Anda di halaman 1dari 2

RESUME ASURANSI SYARIAH

ANGGIT SRIROSO UTOMO_7101421372

➢ Pengertian asuransi syariah


Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 asuransi syariah (ta’min, takaful atau
tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah pihak
melalui investasi dalam bentuk aset /tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah Islam. Asuransi juga
disebut sebagai pengalihan resiko dari pihak satu ke pihak lainnya.
➢ Unsur asuransi syariah
1. Penanggung, merupakan pihak yang memberikan tanggung jawab kepada pihak tertanggung
saat terjadi suatu hal.
2. Tertanggung, pihak yang memiliki kepentingan keuangan pada suatu objek yang
ditanggungkan.
3. Polis, merupakan dokumen kontrak antara tertanggung dan penanggung.
4. Premi, merupakan pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai bentuk imbalan
layanan yang diberikan.
5. Klaim, sejumlah pembayaran/ganti rugi yang diberikan kepada pihak penanggung terhadap
pihak pemegang polis akibat kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang bertanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang diderita tertanggung atau meninggalnya seseorang,
sesuai syarat-syarat yang telah disepakati sebelumnya pada dalam polis.
➢ Jenis Asuransi
A. Menurut sifat kepesertaan
1. Asuransi Wajib ( Asuransi sosial ).
Contoh: Apabila terdapat kecelakaan penumpang, maka menggunakan asuransi jasa
raharja dan bpjs
2. Asuransi Sukarela.
Contoh: Asuransi pendidikan, Asuransi rumah
B. Menurut objek pertanggungan
1. Asuransi Jiwa ( Obyek meninggal dunia atau berkaitan dengan hidupnya seseorang )
Contoh: Asuransi kematian, Asuransi kesehatan
2. Asuransi Umum ( Obyek berkaitan dengan hak milik atau harta )
Contoh: Asuransi kebakaran, Asuransi kendaraan bermotor
C.Menurut prinsip operasional
1. Asuransi syari’ah, sistem operasional berdasarkan prinsip syari’ah akad tabaru’ yang bersifat
risk sharing atau pendistribusian resiko.
2. Asuransi Konvensional, sistem operasionalnya menggunakan sistem penekanan bunga dengan
prinsip pengalihan resiko atau transfer risk
➢ Skema akad dalam asuransi syariah
Peserta asuransi melakukan akad tijarah kepada perusahaan asuransi, lalu perusahaan akan
membedakan sesuai kategori yakni investasi dan non investasi.
➢ Macam-macam akad asuransi syariah
1.Wakalah bil ujrah, merupakan akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai wakil peserta
guna mengelola dana sesuai wewenang.
2. Tijarah, akad antara peserta dengan perusahaan bertujuan konvensional.
3. Mudharabah, akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib guna mengelola
investasi dana tabarru’ dengan imbalan bagi hasil.
4. Mudharabah mustyarakah, akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib guna
mengelola investasi dana tabarru’/ dana investasi peserta, yang digabungkan dengan kekayaan
perusahaan, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan imbalan bagi hasil sesuai
komposisi kekayaan yang ditentukan.
➢ Bentuk badan usaha asuransi syariah
1. Unit syariah, sebagian kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
2. Full syariah, seluruh kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
3. Pemisahan unit syariah atau spin off, nilai dana tabbaru' dan dana investasi peserta ≥ 50%
dari total nilai dana asuransi pada 10 tahun sejak diundangkannya UU 40/2014

Anda mungkin juga menyukai