Anda di halaman 1dari 3

Muhamamd Alvin Zhayyan

490001

The Conceptual Framework for Financial Reporting

Peran Rerangka Konseptual


Rerangka konseptual adalah sekumpulan prinsip pedoman yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan
keputusan yang dibuat pada area tertentu. Rerangka konseptual dibuat karena manfaatnya, yaitu dapat
digunakan dalam mengambil keputusan diberbagai keadaan yang luas. Akan tetapi, terdapat rerangka
konseptual memiliki kelemahan, yaitu masih diperlukannya prinsip yang spesifik untuk diaplikasikan
kedalam suatu keadaan sehingga menghasilkan suatu hasil yang jelas dan konsisten.
Teori Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual akuntansi dapat dideskripsikan sebagai suatu sistem konsep terpadu yang menjadi
pedoman bagi standar akuntansi untuk membuat pelaporan keuangan. IASB mendeskripsikan Rerangka
Konseptual sebagai alat untuk:

• Membantu pembuat kebijakan dalam mengembangkan standar IFRS yang berlandaskan pada
konsep yang konsisten
• Membantu perusahaan dalam mengembangkan kebijakan akuntansi yang konsisten ketika
terdapat suatu kejadian yang tidak diatur oleh standar IFRS
• Membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami dan menerjemahkan standar tersebut
Perbedaan Rerangka Konseptual dan Standar Akuntansi
Rerangka konseptual merupakan konsep umum untuk menyiapkan pelaporan keuangan. Sedangkan,
Standar Akuntansi menyediakan persyaratan khusus untuk area pelaporan keuangan tertentu.
Sejarah Rerangka Konseptual dan Perkembangannya Saat Ini
Rerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan diterbitkan oleh IASB. Rerangka ini berasal dari
rerangka konseptual yang dikembangkan oleh beberapa negara selama lebih dari 30 tahun sebelumnya.
Selanjutnya pada tahun 2010, terdapat proyek bersama antara IASB dan FASB untuk membuat rerangka
konseptual. Proyek ini dilaksanakan untuk menyelesaikan beberapa masalah pada rerangka konseptual
sebelumnya, seperti:

• Terdapat bagian penting yang belum dibahas


• Pedoman dibeberapa bagian tidak jelas
• Beberapa aspek di rerangka konseptual telah usang
Struktur dan Komponen Rerangka Konseptual dan Rerangka Usulan
Rerangka Konseptual terdiri dari serangkaian konsep hierarkis. Kerangka Konseptual yang diterbitkan
pada tahun 2010 dan 1989 mencakup bagian-bagian yang terkait dengan tujuan laporan keuangan, asumsi
yang mendasari, karakteristik kualitatif, definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur yang
membentuk laporan keuangan. Rerangka Usulan lebih komprehensif dan akan terdiri dari delapan bab
termasuk bab yang berkaitan dengan entitas pelapor, pengukuran dan penyajian laporan keuangan.
Kehati-hatian dalam Rerangka Usulan
Chapter 2 pada Rerangka Usulan menyebutkan bahwa terdapat hirarki karakteristik kualitatif. Salah satu
karakteristik tersebut adalah fundamental. Fundamental adalah informasi akuntansi harus memiliki
karakteristik relevan dan ketepatan penyimbolan. Dengan adanya ketepatan penyimbolan, maka apa yang
ada pada laporan keuangan merepresentasikan keadaan dan transaksi sesungguhnya. Untuk memperoleh
hal tersebut maka apa yang ada di laporan keuangan harus bersifat netral. Konsep kehati-hatian ini
berhubungan dengan netralitas. Rerangka Usual menyatakan bahwa netralitas didukung oleh penerapan
kehati-hatian. Kehati-hatian adalah pelaksanaan kehati-hatian ketika membuat penilaian dalam kondisi
ketidakpastian.
IASB membedakan dua jenis kehati-hatian:
1. Cautious prudence — sama-sama berhati-hati saat membuat penilaian tanpa perlu lebih berhati-
hati dalam hal yang berkaitan dengan keuntungan dan aset daripada yang berkaitan dengan
kerugian dan kewajiban
2. Asymmetric prudence — menjadi lebih berhati-hati saat membuat penilaian dalam hal yang
berkaitan dengan keuntungan dan aset daripada yang berkaitan dengan kerugian dan kewajiban
IASB berpendapat bahwa cautious prudence adalah faktor untuk ketepatan penyimbolan dan konsisten
dengan netralitas, sedangkan asymmetric prudence bukanlah karakteristik yang diperlukan dari informasi
yang berguna. Namun demikian, IASB mengakui bahwa asymmetric prudence diwujudkan dalam
beberapa standar.
Pengakuan dalam Rerangka Usulan
Penyertaan suatu elemen ke dalam laporan keuangan disebut dengan pengakuan. Selama lebih dari 25
tahun rerangka konseptual IASB menspesifikkan bahwa untuk mengakui suatu elemen memerlukan
probabilitas ambang batas yang harus dipenuhi dan harus terdapat kos atau nilai yang dapat diukur secara
andal.
Dalam Rerangka Usulan, pengakuan suatu item memenuhi definisi suatu elemen yang berkaitan langsung
dengan tujuan pelaporan keuangan. Pengakuan diperlukan apabila pengakuan menyediakan informasi
yang relevan dan ketepatan penyimbolan bagi pengguna laporan keuangan. Dengan demikian, pengakuan
memastikan kegunaan informasi bagi pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan.
Dalam Rerangka Usulan, probabilitas ambang batas telah dihapus. Lebih jauh lagi, definisi dari aset dan
liabilitas telah direvisi dengan menghapuskan referensi apa pun untuk arus masuk/keluar manfaat
ekonomi yang 'diharapkan', karena ada kekhawatiran bahwa penyertaan 'yang diharapkan' dapat
ditafsirkan sebagai persyaratan ambang batas probabilitas yang harus dipenuhi sebelum item memenuhi
definisi elemen
Manfaat Rerangka Konseptual
Terdapat tiga manfaat potensial dari rerangka konseptual akuntansi. Berikut ini adalah ketiga manfaat
tersebut:
• Teknis: untuk meningkatkan kualitas dari laporan keuangan dengan cara menyediakan pedoman
bagi pembuat kebijakan, pengguna, dan perusahaan
• Politik: untuk mengurangi interfensi politik dalam penetapan persyaratan akuntansi
• Profesional: untuk menyediakan klaim atas pengetahuan untuk memastikan status profesional
akuntan terjaga
Masalah dan Kritik Rerangka Konseptual
Terdapat empat kritik terhadap rerangka konseptual. Berikut ini adalah keempat kiritk tersebut:

• Rerangka konseptual tidak dapat dipraktikkan. Hal ini dikarenakan prinsip tersebut kurang jelas
dan lengkap untuk menyediakan pedoman yang sesuai
• Rerangka konseptual mendeskripsikan praktik saat ini, sehingga rerangka konseptual lebih
bersifat deskriptif daripada normatif
• Konsep ketepatan penyimbolan adalah satu satu karakteristik kualitatif fundamental yang salah
memahami sifat akuntansi
• Inkonsistensi antara rerangka konseptual dengan standar akuntansi membuat efektivitas rerangka
konseptual dipertanyakan
Melaksanakan Rerangka Konseptual
Penting bagi seorang akuntan untuk dapat memahami dan melaksanakan kerangka kerja apa pun karena
Kerangka Konseptual perlu dipertimbangkan jika:

• Tidak terdapat standar akuntansi yang secara spesifik mengatur transaksi atau kejadian tertentu
• Standar akuntansi tertentu memperbolehkan memilih kebijakan akuntansi tertentu
Selanjutnya, untuk memahami persyaratan standar akuntansi, seseorang perlu memiliki pemahaman
tentang Kerangka Konseptual, di mana hal ini melandasi standar akuntansi. Selain itu, IASB juga
mencatat pentingnya memahami Kerangka Konseptual ketika melakukan penilaian profesional.
Rerangka Konseptual untuk Sektor Lain
Rerangka konseptual yang dibuat oleh IASB digunakan hanya untuk entitas yang berorientasi pada laba.
Akan tetapi, pada tahun 2014 IPSASB menerbitkan rerangka konseptual untuk sektor publik dengan cara
mengadopsi dan melakukan beberapa perubahan pada rerangka konseptual yang diterbitkan oleh IASB

Anda mungkin juga menyukai