Anda di halaman 1dari 5

 Akulturasi budaya Hindu-Buddha dan Islam ke Nusantara

Pada perkembangan akulturasi kebudayaan islam dengan kebudayaan lokal asli


Indonesia terdapat gubahan karya sastra tersebut hasil kebudayaan islam berubah
menjadi karya akulturasi kebudayaan baru di Indonesia. Hal tersebut menjadikan
kesastraan zaman madya berdasarkan sifatnya, yakni; hikayat, babad, suluk, dan
kitab primbon.

 Hikayat : merupakan cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan


keajaiban dan keanehan. Tidak jarang pula, hikayat berpangkal pada tokoh-
tokoh sejarah dan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi.

Hasil sastra yang muncul pada zaman Hindu disesuaikan dengan perkembangan
zaman Islam. Diantara karya sastra tersebut yaitu; Mahabarata, Ramayana, dan
Panctantra.

Perkembangan akulturasi kebudayaan seni sastra di atas terdapat pula kitab-kitab


Suluk. (kitab primbon) Kitab primbon memiliki kedekatan dengan Suluk. Primbon
menerangkan tentang kegaiban.

Perkembangan dan pertumbuhan akulturasi kebudayaan diatas merupakan


sebuah peninggalan sejarah yang berkaitan dengan interaksi dan perpaduan
manusia dalam melakukan aktivitas yang bernuansa kebudayaan sebagai hasil
cipta karya baik abstrak atau konkrit.

 Pengaruh akulturasi Hindu-Budddha dan islam terhadap kehidupan


masa kini

1.) Pengaruh hindu-budha


Pengaruh-pengaruh tersebut ada yang berupa pengaruh fisik dan nonfisik. Pengaruh
fisik merupakan tinggalan dari zaman Hindu-Buddha yang dapat kita lihat secara fisik
pada bendabenda masa kini. Sedangkan pengaruh nonfisik merupakan tinggalan yang
memengaruhi adat, pola pikir, ataupun perilaku pada masyarakat masa kini.

 FISIK
1). Wilayah Nusantara
Wilayah Indonesia saat ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kehadiran kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha, yaitu Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit. Pada masa Sriwijaya,
wilayah kekuasaannya meliputi daerah Malayu di sekitar Jambi, daerah yang saat ini
menjadi Pulau Bangka, daerah Lampung Selatan, serta usaha Sriwijaya untuk
menaklukan Pulau Jawa. Di masa Singasari, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah
Pahang (saat ini Malaysia), Malayu (saat ini Sumatera Barat), Gurun (nama pulau di
Indonesia bagian timur), Bali, seluruh Pulau Jawa, Bakulapura dan Tanjungpura (saat
ini wilayah di barat daya Kalimantan).

Peradaban Majapahit yang lebih maju dalam perniagaan dan seni serta wilayah
kekuasaan yang luas, mengantarkannya menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah
ada di Asia Tenggara. Kerajaan maritim Hindu-Buddha memiliki pengaruh yang luas
karena tidak terbatas hanya di daratan saja, sehingga dapat melakukan penjelajahan
mengarungi lautan untuk menyebarluaskan pengaruh di bidang politik, ekonomi, dan
budaya.

Pada akhirnya, wilayah-wilayah kerajaan yang terbentuk pada masa itu membentuk
wawasan tentang wilayah Nusantara yang sebagian besar menjadi negara Indonesia.

2). Bidang Arsitektur

Salah satu pengaruh yang masih bertahan hingga saat ini adalah arsitektur pada
bangunan di masa lalu yang banyak digunakan oleh bangunan masa kini. Beberapa
bagian bangunan yang terpengaruh adalah pembagian bangunan dan halaman, atap
bangunan, dan gapura.

Pertama adalah bagian bangunan. Candi terdiri dari tiga bagian utama yaitu bhurloka
(dunia manusia), bhuvarloka (dunia orang-orang yang tersucikan), dan svarloka (dunia
para dewa). Konsep ini kemudian diadaptasi dan saat ini dapat kamu lihat pada rumah-
rumah tradisional Bali. Biasanya rumah tradisional Bali memiliki halaman yang luas dan
dibagi ke dalam tiga bagian tersebut. Bangunan rumahnya terdiri dari bagian utama
(bagian atas bangunan), madya (badan bangunan), dan nista (kaki bangunan).

