang

terima pasien di rumah sakit merupakan salah satu penerapan pelayanan

keperawatan yang harus diperhatikan (Setianti, 2007).

Salah satu metode dalam timbang terima adalah SBAR (Situation,

Background, Assesement, Recomendation). SBAR (Situation,

Background, Assesement, Recomendation) merupakan kerangka acuan

dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan

segera (Nursalam, 2015). Di Indonesia hampir seluruh Rumah Sakit telah

menerapkan metode SBAR (Situation, Background, Assesement,

Recomendation) semenjak diterbitkan PERMENKES tahun 2011 tentang

mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit. Komunikasi

SBAR (Situation, Background, Assesement, Recomendation) adalah

komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur

informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan

efesien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR

(Situation, Background, Assesement, Recomendation) untuk mencapai

5
ketrampilan berfikir kritis dan menghemat waktu (NHS, 2012). Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi, diantaranya adalah

persepsi, nilai, emosi, latar belakang, peran, pengetahuan dan hubungan

rekan kerja. Kemudian Beberapa faktor yang mempunyai hubungan

dengan komunikasi saat perawat melaksanakan timbang terima adalah

karakteristik jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan prosedur

tetap, pimpinan dan teman sejawat (Nuralam, 2018).

Dari hasil observasi dan diskusi dengan kepala ruangan selama

masa orientasi di Ruang Cendana selama 2 minggu di dapatkan belum

optimalnya pelaksanaan timbang terima (hand over) sesuai SOP, dan

informasi yang diterima 70% adalah informasi medis, walaupun

pendokumentasian perawat ada dan tertulis. Belum tersosialisasi metode

Situation, Background, Assesement, Recommendation (SBAR), dan

belum optimalnya pelaksanaan timbang terima di salah satu ruangan di

Rumah Sakit Jiwa kalawa Atei ini lah yang memotivasi penulis untuk

dilakukannya kegiatan Rancangan Aktualisasi yang berjudul

“Optimalisasi Layanan Kesehatan Pasien Jiwa Melalui Pelaksanaan

Timbang Terima (Hand Over) Dengan Metode komunikasi efektif

Situation, Background, Assesment, Rekommendation (SBAR) di

Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan

Tengah”

6
1.2. Identifikasi Isu

Identifikasi isu merupakan tahap awal dalam menentukan tend isu

yang sedang terjadi dengan cara menjaring dan memilih masalah yang

menjadi isu potensial sehingga nanti akan bisa memikirkan strategi

antisipasi isu agar isu tidak berkembang. Adapun beberapa isu penting

yang diamati pada lingkup Rumah Sakiot Jiwa RSJ Kalawa Atei,

diantaranya :

1. Belum optimalnya Layanan Kesehatan Pasien Jiwa Melalui

pelaksanaan hand over (timbang terima) dengan metode

komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,

Rekomendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah.

Belum optimalnya pelaksanaan Hand over yang sesuai SOP dan

melakukan hand over hanya sekilas tanpa melakukan validasi dengan

melakukan observasi langsung kepada pasien. Dampak negatifnya

adalah apabila tindakan ini terus menerus dilakukan dapat

membahayakan pasien kerena berpotensi salah dalam pemberian

terapi, salah diagnosa hingga pada kondisi yang paling jauh yaitu

kejadian Kejadian Tidah Diharapkan (KTD). Hingga berpotensi

menurunnya presentase keselamatan pasien yang berdampak pada

menurunnya mutu layanan dari Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.

2. Belum optimalnya tata ruang bangsal di Ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

7
Belum tersedianya ruang sesuai standar Depkes RI yaitu dinding

kamar masih menggunakan semen dan belum tersediannya ruangan

dengan dinding busa atau vinyl khusus ruangan untuk pasien dengan

resiko bunuh diri atau melukai diri sendiri.

3. Belum optimalnya pelaksanaan SP pada klien ODGJ di Ruang

Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.

Belum optimalnya pelaksanaan SP di ruang cendana di buktikan

hampir disemua dokumentasi perawat sangat jarang sekali melakukan

Tindakan SP pada pasien ranap inap dan jika dilakukan pun hanya

sampai Fase Orientasi saja.

4. Belum optimalnya penggunaan SIM RS di Ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

Perawat lebih banyak menulis sehingga sangat sedikit waktu untuk

observasi ke pasien. Dokumentasi Tindakan dan catatan

perkembangan pasien pasien masih dalam bentuk tulis tangan.

5. Perbedaan persepsi perawat terkait pendokumentasian Asuhan

Keperawatan pasien di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam penulisan dokumentasi antara perawat yang satu dan yang lain

hampir selalu berbeda, dan kadang sebagian salah mempersepsikan

maksud dari tulisan tersebut.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari pelaksanaan rancangan aktualisasi CPNS adalah :

8
a. Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan layanan kesehatan

pasien jiwa melalui Pelaksanaan Timbang Terima (Hand Over)

Dengan Metode Komunikasi Efektif Situation, Background,

Assesment, Rekomendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah?

b. Bagaimana keterkaitan antara kegiatan dengan nilai-nilai dasar

PNS yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,

Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (ASN berAHKLAK)

serta peran dan kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia (Managemen ASN, Pelayan Publik dan

SMART ASN?

c. Bagaimana kontribusi antara Visi, Misi dan Penguatan nilai-nilai

organisasi di Rumah Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan

Tengah?

