S1 KEBIDANAN REGULER
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa,
artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa
saja yang melanggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut
hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan
Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan
pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai
sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang
terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupannya,
sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif
memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai
pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum
tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya
sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan ideal bangsa Indonesia dan
Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional
atau ideologi Negara. Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang dianut
oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan
milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu. Sebagai
filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang merupakan cita-cita bangsa,
Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan
dalam penyelenggaraan hidup kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan
kita. Bila terjadi kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan, kita harus kembali kepada filsafat Negara Republik
Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan kembali.
Istilah demokrasi itu sendiri, tidak termaktub dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang memuat
Pancasila. Namun, esensi demokrasi terdapat dalam Sila keempat Pancasila,
Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksnaan berdasar
Permusyawaratan/ Perwakilan. Sejauh apa demokrasi kita merupakan
perwujudan Sila keempat itu? Pancasila yang mempunyai hierarki dalam
setiap sila-sila dalam pancasila yang mempunyai wujud kepedulian terhadap
bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang
mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan
dan Mempercayai agama dan melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut
oleh bangsa Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima merupakan sebuah
akisoma dari sisi humanisme bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan masyarakat
Indonesia yang dikatakan heterogen, yang mempunyai kebudayaan, bahasa,
suku yang berbeda-beda, maka Pancasila inilah yang menjadi sebuah kekuatan
untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen ini (Bhineka Tunggal Ika).
Pancasila tidak memandang stereotype suatu suku, suatu adat, atau budaya.
Integrasi masyarakat yang heterogen menjadi masyarakat yang homogen dapat
terwujud bila adanya rasanya persatuan dan kesatuan. Dinamika masyarakat
yang heterogen menjadikan kekuatan Indonesia dalam menjadikan sebuah
yang dinamakan “bangsa”, tetapi dapat menghancurkan Indonesia itu sendiri
bila tidak ada rasa untuk bersatu.
Ketika para pendiri bangsa ini merumuskan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sudah tentu ingin memberikan system
ketatanegaraan yang terbaik bagi bangsa ini. Yang terbaik itu, adalah yang
sesuai dengan kondisi bangsa yang sangat plural, baik dari aspek etnis, agama,
dan sosial budaya. Bahwa kedaulatan ditangan rakyat, mekanismenya berdasar
Permusyawaratan/Perwakilan.
Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi,
yang artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan
rakyat namun tetap dalam koridor hukum. Hal ini tertuang pada pasal 1 ayat
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa
demokrasi itu sendiri dapat diartikan sebagai pemerintahan dari, oleh, dan
untuk rakyat dalam tertib perundang-undangan. Oleh karena itu, dalam Negara
demokrasi seperti Indonesia menghendaki atau menuntut pertanggung
jawaban dari yang memerintah. Sehingga dalam pelaksanaannya, pemerintah
yang berjalan secara demokratis tidak boleh melanggar hak-hak asasi
perorangan atau kelompok atau melainkan harus melindungi hak asasi
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945?
2. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2. Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pengertian Pancasila Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta : "panca" berarti lima "sila"
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian
Pancasila wajib dipahami setiap Warga Negara Indonesia. Pasalnya, Pancasila
merupakan ideologi bangsa Indonesia dan juga merupakan dasar negara.
Semua hukum yang berlaku di Indonesia, bersumber dari Pancasila. Eksistensi
Pancasila merupakan bagian penting bagi bangsa Indonesia. Hal ini
disebabkan karena Pancasila menjadi satu-satunya landasan paling utama bagi
bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan bernegara. Pengertian
Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik
Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
(3) Persatuan Indonesia
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
(5) Keadilan sosial bagi selurah rakyat Indonesia.
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu, artinya bahwa kelima Pancasila merupakan
pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Beberapa teminologi yang dikemukakan para pakar untuk
menggambarkan peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu juga dapat mengacu pada bebarapa jenis pemahaman.
