Anda di halaman 1dari 2

.

ASPEK FUNDAMENTAL SUARA


1. PITCH (TINGGI-RENDAH SUARA)
Frekuensi suara adalah yang mengatur pitch ini, yang menyebabkan pendengarnya bisa mendengar atau
menangkap kesan tinggi dan rendahnya suara. Beberapa instrumen musik bisa menghasilkan nada murni,
misalnya garpu tala, namun kebanyakan suara dalam kehidupan manusia dan juga dalam film merupakan nada
yang rumit (complex tones) dan merupakan kumpulan beberapa frekuensi yang berbeda.
Namun demikian, pitch berfungsi untuk membedakan banyak suara dalam film, misalnya antara musik dengan
pembicaraan (speech), juga suara-suara dari objek-objek yang berbeda sehingga memungkinkan untuk
diidentifikasi oleh penonton.
Suara dengan pitch rendah bisa menunjukkan sebuah benda yang berrongga lebih meyakinkan, misalnya sebuah
pipa besar yang dipukul dan suara benturannya bisa lebih meyakinkan penonton bahwa isi benda tersebut
adalah kosong (berongga). Sementara suara dengan pitch tinggi seperti kuku yang menggaruk papan tulis kapur
bisa menunjukkan kesan permukaan papan tulis tersebut yang halus ataupun kasar dan juga bisa menunjukkan
kepadatan benda-benda lainnya.
Pitch juga dapat digunakan untuk tujuan khusus, misalnya dalam film Psycho (1960) karya Alfred Hitchcock di
mana Bernard Hermann menggunakan suara biola yang sangat melengking dalam adegan pembunuhan. Suara
tersebut meyerupai lengkingan burung yang seolah penontonnya tidak lagi dapat mengenali suara aslinya. Juga
yang dilakukan oleh Geoffrey Patterson dan Steve Maslow dalam film Twister (1996) di mana mereka
menggunakan suara dengan pitch yang sangat yang rendah untuk bisa memberi tanda kepada penonton bahwa
angin puting beliung akan datang.
Karena pitch suara sangat ditentukan oleh frekuensi dari suara itu sendiri, maka biasanya penggolongan suara
dalam pitch berdasarkan frekuensinya, misalnya : Low Frequency
Sering disebut dengan bass terdapat pada suara guntur, guruh dan tembakan senapan. Frekuensi ini membuat
suara terasa kuat dan hangat.
Midrange Frequency
Terdapat pada suara dering suara telpon dan membuat terasa lebih berenergi. Manusia paling sensitif dengan
midrange frequency.
High Frequency
Sering disebut dengan treble terdapat pada suara bel kecil dan cymbal. Frekuensi ini membuat suara terasa kuat
dan hangat serta dapat membuat penonton merasakan “kehadiran” suara itu sendiri, juga memberi kualitas
seperti kehidupan sehari-hari. Kehadiran suara memungkinkan penonton mendengar dengan jelas serta
memberikan rasa bahwa penonton sudah dekat dengan sumber suara.
.
2. LOUDNESS (KUAT-LEMAH SUARA)
Suara yang kita dengar merupakan hasil dari getaran di udara. Amplitudo atau keluasan getaran tersebut
menghasilkan rasa kenyaringan (loudness) pada pendengarnya. Loudness sendiri tergantung pada intensitas dari
stimulus. Sensitivitas manusia terhadap frekuensi adalah pada tingkat midrange frequency, yaitu 250 Hz – 5000
Hz. Ketika dua suara dalam pitch yang berbeda diputar secara bersamaan pada desibel yang sama, misalnya
yang satu menggunakan low frequency (bass) dan yang lain menggunakan midrange frequency, maka
pendengar akan merasakan suara midrange menjadi lebih keras dibanding yang lain. Dalam rumah tangga yang
terdapat alat pemutar musik, loudness biasanya lebih dikenal dengan istilah volume.
Penataan suara dalam film secara kosisten melakukan manipulasi loudness dan sering dikaitkan dengan jarak
yang dirasakan oleh penonton serta menjadi lebih bermakna hanya jika kita mampu membandingkannya dengan
sesuatu. Contohnya, dalam banyak film jalan raya yang penuh kendaraan atau suasana sebuah pasar umunya
menggunakan suara yang ramai dan keras, namun ketika ada dua orang bertemu dan mulai berbicara yang
dibingkai dalam medium shot, maka pembicaraan dua tokoh lebih keras dari pada latar belakangnya yaitu
kebisingan jalan raya atau pasar tadi.
Contoh lain, misalnya bunyi tembakan senapan mungkin akan memekakkan telinga bila ditembakkan pada
ruangan kecil, namun bila ditembakkan di stasiun bawah tanah bersamaan dengan deru kereta api, maka kesan
memekakkannya akan menjadi berbeda. Film Sleepers (1996) karya Barry Levinson menggunakan cara di atas
saat adegan seorang pria ditembak, maka suara tembakan tersebut dicampur dengan suara deru pesawat udara
yang sangat keras. Itulah sebabnya mengapa gemuruh guntur di film horor lebih terasa menjadi jeritan wanita
dibandingkan sebagai suara dari cuaca yang tidak bersahabat.
3. TIMBRE
Timbre adalah kombinasi unik dari frekuensi dasar, harmoni dan nada yang memberikan setiap suara, alat musik
serta efek suara “warna” yang unik dan karakter atau kualitas nada tertentu. Timbre sendiri sebenarnya
merupakan parameter akustik yang kurang memiliki dasar dibandingkan amplitudo atau frekuensi, namun hal itu
merupakan aspek yang sangat penting dalam menggambarkan “bentuk” suara. Ketika kita menyebut suara
sengau seseorang atau nada musik yang melankolis, maka kita mengacu kepada timbre.
Selain memanipulasi loudness, pembuat film juga memanipulasi timbre secara terus-menerus sebab timbre dapat
mengartikulasikan bagian-bagian dari track suara yang sedang diolah (mixing), misalnya dalam film Apocalypse
Now (1979) karya Francis Ford Coppolla, pada adegan pertempuran di parit, sang perancang suaranya, Walter
Murch memasukkan segala efek suara seperti angin, suara jangkrik, gesekan dedaunan di hutan, suara gemercik
air sungai, gemerincing dog-tags, suara senapan mesin dan sebagainya yang dipisahkan menjadi banyak track
suara. Dikarena timbre yang berbeda maka penonton bisa mendengar suara yang begitu kaya dan dirasa realitis
seperti kalau mereka berada dalam ruang, waktu dan situasi yang sama.
Sebagai komponen fundamental dari suara film, loudness, pitch dan timbre berinteraksi untuk menentukan
tekstur suara secara keseluruhan dalam film. Pada tingkat yang paling mendasar, ketiga faktor akustik tersebut
memungkinkan kita untuk membedakan berbagai macam suara dalam film. Namun saat melakukan perekaman
ke dalam pita magnetik, penyimpan data atau cakram (CD), terkadang terjadi penyimpangan suara, oleh karena
itu kita harus berhati-hati dan teliti untuk dapat menyajikannya dengan baik. Misalnya saja ketika ada gambar
lukisan orang yang lidahnya ular, kemudian suaranya diisi dengan suara derik ular.

Anda mungkin juga menyukai