1.3.2 Tujuan

Penyusunan rancangan aktualisasi nilai dasar PNS ini bertujuan

untuk mengaktualisasi nilai-nilai dasar aparatur sipil yang

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,

Adaptif dan Kolaboratif (ASN berAHKLAK) sebagai Aparatur Sipil

Negara di Instansi tempat bekerja agar mampu melaksanakan tugas

sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara. Berdasarkan uraian latar

belakang yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari pelaksanaan

rancangan aktualisasi ini adalah :

9
a. Untuk menerapkan nilai-nilai dasar ASN berAKHLAK dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Untuk memunculkan isu yang ada di ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah.

c. Untuk menyelesaikan isu yang ada di ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah khususnya

dalam pelaksanaan Timbang Terima (Hand over).

d. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Timbang Terima (hand

over) dengan metode komunikasi efektif Situation, Background,

Assesment, Rekomendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan aktualisasi ini, adalah

sebagai berikut :

a) Manfaat bagi penulis

Dapat mengimplemantasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK

dalam kegiatannya sehingga akan terbentuknya ASN yang

professional, berintegritas dan kinerja tinggi.

b) Manfaat bagi pegawai Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Sebagai tambahan pengetahuan tentang Pelaksanaan Timbang

Terima (Hand over) dengan metode komunikasi efektif situation,

Background, Assesment, Rekommendation (SBAR).

c) Manfaat bagi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

10
Dapat memberikan bahan masukan dan usulan dalam usaha

melakukan perbaikan kearah yang lebih baik, khususnya tentang

aktualisasi nilai-nilai ASN BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,

Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif)

serta dapat meningkatkan optimalisasi pemberian pelayanan

kesehatan kepada pasien.

11
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI

2.1 Profil Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei terletak di Jalan Trans Palangka

Raya- Kuala Kurun KM.16, Desa Bukit Rawi, Kecamatan Kahayan

Tengah, Kabupaten Pulang Pisau yang merupakan Rumah Sakit tipe

C milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan dasar

pendirian Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi

dan Tata Kerja RSJ Kalawa Atei dan Peraturan Gubernur Nomor 17

Tahun 2015 tentang Tugas Pokok dan Uraian Tugas Rumah Sakit

Jiwa Kalawa Atei.

Gambar 2.1 Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Sejarah terbentuknya Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei ini dimulai

pada tahun 2000 dengan adanya Pusat Konsultasi Kesehatan Jiwa

Masyarakat yang saat itu diresmikan oleh Wakil Gubernur Provinsi

12
Kalimantan Tengah, Bapak Nahason Taway didampingi oleh Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah saat itu, Bapak drg.

Toekik B. Toemon, SKM. Pada tanggal 05 November 2001,

berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 211

tahun 2001, Pusat Konsultasi Kesehatan Jiwa Masyarakat diubah

menjadi Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa Atei dan dilantik

pejabat pada lingkungan Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa

Atei dengan Kepala Balai kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa Atei

adalah dr. Josephine Maanari.

Di tahun 2003, tugas dan fungsi Balai Kesehatan Jiwa

Masyarakat Kalawa Atei lebih jelas lagi dengan terbitnya Surat

Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 324 tahun 2003

tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Jiwa

Masyarakat Kalawa Atei.

Tahun 2008, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat kembali berubah

nama menjadi Balai Kesehatan Kalawa Atei, setelah terbitnya

Peraturan Gubernur Nomor 69 tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Tugas (UPT) Balai Kesehatan Kalawa Atei,

UPT Balai Pelatihan Kesehatan dan UPT Balai Laboratorium pada

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Untuk mensinkronkan antara jabatan kepegawaian yang telah

ada di Balai Kesehatan Kalawa Atei dengan ketersediaan jabatan di

struktur organisasi Balai Kesehatan Kalawa atei, maka diterbitkan

Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 09 tahun 2010

13
tanggal 14 April 2010 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Nomor

69 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Balai Kesehatan

Kalawa Atei, Balai Pelatihan Kesehatan dan Balai Laboratorium pada

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah dan telah diundangkan

di Palangka Raya pada tanggal 16 April 2010.

Balai Kesehatan Kalawa Atei sebagai Unit Pelaksana Teknis

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah berperan di dalam

pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. secara umum fungsi utama

Balai Kesehatan Kalawa Atei adalah melaksanakan upaya

penyehatan penderita gangguan jiwa, serta upaya untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa

sehingga dapat menghindari terjadinya gangguan jiwa pada dirinya,

atau anggota keluarganya. selain upaya tersebut juga melayani

psikotes bagi orang-orang yang memerlukan atau perusahaan yang

dibutuhkan. Seiring dengan meningkatnya penderita gangguan jiwa

berat di Kalimantan Tengah yang memerlukan pelayanan kesehatan

jiwa yang komprehensif, maka pada tahun 2012, Organisasi Balai

Kesehatan Kalawa Atei berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei berdasarkan keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 18

Tahun 2012 tanggal 17 september 2012 tentang Pembentukkan UPT

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei pada Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Tengah. sedangkan pelantikan pejabat struktural yang

menempati eselon III dan eselon IV pada bula Februari 2013. Sejak

pelantikan pejabat eselon III dan IV di lingkungan Rumah Sakit Jiwa

14
Kalawa Atei, maka fungsi dan pelayanan yang diberikan disesuaikan

dengan fungsi dan pelayanan rumah sakit jiwa.

Pada bulan Februari 2013 dilantik Direktur Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei sebagai UPTD Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Tengah yaitu dr. Wineini Marhaeni NK, MAP dan sejak pelantikan

tersebut RS Jiwa Kalawa Atei mulai berbenah dan mulai menata

pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna.

Tanggal 17 November 2014, Pelayanan Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei dipindahkan ke Jalan Trans Palangka Raya-Kuala Kurun

KM 16,5 Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau dan diresmikan

oleh Gubernur Kalimantan Tengah Bapak Agustin Teras Narang, SH

di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Secara

administratif, walaupun Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei berada di

wilayah Kabupaten Pulang Pisau. Namun, secara letak Rumah Sakit

Jiwa Kalawa Atei ini terletak sekitar 16,5 kilometer dari Kota Palangka

Raya dengan luas tanah seluas 36.675 m² yang ditetapkan sebagai

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)pada tahun 2015 berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.

Awal tahun 2015 Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei ditetapkan

sebagai RS Khusus Kelas C berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0109/2015 tanggal 20 Januari 2015.

Tahun 2016, Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei berhasil memperoleh

Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor KARS-SERT/37/I/2016

15
tanggal 12 Januari 2016 dengan kelulusan tingkat Perdana. Awal

bulan Desember 2018, Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei mendapatkan

Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komite Akreditasi Rumah Sakit

(KARS) dengan kelulusan Tingkat Utama dengan Nomor : KARS-

SERT/141/XII/2018 tanggal 12 Desember 2018 dengan lulus tingkat

Utama. Pada bulan Januari 2022, Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komite Akreditasi

Rumah Sakit (KARS) dengan Nomor : KARS-SERT/Per/55/I/2022

tanggal 10 Januari 2022 dengan lulus tingkat Utama.

