Alat yang digunakan untuk penyambungan ini dibutuhkan pisau atau gunting steril untuk memotong, dan plastik bening untuk menutupi hasil sambungan. Persiapan bahan tanam Bibit okulasi sudah ditanam untuk batang atas memiliki panjang kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya. Bila pada waktunya pengambilan entres atau batang atas, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai entres. Sedangakn untuk batang bawahnya memiliki diameter 3-5 mm atau berumur sekitar 3-4 bulan. Prosedur penyambungan Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah kemudian dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm. Batang atas dipotong sehingga panjangnya 7,5-10 cm,bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti mata kampak. Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah, kemudian dibungkus dengan plastik dan melakukan pemangkasan daun.
3. Prosedur pengindeksian Setelah proses penyambungan selesai, dilakukan pengawasan pada Fondation Blok yaitu tempat isolasi untuk mengetahui seberapa banyak tingkat keparahan gejala penyakit dan jangka waktu sebelum mereka muncul pada tanaman jeruk. Biasanya gejala yang paling parah pada daun tanaman indikator terdapat pada sambungan. Hal ini penting untuk memonitor tanaman pada interval yang sering karena mereka hanya dapat menunjukkan gejala dalam waktu singkat.Setelah tanaman jeruk dinyatakan bebas virus maka dilakukan perbanyakan penyaluran bibit jeruk yang bebas penyakit tersebut dengan cara okulasi atau grafting. Kemudian diawasi dengan ketat pada Multiplication Blok atau penggandaan bibit untuk lebih mengetahui bibit jeruk tersebut benar-benar bebas penyakit.Bibit tersebut sudah dapat ditanam dikebun 5-7 bulan setelah penempelan. Kemudian dilakukan sertifikasi bibit agar konsumen mendapatkan benih yang berkualitas yang sesuai dengan harapan dengan dilakukannya sertifikasi dan label pada tanaman jeruk yang bebas penyakit dapat memberi jaminan bahwa benih tersebut telah diperiksa oleh BPSB. Sumber : Prastowo, Nugroho.H. 2006.Tehnik pembibitan dan perbanyakan tanaman buah.Bogor:World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock International. Soelarso,Bambang.R. t.th.Budidaya Jeruk Bebas Penyakit.t.tp.t.p. Hatta Muhammad, Armiati. Dkk.2003. Jeruk Keprok Selayar dan Upaya Pelestariannya.Jurnal Litbang Pertanian 22(3). Dwi Wahyuni Ardiana.2008.Teknik Deteksi Citrus tristeza virus Starin Indonesia pada Kultuvar Jeruk dengan Metode Das-Compound Directelisa.Buletin Teknik Pertanian vol.13 No.2