Anda di halaman 1dari 2

MAYOR DAAN MOGOT (PERISTIWA LENGKONG)

Bermula saat Mayor Daan Mogot berencana melucuti senjata tentara Jepang yang
menguasai markas di perkebunan karet.

Tentara Jepang itu dipimpin Kapten Abe. Mereka datang dari markas di Bogor
menuju Tangerang dan singgah di Lengkong pada 25 Desember 1945.

"Sebelum Mayor Daan Mogot datang, pasukan tentara Jepang dipimpin Kapten
Abe, mendapat serangan dari Laskar Rakyat. Sayangnya, serangan itu gagal dan
markas bekas Belanda itu berhasil dikuasai tentara Jepang.

Sebulan setelah jepang berkuasa, Mayor Daan Mogot yang geram terhadap
keberadaan tentara Jepang di tangerang, kemudian berencana melucuti senjata
para tentara Jepang. Pasalnya, saat itu Indonesia sudah merdeka.

Pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot bersama Mayor Wibowo, Letnan 1
Soebianto Djojohadikoesomo dan Letnan 1 Soetopo, serta 70 taruna Akmil
Tangerang datang ke Lengkong untuk meminta tentara Jepang menyerah tanpa
adanya pertumpahan darah.

Cerdiknya Mayor Daan Mogot, beliau menjadikan sejumlah serdadu Inggris


berkebangsaan India menyamar mengenakan seragam tentara. Hal itu agar Kapten
Abe menganggap mereka adalah sekutu.

"Agar tak menimbulkan kecurigaan, lalu memakai serdadu Inggris yang


dipersenjatai militer, untuk mengelabui tentara Jepang agar dianggap sekutu,"

Sesampainya di sana, Mayor Daan Mogot pun bernegosiasi dengan Kapten Abe.
Salah satu diantara pasukannya, yakni Mayor Wibowo dijadikan sebagai jaminan
dalam negosiasi, lalu ditahan.
Sementara Mayor Daan Mogot, Lettu Soebianto dan Soetopo serta sejumlah taruna
masuk ke dalam markas Jepang tersebut. Negosiasi berjalan lancar. Kapten Abe
setuju melucuti senjata dengan damai.

Tak lama berselang, keadaan berubah menjadi kacau seketika. Senjata yang
dipegang oleh satu serdadu Inggris yang dibawa Mayor Daan Mogot, tak sengaja
meletup.

Suara ledakan tersebut dianggap oleh Kapten Abe dan pasukan Jepang lainnya
yang bersiaga, sebagai sebuah ancaman. Akibatnya, hujan peluru tak terbendung.

Mayor Daan Mogot serta pasukan lainnya pun gugur dihujani peluru oleh tentara
Jepang. Sementara Mayor Wibowo selamat, namun menjadi tahanan tentara
Jepang.

"Tiga perwira termasuk Mayor Daan Mogot gugur dan 34 taruna pun gugur.
Sementara taruna lainnya yang selamat, kabur menaiki getek di Sungai Cisadane.
Sebagian gugur tertembak dan tenggelam. Sebagian lagi kemungkinan selamat,"

Anda mungkin juga menyukai