Awal tahun 2017 terbit Izin Operasional Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei berdasarkan Keputusan Bupati Pulang Pisau Nomor 92

Tahun 2017 tertanggal 8 Maret 2017 dengan masa berlaku sampai

dengan 9 Maret 2022. Adapun alamat website Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei dapat diakses pada http:rsj-kalawaatei.kalteng.go.id.

Tanggal 14 Februari 2022 dilantik Direktur Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei yang baru yaitu dr. Seniriaty, menggantikan Plt. Direktur

sebelumnya yaitu dr. Riza Syahputra, MAP, berdasarkan Keputusan

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap

Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 570/0003/Kesehatan-IO-

RS/IX/DPMPTSP-2020, Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei diberikan Izin

Operasional Kelas B.

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei memiliki beberapa jenis

pelayanan. Jenis-jenis layanan Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei yang

ada yaitu: Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam, Pelayanan Intensif

16
Psikiatri, Pelayanan Rawat Jalan (Klinik Jiwa, Klinik Patologi, Klinik

Gigi dan Klinik Khusus), Instalasi Rawat Inap dengan 76 tempat tidur

dan Pelayanan Penunjang (Laboratorium, Psikologi, Farmasi,

Pelayanan Gizi, Laundry dan Ambulance). Ruangan Cendana adalah

bagian dari instalasi rawat inap yang menyediakan pelayanan rawat

inap dengan 3 (tiga) jenis pelayanan yaitu, 4 bed untuk pelayanan

pasien jiwa akut, 6 bed untuk pelayanan pasien VIP, dan 4 bed untuk

pelayanan pasien isolasi covid-19.

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

2.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

2.3.1 Visi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

a. Visi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei mengacu pada Visi Kepala

Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu :

“KALTENG MAKIN BERKAH (Bermartabat, Elok, Religius, Kuat,

Amanah, dan Harmonis)”

b. Visi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei dalam memberikan pelayanan

17
kesehatan jiwa kepada masyarakat adalah :

“Menjadi Rumah Sakit yang Memiliki Kualitas Prima Dalam

pelayanan, Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat di Bidang Kesehatan yang Bertaraf Internasional”

2.3.2 Misi Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu,

dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat yang berorientasi

pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.

b. Melaksanakan Pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat dibidang kesehatan dalam rangka membangun

sumber daya manusia melalui pemenuhan dan pembinaan dokter,

dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan tenaga ahli lainnya yang

relevan yang memiliki karakter yang profesional, visioner, inovatif,

dan berakhlak mulia dengan melalui kerjasama dengan berbagai

lembaga lain

c. Menyelenggarakan penelitian kesehatan yang inovatif dalam

rangka penapisan dan pengembangan teknologi dibidang

kesehatan yang visioner demi kemaslahatan masyarakat.

d. Menyelenggarakan pengabdian terutama di bidang kesehatan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan;

e. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan RSJ secara professional,

efektif, dan efisien yang berguna untuk pengembangan pelayanan,

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai

dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

18
2.4 Nilai dan Motto Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

2.4.1 Nilai Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Secara umum nilai Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei adalah KALAWA

ATEI yang sebagai berikut :

K : KETULUSAN HATI dalam mewujudkan Visi, Misi dan

Tujuan;

A : Bekerja sesuai AMANAH peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku;

LA : LUWES dan pro AKTIF;

WA : tepat WAKTU;

A : Saling asih, asah, dan asuh kepada setiap petugas dan

pasien;

E : Efektif dan Efisien;

I : Selalu INTROPEKSI dan focus pada pelayanan

2.4.2 Motto Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

Melayani dengan Hati Terang”

2.5 Role Mode

Gambar 2.2 Gambar Role Model

19
Role model adalah seseorang yang dapat dijadikan teladan terbaik

dari pola pikir maupun prilaku yang ia lakukan sehari-hari. Untuk

memastikan bahwa organisasi yang dipimpinnya berjalan dengan

dinamis, seorang pemimpin harus mempunyai nilai-nilai tertentu yang

dapat menjadi teladan. Nilai-nilai tersebut hendaknya dapat bersifat

implementatif, dapat diterapkan dengan mudah dan dapat dipahami

dengan jelas oleh bawahan

Sebagai contoh role model bagi saya yaitu Bapak Maradona,

S.Kep,Ns. M.Kep. Beliau adalah Kepala Divisi Diklat Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei serta Kepala Ruangan Cendana dan Isolasi Covid-19 di

Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei dengan pangkat Perawat Ahli Muda

golongan III/c. Selain itu, beliau juga bertugas sebagai Tim Penilai

Jabatan Fungsional Perawat Ahli, Master Asesor Keperawatan di

Provinsi Kalimantan Tengah dan Asesor Internal Akreditasi Rumah

Sakit. Beliau adalah sosok yang disiplin, ramah, bijak dan pekerja keras

serta cerdas. Beliau mau mendengarkan aspirasi serta pendapat dari orang

lain namun tetap solutif dan mengambil keputusan secara tepat. Beliau

berkepribadian ramah, tenang, santai namun tetap serius serta memiliki

semangat yang tinggi dalam bekerja. Bagi saya, sifat serta perilaku beliau inilah

yang menjadikan panutan dan teladan khususnya bagi saya dalam

melaksanakan kegiatan sehari-hari. Beliau pernah dianugerahi sebagai

Clinikal Instruktur CI dan Preceptor Akademik Terbaik secara berturut-turut

selama 3 Tahun yaitu pada tahun 2019, 2020 dan 2021 serta juara 3 Asesor

Nasional. Beliau Juga pernah mendapat Beasiswa Pendidikan S2 dari

20
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dan mendapat Predikat Lulusan

Terbaik. Dan beliau berencana untuk melanjutkan S3 nya dan menjadi satu-

satunya Doktor Keperawatan di Kalimanatan Tengah.