 NONFISIK
1). Teknologi Perkapalan
Teknologi perkapalan semakin maju sejak masa Hindu-Buddha khususnya Sriwijaya.
Ciri khasnya antara lain adalah badan (lambung) kapal berbentuk seperti huruf V.

Ciri khas lainnya adalah bentuk haluan dan buritan yang simetris, tidak ada sekat-sekat
kedap air di bagian lambungnya, tidak menggunakan paku besi dalam pembuatannya,
serta kemudi berganda di kiri dan kanan buritan. Biasanya, kapal-kapal ini dibuat
dengan teknik menyambung satu papan dengan papan lainnya, kemudian mengikatnya
dengan tali ijuk.
2). Navigasi Pelayaran
Pelayaran bangsa Indonesia pada masa kuno bergantung pada sistem angin musim.
Pengetahuan tentang angin darat dan angin laut penting bagi pelaut. Untuk
mengetahui arah, pada siang hari para pelaut memanfaatkan matahari, lalu di malam
hari mereka menggunakan letak kelompok bintang tertentu di langit, seperti bintang
mayang, bintang biduk, dan sebagainya.

3). Sistem Pendidikan


Salah satu kerajaan yang terkenal dengan pendidikan agama Buddha-nya dan memiliki
asrama adalah Sriwijaya. Saat itu kerajaan memiliki asrama (mandala) sebagai tempat
untuk belajar ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Asrama biasanya terletak di
sekitar kompleks candi dan digunakan oleh para murid.

4). Bahasa dan Sistem Aksara


Pada masa awal Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dari India, Bahasa Sanskerta hanya
digunakan oleh kaum pendeta. Bahasa lain yang digunakan oleh masyarakat pada
masa itu adalah Bahasa Pali. Pada akhirnya, Sanskerta-lah yang banyak memengaruhi
Bahasa Indonesia. Berikut beberapa kata yang telah diserap atau sering digunakan
dalam Bahasa Indonesia:
• durhaka dari kata drohaka.
• Bahagia dari kata bhagya.
• Manusia dari kata manusya.
• Tirta berarti air.
• Eka, dwi, tri berarti satu, dua, tiga.

5). Upacara/Tradisi
Upacara/tradisi di masa Hindu dan Buddha banyak yang bertahan hingga saat ini.
Beberapa upacara atau tradisi yang bertahan hingga saat ini seperti upacara ngaben,
tradisi potong gigi, hari raya Waisak, ataupun wayang. Ngaben adalah upacara
kematian dengan membakar mayatnya dan abunya dibuang ke laut. Tujuannya adalah
untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan
mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

2). Pengaruh Islam

a. Bahasa
Bahasa Melayu menjadi bahasa yang tumbuh berkembang sejalan dengan
penyebaran Islam, serta pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu
sebagai bahasa pergaulan antarsuku bangsa sehingga disebut lingua franca.
Bangsa Melayu tersebar ke mayoritas wilayah Nusantara seiring dengan pesatnya
perdagangan pada abad ke-15. Aktivitas bangsa Melayu yang menggunakan bahasa
Melayu sehari-hari semakin menyebarkan bahasa dan budaya Melayu ke berbagai
wilayah Nusantara.

b). Jaringan Keilmuan di Nusantara


Ketika di masa jayanya, Samudra Pasai pernah menjadi pusat studi Islam di
Nusantara, dan menyiarkan Islam di wilayah Malaka. Sistem pendidikan Islam ini
diadaptasi oleh sekolah-sekolah saat ini seperti pesantren ataupun madrasah.
TUGAS MAKALAH SEJARAH MINAT
AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDDHA DAN ISLAM KE NUSANTARA DAN PENGARUHNYA.

DISUSUN OLEH:

AGNESIA

XI IPS 3

TAHUN AJARAN 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai