Vascular streak dieback (VSD) adalah penyakit pembuluh kayu pada tanaman kakao
yang disebabkan oleh Ceratobasidium theobromae (Samuels et al., 2012). Penyakit VSD
sudah tersebar hampir di seluruh sentra produksi kakao di Indonesia (Harni & Baharudin,
2014) dengan kerugian ekonomi yang besar. Menurut Halimah
& Sri-Sukamto (2007) kehilangan hasil akibat penyakit VSD diperkirakan mencapai 100%
pada klon-klon yang rentan dan 15% pada klon-klon tahan, sedangkan menurut Anita-Sari &
Susilo (2013) penyakit VSD dapat menurunkan produksi 30%–45%. Kebutuhan akan adanya
cara pengendalian yang efektif semakin mendesak seiring dengan meningkatnya kerugian
yang disebabkan oleh penyakit ini dari tahun ke tahun. Namun, teknologi pengendalian
penyakit VSD yang efektif belum ditemukan. Penggunaan fungisida sintetik, disertai
pemotongan ranting dan batang yang terserang belum memberikan hasil memuaskan karena
patogen berada dalam jaringan pembuluh tanaman. Oleh karena itu, perlu dicari teknologi
lain, salah satunya menggunakan metabolit sekunder Trichoderma spp.
Keunggulan metabolit sekunder Trichoderma spp. adalah mempunyai kandungan
senyawa cukup banyak seperti antibiotik, enzim, hormon, dan toksin (Vinale et al., 2014).
Senyawa-senyawa tersebut dapat terangkut melalui jaringan pembuluh dan dapat tersebar di
seluruh bagian tanaman (Soesanto, 2013). Senyawa yang dihasilkan Trichoderma spp. dalam
bentuk antibiotik di antaranya adalah 6-pentil pirol, viridins, harzianum A, harzianic acid,
gliotoksin, kininginins, cytosperone, dan trichodermol (Vinale et al., 2014; Zeilinger, Gruber,
Bansal, & Mukherjee, 2016). Senyawa dalam bentuk enzim adalah protease, selulase,
selobiase, kitinase, dan 1,3-ß-glukanase (Dubey, Tripathi, Dureja, yang berperan dalam
mendegradasi dinding sel jamur patogen (Druzhinina et al., 2011). Vinale et al. (2014)
melaporkan bahwa kultur filtrat dari T. harzianum dapat menginduksi ketahanan tanaman
tomat, serta menghambat pertumbuhan dari hifa Sclerotinia sclerotiorum dan Rhizoctonia
solani. Harni, Amaria, Syafaruddin, & Mahsunah (2017) melaporkan metabolit sekunder T.
amazonicum dan T. virens dapat menekan intensitas penyakit VSD pada bibit kakao.
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian metabolit sekunder
Trichoderma spp. Tunggal dengan metode infus akar dan biopori dan fungisida terh
adap intensitas serangan dalam mengendalikan VSD pada tanaman kakao.
BAHAN
1. Aplikasi MS dengan metode infus akar
Plastik ukuran 1 liter
Pisau cutter
Cangkul/linggis
Karet gelang
Serasah organik
Larutan MS
3. Aplikasi Fungisida
Fungisida sistemik
Handsprayer
LANGKAH KERJA
Kemudian perlakuan ini tetap dibarengi dengan pemeliharaan tanaman kakao sesuai
dengan standard operating procedure (SOP) budidaya tanaman kakao, seperti penyiangan,
pemangkasan, pemupukan, dan pemeliharaan drainase (Karmawati et al., 2010)
Keterangan :
I = keparahan penyakit
ni = jumlah tanaman pada setiap kategori serangan
vi = nilai skala dari setiap kategori serangan
Z = nilai skala dari kategori serangan tertinggi
N = jumlah tanaman yang diamati
Tabel 1. Skor gejala, kategori serangan, dan deskripsi gejala VSD pada tanaman kakao
Tabel 2 :
Pengamatan Produksi Kakao terserang VSD dengan perlakuan
1 MS dg Infus akar
2 MS dg biopori
3 Fungisida
4 MS + Fungisida
5 Kontrol
Tabel 1. Skor gejala, kategori serangan, dan deskripsi gejala VSD pada tanaman kakao