21
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-nilai Dasar PNS

Dalam Peraturan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan

pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara, perlu

dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional,

netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi

dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi

masyarakat, serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat

pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan Surat Edaran Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20

Tahun 2021, tanggal 26 Agustus 2021, tentang Implementasi Core Values

dan Employer Branding ASN, telah memberikan arahan agar seluruh

Instansi Pemerintah dan Daerah mengimplementasikan core value (nilai

dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani

Bangsa". Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK, merupakan akronim dari

tujuh kata, yakni: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,

Harmonis, Adaptif dan Kolaboratif. BerAKHLAK merupakan panduan

perilaku bagi ASN sebagai nilai dasar yang harus dijalankan dengan

penuh tanggung jawab, dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang

22
professional. Adapun makna dari ketujuh Nilai Dasar ASN BerAKHLAK

tersebut, sebagai berikut:

1. Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima

demi kepuasan masyarakat, melayani masyarakat dengan tepat

sesuai SOP yang berlaku, sopan dan ramah serta responsive

terhadap kritik dan saran. Dengan panduan sikap dan prilaku sebagai

berikut :

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; serta

c. Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel, yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan

serta wajib berintegritas dimana pun berada. Dengan panduan sikap

dan perilaku sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,

serta disiplin dan berintegritas tinggi;

b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab, efektif dan efisien; dan

c. Tidak menyalah gunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.

Harus melakukan kinerja terbaiknya terhadap tugas yang telah

diberikan sesuai dengan kompetensinya. Dengan panduan sikap dan

perilaku sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang

selalu berubah

23
b. Membantu orang lain belajar; dan

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Dengan

panduan sikap dan perilaku sebagai berikut:

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

b. Suka menolong orang lain; dan

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa

dan Negara. Dengan panduan sikap dan perilaku sebagai berikut:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada

NKRI serta pemerintahan yang sah;

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan

negara; serta

c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptip, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan

serta menghadapi perubahan. Dengan detail sikap dan perilaku

sebagai berikut:

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan

c. Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis. Dengan

detail sikap dan perilaku sebagai berikut:

24
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk

berkontribusi;

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;

dan

c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk

tujuan bersama.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Profesi ASN berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode etik dan

kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada

pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas, kualifikasi, akademik, jaminan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas dan profesionalitas jabatan. Adapun, prinsip nilai

dasar yang diterapkan oleh ASN mencakup berbagai hal. Seperti

memegang teguh ideologi Pancasila, setia, dan mempertahankan UUD

1945 serta pemerintahan yang sah, mengabdi kepada negara dan rakyat

Indonesia, hingga menjalankan tugas secara profesional dan tidak

berpihak.

3.2.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk

menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika

profesi, bebas intervensi politik, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,

pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir,

promosi, mutase, penilaian kinerja, penggajian, dan tunjangan,

25
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pension dan hari tua, dan

perlindungan. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain: kepastian

hukum, profesionalitas proporsionalitas, keterpaduan delegasi, netralitas,

akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, non diskriminatif, persatuan,

kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan.

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang

berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan

wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,

agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi

kecacatan.

1. Kedudukan ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang

menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi

pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua

golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota

dan/atau pengurus partai politik.

Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun

demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi

ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan

otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir

terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi

stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi

kesatuan bangsa dan negara.

26
2. Peran ASN

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN

berfungsi sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik;

b. Pelayan publik; dan

c. Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas,

dan

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan

yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus

mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan

pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

3.2.2 SMART ASN

Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta

profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin

responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. PNS

27
diharapkan untuk mampu beradaptasi dan juga memberikan solusi bagi

permasalahan yang ada di dunia digital dan memanfaatkan digitalisasi

dengan baik. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital

yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga

mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar

yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan

kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi

kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan

diri, merasionalkan mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola

etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia

digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,

membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai

Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam

mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan

meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu

dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan

piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

1. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

 Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP,

PC);

28
 Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam

mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah

berita benar;

 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media

sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan

mengganti Settings; dan

 Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-

commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara

digital.

2. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

 Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata

krama, dan etika berinternet (netiquette);

 Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang

mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi,

perundungan, dll.;

 Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang

digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang

berlaku; dan

 Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang

di ruang digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

 Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika

sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa

Indonesia;

29
 Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak

sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti

perpecahan, radikalisme, dll.;

 Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan

benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka

Tunggal Ika; dan

 Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,

menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif

lainnya.

4. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:

 Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,

fingerprint) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata

sandi);

 Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid

dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam,

phishing.;

 Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform

digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat

konten sosial media; dan

 Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam

transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode

otentikasi

30
3.3 Rancangan Aktualisasi

Penetapan isu dilakukan dengan metode environmental scanning

dimana isu diidentifikasi melaui proses observasi serta analisa tugas dan

fungsi pokok di unit kerja selamat masa On the Job Training. Dalam

memberikan layanan terbaik kepada masyarakat sebuah isu harus

dianalisa dan ditemukan gagasan kreatif untuk menyelesaikannya. Untuk

menyelesaikan isu-isu tersebut maka dibutuhkan Teknik APKL dan USG.

Berdasarkan hasil identifikasi isu atau masalah yang ditemukan serta

perlu adanya perbaikan di lingkup Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei,

diantaranya :

1. Belum optimalnya pelayanan kesehatan pasien jiwa melalui

pelaksanaan hand over (timbang terima) dengan metode komunikasi

efektif Situation, Background, Assesment, Rekomendation (SBAR) di

Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan

Tengah.

2. Belum optimalnya tata ruang bangsal di Ruang Cendana Rumah Sakit

Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

3. Belum optimalnya pelaksanaan SP pada klien ODGJ di Ruang

Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei.

4. Belum optimalnya penggunaan SIM RS di Ruang Cendana Rumah

Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

5. Perbedaan persepsi perawat terkait pendokumentasian Asuhan

Keperawatan pasien di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei Provinsi Kalimantan Tengah.

31
Dari isu-isu tersebut diatas, digunakan dua tapisan isu untuk menentukan

mana yang akan menjadi prioritas. Adapun analisis yang digunakan

adalah dengan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual,

Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL) dan USG (Urgency,

Seriousness, Growth).

A. Metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan)

Metode APKL adalah teknik yang digunakan untuk menentukan

kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor,

yaitu:

1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum

terselesaikan hingga masa sekarang;

2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan

standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu

segera dicari penyebab dan pemecahannya;

3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung

menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk

kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;

4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis

dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan

tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang

prioritas.

Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih

dahulu menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL

memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu :

32
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang

hangat

2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks

3. Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak

4. Layak, artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk

dicarikan solusinya.

5. Berikut adalah Analisis isu yang diidentifikasi berdasarkan Metode


APKL :

Berikut Analisa kualitas isu menggunakan metode Analisa APKL

No Isu A P K L Keterangan
Belum optimalnya pelayanan kesehatan pasien
1 jiwa melalui pelaksanaan hand over (timbang
terima) dengan metode komunikasi efektif MEMENUHI
Situation, Background, Assesment, √ √ √ √
Rekomendation (SBAR) di Ruang Cendana
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi
Kalimantan Tengah.
Belum optimalnya tata ruang bangsal di Ruang
2 Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi √ X √ X TIDAK
Kalimantan Tengah MEMENUHI
3 Belum optimalnya pelaksanaan SP pada klien
ODGJ di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa √ √ √ √ MEMENUHI
Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah
4 Belum optimalnya penggunaan SIM RS di Ruang
Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi √ √ X √ MEMENUHI
Kalimantan Tengah

5 Perbedaan persepsi perawat terkait


pendokumentasian Asuhan Keperawatan pasien √ √ √ √ MEMENUHI
di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 3.1 Analisa Permasalahan dengan Metode APKL

33
Keterangan:
A : Aktual, P : Problematik, K :Kekhalayakan, L : Layak

Dari table 3.1 diperoleh 4 isu yang memenuhi kriteria yaitu b elum optimal

nya pelaksanaan hand over (timbang terima) dengan metode

komunikasi efektif Situation, Background, Assesment, Rekomendation

(SBAR) di Ruang Cendana, belum optimalnya pelaksanaan SP pada

klien ODGJ di Ruang Cendana, Belum optimalnya penggunaan SIM

RS di Ruang Cendana, dan perbedaan persepsi perawat terkait

pendokumentasian Asuhan Keperawatan pasien di Ruang Cendana.

Selain itu diperolah satu isu yang tidak memenuhi kriteria yaitu Belum

optimalnya tata ruang bangsal di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa

Kalawa Atei, dimana isu tersebut tidak memenuhi 2 dari 4 kriteria

APKL yaitu problematic dan layak.

B. Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)

Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah salah

satu metode skoring untuk Menyusun urutan prioritas isu yang

harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai

tingkat resiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor

maka dapat menentukan prioritas masalah. Langkah skoring

dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar akar

masalah, membuat table matriks prioritas masalah dengan bobot

skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah. Hal

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan

34
dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras

tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang

menyebabkan isu tersebut.

b. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dan dihubungkan

dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan

masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang

menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak

dipecahkan.

c. Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinan isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu

akan makin memburuk jika dibiarkan.

Berikut kriteria penilaian dalam Teknik USG :

Urgency :

1 : Tidak Penting

2 : Kurang Penting

3 : Cukup Penting

4 : Penting

5 : Sangat Penting

Seriousness :

1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius

2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius

3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius

35
4 : Akibat yang ditimbulkan serius

5 : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth :

1 : Tidak berkembang

2 : Kurang berkembang

3 : Cukup berkembang

4 : Berkembang

5 : Sangat berkembang

Berikut adalah Analisis isu yang diidntifikasi berdasarkan kriteria USG :

No Isu U S G Total Rangking


Belum optimalnya pelayanan kesehatan pasien
1 jiwa melalui pelaksanaan hand over (timbang
terima) dengan metode komunikasi efektif
Situation, Background, Assesment, 4 5 4 13 I
Rekomendation (SBAR) di Ruang Cendana
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi
Kalimantan Tengah
2 Belum optimalnya pelaksanaan SP pada klien
ODGJ di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa 3 3 3 9 III
Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah
3 Belum optimalnya penggunaan SIM RS di Ruang
Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi 3 2 5 10 II
Kalimantan Tengah

Tabel 3.2 Analisa Permasalahan dengan Metode USG

Kesimpulan dari Teknik analisis isu diatas menunjukkan bahwa skor

tertinggi ditempati oleh isu mengenai Belum optimalnya pelayanan kesehatan

pasien jiwa melalui pelaksanaan hand over (timbang terima) dengan metode

komunikasi efektif Situation, Background, Assesment, Rekomendation (SBAR)

di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

dengan poin tertinggi 13 poin dengan penjelasan singkat sebagai berikut :

36
KRITERIA DESKRIPSI TERKAIT ISU
URGENCY Isu ini dinilai penting untuk diselesaikan karena akan
menyebabkan terjadi berbagai macam masalah seperti
miskomunikasi yang berdampak pada kesalahan dalam
pemberian terapi dan masalah medis lainnya.
SERIOUSNESS Isu dinilai memiliki dampak sangat serius karena akan
menyebabkan sumber masalah lain seperti terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (Kesalah pemberian obat,
salah pemberian terapi medis, salah diagnosa).
GROWTH Isu ini dinilai berkembang dan mempengaruhi mutu
pelayan Rumah Sakit Jiwa jika tidak diselesaikan karena
nanti akan berdampak pada keselamatan pasien.
Tabel 3.3 Deskripsi Analisa USG

Penyelasaian masalah belum optimalnya layanan kesehatan pasien jiwa

melalui pelaksanan hand over (timbang terima) dengan komunikasi efektif

situation, Background, Assesment, Rekomendation (SBAR) dilakukan dengan

cara sosialisasi terkait Hand over dengan metode komunikasi SBAR dan

melaksanakan serta memonitoring kegiatan pelaksanaanya. Kemudian akan

di evaluasi dan dirangkai dalam aksi “Optimalisasi Layanan Kesehatan

Pasien Jiwa Melalui pelaksanaan hand over (timbang terima) dengan

metode komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,

Rekomendation (SBAR) di Ruang Cendana Rumah Sakit Jiwa Kalawa

Atei Provinsi Kalimantan Tengah.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

406/Menkes/SKNIII2009 Tentang pedoman Pelayan Kesehatan Jiwa.

Layanan Kesehatan Jiwa adalah suatu pendekatan pelayanan kesehatan jiwa

berbasis masyarakat, dimana seluruh potensi yang ada di masyarakat

37
dilibatkan secara aktif. Dalam penanganan gangguan jiwa, terutama terhadap

penderita gangguan jiwa berat, dilakukan secara manusiawi tanpa

mengabaikan hak-hak asasi mereka. Perawat Kesehatan Jiwa adalah

seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan

minimal (D3) keperawatan yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa.

Perawat Kesehatan Jiwa melakukan asuhan keperawatan kesehatan jiwa

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat di berbagai fasilitas.

Dengan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya dari pasien masuk

proses pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif sampai pasien

pulang Kembali ke rumah diharapakan seorang perawat memberikan

pelayanan terbaik salah satunya adalah melakukan hand over (timbang

terima) dengan metode komunikasi Situation, Background, Assesment,

Rekomendation (SBAR) sesuai dengan himbauan dari Departemen

Kesehatan Republik Indonesia yang mana hal ini dilakukan untuk menghindari

dampak serius diantaranya tidak tepatnya pengobatan, hilangnya informasi

penting pasien, serta kesalahan dalam merencanakan asuhan keperawatan.

38
3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei Provinsi Kalimantan Tengah

Isu yang diangkat : Belum optimalnya Layanan Kesehatan Pasien Jiwa di Ruang Cendana RSJ Kalawa Atei

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalasi Pelaksanaan Hand over (Timbang Terima) dengan metode komunikasi efektif

SBAR di Ruang Cendana RSJ Kalawa Atei

No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Kontribusi Penguatan Nilai
Kegiatan dengan Nilai-Nilai ASN Terhadap Visi- Misi Organisasi
BerAKHLAK Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. 2. Melakukan 1. Menghubungi Mendapatkan 1. Adaptif dan Sesuai dengan Visi Dalam melaksanakan
konsultasi dan Mentor untuk persetujuan Akuntabel “Menjadi Rumah kegiatan ini diharapakan
koordinasi tentang membuat janji dan masukan Menciptakan Sakit yang Memiliki akan didapatkan hasil
rencana kegiatan temu atau dari mentor hubungan baik Kualitas Prima yang solutif dan tepat
pelaksanaan Hand kontrak waktu sekaligus dengan pimpinan Dalam pelayanan, sasaran dalam
over (Timbang 2. Melakukan kepala dengan metode Pendidikan, menyelesaikan
Terima) dengan pertemuan Ruangan musyawarah, Penelitian dan permasalahan instansi
metode komunikasi dengan transparan kepada Pengabdian kepada sebagai penerapan Nilai
efektif Situation, Mentor atasan terhadapa apa Masyarakat di :
Background, dengan yang akan di capai, Bidang Kesehatan K : KETULUSAN HATI
Assesment, sopan, rapi melakukan koordinasi yang Bertaraf dalam mewujudkan
Rekomendasi dan santun dengan kejelasan Internasional Visi, Misi dan Tujuan;
(SBAR) dengan 3. Mengucapkan target serta konsiten LA : LUWES dan pro
Mentor sekaligus salam dan melaksanakan dalam AKTIF;
Kepala Ruangan menjelaskan jangka Panjang. Dan sudah sesuai
rencanan 2. Harmonis dan Loyal dengan salah satu
kegiatan Menghadap Mentor Misi dari Rumah
pelaksanaan dengan sikap sopan, Sakit Kalawa Atei

39
hand over santun dan yaitu
dengan menggunakan “Menyelenggarakan
metode pakaian yang rapi pelayanan
komunikasi ssebagai bentuk kesehatan yang
Situation, menghargai atasan paripurna, bermutu,
Background, sehingga dan terjangkau oleh
Assesment, menciptakan suasana semua lapisan
Rekomendatio yang kondusif. masyarakat yang
n (SBAR)di 3. Kompeten dan berorientasi pada
Ruangan Akuntabel keselamatan pasien
Cendan RSJ Memaparkan dan kepuasan
Kalawa Atei rancangan aktualisasi pelanggan”
4. Meminta akan memberikan
saran dan penjelasan dan
mencatat informasi serta
semua tantangan yang saya
pengarahan hadapi dengan
yang diberikan sebenar-benarnya.
dari Mentor 4. Berorientasi
sebagai Pelayanan dan
Kepala Kolaboratif
Ruangan Sikap Sopan dan
terkait hormat dalam
pelaksanaan berdiskusi dengan
kegiatan Mentor selaku
aktualisasi. Kepala Ruangan
serta menerima
saran dan masukan
dari Mentor untuk
meningkatkan
kualitas program
aktualisasi yang akan

40
dijalankan.
2.5. Mencari bahan, 1. Melakukan Tersedianya 1. Adaptif dan Sesuai dengan Visi Dalam melaksanakan
menyusun dan diskusi Format SOP Kolaboratif “Menjadi Rumah kegiatan ini diharapakan
konsultasi Kembali dengan dan Format Menciptakan Sakit yang Memiliki akan didapatkan hasil
SOP dan Format Mentor hand over hubungan baik Kualitas Prima yang solutif dan tepat
hand over pasien sekaligus pasien dengan dengan pimpinan Dalam pelayanan, sasaran dalam
dengan metode Kepala metode dengan metode Pendidikan, menyelesaikan
komunikasi efektif Ruangan komunikasi musyawarah, Sikap Penelitian dan permasalahan instansi
Situation, tentang efektif Sopan dan hormat Pengabdian kepada sebagai penerapan Nilai
Background, pembuatan Situation, dalam berdiskusi Masyarakat di :
Assesment, Media Background, dengan Mentor Bidang Kesehatan A : Bekerja sesuai
Rekomendasi Pelaksanaan Assesment, selaku Kepala yang Bertaraf AMANAH peraturan dan
(SBAR). Hand over Rekomendasi Ruangan serta Internasional perundang-undangan
(Timbang (SBAR). menerima saran dan yang berlaku;
Terima) masukan dari Mentor
dengan untuk meningkatkan
metode kualitas program Dan sudah sesuai I : Selalu INTROPEKSI
komunikasi aktualisasi yang akan dengan salah satu dan focus pada
Situation, dijalankan. Misi dari Rumah pelayanan.
Background, 2. Berorientasi Sakit Kalawa Atei Dalam kegiatan ini kita
Assesment, Pelayanan dan yaitu : fokuskan untuk membuat
Rekomendasi Harmonis “Melaksanakan Format yang mana
(SBAR). Membuat media Pelayanan, format tersebut nanti
2. Menyediakan berupa Format hand pendidikan, akan digunakan sebagai
media berupa over (Timbang penelitian, dan acuan untuk
Format untuk Terima) dengan pengabdian kepada berkomunikasi antar
pelaksanaan metode komunikasi masyarakat perawat saat timbang
Hand over Situation, dibidang kesehatan terima shift sehingga
(Timbang Background, dalam rangka diharapkan tidak ada lagi
Terima) Assesment, membangun sumber miskomunikasi antar
dengan Rekomendasi daya manusia tenaga medis.
metode (SBAR) sesuai melalui pemenuhan