Salah satunya adalah bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Adapun implementasi Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu adalah:
1. Nilai Ketuhanan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Ilmu pengetahuan
harus tetap menjaga keseimbangan antara rasional dan irasional,
keseimbangan antara akal, rasa, dan kehendak. Sila pertama menempatkan
manusia di alam semesta bukan sebagai pusatnya melainkan sebagai
bagian yang sistematik dari alam semesta yang diolahnya. Pancasila
sebagai dasar pengembangan ilmu dalam mengamalkan komitmen etis
ketuhanan ini, Pancasila harus didudukan secara proporsional, bahwa ia
bukanlah agama yang berpretensi mengatur sister keyakinan, sistem
peribadatan, sistem norma dan identitas keagamaan dalam ranah privat dan
ranah komunitas agama masing-masing. Pada sila ketuhanan yang maha
esa ini juga melengkapi ilmu pengetahuan, menciptakan keseimbangan
antara yang logis dan tidak logis, serta mengklasifikasikan antara rasa dan
akal. Berdasarkan sila pertama, ilmu pengetahuan tidak hanya memikirkan
apa yang ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan, tetapi juga
mempertimbangkan maksud dan akibat kepada kerugian atau keuntungan
manusia dan lingkungan.
2. Nilai Kemanusiaan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani masing-masing, dengan memperlakukan sesuatu hal dengan
sebagaimana semestinya.
a. Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan, ilmu
dikembalikan pada fungsinya semula yaitu kemanusiaan, tidak hanya
untuk kelompok atau lapisan tertentu.
b. Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam
mengembangkan iptek haruslah secara beradab, membangan iptek
harus berdasarkan kepada usaha-usaha yaitu untuk mencapai
kesejateraan umat manusia.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabadikan untuk peningkatan
harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang angkuh dan sombong akibat memiliki ilmu
pengetahuan.
3. Nilai Persatuan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Nilai persatuan
Indonesia memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia akan rasa
nasionalisme bangsa Indonesia. Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan
dan kesatuan bangsa. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
hendaknya diarahkan demi kesejahteraan umum manusia termasuk di
dalam nya kesejahteraan bangsa Indonesia dan rasa nasionalismenya.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan negara
persatuan itu diperkuat dengan budaya gotong royong dalam kehidupan
masyarakat sipil dan politik dengan terus mengembangkan pendidikan
kewargaan dengan dilandasi prinsip-prinsip kehidupan publik yang lebih
partisipatif dan non-diskriminatif. Sila persatuan Indonesia ini juga
memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme
akibat perkembangan ilmu pengetahuan dapat terwujud dan terpelihara.
Persaudaraan dan hubungan antar daerah tetap dapat terjalin karena
kemajuan dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Contoh : penciptaan
aplikasi media sosial seperti facebook, whattsapp, Instagram, dan lain-lain.
Yang dapat memudahkan kita berkomunikasi jarak jauh dengan keluarga,
saudara, kerabat,dan sebagainya.
4. Nilai Kerakyatan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Nilai kerakyatan mendasari pengembangan ilmu pengetahuan dan secara
demokratis, yang artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi juga harus saling
menghormati dan menghargai kebebasan orang lain. Ilmu pengetahuan
yang telah teruji kebenarannya harus dapat dipersembahkan untuk
kepentingan masyarakat. Nilai kerakyatan juga mensyaratkan adanya
wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendalam yang mengatasi
ruang dan waktu tentang materi yang dimusyawarahkan
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia
sebagai pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila
yang mengandung nilai-nilai di dalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan
sebagai pengamalan dalam kehidupan masyarakat.
Seiring dengan arus globalisasi penerapan nilai-nilai Pancasila kian
memudar ditengah-tengah masyarakat, sehingga Pancasila tidak mampu
lagi menjadi pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini juga meliputi
para generasi muda Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus
bangsa diharapkan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini
dengan berpedoman pada Pancasila, akan tetapi para pemuda saat ini kian
jauh dari nilai-nilai Pancasila.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada Generasi Muda disarankan untuk lebih meningkatkan
kesadaran akan menerapkan nilai-nilai Pancasila agar sikap yang
dilakukan para generasi muda dapat sesuai dengan visi dan misi dari
negara Republik Indonesia, yaitu menciptakan manusia yang berjiwa
Pancasila dan senantiasa menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi
bangsa dan Negara Indonesia.
2. Kepada masyarakat disarankan untuk terus memperhatikan lingkungan
sekitar akan organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa
dampak baik atau dampak buruk bagi kehidupan masyarakat karena
organisasi tersebut dapat berpengaruh bagi para pemuda sebagai
generasi penerus bangsa yang menjadi harapan di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatara Media. (Tidak ada tahun). “Sebutkan dan Jelaskan Hubungan Antara
Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945”. Online.
http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-hubungan-antara-
pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/ Diakses 22 September 2018.
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/09/penjabaran-pancasila-dalam-batang-
tubuh.html?m=1
https://idkuu.com/tahapan-perumusan-uud-1945#batang-tubuh