0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut merangkum pengertian asuransi syariah sebagai usaha saling tolong menolong melalui investasi tabarru' untuk menghadapi risiko. Terdapat unsur penanggung, tertanggung, polis, premi, dan klaim. Jenis asuransi dibedakan menurut kepesertaan, objek pertanggungan, dan prinsip operasional. Skema asuransi syariah melalui akad tijarah antara peserta dengan perusahaan. Bentuk badan usaha asur
Dokumen tersebut merangkum pengertian asuransi syariah sebagai usaha saling tolong menolong melalui investasi tabarru' untuk menghadapi risiko. Terdapat unsur penanggung, tertanggung, polis, premi, dan klaim. Jenis asuransi dibedakan menurut kepesertaan, objek pertanggungan, dan prinsip operasional. Skema asuransi syariah melalui akad tijarah antara peserta dengan perusahaan. Bentuk badan usaha asur
Dokumen tersebut merangkum pengertian asuransi syariah sebagai usaha saling tolong menolong melalui investasi tabarru' untuk menghadapi risiko. Terdapat unsur penanggung, tertanggung, polis, premi, dan klaim. Jenis asuransi dibedakan menurut kepesertaan, objek pertanggungan, dan prinsip operasional. Skema asuransi syariah melalui akad tijarah antara peserta dengan perusahaan. Bentuk badan usaha asur
Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah pihak melalui investasi dalam bentuk aset /tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah Islam. Asuransi juga disebut sebagai pengalihan resiko dari pihak satu ke pihak lainnya. ➢ Unsur asuransi syariah 1. Penanggung, merupakan pihak yang memberikan tanggung jawab kepada pihak tertanggung saat terjadi suatu hal. 2. Tertanggung, pihak yang memiliki kepentingan keuangan pada suatu objek yang ditanggungkan. 3. Polis, merupakan dokumen kontrak antara tertanggung dan penanggung. 4. Premi, merupakan pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai bentuk imbalan layanan yang diberikan. 5. Klaim, sejumlah pembayaran/ganti rugi yang diberikan kepada pihak penanggung terhadap pihak pemegang polis akibat kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang bertanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang diderita tertanggung atau meninggalnya seseorang, sesuai syarat-syarat yang telah disepakati sebelumnya pada dalam polis. ➢ Jenis Asuransi A. Menurut sifat kepesertaan 1. Asuransi Wajib ( Asuransi sosial ). Contoh: Apabila terdapat kecelakaan penumpang, maka menggunakan asuransi jasa raharja dan bpjs 2. Asuransi Sukarela. Contoh: Asuransi pendidikan, Asuransi rumah B. Menurut objek pertanggungan 1. Asuransi Jiwa ( Obyek meninggal dunia atau berkaitan dengan hidupnya seseorang ) Contoh: Asuransi kematian, Asuransi kesehatan 2. Asuransi Umum ( Obyek berkaitan dengan hak milik atau harta ) Contoh: Asuransi kebakaran, Asuransi kendaraan bermotor C.Menurut prinsip operasional 1. Asuransi syari’ah, sistem operasional berdasarkan prinsip syari’ah akad tabaru’ yang bersifat risk sharing atau pendistribusian resiko. 2. Asuransi Konvensional, sistem operasionalnya menggunakan sistem penekanan bunga dengan prinsip pengalihan resiko atau transfer risk ➢ Skema akad dalam asuransi syariah Peserta asuransi melakukan akad tijarah kepada perusahaan asuransi, lalu perusahaan akan membedakan sesuai kategori yakni investasi dan non investasi. ➢ Macam-macam akad asuransi syariah 1.Wakalah bil ujrah, merupakan akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai wakil peserta guna mengelola dana sesuai wewenang. 2. Tijarah, akad antara peserta dengan perusahaan bertujuan konvensional. 3. Mudharabah, akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib guna mengelola investasi dana tabarru’ dengan imbalan bagi hasil. 4. Mudharabah mustyarakah, akad pemberian kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib guna mengelola investasi dana tabarru’/ dana investasi peserta, yang digabungkan dengan kekayaan perusahaan, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan imbalan bagi hasil sesuai komposisi kekayaan yang ditentukan. ➢ Bentuk badan usaha asuransi syariah 1. Unit syariah, sebagian kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah. 2. Full syariah, seluruh kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah. 3. Pemisahan unit syariah atau spin off, nilai dana tabbaru' dan dana investasi peserta ≥ 50% dari total nilai dana asuransi pada 10 tahun sejak diundangkannya UU 40/2014