41
komunikasi dengan kebutuhan. dan pembinaan
Situation, 3. Kolaboratif dan dokter, dokter
Background, Loyal spesialis, tenaga
Assesment, Bersikap santun kesehatan, dan
Rekomendasi dalam meminta tenaga ahli lainnya
(SBAR). saran dan menerima yang relevan yang
3. Konsultasikan saran tersebut memiliki karakter
Kembali dengan baik. yang profesional,
Media 4. Berorientasi visioner, inovatif,
tersebut pelayanan dan dan berakhlak mulia
dengan Kompeten dengan melalui
Mentor sekalu Membuat dan kerjasama dengan
kepala memeperbanyak berbagai lembaga
Ruangan. Format Hand over lain
4. Mencetak dan (Timbang Terima)
memperbanya dengan metode
k media media komunikasi Situation,
berupa Background, Dengan membuat
Format untuk Assesment, Media berupa
pelaksanaan Rekomendasi Format hand over
Hand over (SBAR) sesuai pasien dengan
(Timbang dengan kebutuhan metode komunikasi
Terima) ruangan. efektif Situation,
dengan Background,
metode Assesment,
komunikasi Rekomendasi
Situation, (SBAR) merupakan
Background, salah satu cara agar
Assesment, informasi tentang
Rekomendasi pasien
(SBAR). tersampaikan
dengan baik.

42
3.6. Mensosialisasikan 1. Menyiapkan Meningkatnya 1. Berorientasi Sesuai dengan Visi Dalam melaksanakan
pelaksanaan hand ruangan dan pengetahuan Pelayanan dan “Menjadi Rumah kegiatan ini diharapakan
over metode bahan. dan Adaptif Sakit yang Memiliki akan didapatkan hasil
komunikasi efektif 2. Menyampaika keterampilan Menyiapkan bahan Kualitas Prima yang solutif dan tepat
Situation, n informasi tenaga untuk persiapan Dalam pelayanan, sasaran dalam
Background, terkait Kesehatan sosialisasi agar Pendidikan, menyelesaikan
Assesment, pelaksanaan tentang cara mudah dipahami Penelitian dan permasalahan instansi
Rekomendasi hand over pelaksanaan oleh sesama Pengabdian kepada sebagai penerapan Nilai
(SBAR) di ruang metode hand over petugas perawat Masyarakat di :
Cendana. komunikasi metode dan bertindak Bidang Kesehatan LA : LUWES dan pro
efektif komunikasi proaktif. yang Bertaraf AKTIF;
Situation, efektif 2. Kompeten dan Internasional A : Saling asih, asah,
Background, Situation, Kolaboratif dan asuh kepada
Assesment, Background, Melaksankan tugas setiap petugas dan
Rekomendasi Assesment, dengan kualitas pasien;
(SBAR) Rekomendasi terbaik dan sesuai Dan sudah sesuai Dengan kegiatan ini kita
dengan media (SBAR) dengan dengan salah satu bisa saling bertukar
demonstrasi kompetensinya Misi dari Rumah pendapat, bekerjasama
dan serta bekerjasama Sakit Kalawa Atei antar perwat agar bisa
redemonstrasi untuk memberikan yaitu : memberikan asuhan
3. Melakukan layanan terbaik “Menyelenggarakan keperawatan terbaik
tanya jawab. kepada pasien penelitian kesehatan untuk pasien sehinga
mapun masyarakat. yang inovatif dalam akan meningkatkan mutu
3. Kompeten dan rangka penapisan layanan pasien jiwa di
Harmonis dan pengembangan RSJ Kalawa Atei.
Dengan saling teknologi dibidang
bekerjasamadan kesehatan yang
mengharga sesame visioner demi
rekan kerja kemaslahatan
sehingga masyarakat”
menciptakan
lingkungan kerja

43
yang kondusif
4.7. Melaksanakan hand 1. Melakukan Pelaksanaan 1. Kompeten, Sesuai dengan Visi Dalam melaksanakan
over (timbang kegiatan asuhan Akuntabel dan “Menjadi Rumah kegiatan ini diharapakan
terima) dengan pelaksanaan keperawatan Harmonis Sakit yang Memiliki akan didapatkan hasil
metode komunikasi hand over terhadap Dalam menyajikan Kualitas Prima yang solutif dan tepat
efektif Situation, (timbang pasien yang informasi harus Dalam pelayanan, sasaran dalam
Background, terima) berkesinambun mudah dipahami, Pendidikan, menyelesaikan
Assesment, dengan gan memberikan Penelitian dan permasalahan instansi
Rekomendasi metode informasi yang Pengabdian kepada sebagai penerapan Nilai
(SBAR) di Ruang komunikasi berguna bagi Masyarakat di :
Cendana. efektif tenaga medis Bidang Kesehatan A : Bekerja sesuai
Situation, khusus nya perawat yang Bertaraf AMANAH peraturan
Background, dalam menjalankan Internasional dan perundang-
Assesment, tugas, serta undangan yang
Rekomendasi menyajikan materi Dan sudah sesuai berlaku;
(SBAR) yang benar sesuai dengan salah satu I : Selalu INTROPEKSI
dengan cara : dengan bahan yang Misi dari Rumah dan focus pada
a. Perawat sudah ditelaah Sakit Kalawa Atei pelayanan
yang akan dengan baik. yaitu :
menyerahk “Menyelenggarakan
an operan kegiatan
berdiskusi pengelolaan RSJ
untuk secara professional,
melaksanak efektif, dan efisien
an operan yang berguna untuk
dengan pengembangan
mengkaji pelayanan,
secara pendidikan,
komprehen penelitian, dan
sif yang pengabdian kepada
berkaitan masyarakat sesuai
dengan dengan Tri Dharma

