This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
menunjukkan saling berhubungan yang bersifat klausal
Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional kurang tertib-
ketat karena kurang melakukan control terhadap variabel variabel bebas
Pola saling hubungan sering tak menentu dan kabur
Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan memperginakan setiap interpretasi yang
berguna atau bermakna
Operasionalisasi variabel yang digunakan sebagai berikut:
Variabel bebas : Kesehatan pegawai, kontrol atasan langsung, usia, masa kerja
Variabel moderator atau variabel tidak langsung: status perkawinan (lajang atau menikah)
Variabel kendali : unit kerja
Variabel rambang: jenis kelamin, suku, agama
3. Berdasarkan pada langkah-langkah penelitian seperti pada modul dan buku pendukung
lainnya dan menjawab soal-soal sebelumnya tentunya saudara telah memiliki rancangan
penelitian dengan metode dan desain yang jelas. Selanjutnya tentukan langkah-langkah
penelitian berikutnya yaitu pengumpulan data dari jumlah sampel yang ditentukan pada
populasi penelitian dan lakukan analisis sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih
apakah kuantitatif atau kualitatif?
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti dan memenuhi syarat-syarat
tertentu untuk menjawab masalah penelitian. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiyono
(2011:117). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Sekretariatan BPK
Perwakilan Papua Barat dengan jumlah 36 orang.
Sampel merupakan subjek penelitian yang dapat mewakili dari seluruh populasi penelitian.
Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Seperti yang
dikemukakan Sugiyono (2011:118), bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini, sampel yang
digunakan didapat dengan teknik pengambilan sampel (purposive sampling) yaitu suatu
cara pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan atau tujuan tertentu, serta
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Dari
kualifikasi data sampel yang memenuhi syarat purposive sampling yaitu 7 orang yang
sudah diklasifikasi usia dan kepangkatannya. Sampel pegawai dikategorikan berdasarkan
karakteristik usia di bawah 40 tahun sebanayak 28 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya guna
menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Menurut Zaenal Arifin
This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
(2011:233), “wawancara merupakan teknik pengumpulan data langsung maupun tidak
langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara ini dilakukan
untuk memperoleh informasi secara lebih mendalam lagi dari responden. Data yang
diperoleh melalui wawancara ini dapat digunakan sebagai data penunjang mengenai
permasalahan dalam penelitian, yakni mengenai perubahan kinerja pegawai selama WFH.
Wawancara ini dilaksanakan secara daring dengan Kepala Sekretariat Perwakilan .
Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data dengan wawancara adalah sebagai
berikut:
• Merumuskan tujuan wawancara;
• Membuat kisi-kisi dan pedoman wawancara;
• Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan;
• Melakukan revisi apabila pretanyaan masih kurang baik;
• Melaksanakan wawancara.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang didapat dengan instrument angket
sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Sugiyono (2011:2017)
menjelaskan “dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”.
Karena dalam penelitian ini tidak terdapat hipotesis maka tidak terdapat uji hipotesis.
Adapaun teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah
presentase dari data yang diperoleh.
1. Mengukur Skor Penelitian
Rumus Presentase
Presentase untuk setiap kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan cara membagi
frekuensi yang diperoleh (fo) dengan jumlah sampel (N), kemudian dikalikan dengan 100%
dengan rumus sebagai berikut:
P=𝑓𝑛�100%
(Nana Sudjana & Ibrahim, 2004:129)
Keterangan:
P : Presentase
f : Frekuensi yang diperoleh
n : Jumlah sampel
Setelah selesai melakukan perhitungan data, selanjutnya dirumuskan kriteria interpretasi
skornya. Adapun Kriteria Interpretasi Skor menurut Riduwan (2012:89), sebagai berikut:
Angka 0% - 20% = Sangat Kurang Baik
Angka 21% - 40% = Kurang Baik
Angka 41% - 60% = Cukup Baik
Angka 61% - 80% = Baik
This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
Angka 81% - 100% = Sangat Kuat
This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
bekal kemampuan teoretik, dan penggunaan metode yang diperlukan. Dalam case ini
kinerja pegawai disandingkan dengan pelaksanaan WFH sebagai masalah yang dipilih.
c.Perumusan masalah
Setelah masalah diidentifikasi, maka masalah perlu dirumuskan. Perumusannya disarankan
dengan hal-hal sebagai berikut:
a.Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya;
b.Rumusan masalah hendaklah padat dan jelas;
c.Rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data
guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
Contoh rumusan masalah yang telah penulis rumuskan diatas sebagai berikut:
Apa penyebab perubahan kinerja pegawai selama WFH?
Mengapa terjadi perubabhan kinerja pegwai selama WFH?
Siapa yang terdampak oleh perubahan kinerja pegawai?
Bagaimana mengatasi masalah perubahan kinerja pegawai selama WFH?
2.Penelaahan pustaka atau penyusunan landasan teori
Pada langkah ini yang dilakukan adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi,
generalisasi yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
yang dapat dijadikan landasan teori bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori ini
perlu ditegakkan agar penelitian yang akan dilakukan memiliki dasar yang kokoh, dan
bukan sekedar kegiatan coba-coba (trial and error). Untuk memperoleh informasi tersebut
maka yang perlu dilakukan adalah telaah pustaka. Pada langkah ini yang paling penting
adalah membaca dan membaca, kemudian menelaah apa yang sudah dibaca itu setuntas
mungkin agar kita dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkah
penelitian selanjutnya.
3.Perumusan hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang
kebenarannya masih harus diuji secara empirik. Dalam rangkaian langkah-langkah
penelitian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritik yang
diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Tidak ada rumusan hipotesis yang baku, namun
ada saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu bahwa hipotesis hendaknya menyatakan
pertautan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan, dirumuskan secara jelas dan padat, dapat diuji, artinya memungkinkan orang
lain mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
4.Perumusan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang
didefinisikan dapat diamati atau diobservasi. Definisi operasional variabel yang dapat
diamati dan diobservasi ini penting karena variabel yang dapat diamati itu membuka
This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang
dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Secara garis besar
penyusunan definisi operasional variabel-variabel dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1)
yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu dilakukan, 2) yang menekankan
bagaimana kegiatan itu dilakukan, dan 3) yang menekankan sifat-sifat statis variabel yang
didefinisikan. Setelah definisi operasional variabel-variabel penelitian dirumuskan, maka
berarti prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalisasikan. Jadi peneliti
telah menyusun prediksi tentang varibel penelitiannya secara operasional, dan siap diuji
melalui data empirik. Beberapa variabel terkait yang digunakan sudah disebutkan dalam
nomor 2
5.Penyusunan desain penelitian
Desain penelitian ditentukan oleh variabel penelitian yang sudah diidentifikasi, dan hipotesis
yang akan diuji kebenarannya. Dalam menentukan desain penelitian, perlu selalu diingat
bahwa seluruh komponen penelitian harus terjalin secara rapi dan bersih. Pada umumnya,
desain penelitian sekaligus juga merupakan desain analisis data.
Desain yang digunakan dalam penilitian kali ini yaitu penelitian korelasional, mencari
hubungan antara kinerja dan pelaksanaan WFH.
6.Pemilihan dan pengembangan alat pengumpulan data
Dalam suatu penelitian, alat pengumpul data atau instrumen menentukan kualitas data
yang dapat dikumpulkan, dan kualitas data menentukan kualitas penelitian. Agar penelitian
dapat menghasilkan kualitas yang bagus, maka alat pengumpul datanya harus memiliki
syarat-syarat sebagai alat pengumpul data yang baik, yaitu reliable dan valid. Reliabilitas
alat pengumpul data merujuk pada pengertian keajegan hasil pengukuran apabila
instrumen yang sama digunakan oleh orang yang sama pada waktu yang bersamaan atau
pada waktu yang berbeda. Reliabilitas secara implisit juga mengandung objektivitas karena
hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh siapa yang mengukur. Validitas atau kesahihan,
merujuk kepada pengertian sejauh mana instrumen itu mengukur apa yang dimaksudkan
untuk diukur.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam kasus ini yaitu wawancara.
7.Penentuan populasi dan sampel penelitian
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan, diramal, atau dikendalikan
dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap
sebagian saja dari hal-hal yang tadinya ingin diteliti. Generalisasi dari sampel ke populasi
mengandung risiko kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak mencerminkan
secara tepat keadaan populasi. Oleh karena itu teknik penentuan sampel harus dilakukan
dengan baik, yaitu dengan dengan memilik sampel-sampel yang representatif, yaitu sampel
yang benar-benar mencerminkan populasinya.
This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
8.Pengumpulan data
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengumpul datanya, apabila alatnya valid dan
variabel, maka data yang terkumpul juga akan valid dan reliable. Namun demikian masih
ada hal yang perlu diperhatikan terkait pengumpulan data, yaitu dengan menentukan
kualifikasi pengumpulan data. Beberapa alat pengumpul data harus menuntut persyaratan
kualifikasi pengumpul datanya secara ketat dan harus dipenuhi. Selain itu, prosedur yang
dituntut oleh setiap metode pengumpulan data yang digunakan juga harus dipenuhi secara
tertib. Akan lebih baik jika peneliti membuat prosedur pengumpulan data, sehingga data
yang terkumpul dapat diyakini sebagai data yang diperoleh sesuai dengan prosedur yang
baik.
9.Pengolahan dan analisis data
Data yang terkumpul kemudian harus diolah. Pertama-tama data harus diseleksi
berdasarkan reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitasnya dan validitasnya,
digugurkan dan data yang kurang lengkap diganti dengan data substitusi. Kemudian data
yang sudah diseleksi itu diatur dalam tabel, matriks, atau yang lainnya agar mudah
dianalisis.
10.Interpretasi hasil analisis data
Hasil analisis data boleh dikatakan masih faktual, belum bermakna apa-apa sehingga
masih harus diberi arti oleh peneliti. Hasil penelitian bisa dibandingkan dengan hipotesis
penelitian, didiskusikan atau dibahas, dan akhirnya disimpulkan. Dalam setiap penelitian,
peneliti selalu mengharapkan hipotesisnya tahan uji, atau terbukti kebenarannya. Jika
hipotesisnya terbukti, maka peran pembahasan atau diskusi bisa tidak menonjol. Tetapi jika
hipotesis tidak terbukti atau ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting
karena peneliti harus dapat menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
11.Penyusunan laporan
Merupakan langkah terkahir dari seluruh rangkaian penelitian. Laporan penelitian ini
merupakan langkah yang sangat penting karena dengan laporan itu syarat keterbukaan
ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dipenuhi. Melalui laporan itu ilmuwan dapat
memahami, menilai, kalau perlu menguji kembali hasil-hasil penelitian yang diperoleh.
Dengan cara demikian pemecahan masalah akan memperoleh pemantapan dan kemajuan.
This study source was downloaded by 100000801481979 from CourseHero.com on 06-26-2022 01:03:46 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/90422292/UASdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)