44
masalah Perguruan Tinggi”
keperawata
n pasien,
rencana
kegiatan
yang sudah
dan belum
dilaksanaka
n serta hal-
hal penting
lain yang
perlu
dilimpahkan
b. Hal-hal
yang
sifatnya
khusus dan
yang
memerluka
n rincian
yang
lengkap
dicatat
secara
khusus
untuk
kemudian
diserah
terimakan
kepada
perawat
jaga

45
berikutnya
c. Perawat
yang
mengoperk
an
melakukan
klarifikasi (
tanya
jawab,
validasi,
dan
menanyaka
n hal – hal
yang belum
jelas )
kepada
penerima
operan
d. Penyampai
an pada
saat operan
secara
singkat dan
jelas
e. Lama
operan
pada setiap
pasien tidak
boleh lebih
dari 5 menit
kecuali
pada

46
kondisi
khusus dan
memerluka
n
penjelasan
yang
lengkap
dan rinci
f. Laporan
untuk
operan
dituliskan
secara
langsung
pada
lembar
laporan
ruangan
oleh
perawat
primer
5.8. Monitoring dan 1. Melakukan Laporan 1. Kompeten dan Sesuai dengan Visi Dalam melaksanakan
evaluasi kegiatan evaluasi pelaksanaan Akuntabel “Menjadi Rumah kegiatan ini diharapakan
pelaksanaan hand terhadapa hand over Bekerjasama dengan Sakit yang Memiliki akan didapatkan hasil
over (timbang pelaksanaan (timbang sesame trekan kerja Kualitas Prima yang solutif dan tepat
terima) dengan hand over terima) dengan untuk memberikan Dalam pelayanan, sasaran dalam
metode komunikasi (timbang metode pelayanan secara Pendidikan, menyelesaikan
efektif Situation, terima) komunikasi maksimal Penelitian dan permasalahan instansi
Background, dengan efektif 2. Berorientasi Pengabdian kepada sebagai penerapan Nilai
Assesment, metode Situation, Pelayanan dan Masyarakat di :
Rekomendasi komunikasi Background, Akuntabel Bidang Kesehatan WA : tepat WAKTU;
(SBAR) di Ruang efektif Assesment, Menggunakan hasil yang Bertaraf

47
Cendana. Situation, Rekomendasi kegiatan dalam Internasional I: Selalu INTROPEKSI
9. Background, (SBAR) proses evaluasi dan focus pada
Assesment, dengan baik dan Dan sudah sesuai pelayanan
Rekomendasi menjaga nama baik dengan salah satu
(SBAR) instansi Misi dari Rumah Dalam melakukan
2. Mencatat serta Sakit Kalawa Atei kegiatan evaluasi
mendokument yaitu : diharapkan sesuai target
asikan “Menyelenggarakan waktu yang sudah
pelaksanaan pengabdian dijadwalkan dan
hand over terutama di bidang kegiataannya adalah
(timbang kesehatan sesuai untuk peningkatan
terima) dengan kebutuhan layanan kepada pasien.
dengan masyarakat”
metode
komunikasi
efektif
Situation,
Background,
Assesment,
Rekomendasi
(SBAR) di
Ruang
Cendana.
Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi Diri

48
1.3 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU


IV IV I I-IV IV
No. Kegiatan 25-28 28 5-6 7-27 28-30
AGUSTUS AGUSTUS - SEPTEMBER SEPTEMBER SEPTEMBER
4
SEPTEMBER
1. Melakukan konsultasi tentang rencana kegiatan
10.
pelaksanaan Hand over (Timbang Terima) dengan
metode komunikasi efektif Situation, Background,
Assesment, Rekomendasi (SBAR) dengan Mentor
sekaligus Kepala Ruangan
2. Mencari bahan, menyusun dan konsultasi Kembali SOP
dan Format hand over pasien dengan metode
komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,
Rekomendasi (SBAR).

3. Mensosialisasikan pelaksanaan hand over metode


komunikasi efektif Situation, Background, Assesment,
Rekomendasi (SBAR) di ruang Cendana.

4. Melaksanakan hand over (timbang terima) dengan


metode komunikasi efektif Situation, Background,
Assesment, Rekomendasi (SBAR) di Ruang Cendana.

5. Monitoring dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan


11.
hand over (timbang terima) dengan metode komunikasi
efektif Situation, Background, Assesment, Rekomendasi
(SBAR) di Ruang Cendana.

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

49
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. 2021. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding ASN. Jakarta : Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi

Fatimah, Elly. Erna Irawati. 2017. “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik


Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Amelia, Rizki. 2021. “BERORIENTASI PELAYANAN” Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Kamil, Hajjul. 2011. Handover Dalam Pelayanan Keperawatan. Volume 4 No. 11 (hal
102-116). Banda Aceh : Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala

Ardin, 2020. Optimalisasi Timbang Terima (Operan Shift) Perawat Dengan


Penyempurnaan SOP Di Ruangan Rawat Inap Puskesmas Mawangka. Sulawesi
Tenggara : BPSDM Sulawesi Tenggara.

Triwibowo, Cecep. Zainuddin Harahap. 2016. Studi Kualitatfi: Peran Hand Over
Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit. Medan : Jurnal Pena
Medika

Rezkiki, F., & Utami, G, S. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan
Komunikasi SBAR Di Ruang Rawat Inap. Sumatra Barat : Jurnal Human Care.

Soliyanti, 2018, Gambaran Timbang Terima pada pelaksanaan model tim di ruang
rawat inap RSUD Ratu Zaleha Martapura, Banjarmasin : Jurusan Ilmu Keperawatan,
Universitas Lambung Mangkurat.

50

Anda mungkin juga menyukai